Anda di halaman 1dari 4

A.

DEFINISI KERIGMA

1. Definisi etimologis kerygma

"Kerygma" berasal dari kata Yunani yang berarti memberitakan kabar baik. Ini berarti
bahwa kita ikut serta membagikan kabar baik bahwa Allah telah menyelamatkan umat manusia
dari dosa melalui Yesus Kristus, Anak-Nya. Yesus mengundang para rasul untuk berkhotbah.
Demikian juga mereka yang percaya kepada Kristus dan dipercaya oleh Tuhan Yesus,
mengundang dan mengutus semua orang untuk berpartisipasi dalam pewartaan kabar baik (bdk.
LG Bab 35). Tuhan Yesus mengutus kita semua dan berkata:"Pergilah dan jadikanlah semua
bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka untuk melakukan semua yang telah Aku perintahkan kepada kita" (Matius 28:19-20).

Berkhotbah (kerygma) berarti berpartisipasi, membagikan kabar baik bahwa Allah


menyelamatkan umat manusia dan menebus mereka dari dosa melalui Yesus Kristus, Anak-Nya.
Diharapkan bidang pelayanan ini dapat membantu umat Tuhan untuk memperdalam kebenaran
Firman Tuhan, meningkatkan semangat hidup yang dilandasi semangat Injil dan mencari
pemahaman yang lebih mendalam tentang pokok-pokok Alkitab Kristen. Percayalah agar tidak
mudah terombang-ambing dan tetap setia.

Bagian dari pekerjaan di bidang ini, misalnya, pendalaman iman, katekese para calon
baptis dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Kerygma ini melibatkan
pendalaman iman lebih lanjut bagi mereka yang sudah Katolik melalui katekese.

2. Definisi kerygma berdasarkan Alkitab

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru kita menemukan dua kata kerja Yunani yang mengacu
pada kerygma atau khotbah ini, yaitu "kerusein" (Ibrani 5:12) dan "didaskein" (Ibrani 6:1).
Dalam perspektif alkitabiah ini, "berkhotbah" mengacu pada pemberitaan merah dan formal para
rasul tentang kerajaan Allah yang akan datang dan kesaksian mereka tentang ajaran dan karya
Yesus Kristus. Kata kerja "berkhotbah" mengacu pada berkhotbah kepada orang-orang yang
tidak mengenal atau percaya kepada Yesus Kristus. Sementara itu, kata kerja “didaskein” berarti
mengajar atau memberi pelajaran kepada orang beriman guna mengembangkan dan memperluas
iman yang sudah mulai tumbuh.

Dan memang, arti asli dari kata kerygma adalah bahwa pekerjaan pewartaan berhubungan
erat dengan mulut atau kata-kata untuk membawa Firman Tuhan ke telinga atau pendengaran,
sehingga mengubah hati manusia menjadi tindakan pertobatan. Melalui kegiatan ini kita akan
diingatkan akan ajaran St. Paulus bahwa iman tumbuh dari pendengaran. Keselamatan dicapai
melalui iman kepada Yesus Kristus (bdk. 1 Tim 2:4).

Fokus misi gereja untuk menginjili bukan hanya pewartaan lisan, tetapi pewartaan
seumur hidup sebagai bentuk pewartaan yang efektif dan motivasi untuk tindakan nyata.
Keikutsertaan tersebut dapat melalui keikutsertaan melalui tugas-tugas keagamaan dalam
kehidupan bersama kaum awam, kaum awam merupakan tempat menabur benih untuk
mewartakan Sabda Tuhan sehingga Gereja tumbuh, hidup dan berkembang.
Pewartaan yang berbentuk kerygma sedikit dikenal dalam abad II lantaran kepercayaan
kristiani telah tersebar. Dengan tersebarnya kepercayaan kristiani dirasa mendesaknya pewartaan
yang bersifat lanjutan, yakni pewartaan mengenai kebiasaan-kebiasaan tingkah laris kristiani dan
pembelaan beberapa utama iman kristiani yang krusial pada menghadapi bidaah dan pihak-pihak
yang melawan Gereja. Maka dalam abad II pewartaan yang berbentuk Didache (Ajaran-ajaran
Rasul) lebih dibutuhkan dan lebih besar ditemukan berdasarkan dalam pewartaan yang berbentuk
kerygma.
Tetapi juga tulisan-tulisan dari abad ke-2 (misalnya tulisan Santo Clemens, Santo
Yustinus, Santo Irenaeus) mengandung khotbah kerygmatis. Khotbah kerygma menekankan
ajaran tradisional para rasul tentang rencana keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus. Dua
contoh tulisan kerygmatik dari abad ini adalah Khotbah Paskah Sardi dan Santo Irenaeus dari
Melitone.
Khotbah Paskah Melitone berfokus pada peristiwa Yesus Kristus, khususnya Misteri
Paskah: kematian, kebangkitan dan kemuliaan Kristus. Tema-tema ini, yang menekankan
peristiwa paskah, yang mengingatkan pembaca akan Santo Petrus, yang mengatakan bahwa
keselamatan hanya terdapat dalam Kristus (bdk. KR 4:12) dan Paulus tentang Yesus yang
disalibkan dan dibangkitkan (lih. 1 Kor 15). Demonstrasi ("Bukti Deklarasi Apostolik"), yang
ditulis oleh St. Irenaeus dari Lyons, sebenarnya lebih dimaksudkan sebagai karya apologetika
daripada katekese, yaitu untuk melawan "gnotisisme" dan meminta pengakuan atas misi ilahi
Gereja. Nyatanya, efek surat tersebut lebih menjadi pelajaran bagi umat Kristiani ketimbang
polemik melawan musuh Gereja. Kitab Suci bersifat alkitabiah dan berupaya membuktikan
kebenaran Alkitab dengan menunjukkan bahwa Alkitab adalah penggenapan nubuatan para nabi
Perjanjian Lama.
Dalam buku ini, berdasarkan Kitab Suci, penulis menunjukkan segala sesuatu yang telah
dilakukan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Ini menggambarkan sejarah keselamatan
Tuhan, dimulai dengan penciptaan manusia, diikuti dengan pemilihan Ibrahim, Musa dan para
nabi, berpuncak pada Yesus Kristus, sampai kebangkitan Kristus. Santo Irenaeus, apa yang telah
Allah lakukan bagi umat manusia, pengungkapan kehendak-Nya melalui para utusan-Nya, kuasa
dan kasih-Nya yang besar bagi umat manusia sebagaimana diungkapkan dalam Kitab Suci
adalah bukti rencana keselamatan Allah.
3. Kerygma (Penjelasannya)

Dalam Seruan Apostoliknya Porta Fide, Paus Benediktus XVI. mengajak Gereja untuk
menemukan kembali inti iman Kristiani, yaitu perjumpaan dengan Yesus Kristus. Paus
Benediktus menjelaskan bahwa umat Kristiani selama ini disibukkan dengan konteks sosial
komitmen dan melupakan teksnya, yaitu Yesus Kristus. Itulah sebabnya Paus Benediktus
mengajak kita untuk menemukan kembali jalan iman, yaitu perjumpaan penuh sukacita dengan
Kristus. Oleh karena itu pewartaan (kregyma) adalah untuk membuat orang tahu dan mengakui
bahwa Yesus Kristus adalah "Kristus dan Tuhan" (Kis 2:36). Melalui dia manusia menerima
kebenaran dan hidup yang sejati (Yohanes 14:6). Karena dia datang agar kita hidup dan memiliki
semua kelimpahan (Yohanes 10:10). Karena itu isi khotbah Gereja harus Kristologis. Penginjilan
harus menuntun seseorang tidak hanya untuk belajar tentang Yesus, tetapi juga untuk bertemu
dengan Dia dan dengan demikian menemukan banyak sukacita. Karena itu, semua berita tentang
Yesus Kristus atau Injil disebut kabar baik. Oleh karena itu pribadi Yesus Kristus harus menjadi
pusat pesan gereja, mengapa demikian? Karena isi pewartaan, yang kita sampaikan kepada orang
lain dalam konteksnya, tidak pernah terlepas dari kisah hidup Yesus Kristus sendiri, maka Yesus
Kristus menjadi pusat penginjilan gereja. Namun, karena Yesus datang bukan untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk menyelamatkan manusia dan membentuk gereja sebagai alat keselamatan,
maka isi pesan-nya juga harus orang dan gereja itu sendiri.

Isi dari pernyataan gereja bukanlah terutama teori atau ajaran tentang Tuhan, melainkan
peristiwa-peristiwa besar yang diselesaikan Tuhan di dalam Kristus.Misi Gereja dijelaskan
dalam 1 petrus yaitu sebagai berikut:"Kamu adalah umat pilihan... umat Allah sendiri, untuk
mengungkapkan karya agung Dia yang memanggilmu keluar dari kegelapan menuju terang-Nya
yang ajaib"(Petrus 2).,9; lihat Hukum 2:11). Tindakan atau peristiwa besar Allah dalam
kehidupan Yesus terutama terlihat dalam misteri inkarnasi. Oleh karena itu, misteri ini harus
menjadi tema utama evangelisasi Gereja. Dalam peristiwa mulia Allah menjadi manusia ini,
Allah tampaknya mengasihi kita bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan seluruh
keberadaan-Nya, seluruh kepribadian-Nya (Yohanes 1:14). “Sebab demikianlah kasih Allah
kepada dunia, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, agar setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 16).

E. MODEL KARYGMA

a) Kerygma verbal/dengan kata-kata

Khotbah lisan terutama merupakan tugas hierarkis, tetapi kaum awam diharapkan untuk
berpartisipasi dalam tugas ini. Misalnya khotbah:
seorang imam untuk membawa kitab suci ke dalam kehidupan orang-orang atau mencerahkan
kehidupan orang-orang dengan kitab suci. Pendidikan agama, katekese pribadi, pendalaman
Alkitab, dialog informal dengan teman atau orang lain tentang Kristus. Menyajikan ajaran
Kristus melalui Internet, mempelajari Alkitab di keluarga atau gereja.

b) kerygma non-verbal / kesaksian seumur hidup

Kerygma melalui kesaksian hidup adalah pesan yang melaluinya kesaksian hidup
diceritakan oleh orang-orang yang secara pribadi terlibat dalam peristiwa tersebut, memberikan
emosi penulis saat menceritakannya. Kemudian orang yang mendengarnya menjadi heboh
dengan suasana atau perasaannya, karena menyerap apa yang dijelaskan oleh orang yang
langsung hadir dalam acara tersebut. Martyria adalah kesaksian positif menjadi anggota Gereja,
umat Allah. Jadilah garam dan terang bagi dunia. Misalnya tokoh panutan politikus, politikus
jujur, umat Kristiani membela kehidupan rakyat miskin, misalnya RM. Mangun Wijaya kadang
mengenkripsi Jogyakarta. Orang-orang diajari tentang kasih Tuhan melalui perilaku mereka dan
mewujudkannya dalam hidup mereka.

H. PERBUATAN DI BAWAH KARYGMA

Melalui bidang pekerjaan ini, umat Tuhan harus memperdalam dan menyatakan
kebenaran firman Tuhan, mengembangkan semangat untuk menghayati semangat Injil dan
mencari pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip-prinsip iman Kristen, tidak mudah
terombang-ambing,tetap teguh dan setia Beberapa pekerjaan di bidang ini, misalnya:

 Katekese para calon baptis dan persiapan menerima sakramen-sakramen lainnya. Paling tidak,
beri mereka dukungan moral agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk menerima sakramen
 Untuk memperdalam iman umat Katolik melalui katekismus. Hal ini tampaknya semakin
penting saat ini, karena kecenderungan sekularisasi semakin mendorong Tuhan keluar
dari kehidupan sehari-hari, sehingga merusak keimanan masyarakat.
 Untuk meningkatkan kehidupan iman kaum muda, diperlukan juga koordinasi dengan
paroki, Pembinaan Iman Anak (BIA), Pembinaan Iman Remaja (BIR) dan Kegiatan
Kepemudaan Katolik (OMK).

Anda mungkin juga menyukai