Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Kehadiran Yesus Kristus bukanlah kehadiran yang mendadak, yang tidak terencana, atau
bahkan kebetulan. Kehadiran Kristus merupakan suatu penggenapan nubuat yang telah
Allah berikan kepada Adam dan Hawa. Yesus Kristus dikirim menjadi Juruselamat satu-
satunya bagi umat manusia. Didalam Yesaya 7:17, Tuhan berkata: “Sesungguhnya, seorang
perempuan muda (perawan) mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia
akan menamakan Dia Immanuel.” Juga dalam Yesaya 9:5, “Sebab seorang anak telah lahir
untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada diatas
bahu-Nya, dan nama-Nya disebut orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang
Kekal, Raja Damai.” Jelas Allah telah menyatakan suatu Mujizat. Dalam pengertian yang
mendalam, mujizat berarti “suatu tanda bahwa Allah adalah Allah (the sign that God is
God),” yaitu suatu tanda yang membuktikan bahwa Allah adalah Allah.1

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:1,14). Yohanes 1: 1 dibuka
dengan kalimat, εν αρχη ην ο λογος. Istilah Logos dalam arti filsafatnya sudah lama di
pakai sebelum penggunaannya di dalam Kitab Yohanes, baik dalam konteks pemikiran
Yunani maupun Mesir bahkan pemikir Yahudi bernama Philo.2 Formula Allah menjadi
manusia adalah sesuatu yang impossible, karena tidak masuk akal, sebab bagaimana
mungkin Allah yang adalah Roh menjadi daging.Demikian juga pada masa kini, jangankan
orang yang bukan Kristen, umat Kristen saja pun masih memandang hal itu sesuatu yang
irrasional. Namun Allah telah membuktikannya di dalam Yesus dengan begitu banyak
perbuatan-Nya yang ajaib.

1
Stephen Tong, Yesus Kristus Juruselamat (Surabaya:Simpang dukuh,2004),74-81.
2
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1993),363.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Yesus

"Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan
mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." Kis 10:43. Ketika Petrus
berkhotbah kepada sekelompok orang, dia mengucapkan kata-kata dalam ayat tersebut. Dia
mengingatkan mereka akan semua yang telah dikatakan nabi tentang Yesus dan bagaimana
keselamatan (menjadi benar dihadapan Allah) dapat diterima lewat iman dalam Yesus.Para
nabi Perjanjian Lama hidup dan berbicara ratusan tahun sebelum Yesus lahir. Mereka
berbicara sebagaimana Tuhan mengajar mereka melalui Roh Kudus. Hal-hal yang mereka
katakan itu, benar-benar terjadi seperti yang dikatakan para nabi. Ibrani 1:1-2, yang
berbunyi: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan Nabi-nabi, maka pada zaman
akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia
tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia, Allah telah
menjadikan alam semesta”. Dave Hagelberg, berpendapat: Dengan berkata ‘dalam
berbagai cara’ penulis surat Ibrani bermaksud menyatakan bahwa dahulu Firman Allah
disampaikan melalui mimpi, penglihatan, beban para nabi, sejarah yang ditulis, berita dari
malaikat dan sebagainya. Tetapi bagaimana jika semuanya ini dibandingkan dengan
pernyataan Tuhan Yesus, Firman Allah yang hidup dan pengajaran-Nya? Memang semua
cara yang digunakan Allah tersebut mulia, namun tidak sebanding dengan pernyataan
Allah sendiri, yaitu Firman yang hidup, Yesus Kristus, Tuhan kita.3

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari
padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5:1. Mikha membicarakan kata-kata ini
lebih dari 700 tahun sebelum Yesus dilahirkan. Mustahil manusia bisa mempunyai
pengetahuan seperti itu. Dia bisa memiliki pengetahuan ini hanya oleh karena Roh Kudus
yang memberitahukannya. Dalam Yesaya 7:14 menuliskan juga “Sebab itu Tuhan
sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang
perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan
3
Dave Hagelberg,Tafsiran Ibrani dari Bahasa Yunani,(Bandung: Kalam Hidup, 2003), 8.

ii
menamakan Dia Imanuel.” Firman Allah dalam Kitab Yesaya, selama beberapa ratus tahun
tidak digenapi, tetapi dalam kelahiran Yesus, semua telah dilaksanakan tepat seperti Allah
firmankan lewat nabi Yesaya. Bila kita melihat dalam perjanjian baru juga, Allah telah
memberikan nama Tuhan Yesus sebelum Ia dilahirkan (Luk. 1:31). Masih banyak lagi ayat
yang menyatakan siapa Yesus di antaranya ; Matius 8:28-29; 16 :15-17; 27:54; Lukas 1:35;
Yoh 5:23 dsb.

Dalam hal ini kita dapat mengetahui bahwa setiap cara dan strategi Allah berfirman kepada
manusia, Ia selalu mereposisikan diri, itu menunjukkan bahwa Allah berfirman bukan
hanya dari singgasana keIllahian-Nya saja yang jauh di tempat yang maha tinggi. Akan
tetapi Allah juga turun ke bumi, menyatu dengan keberadaan hidup manusia, baik kepada
seseorang sebagai pribadi atau sebagai representasi umat, maupun kepada umat-Nya secara
kolektif atau menyeluruh.

B. Tujuan Inkarnasi Allah mengambil rupa manusia

Penting untuk kita pahami bahwa "Inkarnasi" adalah origin Kristen, sebab asalnya ini
adalah kata Latin. Istilah "INKARNASI" atau "INCARNATION" juga merupakan serapan
dari bahasa Latin, yaitu "IN CARNE" arti harfiahnya adalah : di dalam daging. Istilah
inkarnasi ini mulanya adalah istilah Gerejawi dalam pembahasan Kristologi dalam ilmu
Theologi Kristiani. Namun kemudian istilah ini berkembang, dan juga digunakan dalam
agama atau kepercayaan-kepercayaan lain, misalnya Buddha mengenal adanya "RE-
INKARNASI." Namun demikian di dalam kekristenan tidak mengenal "RE-
INKARNASI."Kekristenan hanya mengenal "INKARNASI", dan "INKARNASI" ini hanya
terjadi 1 (satu) kali saja dalam sejarah dunia dan hanya terjadi pada 1 (satu) oknum saja,
yaitu Yesus Kristus. Peristiwa ini sekali terjadi pada kelahiran Yesus Kristus melalui rahim
anak dara Maria.4

Pemahaman Allah mengambil rupa manusia didasarkan pada Kristologi Kenotic Paulus,
yakni bahwa Allah mengosongkan diri mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama
dengan manusia (Filipi 2:5-8). Ketika Adam diciptakan, ia diciptakan segambar dengan
Allah atau disebut Imago Dei (Kejadian 1:26-27). Akan tetapi dengan pelanggarannya dan
kejatuhannya ke dalam dosa, Adam manusia yang pertama itu, telah gagal sebagai

4
http://www.sarapanpagi.org/inkarnasi-study-kata-vt630.html#p1482,tanggal akses 12/02/2020, pukul 08:10
WIT.

iii
segambar dengan Allah (Imago Dei),karena dosa membuat relasi manusia dan Allah
terpisah serta pengenalan akan Allah rusak total atau tidak sempurna. Oleh sebab itulah,
Allah mengambil rupa manusia (di dalam Yesus Kristus) dan menjadi manusia sejati dan
Allah yang sejati. Jika Kristus hanya mengambil rupa manusia saja dan melepas
keAllahan-Nya, Dia tidak akan dapat mengalahkan kematian. Akan tetapi, jika Kristus
tidak menjadi manusia maka Dia tidak akan bisa mengalahkan kematian karena akan
melanggar natur-Nya yang kekal tak terbatas. Tujuannya agar manusia tidak berada di
bawah bayang-bayang maut atau hukuman atas dosa. Allah sangat berkehendak supaya
citra manusia, sebagai ciptaan dan kepunyaan-Nya kembali utuh. Melalui tindakan itu
Allah menunjukkan diri bukan hanya sekedar pencipta (creator), melainkan sekaligus juga
sebagai pemelihara (providentia Dei) dan sebagai penyelamat (Soter).

C. Allah Dalam Kristus

Yesus Kristus adalah Allah sejati, ini dibuktikan dari beberapa gelar yang tertulis dalam
surat Ibrani 1:1-4. Dia Allah yang mahakuasa, mahakekal. Kadang-kadang orang tidak mau
memuliakan Yesus seperti mereka memuliakan Bapa. Mereka membuat lelucon dan
berkata, "Jika Yesus adalah Allah, itu artinya bahwa Allah mati diatas kayu salib."
Bagaimana kita meresponi setiap tingkah mereka tersebut ? Jawabnya adalah dengan
“Kasih”. Alkitab ajarkan kepada kita dalam 2Kor 5:19 "Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus." Karena karya-Nya sebagai penyelamat seisi dunia dari maut akibat
dosa merupakan suatu teladan yang besar, seperti yang tertulis juga dalam Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” maka sudah sepadannya kita tetap mengasihi mereka.

Yesus sering disebutkan sebagai Anak Allah, Istilah ‘Anak Allah’ memiliki makna teologis
yaitu menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Sebagai Allah sejati tentunya Ia memiliki
sifat-sifat ilahi yang dimiliki oleh Allah Bapa. Sebagai Allah sejati, Ia melakukan
pekerjaan Allah. Karya-karya Yesus adalah karya-karya Allah sendiri. Hanya Yesus yang
disebut Allah sebagai Anak-Nya (Ibr. 1:5). Kristus adalah Allah sejati, Alkitab sudah
menuliskan dengan jelas bahwa Ia adalah pencipta alam semesta tanpa Dia dunia tidak ada
(Yoh. 1:3; Kol. 1:16) dikutip lagi dalam Mazmur 102: 25-27, sebagai penekanan yang lebih

iv
kuat bahwa Kristus adalah Tuhan yang menciptakan Langit (Sorga) dan Bumi (Ibr. 1:10).5
“Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal: dan kami telah percaya dan tahu,
bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." Yoh 6:67-69. Dalam ayat ini juga kita
dapat melihat dari sudut pandang murid-murid yang telah hidup dengan Yesus selama kira-
kira tiga tahun. Mereka mengamati kehidupan-Nya secara dekat. Mereka telah
mendengarkan-Nya mengajar hal-hal yang luar biasa tentang Allah. Mereka telah melihat
hidup-Nya yang tanpa dosa. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-
murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari
pihak tua- tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga. Ketika Yesus di pengadilan, orang-orang mendengar kesaksian-kesaksian
dan keterangan-keterangan, dimana tak seorangpun menemukan orang yang bisa
membuktikan bahwa Yesus bersalah karena dosa. Mereka juga mengajukan pertanyaan ini
pada Yesus, "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Yesus memberikan
jawaban yang sangat berterus terang, "Akulah Dia". (Mark 14:60-62). Jika Yesus berkata
bahwa dia bukan Anak Allah, kemungkinan hidup-Nya tidak akan berakhir. Dari kejadian
hal itu, Dia ingin orang mengerti siapa Dia Anak Allah. Mereka telah melihat mujizat-
mujizat besar (pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan) yang Dia lakukan. Karena hal-hal
ini, mereka tahu bahwa Yesus adalah benar-benar Anak Allah.

1. Yesus Mempunyai Sifat-Sifat Allah

1. 1. Maha kuasa

a. Menyembuhkan orang-orang sakit (Mat.9:27-30, 14:14, 35-36; Yoh. 9:1-3, 6-7).

b. Membangkitkan orang mati (Luk. 7:14-15,8:54-55; Yoh. 11:43-44).

c. Menaklukkan setan (Mat. 8:14, 12:22;Luk. 13:10-13).

d. Mengendalikan alam semesta (Mat. 8:26-27,14:24-43, 17:24-27, 21:18-19).

e. Memelihara segala sesuatu di seluruh alam semesta (Kol. 1:17; Ibr. 1:3).

5
Nursenta Dahliana Purba, KeIllahian Yesus Kristus Dalam Surat Ibrani 1:1 – 4(Surabaya:STII,2006),17.

v
f. Memegang segala kuasa atas surga dan bumi (Mat. 28:18; Yoh. 3:35; Ef. 1:20-22;Flp. 2:9-
11).

1.2. Maha tahu

a. Yesus mengetahui masa lalu manusia (Yoh. 1:47, 48, 4:5-19; 11:3-14).

b. Mengetahui pikiran manusia (Mat. 9:3, 4;Mrk. 2:8; Luk. 6:7, 8; Yoh. 2:24, 25).

c. Mengetahui masa depan manusia (Mat. 26:30-35, 74, 75; Luk. 5:4-6, 22:10-13;

Yoh. 21:18).

d. Mengetahui hal-hal yang tersembunyi (Mrk. 14:12-16; Yoh. 1:48).

e. Ia adalah sumber hikmat dan pengetahuan (1Kor. 1:24, 2:7; Kol. 2:3).6

D. Makna Mesias

Pemahaman tentang Mesias sudah ada sejak dari zaman perjanjian lama tentang
kedatangan-Nya dan siapa diri-Nya. Karena gagasan ini amat erat hubungannya dengan
pewartaan dan tulisan para nabi mengenai datang-Nya Mesias. Mereka itu juga percaya
akan Mesias ilahi yang akan datang ke dalam dunia dan kemudian kembali ke kemuliaan-
Nya. Ia akan menjadi penakluk, yang menghancurkan bangsa-bangsa dan membungkam
para raja. Ia akan membebaskan umat, seperti Allah yang telah membebaskan umatNya
dari Mesir.7 Kata “Mesias” di ambil dari bahasa aram mesyiha, yaitu dialek dari bahasa
Ibrani masyiah, yang berarti “ yang diurapi”. Kata Mesias memang jarang terdapat dalam
perjanjian Baru.Istilah Kristus digunakan 13 kali oleh Matius, 6 kali oleh Markus dan 2 kali
dalam Lukas. Menyebut Yesus Kristus adalah memberi-Nya gelar Mesias.Seperti kita lihat,
Petrus mengakui itu, dan untuk itu pulalah Yesus dihukum mati (Mat 16:16; Mrk 8:29 ; luk
9:20).8

E. Kasih Dan Pengampunan

Memang dalam Perjanjian Lama, kasih tidak begitu tampil dimuka. Tetapi Allah tetap
mengasihi umat-Nya, mengenai kasih Allah dalam Perjanjian Lama dapat kita lihat

6
Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati, Doktrin-doktrin Alkitabiah Mendasar (Jakarta:Gereja Yesus
Sejati,2014),120-121.
7
St Darmawijaya, Gelar-gelar Yesus (Yogyakarta:Kanisius, 2003),79-80
8
Ibid,81.

vi
tentang peristiwa Umat Israel, dimana Umat Israel adalah bangsa yang keras kepala dan
senantiasa cenderung meniggalkan Tuhannya, akan tetapi Tuhan selalu sabar hati dan
mencari Umat Israel (Hos. 4; Ul. 4:37; 7:8 dst.).

Perlu dipahami bahwa kasih Allah tidak disebabkan olah adanya sifat pada manusia,
melainkan kasih ini memberikan sifat yang diinginkan. Selain kasih masih ada sifat-sifat
yang dinyatakan Kitab Suci dalam hubungan Allah dengan manusia yang mirip dengan
kasih. Ada sifat-sifat yang lebih menunjukkan bahwa Allah masih menahan murka-Nya,
umpamanya sabar hati dan lain-lain, atau yang lebih menunjuk pada orang yang dikasihi,
umpamanya belaskasihan, atau yang menunjuk kelimpahan karunia, umpamanya murah
hati. Sifat-sifat itu adalah sama didalam intinya: kasih Allah dalam Yesus Kristus. Tuhan
mengasihi manusia maknanya ialah, bahwa Ia merendahkan diri dan menjadi manusia.
Inilah kasih: “ Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita” ( 1 Yoh. 3:16).9

Dia datang ke dunia mengambil rupa manusia yaitu manusia Yesus Kristus untuk menjadi
domba sembelihan bagi pengampunan dosa manusia. Oleh penumpahan darah Kristus
manusia diampuni sebab tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21).

Kata pengampunan yang dipakai berasal dari bahasa Yunani yaitu “aphesis” yang juga
dapat berarti memisahkan sesuatu. Ketika manusia diampuni oleh Allah, itu berarti bahwa
dosa dijauhkan dari manusia.Pengampunan dan pembenaran itu diterima ketika manusia
beriman kepada Yesus dan bertobat.10 Perlu kita ingat bahwa pembenaran yang Tuhan
berikan atas pengampunan-Nya kepada kita bukan merupakan suatu tindakan menjadikan
seseorang kudus, tetapi lebih merupakan pernyataan hukum.11 Tindakan anugerah Allah
yang secara cuma-cuma mengampuni semua dosa manusia dan menerimanya merupakan
kasih yang tidak dapat ternilai dibandingkan apapun. Kita dibenarkan oleh karena iman
maka sepatutnya juga kita menghidupkan apa yang sudah kita terima dengan mengasihi
Tuhan dengan takut dan gentar serta mengasihi sesama manusia.

9
Herman Bavinck, Dogmatika Reformed (Surabaya: Momentum,2016),109-110
10
Christopher Luthy, Catatan Teologi Sistematika III (Makassar: STT Jaffray, 2018), 25.
11
G.I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster(Surabaya: Momentum,2006),159.

vii
BAB III

KESIMPULAN

Istilah Logos dalam arti filsafatnya sudah lama di pakai sebelum penggunaannya di dalam
Kitab Yohanes. Logos ada bersama-sama dengan Sang Allah sejak kekekalan, dan itu
adalah Allah sendiri. Allah sangat gigih berjuang, berusaha untuk menyelamatkan manusia
dari kejatuhan dalam dosa. Kegigihan dan perjuangan selalu ditandai dengan kerelaan,
kesetiaan dan pengorbanan. Hal itu telah dilakukan oleh Allah ketika Dia berinkarnasi
dalam pribadi Yesus Kristus. Maka dari itu Yesus sebagai Juru selamat semua manusia
sudah tepat dan tidak bisa dibantahkan lagi.

viii
DAFTAR PUSTAKA

Bavinck Herman, Dogmatika Reformed (Surabaya: Momentum,2016)

Darmawijaya St, Gelar-gelar Yesus (Yogyakarta:Kanisius, 2003)

Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati, Doktrin-doktrin Alkitabiah Mendasar


(Jakarta:Gereja Yesus Sejati,2014).

Guthrie, Donald ,Teologi Perjanjian Baru I (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1993).

Hagelberg, Dave,Tafsiran Ibrani dari Bahasa Yunani (Bandung: Kalam Hidup, 2003).

http://www.sarapanpagi.org/inkarnasi-study-kata-vt630.html#p1482,tanggal akses
05/12/2020, pukul 08:10 WIB.

Luthy Christopher, Catatan Teologi Sistematika III (Makassar: STT Jaffray, 2018)

Purba,Nursenta Dahliana, KeIllahian Yesus Kristus Dalam Surat Ibrani 1:1 – 4


(Surabaya:STII,2006).

Tong Stephen, Yesus Kristus Juruselamat (Surabaya:Simpang dukuh,2004)

Tulluan, Olla, Ph.D., Tafsir Injil Yohanes Pasal 1, (Malang: STT I-3, 1993).

Williamson G.I., Pengakuan Iman Westminster(Surabaya: Momentum,2006)

ix

Anda mungkin juga menyukai