Anda di halaman 1dari 7

Materi: “DOKTRIN ALLAH”

Kelompok 3:
1. Putri E Worotikan
2. Nathasya Anggraini
3. Rini Rori
4. Tiurida Pasaribu
5. Fabriane Saselah
6. Sheren Wongkai

A. Hubungan antara jati diri Allah dan atribut Allah:


Rujukan dari Alkitab mutlak diperlukan karena tanpa didasari otoritas dari
Alkitab, apa yang dikatakan di sini tidak lebih dari sekedar opini manusia yang
justru sering salah dalam memahami Allah (Ayub 42:7). Manusia tidak pernah
dapat menyatakan betapa pentingnya bagi dirinya untuk mencoba mengerti
siapa Allah itu.
Kegagalan memahami siapa Allah itu akan menyebabkan kita mempunyai,
mengikuti dan menyembah ilah yang salah, yang malah berlawanan dengan
kehendakNya (Keluaran 20:3-5).
Kita hanya dapat mengetahui apa yang Allah sendiri mau ungkapkan tentang
dirinya. Salah satu dari atribut atau kualitas Allah adalah “terang”, yang artinya
hanya Dia sendiri yang dapat mengungkapkan informasi mengenai diriNya
(Yesaya 60:19; Yakobus 1:17).
Fakta bahwa Allah telah mewahyukan pengetahuan mengenai diriNya sendiri
tidak boleh diabaikan begitu saja, ‘supaya jangan ada seorang di antara kamu
yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-
Nya masih berlaku” (Ibrani 4:1).
Ciptaan di alam semesta ini, Alkitab dan Sang Firman yang telah menjadi
daging (Yesus Kristus) akan menolong kita untuk mengenal siapakah
sesungguhnya Allah itu.
Mari kita mulai dengan memahami bahwa Allah adalah Pencipta dan kita
adalah bagian dari ciptaanNya (Kejadian 1:1; Mazmur 24:1).
Walau ciptaan ini telah dikotori oleh “kejatuhan” namun tetap memberikan
gambaran mengenai karya Allah (Kejadian 3:17-18; Roma 1:19-20). Dengan
mempertimbangkan luasnya ciptaan Allah, kompleksitasnya, keindahan dan
keteraturannya, kita dapat membayangkan kedahsyatan Allah.

B. Nama-nama Allah, arti, dan tafsirannya di dalam PL dan


PB:
I. Perjanjian Lama:
(1). El, ELOAH: El berarti “kuasa" seperti dalam konteks “Aku ini berkuasa
untuk berbuat jahat kepadamu” (Kej 31:29). El dapat diartikan juga sebagai
integritas (Bil 23:19), kecemburuan (Ul 5:9), dan belas kasihan (Neh 9:31),
namun akar pengertiannya tetap sama.
(2). EL SHADDAI: “Yang Mahakuat,” “pelindung Yakub” (Kej 49:24; Maz di
132:2, 5). Artinya menyatakan tentang kekuatan Allah sebagai yang terutama di
antara segalanya.
(3). ADONAI: “Tuhan” (Kej 15:2; Hak 6:15) – digunakan untuk menyebut
YHWH, yang oleh bangsa Yahudi dianggap terlalu suci untuk diucapkan oleh
manusia berdosa. Di Perjanjian Lama, YHWH lebih sering digunakan dalam
konteks Allah sedang berinteraksi dengan umat pilihan-Nya, sedangkan Adonai
lebih digunakan ketika Allah berinteraksi dengan orang non Yahudi.
(4). EL ROI: “Allah yang Melihat” (Kej 16:13) – nama yang ditujukan bagi Allah
oleh Hagar, yang saat itu seorang diri dan putus asa di padang gurun setelah
diusir oleh Sarah (Kej 16:1-14). Ketika Hagar bertemu dengan Malaikat Tuhan,
dia menyadari bahwa ia telah melihat Allah sendiri dalam penampakan. Ia juga
menyadari bahwa El Roi melihatnya dalam kesusahannya dan mengakui bahwa
Ia adalah Allah yang hidup dan melihat segala sesuatu.
(5). EL-OLAM: “Allah Kekal” (Maz 90:1-3) – Sifat Allah ialah tidak berawal dan
tidak berakhir; tidak terikat oleh waktu. Ia menyatakan diri-Nya sebagai waktu
itu sendiri. “Dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
(6). YHWH/YAHWEH/JEHOVAH: “TUHAN” (Ul 6:4, Dan 9:14). Artinya secara
tegas, merupakan satu-satunya nama yang pantas untuk Allah. Nama ini
menunjukkan kedekatan-Nya, kehadiran-Nya. Yahweh hadir, terjangkau, dekat
kepada mereka yang memanggil-Nya untuk meminta pembebasan (Maz
107:13), pengampunan (Maz 25:11), dan tuntunan (Maz 31:3).
(7). YAHWEH-JIREH: “TUHAN menyediakan” (Kej 22:14). Artinya nama yang
dikenang Abraham ketika Allah menyediakan domba jantan untuk dikurbankan
sebagai pengganti Ishak.
(8). YAHWEH-M'KADDESH: "Tuhan yang Menguduskan, Membuat Kudus " (Im
20:8; Yeh 37:28). Artinya Allah membuat jelas bahwa hanya Ia sendiri, bukan
hukum, yang dapat membersihkan umat-Nya dan membuat mereka kudus.
(9) YAHWEH-ROHI: “TUHAN adalah gembalaku” (Maz 23:1). Jadi, Setelah Daud
merenungkan hubungannya sebagai gembala atas domba-dombanya, ia
menyadari hubungan sebenarnya antara ia dan Allah, sehingga ia mengatakan
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Maz 23:1).
(10). YAHWEH-SHAMMAH: “TUHAN HADIR DI SITU” (Yeh 48:35). Nama ini
ditujukan bagi Yerusalem dan Bait Allah yang ada di sana, menunjukkan
kemuliaan Allah (Yeh 8-11) telah kembali (Yeh 44:1-4).

II. Perjanjian Baru:


(1). Theos: Bagi nama El, Elohim dan Elyon, nama dalam bahasa
Yunaninya adalah Theos, yang merupakan nama paling umum dari
Allah. Pada umumnya Theos lebih sering muncul dalam genitif yang
menyatakan milik, seperti mou, sou, hemon, humon, sebab di dalam
Kristus, Allah dapat dianggap Allah dari segala umat-Nya atau anak-
anak-Nya. Ide nasional dari Perjanjian Baru telah memberi tempat
bagi orang-orang secara individual dalam agama.
(2). Kurious: diturunkan dari kata kuros yang berarti kuasa. Nama ini
tidak mempunyai konotasi yang tepat sama dengan Yahweh, tetapi
menunjuk Allah sebagai Yang Mahakuasa, Tuhan, Pemilik, Penguasa
yang memiliki kekuasaan resmi dan juga otoritas. Kata ini tidak hanya
dipakai untuk menunjuk Allah, tetapi juga menunjuk Kristus.
(3). Pater: Sering dikatakan bahwa Perjanjian Baru menyebut Allah
dengan sebutan baru, yaitu Pater (Bapa). Dalam pengertian yang asli
tentang pemulai dan pencipta, kata itu dipakai dalam Perjanjian Baru
sebagai berikut: 1Kor.8:6; Ef.3:15; Ibr.12:9; Yak.1:18. Dalam bagian-
bagian lain kata "Bapa" menunjukkan hubungan yang khusus dimana
pribadi pertama dari Allah Tritunggal berelasi dengan Kristus, sebagai
Anak Allah, baik dalam pengertian matafisik atau dalam pengertian
sebagai pengantara atau hubungan etis dimana Allah berdiri bagi
orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.

C. Pekerjaan-pekerjaan Allah:
I. PREDESTINASI:
Dalam KBBI disebutkan bahwa predestinasi diartikan sebagai takdir,ketentuan
Tuhan,sudah ditentukan lebih dulu oleh Tuhan. Menurut yohanes kalvin
predestinasi merupakan untuk dirinya sendiri dan untuk apa yang dia
kehendaki akan terjadi akan setiap orang.
Roma 8:29-30 menyatakan, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,
mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-
Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”
Efesus 1:5 dan pasal 11 mengatakan, “Dalam kasih Ia telah menentukan kita
dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
kerelaan kehendak-Nya, … karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang
dijanjikan—kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu
sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya”

Banyak orang yang menentang doktrin predestinasi. Namun, doktrin


predestinasi itu doktrin yg alkitabiah. Kuncinya itu berusaha memahami apa
arti predestinasi, secara alkitabiah. Kata-kata yang diterjemahkan sebagai
“ditentukan/dipredestinasikan” dalam ayat-ayat di atas berasal dari kata
Bahasa Yunani “proorizo,” yang memiliki pengertian “ditentukan sebelumnya,”
“ditetapkan,” “diputuskan sebelumnya.” Predestinasi menandakan pentabisan
Tuhan yang melalui manusia tertentu di bimbing secara efektif menuju
pencapaian keselamatan.

II. PENCIPTAAN (Umum, Dunia Spritual, Dunia Materi):


Penciptaan secara umum adalah tindakan bebas Allah di mana Allah
menghasilkan dunia dan semua yang ada di dalamnya (baik materi maupun
spiritual), sebagian tanpa bahan dan sebagian dengan bahan. Maksud dari
Allah menghasilkan dunia sebagian tanpa bahan dan sebagian dengan bahan
adalah bahwa Allah tidak membutuhkan bahan apapun untuk menciptakan
dunia, tetapi Ia dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan atau dari bahan yang
sudah ada. Misalnya, Allah menciptakan langit dan bumi tanpa bahan, tetapi Ia
menciptakan manusia dari tanah (kejadian 2:7). Ini menunjukkan bahwa Allah
memiliki kekuasaan, kebijaksanaan, dan kebaikan yang tak terbatas. Allah
menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rencana dan tujuan-Nya yang baik.
Dunia spiritual dalam agama Kristen adalah dunia yang berkaitan dengan
hubungan pribadi antara manusia dan Tuhan, serta pengalaman-pengalaman
rohani yang dialami oleh orang-orang Kristen dalam kehidupan sehari-hari.
Dunia spiritual dalam agama Kristen tidak terbatas pada aktivitas-aktivitas
keagamaan seperti berdoa, beribadah, atau membaca Alkitab, tetapi juga
mencakup sikap hati, nilai-nilai, dan gaya hidup yang sesuai dengan ajaran
Yesus Kristus. Dunia spiritual dalam agama Kristen juga berhubungan dengan
dunia nyata, karena orang-orang Kristen percaya bahwa Tuhan hadir dan
bekerja di dalam sejarah, alam, dan masyarakat.
Dunia materi adalah dimensi fisik dari kenyataan yang dapat diamati, diukur,
dan dipelajari oleh ilmu pengetahuan. Ini adalah wilayah yang tunduk pada
hukum-hukum alam yang berlaku secara konsisten. Beberapa konsep yang
terkait dengan dunia materi meliputi:
- *Bumi dan segala isinya:* Allah menciptakan bumi dan segala makhluk hidup
dan tak hidup yang ada di dalamnya. Bumi adalah tempat tinggal manusia
sebagai khalifah atau pengurus bumi. Manusia diberikan tanggung jawab untuk
menjaga kemaslahatan dan kesejahteraan dunia.
- *Langit dan bintang-bintang:* Allah menciptakan langit dan bintang-bintang
sebagai tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Langit juga merupakan
tempat bersemayamnya para malaikat yang selalu patuh kepada Allah. Bintang-
bintang juga memiliki fungsi sebagai penunjuk arah, waktu, dan musim bagi
manusia.
- *Manusia:* Allah menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia yang
dibentuk menurut gambaran Allah. Manusia diberikan akal, ilmu, kemauan,
perasaan, dan fitrah sebagai potensi untuk mengembangkan diri. Manusia juga
diberikan amanah atau tanggung jawab untuk beribadah kepada Allah.

III. PROVIDENSIA:
Provindensi Allah maksudnya Allah yang menciptakan dan mengatur seluruh
alam semesta dan yang hidup di dalamnya sesuai dengan rencana dan
kehendak-Nya, Allah memimpin dan memelihara segala tindakan ciptaan-Nya
dengan penuh bijaksana. Tidak ada satupun ciptaan yang berada di luar dari
penguasaan tangan-Nya Ia berkuasa dan berdaulat penuh terhadap ciptaan-
Nya. Ia mengatur semuanya untuk mencapai tujuan-Nya yang kekal.
Unsur-unsur Providensi Allah:
1. PRESERVATION (perlindungan): Perlindungan Ilahi, merupakan satu hal
yang membuktikan bahwa manusia ataupun juga ciptaan yang lainya,
merupakan makhluk yang tidak dapat hidup mandiri, dan akan terus
bergantung pada Allah, dan sebagai Allah yang Mahatahu, dan bahwa
Allah adalah Sang Pencipta, Ia tidak akan membiarkan semua
ciptaanNYA terkatung-katung dalam dunia ini, hidup dalam
ketidakpastian, dan hidup dalam pola-pola yang sudah diatur sedemikian
rupa, sehingga membawa pada kehidupan yang tidak berguna, seperti
yang diyakini oleh konsep Deisme . Sehingga Ia dalam kasihNYA,
memberikan suatu jaminan hidup berupa perlindungan. Bekhof
mendefinisikan Perlindungan ini sebagai karya Allah yang terus
berlangsung, yang dengannya Allah mempertahankan segala yang telah Ia
ciptakan, bersamaan dengan kekuatan dan sifat-sifat yang telah
dicurahkanNYA kepada mereka .
2. CONCURRENCE (Kerjasama): Kerjasama Ilahi merupakan kegiatan
Allah dengan semua ciptaanNYA, dimana Ia menemani atau bersama-
sama ciptaanNYA dalam setiap hal yang dilakukan ciptaan . Dalam
kerjasama ini ciptaan merupakan kausa kedua (penyebab yang
disebabkan), dan Allah ialah kausa pertamanya (penyebab yang tidak
disebabkan), dengan demikian kausa kedua adalah semua manusia, tidak
dihitung apakah ia mempunyai moral yang baik atau buruk, kausa
pertama akan menggunakan kausa kedua dalam menyempurnakan
tujuanNYA.
3. GOVERNMENT (pemerintahan}: Pemerintahan ini merupakan tindakan
aktif Allah terhadap seluruh ciptaanNYA. Hal ini dilakukan sebagai bukti
bahwa Ia adalah Kausa Utama, dimana setiap ciptaanNYA akan berada di
bawah kendaliNYA, dan bahwa Ia akan selalu berada di balik setiap hal
yang dilakukan manusia. meskipun tindakan manusia itu seolah-olah
tidak ada artinya, tidak penting, tetapi semua masih di dalam
kendaliNYA, seperti halnya dengan rambut yang jatuh, tidak akan lepas
dari kendali Allah (Matius 10:29-31). Dengan demikian Pengendalian ini
akan menjadi pengontrol manusia dalam memyempurnakan tujuan Allah.

Anda mungkin juga menyukai