Anda di halaman 1dari 31

RINGKASAN 28

DOKTRIN
BAB 2, 12,22
BAB 2 - KEALLAHAN
Hanya ada satu Tuhan: Bapa, Anak dan Roh Kudus, satu kesatuan
dari tiga Pribadi-abadi. Allah yang abadi, mahakuasa, mahatahu di
atas segala-galanya, dan mahahadir. Ia tidak mengenal batas dan di
luar kemampuan pemahaman manusia, namun dapat dikenal karena
penyataan diri-Nya sendiri. Ia layak disembah untuk selama-lamanya,
dipuja dan dilayani oleh seluruh makhluk ciptaan.—Fundamental
Beliefs,—2.
BAB 2 – KEALLAHAN (Eksistensi Allah)
Bukti dari Penciptaan Bukti dari Kitab Suci
Langit menceritakan kemuliaan Allah, “Pada mulanya Allah menciptakan
dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan- langit dan bumi” (Kej.1:1)
Nya” (Mzm. 19:2). Alkitab menggambarkan Allah sebagai Pencipta,
Penyokong dan Pemerintah semua makhluk ciptaan.
“Sebab apa yang tidak
nampak dari pada-Nya; yaitu kekuatan-Nya Namun demikian, iman
yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak adalah prasyarat karena”tanpa iman tidak
kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat barangsiapa berpaling kepada Allah, ia
berdalih” (Rm. 1:20). harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa
Allah memberi upah kepada orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr. 11:6).
BAB 2 – KEALLAHAN (Nama-nama
Allah)
• Nama-nama Ibrani El dan Elohim (“God”) menunjukkan kuasa Tuhan Allah.
• Elyon (“Yang Mahatinggi”) dan El Elyon (“Allah Yang Mahatinggi”) berfokus pada peninggian
kedudukan-Nya (Kej. 14:18-20; Yes. 14:14).
• Adonai (Tuhan) menggambarkan Allah sebagai Penjaga dan Pembela (Yes. 6:1; Mzm. 35:23).
• Shaddai (“Yang Mahatinggi”) dan El Shaddai (“Allah Yang Mahatinggi”) menggambarkan Allah
Yang Mahatinggi yang menjadi sumber berkat dan penghiburan (Kel. 6:3; Mzm. 91:1).
• Nama Yahweh diterjemahkan Jehovah atau Tuhan, menekankan janji setia Allah dan kemurahan-
Nya (Kel. 15:2, 3; Hos. 12:5, 6)
• Dalam beberapa peristiwa malahan Tuhan Allah menyatakan diri-Nya dengan cara yang sangat
akrab dengan sebutan “Bapa” (Ul. 32: 6; Yes. 63:16; Yer. 31:9; Mal. 2:10), menyebut orang Israel
dengan “Israel ialah anak Ku yang sulung” (Kel. 4:22; bandingkan Ul. 32:19).
• Kecuali untuk Bapa, nama-nama yang terdapat dalam Perjanjian Baru, yang ditujukan kepada
Allah mengandung kadar makna yang setara dengan yang terdapat di dalam Perjanjian Lama. Di
dalam Perjanjian Baru Yesus menggunakan kata Bapa untuk meng-akrabkan kita secara pribadi
dengan Allah (Mat. .6:9; Mrk. 14:36; bandingkan Rm. 8: 15; Gal. 4:6).
BAB 2 – KEALLAHAN (Kegiatan Allah)
• Pencipta (Kej. .1:1; Mzm. 24:1, 2),
• Penopang dunia (Ibr. 1:3),
• Penebus serta Juruselamat (UI. 5:6; 2 Kor. 5:19),
• Ia mengadakan rencana-rencana (Yes. 46: 11), ramalan (Yes. 46:10), dan
janji-janji (Ul.
• 15:6; 2 Ptr. 3:9).
• Ia mengampuni dosa-dosa (Kel. 34:7),
• dan secara konsekwen menerima ibadah kita (Why. 14:6,7).
• “Raja segala zaman, Allahyang kekal, yang tak nampak, yang Esa”
• (1 Tim. 1:17).
BAB 2 – KEALLAHAN (Ciri & Sifat Allah)
Ciri-ciri Sifat
• Ia memiliki “hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yoh. • Dicakupnya kasih (Rm. 5:8),
5:26). • Kasih karunia (Rm. 3:24),
• Ia independen dalam kehendak (Ef. 1:5),dan dalam • Kemurahan (Mzm. 145:9),
kuasa (Mzm. 115:3). • Sabar (2 Ptr 3:15),
• Ia Mahatahu, mengetahui segala sesuatu (Ayb. • Suci (Mzm. 99:9),
37:16; Mzm. 139:1-18; 147:5; 1 Yoh. 3:20), • Kebenaran (Ezr. 9:15; Yoh. 17:25),
• Sebagai Alfa dan Omega (Why. 1:8), Ia mengetahui • Keadilan (Why. 22:12),
akhir dari permulaan. (Yes. 46:9-11). • Dan hal yang benar (1 Yoh.5:20).
• Allah Mahahadir (Mzm. 139:7-12; Ibr. 4:13),
• Ia abadi (Mzm. 90:2; Why. 1:8),
• Allah penuh kuasa, Mahakuasa. (Dan. 4:17, 25, 35;
Mat. 19:26; Why. 19:6).
• Ia kekal—atau tidak dapat diubah “Bahwasanya
Aku, Tuhan, tidak berubah” (Mal. 3:6; baca Mzm.
33:11; Yak. 1:17).
BAB 2 – KEALLAHAN (Ciri-ciri Allah)
• Ia memiliki “hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yoh. 5:26).
• Ia independen dalam kehendak (Ef. 1:5),dan dalam kuasa (Mzm. 115:3).
• Ia Mahatahu, mengetahui segala sesuatu (Ayb. 37:16; Mzm. 139:1-18;
147:5; 1 Yoh. 3:20),
• Sebagai Alfa dan Omega (Why. 1:8), Ia mengetahui akhir dari permulaan.
(Yes. 46:9-11).
• Allah Mahahadir (Mzm. 139:7-12; Ibr. 4:13),
• Ia abadi (Mzm. 90:2; Why. 1:8),
• Allah penuh kuasa, Mahakuasa. (Dan. 4:17, 25, 35; Mat. 19:26; Why.
19:6).
• Ia kekal—atau tidak dapat diubah “Bahwasanya Aku, Tuhan, tidak
berubah” (Mal. 3:6; baca Mzm. 33:11; Yak. 1:17).
BAB 2 – KEALLAHAN (Sifat Allah)
• Dicakupnya kasih (Rm. 5:8),
• Kasih karunia (Rm. 3:24),
• Kemurahan (Mzm. 145:9),
• Sabar (2 Ptr 3:15),
• Suci (Mzm. 99:9),
• Kebenaran (Ezr. 9:15; Yoh. 17:25),
• Keadilan (Why. 22:12),
• Dan hal yang benar (1 Yoh.5:20).
BAB 2 – KEALLAHAN (Hubungan Kasih
& Hubungan Pekerjaan)
• Tidak ada jarak antara pribadi-pribadi Allah tritunggal itu. Tritunggal
itu Ilahi, namun kuasa Ilahi dan kadarnya saling berbagi. Di dalam
Keallahan, otoritas terakhir terdapat pada ketiganya. Keallahan itu
dalam wujud pribadi bukan satu, sedangkan dalam tujuan, pikiran
dan tabiat Allah tetap satu.

• Bapa bertindak sebagai sumber, Anak sebagai Mediator (pengantara),


dan Roh sebagai pewujud atau pelaksana.
BAB 2 – KEALLAHAN (Kesimpulan)
Alam menceritakan betapa Allah itu ada dan menunjukkan campur
tangan-Nya dan Kitab Suci juga mendukung akan keberadaan-Nya.
Banyak bukti yang akan kita dapatkan jika kita mencari kebenaran
mengenai Dia dengan sungguh dan yang paling utama ialah dengan
iman karena mustahil tanpa iman kita berkenan kepada-Nya. Satu Allah
Yang Esa yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah 3 pribadi dengan satu
tujuan, pikiran dan tabiat Allah.
BAB 2 – KEALLAHAN (Kesimpulan)
Tuhan kita ialah Tuhan yang teratur dimana Bapa bertindak sebagai
sumber, Anak sebagai Mediator (Pengantara) dan Roh Kudus sebagai
pewujud atau pelaksana hanya demi satu tujuan yaitu keselamatan kita
umat manusia dan itu semua karena kasih-Nya kepada kita. Filipi
4:7 “damai sejahtera Allah, yang melam-paui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
Gereja adalah umat percaya yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Mengikuti umat yang percaya kepada Tuhan pada zaman Perjanjian
Lama, kita dipanggil keluar dari dunia; dan kemudian kita menggabungkan diri
untuk berbakti, bersekutu, mempelajari Firman, untuk merayakan Perjamuan
Tuhan, untuk melayani semua umat manusia serta memberitahukan pekabaran
Injil ke seluruh dunia. Gereja memperoleh otoritasnya dari Kristus, yang menjadi
penjelmaan Firman itu, dan juga dari Kitab-kitab Suci yang menjadi Firman yang
tertulis. Gereja adalah keluarga Allah, yang diangkat-Nya menjadi anak-anak-
Nya, keanggotaannya yang berdasarkan hidup atas perjanjian yang baru. Gereja
adalah tubuh Kristus, masyarakat orang beriman yang dikepalai Kristus. Gereja
adalah pengantin, untuknya Kristus telah mati, supaya dengan demikian Ia dapat
menguduskan dan membasuhnya. Pada waktu kedatangan-Nya kelak dalam
kemenangan, Ia akan mengambil untuk-Nya sebagai jemaat yang mulia, orang
yang setia sepanjang zaman, yang telah ditebus dengan darah-Nya sendiri, yang
tidak bercacat-cela, melainkan kudus tanpa noda sama sekali.—Fundamental
Beliefs—12.
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Makna Jemaat)
• Di dalam Kitab Suci kata gereja adalah terjemahan dari bahasa Yunani
ekklesia, yang berarti “dipanggil keluar.” Ungkapan ini pada umumnya
digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja.
• Septuagint, versi Yunani Perjanjian Lama Ibrani yang cukup populer
pada zaman Kristus, menggunakan kata ekklesia untuk
menerjemahkan kata Ibrani gahal, yang berarti “berhimpun,”
“Perkumpulan,” atau “jemaat” (Ul. 9:10; 18:16; 1 Sam. 17:47; 1 Raj.
8:14; 1 Taw. 13:2).
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Sifat Jemaat)
• Jemaat sebagai satu tubuh. (Ef 2:16).
Yesus sebagai kepala (Kol. 1:18).
• Jemaat sebagai satu bait suci. (Pertumbuhan yang dinamis)
Yesus Kristus adalah fondasinya dan menjadi “batu penjuru” (1 Kor. 3:9-16; Ef. 2:20).
• Jemaat sebagai pengantin.
Jemaat digambarkan sebagai pengantin wanita sedangkan Tuhan dilambangkan sebagai
pengantin pria. (1 Kor. 11:2).
• Jemaat sebagai “Yerusalem surgawi”.
Kitab Suci menyebut Yerusalem Sion. Di sanalah Allah bertakhta dengan umat-Nya (Mzm. 9:12);
• Jemaat sebagai sebuah keluarga.
Gereja atau jemaat di surga maupun di dunia dianggap sebagai sebuah keluarga (Ef. 3:15).
• Jemaat sebagai tiang dan fondasi kebenaran.
Jemaat Allah yang hidup adalah “tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Tim. 3:15).
• Jemaat sebagai suatu pasukan—penuh semangat dan menang. (Ef. 6:12-13).
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Organisasi Jemaat – Sifat Organisasi)
1. Keanggotaan Jemaat
1. Kualifikasi keanggotaan
2. Persamaan dan pelayanan
3. Keimamatan semua orang percaya
4. Ketaatan kepada Tuhan dan negara
2. Fungsi utama organisasi jemaat
1. Perbaktian dan peringatan
2. Persekutuan orang Kristen
3. Petunjuk dalam Kitab Suci
4. Melaksanakan upacara Ilahi
5. Penyebaran Injil ke seluruh
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Organisasi Jemaat – Pemerintahan Jemaat)
• Setelah Yesus naik ke surga maka tugas kepemimpinan jemaat
diserahkan kepada rasul-rasul. Tindakan yang bersifat organisasi yang
pertama, melalui perundingan dengan orang-orang percaya yang lain,
ialah memilih rasul pengganti tempat Yudas (Kis. 1:15-26).
• Perluasan jemaat ke Asia dan Eropa meminta perlunya mengambil
langkah tambahan dalam pengorganisasian. Dengan mendirikan
sejumlah jemaat baru, para penatua telah diurapi “di tiap-tiap
jemaat” untuk menegakkan kepemimpinan yang mantap (Kis. 14:23).
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Prinsip Alkitabiah Pemerintahan Jemaat)
1. Kristus kepala Jemaat.
2. Kristus Sumber semua kekuasaan.
3. Kitab Suci membawa kuasa Kristus.
4. Otoritas Kristus dan tugas-tugas jemaat.
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Organisasi Jemaat – Pejabat Jemaat)
1. Para Penatua atau bishop
Orang-orang yang memegang jabatan ini mengawasi dan membina
jemaat-jemaat yang baru dibentuk.
Penatua menunjuk kepada status atau rangking jabatan, sementara
bishop menunjuk kepada tanggung jawab atau tugas dalam
jabatan—“penilik.”
2. Diakon/Diakones
Jabatan diaken telah dilembagakan untuk menyanggupkan rasul-
rasul memasrahkan segenap hidupnya “dalam doa dan pelayanan
Firman” (Kis. 6:4).
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Organisasi Jemaat – Disiplin Jemaat)
1. Menyangkut kesalahan pribadi
Bila ada seorang anggota bersalah kepada yang lain (Mat. 18:15-17)
2. Yang menyangkut kesalahan publik.
Pemecatan berarti menyingkirkan yang Jahat - kesalahan dan pemberontakan
yang mencolok mendatangkan cemoohan kepada jemaat haruslah segera
ditangani dengan mengeluarkan orang yang bersalah itu.
3. Yang menyangkut orang pemecah belah.
Seorang anggota yang suka menyebabkan “perpecahan dan godaan” (Rm.
16:17), “yang tidak melakukan pekerjaannya,” menolak mengikuti nasihat
Alkitab, haruslah dihindari supaya “ia menjadi malu” karena sikapnya.
4. Memulihkan para pelanggar.
Anggota-anggota jemaat janganlah menghina, menghindari dan melalaikan
orang yang dipecat itu. Mereka justru harus berusaha memulihkan hubungan
mereka dengan Kristus melalui pertobatan dan kelahiran baru.
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Kesimpulan)
Gereja tidak bersifat nasional melainkan universal, menjadi missionaris
ke seluruh dunia, sesuai dengan rencana Allah (Matius 28: 19). Gereja
sebagai “yang di panggil keluar” juga diartikan sebagai berhimpun,
perkumpulan atau jemaat. Jemaat dilambangkan sebagai satu tubuh
dimana memiliki anggota yang berbeda fungsi tetapi tetap satu; jemaat
sebagai bait suci dimana Roh Kudus itu hadir dan Yesus sebagai batu
penjurunya; jemaat dilambangkan sebagai pengantin dimana Ia telah
berjanji untuk mengambil kita dengan kasih setia dan kasih sayang;
jemaat sebagai “Yerusalem Surgawi”; sebuah keluarga; tiang dan
fondasi kebenaran; dan sebagai suatu pasukan yang melawan godaan si
jahat.
BAB 12 – GEREJA ATAU JEMAAT
(Kesimpulan)
Prinsip-prinsip Alkitabiah kiranya menjadi pemerintahan jemaat. Dan
yang perlu kita ketahui juga ialah bahwa jemaat dibentuk untuk
menjalankan semua perintah Ilahi yang telah disampaikan kepada kita
melalui Firman-Nya.
1. Kristus kepala jemaat.
2. Kristus sumber.
3. Kitab Suci membawa kuasa Kristus.
4. Otoritas Kristus dan tugas-tugas jemaat.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN
Kita dipanggil untuk menjadi umat yang saleh yang berpikir, merasa dan bertindak
selaras dengan asas-asas surga. Karena Roh di dalam kita menciptakan kembali tabiat
Tuhan maka kita melibatkan diri hanyalah dalam perkara-perkara yang menghasilkan
kesucian seperti Kristus, kesehatan dan kegembiraan dalam hidup kita. Ini berarti bahwa
kesenangan dan kesukaan kita haruslah memenuhi ukuran selera Kristen dan keindahan
Kristiani. Sementara mengakui adanya perbedaan budaya, pakaian kita haruslah
sederhana, sopan, bersih, sesuai dengan keindahan yang sejati bukannya dengan hiasan
lahiriah melainkan dengan hiasan yang tidak akan hancur yakni dengan roh lemah
lembut. Itu juga berarti karena tubuh kita adalah bait suci Roh Kudus, maka kita harus
memeliharanya dengan arif dan bijaksana. Dengan olah raga dan istirahat yang
berimbang, kita harus menerapkan cara makan yang paling sehat dan sama sekali harus
menjauhi makanan haram yang disebutkan dengan jelas dalam Kitab Suci. Minuman
yang mengandung alkohol, tembakau, dan penyalahgunaan obat-obat bius dan narkotik
yang merusak tubuh, harus membebaskan kita dari semuanya itu. Sebaliknya, kita justru
harus melibatkan dalam apa pun yang membuat pikiran dan tubuh kita taat kepada
Kristus, yang menginginkan kita sehat, gembira dan baik.— Fundamental Beliefs,—22.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN
• Bagaimanakah seorang Kristen dapat sekaligus
berada di dunia ini dan dipisahkan dari padanya?
Bagaimanakah gaya hidup orang Kristen berbeda
dari dunia ini?
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Tingkah laku dan keselamatan)
• Untuk memastikan apakah tingkah laku yang pantas, kita harus
menghindari dua hal yang ekstrem. Yang pertama penerimaan
hukum-hukum dan penerapan asas-asas menjadi sebuah sarana
keselamatan.
• Karena tingkah laku kita dan kerohanian kita erat hubungannya, kita
tidak akan pernah dapat memperoleh keselamatan karena tingkah
laku yang baik. Sebaliknya, tingkah laku Kristen adalah buah
keselamatan secara alamiah dan berlandaskan apa yang telah
diselesaikan Kristus bagi kita di Golgota.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Bait Suci Roh Kudus)
• Bukan hanya jemaat tetapi juga individu Kristen merupakan bait suci
Roh Kudus. (1 Kor. 6:19). Oleh karena itu, orang-orang Kristen
menjalankan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat untuk melindungi
pusat komando bait suci tubuh mereka, pikiran, tempat tinggal Roh
Kristus. Untuk alasan inilah gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selama
kurang lebih 100 tahun yang lalu—telah menekankan pentingnya
kebiasaan hidup sehat yang wajar
• Dan hasilnya sudah kelihatan seperti berikut: Penelitian baru-baru ini
menunjukkan bahwa orang-orang Advent ternyata lebih sedikit
terkena penyakit yang kebanyakan menimpa masyarakat pada
umumnya.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Bait Suci Roh Kudus)
• Bukan hanya jemaat tetapi juga individu Kristen merupakan bait suci
Roh Kudus. (1 Kor. 6:19). Oleh karena itu, orang-orang Kristen
menjalankan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat untuk melindungi
pusat komando bait suci tubuh mereka, pikiran, tempat tinggal Roh
Kristus. Untuk alasan inilah gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selama
kurang lebih 100 tahun yang lalu—telah menekankan pentingnya
kebiasaan hidup sehat yang wajar
• Dan hasilnya sudah kelihatan seperti berikut: Penelitian baru-baru ini
menunjukkan bahwa orang-orang Advent ternyata lebih sedikit
terkena penyakit yang kebanyakan menimpa masyarakat pada
umumnya.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Berkat Allah)
• KONSUMSI AIR
• MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI
• MENCARI UDARA SEGAR
• OLAHRAGA
• MAKANAN BERGIZI
• BERPAKAIAN ALA KRISTEN
(Sederhana, Tentang kebajikan moral yang tinggi, Praktis dan
hemat, Menyehatkan, Bercirikan anugerah dan keindahan yang
alamiah)
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Hindari)
• TEMBAKAU
• MINUMAN BERAKOHOL
• BIOSKOP, TELEVISI, RADIO, VIDEO
• BACAAN DAN MUSIK
• JUDI, BERMAIN KARTU, PESTA DANSA
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Makanan)
1. Makanan Semula
Aturan makanan yang ditetapkan Tuhan di Taman Eden—makanan
vegetaris—yang ideal, tetapi kadang-kadang kita tidak dapat
memperoleh yang ideal seperti itu.
2. Makanan Halal VS Haram
Allah menunjukkan rasa syukur mereka karena ditebus dari
kerusakan, dari dunia yang kotor yang terdapat di sekelilingnya (Im.
20:24-26; Ul. 14:2). Allah tidak menginginkan kita memasukkan
makanan yang haram ke dalam bait suci tubuh yang menjadi
tempat kediaman Roh Allah. Perjanjian Baru pun tidak
menghapuskan adanya perbedaan antara makanan yang halal dan
yang haram, yang terdiri dari daging.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN (Prinsip-prinsip Standar Orang
Kristen)
1. Hidup dengan Pikiran Kristus.
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp. 2:5).
2. Hidup untuk Memuji dan Memuliakan Allah.
Setiap orang Kristen yang sejati mendahulukan Tuhan dalam segala
perbuatannya, dalam segala apa yang dipikirkannya, dibicarakannya, dan dalam
segala keinginannya. Ia tidak mempunyai Allah lain di hadapan Penebusnya. (1
Kor. 10:31).
3. Hidup Menjadi Suatu Teladan.
Jika contoh yang kita berikan membuat orang berdosa, maka kita menjadi batu
sandungan kepada orang-orang yang untuknya Kristus telah mati.
4. Hidup untuk Melayani.
Alasan utama orang Kristen hidup demikian ialah untuk menyelamatkan pria
maupun wanita yang telah hilang.
BAB 22 – TINGKAH LAKU ORANG
KRISTEN
• Standar atau ukuran ini mencakup upaya menjauhi tembakau,
minuman beralkohol, obat-obatan yang mempengaruhi pikiran,
serta makanan haram dan bukti pengalaman Kristen yang bertumbuh
dalam hal berpakaian, dan penggunaan waktu terluang.
• Tujuan persatuan orang Kristen dengan Juruselamat hanyalah satu:
agar mereka melakukan yang terbaik untuk memuliakan Bapa yang
di surga, yang telah menyediakan rencana yang begitu kaya demi
keselamatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai