Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MISIOLOGI

INKARNASI ALLAH SEBAGAI POLA MISI GEREJA

DOSEN : PDT. RAMLI SARIMBANGUN M.Th

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11

1. Hiskia Loho

2. Bryan Lintang

3. Mutiara Sayow

4. Debora Blongkod

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON


YAYASAN GMIM A.Z.R WENAS
FAKULTAS TEOLOGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah Tri Tunggal, Bapa dengan Roh-Nya yang Kudus di dalam Tuhan kita Yesus
Kristus Sang Kepala Gereja, yang pada saat ini telah menuntun kami kelompok 11, dalam membuat
makalah “ INKARNASI ALLAH SEBAGAI POLA MISI GEREJA”.Makalah ini disusun untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah MISIOLOGI, selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan dan
pemahaman bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami kelompok 11 menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tomohon, 27 November 2023


DAFTAR ISI

Judul…………………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………

Bab II Pembahasan
A. Inkarnasi Allah sebagai pola misi gereja
B. Dasar Alkitabiah
 Perjanjian lama
 Perjanjian baru

Bab III Penutup


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Daftar Pustaka………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah "Inkarnasi
Di dalam bagian-kedua Pengakuan Iman Rasuli mula-mula dikatakan, siapakah Yesus Kristus itu : terhadap
Allah Bapa la di-gelar, ‘AnakNya yang Tunggal", terhadap kita manusia la di gelar "Tuhan kita" Lalu
menyusullah suatu rentetan katakerja mengenai apa yang dibuat Nya serta dialaminya dikandung, lahir,
menderita, disalibkan dst. Dalam bab ini sampailah kita kepada pembicaraan mengenai pasal yang
berbunyi: Yesus Kristus "dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara "Maria". Yang dimaksudkan
dengan rumus itu adalah mengenai kedatangan Yesus Kristus ke bumi. Soal ini kita bicarakan di dalam
dogmatika dengan mempergunakan istilah Inkarnasi Istilah ini berasal dari kata Latin "incarnatio" ("in" =
masuk ke dalam; "caro/carnis" = daging, Yunaninya "sarx"), artinya ialah "masuknya Kristus ke dalam
daging manusia". Berhubung dengan istilah ini segera kita teringat kepada Yoh 1:14. Dalam pada itu
haruslah kita tekankan dua segi yang berikut.1

Pertama: Inkarnasi bermaksud menyatakan, bahwa Fir-man Allah telah menjadi daging, yaitu bahwa Allah
telah menjadi manusia, di dalam Yesus orang Nazaret. Di dalam pelbagai agama terdapat cerita-cerita
tentang ilah-ilah yang menampakkan diri di bumi dalam bentuk seorang manusia, tetapi dalam penjelmaan
semacam itu, ilah-ilah tsb menampakkan diri sekali-sekali dan hanya untuk saat-saat saja. Maka tidaklah
mereka dinyanyikan guh-sungguh menjadi manusia, tetapi hanya kelihatannya saja seperti manusia.
Tidaklah demikian halnya dengan Yesus Kristus. In benar-benar menjadi manusia, manusia seperti kita
Apabila di dalam bahasa Ibrani mau ditegaskan bahwa manusia benar-benar manusia, maka untuk itu
terdapat suatu ungkapan tetap, yakni 25 ahir dari seorang perempuan" (misalnyapan 14:1; 15:14; 25:4).
Demikianlah juga Yesus telah "lahir dari se orang perempuan" (Gal 4:4), artinya bahwa la guh manusia,
dilahirkan, sebagaimana setiap manusia bilang kan dari rahim ibunya. Itulah sebabnya di dalam Pengakuan
Iman dikatakan, bahwa la telah lahir dari (anak dara) Maria".

Kedua: sambil menggeser tekanannya, sekarang kita lanjut- kan sebagai berikut. Inkarnasi bermaksud
menyatakan bahwa Firman Allah telah menjadi daging, bahwa Allah telah menjadi manusia, bahwa di
dalam Yesus orang Nazaret itu Allah sen- diri datang kepada kita. "Inkarnasi" berarti (dari luar) masuk ke
dalam daging atau keadaan kedagingan. Di sekitar kelahiran Yesus Kristus, terdapat rahasia ini: Yesus
Kristus adalah Fir- man Allah, yang dari luar, dari atas, masuk ke dalam dunia- manusia. Pada Malam
Kudus muncullah malaikat-malaikat: suatu peringatan kepada manusia untuk menaruh perhatian kepada
tindakan-tindakan Allah yang di surga. Dalam meng- hadapi rahasia ini, orang-orang berilmu pun hanya
dapat sujud menyembah (Mat 2:11). Siapakah yang dapat memahami serta menerangkan, derigan cara
bagaimana Allah menjadi manusia? Kita hanya dapat menunjuk kepada rahasia ini dengan kata- kata yang
tidak mencukupi. Sebagai tanda yang menunjuk ke- pada rahasia ini ada di dalam Pengakuan Iman tertera,
bahwa Yesus Kristus "dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria". Seringkali pasal-
kepercayaan ini dianggap merupakan salah satu pasal yang paling sukar. Yang berikutnya, nampaknya
lebih jelas. Akan tetapi ada baiknya, bahwa justru di sini pada per-mulaan "riwayat hidup" Yesus - kita
mendengarkan peringat- an: Allah yang telah menyatakan dirinya di dalam Yesus Kristus, tetaplah tinggal
Allah yang tersembunyi, yang jalan-jalan- Nya tidak dapatkah kita mengerti! Pada permulaan jalan yang di-
perjalanan oleh Yesus Kristus ada rahasia yang dirumuskan dalam pasal ini : Yesus telah dikandung di
dalam rahim ibunya "daripada (atau "dari pihak") Roh Kudus", dan la "lahir dari anak dara (atau
"perawan") Maria". Apakah yang dimaksudkan bila di dalam Alkitab dan di dalam Pengakuan Iman orang
berbicara dengan cara demikian tentang kedatang an Yesus Kristus ke bumi ini? Hendaknya dengan
berhati-hati sekali kita coba menyelidikinya!

1
G.C.van Niftrik B.J Boland, Dogmatika Masa Kini bab14 hal 226.227
BAB II
PEMBAHASAN
Inkarnasi Allah sebagai Pola Misi Gereja

A. Misi Gereja nampak dalam aktifitas Allah


Misi gereja tampak dalam aktivitas Allah Mengapa Allah mengutus Yesus? Yesus bukan hanya tabib
atau Guru Agung. Ia berkata, 'Aku akan membangun jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya'
(Matius 16:18). Ia datang untuk membangun jemaat-Nya dan jemaat itu harus didirikan di antara segala
bangsa di bumi. Itulah sebabnya Ia mengutus murid-Nya, 'Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapak dan Anak dan Roh Kudus' (Matius 28:19). 2
Tentang akhir zaman Yesus berkata, 'Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi bukti
bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya' (Matius 24:14). Kata 'semua bangsa' di kedua
ayat di atas tidak berarti persatuan politik atau geografis, seperti dalam daftar Persatuan Bangsa-Bangsa,
melainkan golongan-golongan etnik. Karya agung Allah dalam sejarah manusia adalah mengorbankan
AnakNya di kayu salib. Mengapa Allah berbuat demikian? Nyanyian orang-orang kudus dalam Wahyu
5:9, 10 berbunyi, ... Engkau telah menyebarkan-belih dan dengan darah-Mu Engkau telah memuliakan
mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah menjadikan
mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita.'
Kristus menyerahkan nyawa-Nya dan mencurahkan darah-Nya supaya orang-orang dari segala golongan
di dunia ini dapat berhimpun menjadi umat-Nya, untuk menerima kedaulatan pemerin- tahan-Nya atas
hidup mereka dan melayani Dia. Kristus mati, supaya jemaat-Nya bertumbuh di antara segala bangsa.
Karya Agung Allah yang lain ialah mengutus Roh Kudus. Mengapa Roh Kudus harus datang? Roh Kudus
datang supaya Injil diberitakan di Yerusalem, Yudea, Samaria dan ujung bumi (Kisah 1:8). Roh Kudus
diberikan bukan untuk peragaan pribadi atau kenikmatan pribadi, tapi mendirikan jemaat Kristus di antara
segala bang- sa.
Pada puncak penglihatan dalam Wahyu 7:9 dilukiskan 'Suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak
terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba.' Penglihatan ini harus mendorong setiap jemaat lokal untuk lebih tekun dan setia
dalam mengem- ban misinya.

Dasar Alkitabiah
2
Theodore Williams, Misi dan jemaat lokal,Yayasan komunikasi bina kasih, 1991 hal 17.18
 Perjanjian lama ‘Dalam Perjanjian Lama belum terdapat penugasan yang tegas untuk melakukan
pekabaran ke luar terha dap segala bangsa. Sungguhpun demikian, sejak permulaan bang- sa lain (goyim)
senantiasa mendapat perhatian sepenuhnya. Yang diutamakan dalam PL adalah pemilihan Israel dan
hubungan an tara Israel dengan bangsa. Ada baiknya jika kita memperhatikan tiga aspek dari pemilihan
Israel, yakni ber-turut aspek universa- lisme, aspek eschatologis dan aspek mesianis. ¹)Pada halaman
pertama dari Kitab Suci pun kita sudah diperhadapkan dengan perbuatan Allah terhadap seluruh dunia. Ia
bertindak secara universal. Kisah penciptaan langit dan bumi dan penempatan manusia di dalamnya
merupakan pra-sejarah bagi Israel, dan serentak pula prasejarah bagi se jarah keselamatan untuk seluruh
dunia. Salah? Kej 1 s/d 11 adalah pendahuluan dan latar belakang sejarah Israel selanjutnya. Sifatnya
sangat universal. Perhatian diarahkan pada segenap umat manusia. Janji yang mendahului: Firdaus,
bersekutu dengan Allah, damai di bumi, berkat dan perjanjian Allah untuk segalamakhluk yang ada di bumi
(Kej 9), penyebaran bangsa di seluruh oikoumene (Kej 10). Tetapi prasejarah ini juga menampilkan
bagaimana kejahatan merembes masuk ke dalam dunia. Yang salah adalah manusia dan yang dihukumkan
Allah ialah manusia pula, karena "yang ditimbulkan hatinya (manusia) adalah jahat dari seja kecilnya"
(8:21). Juga keseluruhan urat manusia, segala bangsa atau oikoumene yang masih satu bahasa- nya (11:1)
menampilkan sikap kecongkakan dengan merencakan pembangunan sebuah kota dengan sebuah menara
"yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh
bumi” (11:4). Sikap yang demikian itu mengumandangkan perintah TUHAN, yaitu penyerakan segala
bangsa ke seluruh dunia. Kehidupan bangsa diartikan dengan nama Babelkekacauan (11:9).yang
demikianlah yang menjadi latar belakang Keadaan pemanggilan Abram (Kej 12). Ia dipanggil untuk "pergi
dari sanak saudaranya", meninggalkan dunia orang kafir; tetapi TUHAN yang memanggil itu berjanji
bahwa ia "akan menjadi berkat" (12:2). Ya, "olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat" (12:3).

 Perjanjian baru

Di dalam Perjanjian Baru muncul sesuatu yang samasekali baru, baik terhadap PL (meskipun serentak
merupakan kontinuitas dan penggenapannya) hadap proselitisme Yahudi (sebagai kebalikannya). ")
Mengenai hubungannya dengan PL, haruslah kita tegask maupun teper-tama dan terutama bahwa Yesus
Kristus tidak lain melain kan Israel yang sesungguhnya, Israel yang baru. “Yesus Krist dalam dirinya
mewakili, merangkumi dan menggenapi segen sejarah umat Allah.” ") Dan lagi:" Di dalam kehidupan,
kemati dan kebangkitan AnakNya, Tuhan menyamakan 3Diri dengan k kehidupanan, kebinasaan dan
pembangunan kembali umat pilihanNy dan tanahnya...... Tuhan yang bangkit itu adalahIsrael yan Peristiwa
bersejarah dan peristiwa2 umat Israel dikenaka baru." ") kepada Yesus Kristus. Dialah anak Allah "yang
dipanggil dari Mesir" (Mat 2:1 bnd. Hos 11:1); Dialah Sirih (Yoh 1:51, bnd. Kej 28); kelelawar karang
dalam padang gurun (1 Kor 10:1-4), anak-domba Pas kah (1 Kor 5:7). TubuhNya adalah Bait-Allah (Yoh
2:19-22 bnd. Ef 2:18-22). Ia akan menghadapi eksodos baru (Luk 9:31) Ia memberi didache (= Taurat,
pengajaran) baru yang berkuasa (Mrk 1:27); la "mengajar" dari atas "bukit" (Mat 5:11 Dialah pokok anggur
yang benar (Yoh 15:1, bnd. Mzm 80:8-14); anak Allah yang sulung (Hos 11:1; Kel 4:22) , anak manu sia
(Dan 7); hamba Tuhan yang menderita penderitaan seng sara dan dengan demikian berkenan kepada Allah
(Mat 3:17 bnd. Yes 42:1); Ia berbakti pada diri sendiri dan dengan demikian menjadi "tebusan bagi banyak
orang" (Mrk 10:41-45, bnd Yes 53).Di Dalam Penderitaan dan penyalibanNya terulang pe nolakan dan
penghukuman terhadap Israel; di dalam kebang kitanNya terulang penerimaan kembali dan bar permulaan
bagi umat Allah (Yeh 37; Ya 40-66). Dialah “Yang Kudus dari Allah” (Mrk 1:24; Yoh 6:69); "orang yang
dipilih" (Luk 23:35); pengantara Perjanjian yang bar(Ibr 9:15, bnd. Yer 31:31-34); keturunan (tunggal 1)
dari Abra- ham (Gal 3:16,19). Dan serentak Ia bersabda: "Sebelum Abra- ham jadi, Aku telah ada" (Yoh
8:58).Dialah anak Daud (Mat 1:1: 21:9, bnd. 2 Sam 7); Dialah imam menurut aturan Malkisedek (Ibr, bnd.
Mzm 110); Dialah lebih dari segala nabi (Ibr 1).Jadi Yesus Kristus mewakili dan melampaui Israel dalam
fungsi-si-pelayananNya sebagai raja, imam dan nabi.

3
Dr. Arie de Kuiper, MISSIOLOGIA Ilmu Pekabaran Injil, hal 18-37
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Inkarnasi Allah sebagai pola misi gereja, Allah yang berinkarnasi dalam pribadi Yesus begitu
pula seharusnya gereja bermisi dimana Yesus Kristus rela ada dalam kehinaan untuk
memperdamaikan manusia dengan Allah, kehinaan yang dialami Yesus sungguhlah unik dan
mulia kita tidak harus ada dalam pembahasan akan bagaimana Yesus menerima penghinaan dari
kaum sebangsanya lewat hukuman salib atau bagaimana Yesus mengalami penderitaan karna
sedari dalam kandungan Maria, palungan dan kain lampin, oleh sebab itu gereja harus ada dalam
sikap yang teguh meraih jiwa-jiwa yang hilang untuk kembali berdamai dengan Allah, gereja
diutus kedalam dunia bagai domba ditengah serigala itulah realitas hidup bergeraja, maka seperti
Allah yang berinkarnasi menjadi manusia didalam pribadi Yesus Kristus demi merangkul jiwa-
jiwa yang hilang untuk kembali diperdamaikan dengan Allah didalam nama Yesus Kristus
hendaklah gereja pun menerapkan pola pelayanan yang sama dalam melaksanakan misi
penginjilan gereja.
B. DAFTAR PUSTAKA
Boland J.B Niftrik
Dogmatika Masa Kini bab14 hal 226.227
Williams Theodore
Misi dan jemaat lokal,Yayasan komunikasi bina kasih, 1991 hal 17.
Kuiper De Arie
MISSIOLOGIA Ilmu Pekabaran Injil, hal 18-37

Anda mungkin juga menyukai