Anda di halaman 1dari 22

UAS

SOP BAPTIS DEWASA DI PAROKI SANTO YOHANES PENGINJIL


MANDALA – MEDAN

Kelompok 2
Nama Kelompok :
1. Friska Natalia Bukit ( 202305/20.11.421.2189.R )
2. Karmila Olivia Barus ( 202314/20.11.421.2198.R )
3. Rusmayanti Simanjuntak ( 202337/20.11.421.2220.R )
Dosen Pengampu : M.Marihot Simanjuntak, M.Hum

Mata Kuliah : Kesekretariatan Paroki

Ruang : Santa Elisabeth

SEKOLAH TINGGI PASTORAL SANTO BONAVENTURA


KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan UAS Kesekretariatan Paroki dengan judul “ SOP Bapis
Dewasa di Paroki Santo Yohanes Penginjil Mandala-Medan”. Kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kesempatan, motivasi, dukungan baik secara langsung.
Maka melalui laporan UAS Kesekretariatan Paroki ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan Bapak
Dr.Johannes Sohirimon Lumbanbatu,M.Th
2. Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah kesekretariatan
Paroki yakni Pastor M.Marihot Simanjuntak, M.Hum
3. Ketua program studi pendidikan keagamaan Ibu Ermina Waruwu.,M.Th.,M.Pd
4. Pastor Paroki Santo Yohanes Penginjil Mandala yakni RP. Antimus Melvianus
Mali,CMF
5. Kesekretariatan Paroki Santo Yohanes Penginjil Mandala yakni Yulia Yosephin
Lumban Gaol S.Pd
6. Akademika Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan
Semoga laporan UAS Kesekretariatan Paroki sederhana ini dapat dipahami bagi siapa
pun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca.
Segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Akhir kata saya
mengucapkan terima kasih.

Delitua, 25 Januari 2022


Kelompok 2

Friska Natalia Bukit Karmila Olivia Barus Rusmayanti Simanjuntak


NIM: 202305 NIM: 202314 NIM: 202337
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………….
BAB II SOP DAN PENCATATAN BAPTIS DEWASA………………………………..
2.1 Makna dan Sahnya Sakramen Baptis……………………………………………..
2.2 Penerimaan Baptis Dewasa………………………………………………………..
2.3 Pelayanan Baptis……………………………………………………………………….
2.4 Pencatatan Data Baptis…………………………………………………………………
2.5 Syarat Baptis Dewasa………………………………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………………..
3.1 Pendekatan Penelitian………………………………………………………………….

3.2 Lokasi Penelitian…………………………………………………………………..

3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………..

3.3.1 Observasi

3.3.2 Wawancara

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Sakramen baptis adalah dasar dari seluruh kehidupan Kristen, pintu masuk menuju
kehidupan dalam Roh dan menuju sakramen-sakramen yang lain. Disebut sebagai pintu
masuk karena melaluinya Allah menjadikan seseorang menjadi anggota umat Allah, diterima
sebagai anggota baru di dalam perhimpunan ibadah yang menyembah Allah “dalam Roh dan
kebenaran” (Yoh 4:23). Sebagai anggota Gereja, sebagai manusia baru dan penyembah Allah
yang benar, sehingga orang yang dibaptis itu boleh menikmati seluruh kekayaan keselamatan
yang kita lihat sebagai inti misteri Gereja.

Sakramen baptis adalah sakramen inisiasi pertama dan pintu masuk ke dalam hidup
rahmat. Disebut inisiasi Kristen karena merupakan langkah pertama ke arah kesatuan hidup
dan mati dengan Kristus. Kesatuan dengan Kristus itu dihayati dalam Gereja. Inisiasi berasal
dari bahasa Latin, inire, initiare artinya memasuki atau masuk bergabung dalam satu
kelompok. Sakramen-sakramen inisiasi, yaitu sakramen baptis, sakramen penguatan atau
krisma dan ekaristi. Sakramen-sakramen ini disebut sebagai dasar dari kehidupan kristiani,
karena dianugerahi oleh rahmat Kristus, manusia diberi bagian dalam kodrat ilahi. Dalam
hal ini kita mengambil bagian dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja.

Secara yuridis sakramen baptis sebagai pintu masuk untuk sakramen-sakramen lain
diatur dalam kitab hukum kanonik yaitu Kanon 849:
“Baptis merupakan gerbang menuju sakramen-sakramen lain, yang perlu untuk
keselamatan entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya dalam kerinduan, dengan
mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-
anak Allah serta digabungkan dalam Gereja setelah dijadikan serupa dengan Kristus oleh
materai yang tak terhapuskan, hanya dapat diterimakan secara sah dengan pembasuhan air
sungguh bersama rumus kata-kata yang diwajibkan.”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana makna dan sahnya sakramen baptis ?


2. Bagaimana cara penerimaan baptis dewasa?

3. Bagaimana pelayanan dalam baptis ?

4. Bagaimana pencatatan data baptis?

5. Apa syarat menerima baptis dewasa?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui makna dan sahnya sakramen baptis

2. Mengetahui cara penerimaan baptis dewasa

3. Mengetahui pelayanan dalam baptis

4. Mengetahui pencatatan data baptis

5. Mengetahui syarat penerimaan baptis dewasa


BAB II

SOP BAPTIS DEWASA


2.1 Makna dan Sahnya Sakramen Baptis

Menurut pasal 109 makna dan sahnya sakramen baptis adalah sebagai berikut:

1. Baptis adalah salah satu sakramen inisiasi yang hanya dapat diterimakan satu kali (character
indelebilis) dan merupakan pintu bagi sakramen-sakramen lain. Dengan sakramen baptis ini
manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak Allah, dijadikan serupa dengan
Kristus, dan digabungkan dengan Gereja.

2. Dengan menerima baptis itu, umat beriman dengan caranya sendiri mengambil dalam tugas
nabi, imam, dan raja dari Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing,dipanggil untuk
menjalankan perutusan yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan di dunia.

3. Baptis hanyalah sah apabila memenuhi ketentuan materia dan forma, yaitu dengan pencurahan
air sungguh atau penenggelaman disertai rumus kata-kata "Aku membaptis engkau dalam nama
Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus".

4. Mengingat karakter baptis yang tak terhapuskan, maka seorang katolik yang telah menerima
baptis tetap menjadi katolik. Umat yang telah meninggikan iman katoliknya dan kembali ke
pengkauan Gereja Katolik,dia tidak perlu dibaptis kembali, tetapi secara pastoral perlu
menyatakan tobatnya dihadapan umat beriman dimana dia bersekutu.

2.2 Penerimaan Baptis Dewasa

Menurut pasal 110 penerimaan baptis dewasa adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan baptis dewasa adalah baptisan yang diberikan kepada yang sudah berusia genap 7
(tujuh) tahun dan yang sudah dapat menggunakan akal budi secara cukup.

2. Pada umumnya baptis orang dewasa dilaksanakan bagi katekumen yangtelahmengikuti hidup
mengereja selama kurang lebih 6 (enam) bulan dan 6 (enam) bulan lagi mengikuti pembelajaran
katekese dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 3 diatas.

3. Untuk membantu calon baptis yang tidak mungkin menjalani katekumenat secara teratur,
sebaiknya dicarikan upaya lain, misalnya lewat kursus tertulis atau pertemuan-pertemuan khusus.
Demikian juga bagi kelompok-kelompok khusus orang dewasa.
4. Hendaknya pastor paroki bersikap bijaksana dalam membaptis, sehingga tidak menerimanya
tanpa penyelidikan yang memadai atau menolaknya tanpa alasan yang wajar

5. Hendaknya status perkawinan calon baptis dewasa terlebih dahulu diperiksa dengan seksama
melalui format penyelidikan kanonik, yang dilakukan oleh pastor paroki, atau (para) vikaris
parokial atau delegatusnya.

6. Sebagai persiapan, dianjurkan untuk memilih nama pelindung.melakukan rekoleksi singkat


dan melakukan ibadat tobat, sebelum perayaan pembaptisan.

7. Calon baptis dewasa langsung dilayankan sakramen penguatan sesuai dengan petunjuk
pelayanan sakramen penguatan.

2.3 Pelayanan Baptis

Menurut pasal 115 pelayanan baptis adalah sebagai berikut:

1. Pelayan biasa baptis adalah Uskup, Imam dan Diakon.

2. Pastor Paroki atau (para) Vikaris Parokial berwewenang untuk membaptis umat yang berada
di wilayah pelayanannya; tak seorang pun berwenang membaptis di wilayahnya tanpa izin
darinya, kecuali Uskup Agung Medan.

3. Baptis juga dapat dilayankan oleh umat beriman tak tertahbis dalam pelayanan luarbiasa,
yakniapabila umat beriman dalam bahaya maut.

2.4 Pencatatan Data Baptis

Menurut pasal 118 pencatatan data baptis adalah sebagai berikut:

1. Pastor paroki tempat baptis dilaksanakan berkewajiban mencatat semua data baptis, termasuk
baptis darurat, dalam Buku Baptis Paroki, yakni nama asli dan nama baptis, tempat dan tanggal
lahir, tempat dan tanggal baptis, nama orangtua kandung atau orangtua angkat, bapak/ibu baptis,
pelayan baptis, saksi baptis (jika ada).

2. Berkaitan dengan baptis orang dewasa yang sudah merayakan perkawinan atau melakukan
konvalidasi, ditambahkan dalam Buku Baptisnya data perkawinannya, yakni nama pasangan,
tempat dan tanggal perkawinan, data disolusi atau anulasi atau aplikasi privilegi iman (jika ada).
3. Dalam kasus anak lahir diluar perkawinan, nama ibu haruslah dicantumkan, jika diketahui
secara umum keibuannya itu, atau jika la dari kehendaknya sendiri memintanya secara tertulis
atau di hadapan dua orang saksi; demikian pula nama ayahnya harus dicatat, jika kebapakannya
dibuktikan oleh suatu dokumen publik atau oleh pernyataannya sendiri di hadapan pastor paroki
serta dua orang saksi.

4. Mengenai anak angkat, hendaknya ditulis nama orang-orang yang mengang-katnya, sekurang-
kurangnya jika demikian yang terjadi pada catatan sipil wilayah itu.

2.5 Persyaratan Baptis Dewasa

Adapun persyaratan untuk melakukan baptis dewasa adalah sebagai berikut:

1. Calon baptis yang berumur lebih dari 7 tahun;

2. Menyerahkan formulir pendaftaran katekumen ke Kantor Sekretariat Stasi/Paroki;

3. Mengikuti pelajaran Katekumen selama 1 (satu) tahun;

4. Mengikuti rekoleksi dan Ibadat Tobat sebelum pembaptisan.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang menggunakan data
deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati. Pendekatan
kualitatif ini dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok,
peristiwa, dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi. Adapun tujuan penelitian dengan
pendekatan kualitatif adalah untuk menjelaskan secara rinci fenomena yang terjadi di masyarakat
dengan mengumpulkan data secara rinci dan lengkap.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah tempat peneliti untuk melakukan penelitian Penelitian ini
dilaksanakan di Paroki St. Yohanes Penginjil Mandala,Medan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahap terpenting dalam penelitian. Pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik yaitu
teknik interaktif terdiri dari wawancara dan observasi partisipan, dan teknik noninteraktif terdiri
dari analisis isi dokumen, arsip. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengumpulan data
melalui tiga kegiatan, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3.3.1 Observasi

Kegiatan observasi meliputi pengamatan, pencatatan, serta sistematika tentang kejadian


hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian kualitatif Pada tahap awal, observasi
dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data sebanyak mungkin. Tehnik pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan observasi digunakan untuk mengumpulkan
beberapa informasi atau data yang berhubungan dengan ruang atau tempat, pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan, kejadian, atau peristiwa, waktu, dan perasaan."

Usaha mencari dan mengumpulkan data, peneliti melakukan observasi terhadap Pastor
paroki dan sekretariat di paroki tersebut. Peneliti menggunakan teknik observasi partisipan
(Participnt Observation). Observasi Partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau
peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden." Inti dari metode ini adalah menjadi
bagian dari masyarakat yang sedang diteliti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data
yang dirahasiakan pada orang luar dan untuk mendapatkan perspektif masyarakat setempat
dalam melihat dan menghadapi permasalahannya."

Berdasarkan hasil observasi,penulis memperoleh data bahwa Gereja Katolik Santo


Yohanes Penginjil Mandala-Medan telah berdiri dan berstatus sebagai Stasi semenjak tahun
1978 yang adalah penyatuan atau penggabungan dari tiga Stasi yakni Stasi Jalan Negara (1964),
Stasi Mandala (1965) dan Stasi Pematang Terang (1978). Pada tanggal 30 November 1980
Gereja Santo Yohenes Penginjil diberkati oleh Uskup Agung Medan yang dihadiri oleh seluruh
umat.

Mulai dari tahun 1983 perkembangan pertumbuhan umat dan kepala keuarga semakin
bertambah. Oleh karena itu, demi efesiensi pelayanan pastoral kepada umat maka para pastor
terus berupaya untuk meningkatkan karya pelayanan di stasi ini dengan berbagai cara. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan menempatkan atau menugaskan seorang Pastor kapelan
yang secara khusus melayani umat Stasi St. Yohanes Penginjil Mandala yakni P. Siriakus Ndolu,
O.Cam pada tahun 1998. Hal ini membuat semangat umat semakin meningkat dalam kehidupan
menggereja. Selain itu, umat juga terus membangun kerjasama dengan P. Siriakus Ndolu,
O.Carm untuk membangun rumah tempat tinggal Pastor di samping gereja dan sebuah aula untuk
gereja tempat pembinaan umat dan pertemuan-pertemuan.
Pada bulan Januari 2014 Paroki St. Yohanes Penginjil Mandala mendapatkankan
tambahan satu satu yang baru yakni Stasi St. Yoseph Bandar Setia dengan jumlah 32 KK dan
116 jiwa. Para pastor yang berkarya di Paroki ini semenjak berdiri sebagai Paroki adalah sebagai
berikut: P. Dominikus Kabosu, CMF (2008 – 2016), P. Sebastian, CMF, (2008 - 2009), P.
Yakobus Thomas Raga, CMF (2009-2012), P. Eduardo Monge, CMF (2009 – 2010), P. Paul
Jaraman, CMF (2010 – 2013), P. Landofus Primus Kefi, CMF (2013 – 2015) dan P. Sabu, CMF
(2014 – sekarang). Pada tanggal 1 Agustus 2016 terjadi pergantian pastor Paroki dari tangan P.
Dominikus Kabosu Tae, CMF kepada P. Robertus Hadun, CMF. Demi pelayanan yang lebih
efektif dan menjangkau umat, telah didirikan satu stasi di wilayah perumnas Mandala, pada
tanggal 8 April 2018 dan diberi nama pelindung Stasi Hati Tak Bernoda Maria. Ada 4
lingkungan yang masuk dalam stasi baru ini (132 KK). Dengan keberadaan stasi baru ini, maka
Paroki St. Yohanes Penginjil Mandala sekarang sudah memiliki 2 stasi pelayanan.
Penulis juga mengobservasi terkait administrasi gereja yang ada di Paroki St. Yohanes
Penginjil Mandala,yang dimana administasi sudah berlangsung dengan ketentuan Keuskupan
Agung Medan dan dicatat lengkap oleh sekretariat paroki
3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih yaitu ada pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan ada terwawancara yang memberikan jawaban
finterview) dengan maksud dan tujuan tertentu." Wawancara merupakan salah satu teknik untuk
mengumpulkan data dan informasi Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dari subyek
penelitian. Wawancara dilakukan secara langsung melalui tatap muka antara peneliti dan
informan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi informan agar informasi atau data yang
diperoleh valid dan akurat.
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan
instrument yaitu pedoman wawancara Wawancara dilakuan oleh peneliti dengan subjek
penelitian yang terbatas. Seorang peneliti dapat menggunakan beberapa teknik wawancara yang
sesuai dengan situasi dan kondisi subjek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap
memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili informasi
atau data yang dibutuhkan untuk menjawab fokus penelitian." Hal penting dalam melaksanakan
wawancara yakni kemauan mendengar dengan sabar, dapat melakukan interaksi kepada orang
lain dengan baik, dapat mengemas pertanyaan dengan baik, dan dapat mengelaborasi dengan
halus uk mendapat data.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah memberi pertanyaan secara langsung RP.
Antimus Melvianus Mali,CMF kepada pastor paroki dan juga kepada sekretaris paroki, sebagai
informan yang dipillih untuk diwawancarai adalah yang memiliki pemahaman tentang Baptis
Dewasa di Paroki St.Yohanes Penginjil Mandala,Medan.
WAWANCARA PASTOR PAROKI DAN SEKRETARIS PAROKI

Informan : Pastor paroki dan sekretaris paroki

Nama Informan : RP. Antimus Melvianus Mali,CMF


: Yulia Yosephin Lumban Gaol S.Pd
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Januari 2023

Waktu : 11.00 WIB

Lokasi : Aula Paroki St.Yohanes Penginjil Mandala,Medan.

Alat Pengumpulan Data : Handphone sebagai alat perekam dan foto

Teknik Wawancara : Terbuka

P : Selamat siang pastor,kakak

N : Selamat siang dek

P : Perkenalkan pastor,kak kami mahasiswa dari STP Santo Bonaventura Delitua,ingin

melakukan beberapa Tanya jawab dengan pastor dan kakak juga terkait dengan Baptis Dewasa

yang ada di paroki ini.

N : Baik silahkan dek

P : Baik pastor di paroki ini apakah ada dilakukan rekoleksi dan pengakuan tobat sebelum

penerimaan baptis dewasa?

N : Jadi rekoleksi dan pengakuan tobat itu biasanya hanya satu hari itu artinya 2-3 jam saja

karena kesibukan orang di kota. Jadi, pada hari terakhir sebelum pembaptisan dewasa itu ada

ibadat tobat dan juga ada pengakuan dosa sekaligus juga GR.

P : Bagaimana kami yang sudah berusia 20 tahun ini pastor, apakah bisa menjadi saksi baptis

(Bapak/Ibu serani)?
N : Persyaratan untuk menjadi saksi baptis itu artinya kan orang yang bisa menyaksikan tetapi,

pada saat yang bersamaan juga orang tersebut juga harus bertanggung jawab terhadap

perkembangan dari penerima baptisan baru (baptis dewasa).Ya lebih baguss kan yang menjadi

saksi itu yang sudah bekeluarga lah atau oang yang sudah dewasa atau matang, karena mereka

bukan hanya sekedar menyaksikan tapi mereka menjadi bapa/ibu serani yang artinya mereka

bukan hanya sekedar hadir dalam baptisan tapi mereka juga mengikuti perkembangan kehidupan

dari si baptisan baru itu sendiri. Kalau pun sudah 20 tahunan kalau hidupnya tidak jelas tidak

bisa menjadi contoh dan teladan yang setidak-tidak orang yang menjadi saksi harus yang sudah

matang dalam kehidupan berkeluarga katolik dan juga memiliki iman yang baik karena mereka

akan menjadi contoh dan teladan sekaligus mereka menjadi guru dan pembimbing untuk mereka

yang baru dibaptis karna ini yang disebut Mistagogi. Mistagogi artinny apa, artinya dalam

perjalanan setelah dibaptis oranng masih mendapat pendampingan atau bimbingan rohani untuk

perkembangan imannya.

P : Berapa lama masa katekumen yang dilakukan di paroki ini pastor?

N : Di sini biasanya itu katekumen itu 6 bulan

P : Di paroki ini pastor?

N : Ya. Tetapi dalam KPRP nomor 2 itu “Pada umunya baptis orang dewasa dilaksanakan baik

katekumen yang telah menghidupi hidup menggereja selama kurang lebih 6 bulan tetapi, ada

kesulitan karena situasi dan kondisi keluarga ya, orangtuanya bekerja segala macam maka, kami

membuatnya itu menjadi sekitar 24 kali pertemuan ya, itu kalau 24 kali pertemuan itu hari Sabtu

dan Minggu. Sabtu itu jam 5 sampai jam 7 kemudian, hari Minggu jam 12 sampai jam 2 siang.

Biasanya 6 bulan, biasanya dari Januari sampai Juni, tapi agak kesulitan ya, itu situasi pastoral,

seperti itu ya. Didalam KPRP 6 bulan ya “ Bagi yang mengikuti pembelajaran seperti katekese
ya, dengan memberikan perhatian pada ada proses-proses nya seperti itu ya. Jadi biasanya kita

pertemuan 12 kali ya. Tapi, itu sudah dipadatkan, karena kalau 6 bulan itu agak kesulitan ya.

Kesulitan karena waktu ya, karena orang bekerja segala macam ya, jadi kita mencoba untuk

menyesuaikan dengan situasi umat itu sendiri ya. Jadi 6 bulan dalam KPRP ya tetapi, kami

membuatnya kurang lebih 2 bulan ya, karena itu sungguh-sungguh ya, setiap kali pertemuan 2

jam ya, hari Sabtu sama hari Minggu. Ada lagi?

N: Nah ini tadi apa?

P : Formulir persyaratan pastor

N : Ya. Formulir persyaratan itu ya. Yang pertama calon data baptis ya. Yang kedua data

orangtua kandung ya. Yang ketiga bapak ibu baptis, ada katekis, ada ketua lingkungan, ada calon

babtis. Jadi di paroki itu biasanya kalau urusan yang berhubungan dengan babtis, krisma,

semuanya harus dimulai dari lingkungan ya, lingkungan kemudian dari ketua dewan stasi dan

lain-lain sebagainya, baru datang ke kantor secretariat ya, bertemu pegawai, pastor dan lain

sebagainya ya. Dan ini diisi oleh yang bersangkutan ya, kemudian bagian bawahnya itu diisi oleh

petugas secretariat paroki, nah seperti itu. Apa lagi? Langsung aja gak usah bisik-bisik.

P : Kalau yang pembelajaran Mistagogi itu pastor, di Paroki ini biasanya berapa kali pertemuan

pastor?

N : Nah dalam prakteknya, dalam pedomannya memang ada kan, tapi dalam prakteknya tidak

berjalan, karena biasa setelah baptis orang menghilangkan diri, hehe tapi saya tidaktahu di

paroki-paroki lain, tapi di paroki ini seperti itu ya. Mistagogi itu dijalankan oleh keluarga atau

bapak seraninya. Tapi untuk pendampingnya secara formal itu tidak ada ya, seperti itu diberikan

diberi tanggung jawab kepada orangtuanya, atau wali baptisnya begitu ya, seperti itu.
N : Kalian sudah tahu kalau baptis dewasa itu berlaku untuk siapa aja? Sudah tahu? Syaratnya

apa saja? Yang kalian tahu baptis dewasa itu, akan berlaku pada orang yang bagaimana?

P : 7 tahun ke atas

N : Yang utamanya apa?

P : Yang mengikuti pembelajaran

N : iya bukti fisiknya apa? Kenapa bisa dia masuk ke baptis dewasa?

P : Yang dapat meggunakan akal budinya dengan baik

N : Yang tidak termasuk perkumpulan PGI, itu baptis dewasa. PGI itu Persekutuan Gereja

Indonesia. Yang diluar dari itu kan GBI, Methodis, itu utama dari baptis dewasa. Kenapa kita

cantumkan kepada orang yang ini berarti baptis dewasa ya, ini terima resmi ya. Terima resmi kan

yang HKBP, GBKP, BNKP. Ini baptis dewasa itu yang Methodis, GBI, Pentakosta, materi dan

formanya berbeda ya.

N : Jadi materi dalam pembaptisan apa?

P : Air

N : Air. Formanya apa? Yohanes aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh

Kudus. Nah itu kalau itu sama, ini biasanya dibawah paying PGI itu sama, forma dan materi,

kalau diluar PGI seperti Bethel, Pentakosta, Karismatik, Methodis, Advent, nah itu

pembaptisannya berbeda dengan kita maka harus di baptis ulang ya. Sedangkan ,mereka yang

datang dari HKBP, GBKP itu tidak perlu di baptis ulang tapi, diterima secara resmi. Tapi, tetap

ikut pembelajarannya ya,seperti itu. apa lagi ?

P : Kalau di paroki ini pastor, tahap-tahapnya ada berapa pastor? Kan ada itu tahap

prakatekumen begitu pastor?


N : Kita disini tidak terlalu apa ya. Kalau pembelajaran kita disini dek, kita tidak memakai dalam

kata prakatekumen, katekumen, tidak. Tapi, kami membuat pembelajaran sampai 12 pertemuan

itu akan diajarkan dari dasar-dasar katolik, dari doa-doa dasar kita itu, itu akan diajarkan kepada

peserta itu, lalu mereka itu harus dibaptis dulu, tapi, tidak bisa diterima dua rupa, berarti sama

halnya dengan terima resmi katolik itu. Kan bapti dewasa kalian bilang 7 tahun keatas kan? 7

tahun keatas itu kan masih SD kan mungkin masih tidak menerima dua rupa tapi dia baptis

dewasa. Kita andaikan ini masih SD atau dibawah kelas 1 SMP, pasti kan masih belum mengerti

apa akan arti dua rupa ini, kan lalu itu akan di baptis dewasa. Lalu kalau dia sudah diatas 1 SMP,

dia akan dibaptis, lalu pengakuan dosa, lalu terima dua rupa, itu begitu.

P : Berarti kalau sebelum dibawah kelas 1 SMP itu kak, berarti belum menerima dua rupa kak?

N : Iya. Karena kan dia juga sama kayak halnya kita di baptis katolik akan menerima komuni

pertama kan? Kita kan gak ngerti itu apa? Jadi mereka harus baptis dewasa dulu, harus menjadi

katolik dlu, lalu nanti di kelas 6 SD baru tahu apa itu komuni pertama,dia harus belajar lagi apa

itu komuni pertama, apa itu dua rupa, jadi akan menerima dua rupa. Begitu.

N : Mengerti apa menerima dua rupa?

P : Mengerti pastor. Terima Hosti Pastor.

N: Menerima tubuh dan darah Kristus. apa lagi tentang baptisan dewasa?

P : Kalau bapak serani itu pastor, siapa yang milih itu pastor?

N : Bapak serani disini biasanya dipilih oleh tim katekese. Karena tim katekese itu nanti yang

akan mengikuti perkembangan. Kalau misalnya di paroki lain dipilih opung, tulang, kalau di

paroki kami ini, kami putuskan membuat kebijakan yang menjadi bapak serani adalah tim atau

seksi katekese ya. Ada beberapa orang itu, bisa suami isteri ya, bisa suami isteri, mereka yang
akan menjadi bapak ibu serani atau wali baptis. Karena, dengan tujuan supaya nanti merekalah

yang mengikuti perkembangan. Tapi dalam peraktiknya setelah pembaptisan, biasanya kesulitan

karena setelah itu orang pergi ke tempat lain dan sebagainya ya.

P : Tadi kan pastor dibilang kakak ini sebelum pembaptisan ada mengikuti pembelajaran 12 kali

kan pastor, jadi kalau misalnya dia gak penuh 12 kali pembelajaran apakah dia masih bisa ikut

pembaptisan atau harus mengulang lagi?

N : Kalau disini yang masih dimaklumi maksimal 3 kali dia sampai gak datang dibatalkan. Dia

itu 3 kalilah dispensasi dia mengikuti, karena kan 12 pertemuan, jadi 12 pertemuanitu bisa

diabsen, tapi itupun harus ada ijin gitulah dari seksi katekese, kalau udah lewat dari 3 kali secara

pihak itu memang tim katekese dan secretariat dengan pastor paroki dan yang bersangkutan pun

tahukan akan dibatalkan, bagaimana persyaratan awalnya akan dibatalkan mengikuti yang

gelombang kedua.

P : Diparoki kita ini pastor, berapa kali dalam setahun menerima baptisan ?

N : Dalam setahun 2 kali ya. Yang pertama baptisan umat umum yang ada di paroki, yang kedua

baptisan rantau.Baptis rantau dilakukan dibulan desember apabila ada keluarga yang dari rantau

tetapi dengan syarat datang dengan membawa bukti dengan membawa surat pengantar dari

parokinya bahwa mereka telah mengikuti pembelajaran disana. Biasanya ada baptisan darurat

juga misalnya ada orang yang memang dalam hidupnya belum menjadi katolik tapi ada keriduan

dia dalam keadaan kritis dia rindu untuk menjadi katolik maka dia dibaptis,tapi ingat baptis itu

bukan hanya dilakukakn oleh pastor atau orang katolik tapi orang muslim juga bisa membaptis

kita orang budha juga bisa yang terpenting mereka membaptis yang pertama syaratnya adalah

materi dan formanya sesuai dengan gereja katolik yang kedua mereka datang lapor ke paroki

maka menjadi sah baptisannya. Dan untuk pencatatannya bisa kamu lihat di buku baptis
P : Apabila ada anak yang bukan katolik pastor tetapi dia mau masuk katolik dan mau dibaptis

secara katolik,bagaimanakah tanggapan pastor?

N : Kita memberikan kebebasan kepada yang bersangkutan ,gereja katolik tidak pernah memaksa

orang menjadi katolik,orang punya pilihan sendiri tetapi kalau dia masih terikat dengan orang tua

dan orangtua tidak setuju maka gereja tidak berani untuk membaptis,kalau orangtua nya setuju

dan memiliki surat yang mengatakan bahwa anaknya mau menjadi katolik silahkan. Tetapi,

gereja sangat berhati-hati dalam hal itu karna takutnya nanti dalam perjalanan waktu bisa ditutut

pastor paroki sama pegawai sekretariat, jadi tidak sembarang biasanya itu harus hati-hati untuk

menerima orang pembelajaran mau menjadi katolik tidak sembarangan karena gereja katolik

tidak melihat soal jumlah tapi kualitas.

P : Baik terimakasih atas pengetahuan baru,waktu dan kesempatan nya pastor,kak

N : Sama-sama,semoga perkuliahan kalian lancer

P : Selamat siang pastor

N ; Selamat siang dek


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Di paroki Santo Yohanes Penginjil Mandala, Medan peneliti telah menemukan SOP
Baptisan Dewasa sesuai dengan ketentuan Keuskupan Agung Medan. Pencatatan buku baptis
dilakukan secara jelas dan sesuai SOP ketentuan dari Keuskupan Agung Medan. Administrasi
gereja dalam paroki ini sudah lengkap dan terjaga kerahasiaannya oleh pihak paroki tersebut.
Dalam paroki ini terdapat 2 jenis baptisan yaitu baptis umum umat paroki dan baptis rantau yang
sebelumnya harus memiliki surat keterangan mengikuti pembelajaran dari paroki rantau. Adapun
pelaksanaan baptis umum dilakukan pada masa Paskah dan baptis rantau dilakukan pada masa
Natal.

4.2 Saran

Saran bagi pastor paroki dan segenap jajarannya smoga tetap selalu menjaga kerahasiaan
data administrasi gereja,dan tetap setia pada panggilan pelayanannya.
LAMPIRAN

Gambar 1 : Paroki Santo Yohanes Penginjil Mandala, Medan


Gambar 2 : Foto bersama pastor paroki dan pegawai secretariat

Gambar 3 : Foto tim di gua Maria


Gambar 4 : Wawancara Tanya jawab bersama pastor paroki

Gambar 5 : Foto di dalam gereja paroki Santo Yohanes Penginjil Mandala, Medan

Anda mungkin juga menyukai