Anda di halaman 1dari 22

Merebut Tanah Kanaan

BAGAIMANA KITAB ITU DITULIS


Yosua lebih dikenal sebagai pahlawan daripada sebagai penulis kitab itu. Baik tradisi
maupun kitab itu sendiri (Yos 24:26) mengakui bahwa banyak bahan tulisan berasal dari
Yosua. Sebagian berasal dari hasil kesaksian pandangan mata, tetapi kemudian seorang
penyunting rupanya telah menyatukan semua bahan ke dalam bentuk yang kita kenal
sekarang (Yos 4:8, 9; 7:26; 8:28; 24:29, 30).

YOSUA
Pada waktu keluar dari Mesir Yosua masih seorang pemuda dan kemudian ia menjadi
asisten pribadi Musa. Ia ternyata seorang tangan-kanan yang dapat dipercaya dan setia.
Laporan golongan kecilnya, bersama Kaleb, mengenai pengintaian di Kanaan menunjukkan
bahwa ia seorang yang beriman dan berani. Ia adalah pengganti alamiah bagi Musa dan
mengambil alih pimpinan pada usia tujuh puluh tahun. Yosua menempatkan suku-suku
bangsa Israel di Kanaan dan ia meninggal pada usia 110 tahun.

TUJUAN KITAB YOSUA


Kitab Yosua merupakan kitab yang pertama dan terkemuka yang berisi penuturan sejarah
mengenai bagaimana Allah memenuhi janji-Nya untuk membawa umat-Nya ke tanah
perjanjian. Tema itu dapat ditemukan dalam Yos 1:11: "Menduduki negeri yang diberikan
Tuhan Allahmu kepadamu..."

PENAKLUKAN KANAAN
Merebut negeri itu bukan suatu tugas yang mudah. Yosua memimpin bangsa yang masih
terdiri dari suku-suku melawan bangsa-bangsa yang sudah mapan. Setelah merebut kota-
kota kunci seperti Yerikho dan Ai, Yosua terlibat dalam pertempuran-pertempuran di bagian
tengah, selatan dan utara Kanaan. Meskipun ia berhasil dengan gemilang, tugasnya belum
selesai pada saat ia mulai menempatkan suku-suku bangsa Israel di pemukiman mereka
masing-masing (Yos 13:1).

BAGAIMANA MENAFSIRKAN YOSUA


Walaupun Yosua merupakan sebuah kitab sejarah, isinya banyak berbicara kepada orang
Kristen masa kini. Ibrani 4:1-11 menunjukkan bahwa kitab itu dimaksudkan sebagai sarana
untuk memberi semangat kepada orang Kristen, sehingga mereka tidak kehilangan apa
yang sebetulnya ingin Allah berikan kepada mereka. Meskipun Yosua berbicara mengenai
peperangan dan daerah geografis, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang dipakai oleh
Allah pada masa itu dalam peperangan rohani yang kita hadapi dan wilayah rohani yang
dapat kita miliki.

Garis Besar

[1] MEMASUKI TANAH PERJANJIAN Yos 1:1-5:12


Yos 1:1-18 Yosua dan bangsa Israel dipersiapkan
Yos 2:1-24 Pengutusan mata-mata
Yos 3:1-17 Menyeberangi sungai Yordan
Yos 4:1-24 Mendirikan batu peringatan
Yos 5:1-12 Upacara-upacara yang menyusul kemudian

[2] MEREBUT TANAH PERJANJIAN Yos 5:13-12:24


Yos 5:13-15 Yosua bertemu dengan panglimanya
Yos 6:1-27 Jatuhnya Yerikho
Yos 7:1-8:29 Pertempuran di Ai
Yos 8:30-35 Upacara pengikatan
Yos 9:1-10:43 Pertempuran di pusat dan selatan
Yos 11:1-15 Pertempuran di utara
Yos 11:16-12:24 Ringkasan dari kemenangan-kemenangan orang Israel

[3] PEMBAGIAN TANAH PERJANJIAN Yos 13:1-22:34


Yos 13:1-7 Tugas yang belum selesai
Yos 13:8-33 Tanah untuk Ruben, Gad dan Manasye
Yos 14:1-15 Tanah untuk Kaleb
Yos 15:1-63 Tanah untuk Yehuda
Yos 16:1-17:18 Tanah untuk Manasye dan Efraim
Yos 18:1-19:51 Tanah untuk suku-suku yang lain
Yos 20:1-9 Kota-kota suaka
Yos 21:1-45 Kota-kota untuk orang Lewi
Yos 22:1-34 Suku-suku di seberang Timur Yordan pulang

[4] MENINGGALKAN TANAH PERJANJIAN Yos 23:1-24:33


Yos 23:1-16 Pidato perpisahan Yosua
Yos 24:1-28 Pidato perpisahan Yosua yang kedua
Yos 24:29-33 Yosua meninggal dunia

Pesan

1. Apa yang diajarkan Yosua tentang Allah.


o Janji Allah. Yosua mengajarkan bahwa Allah menggenapi janji-Nya. Allah telah
menjanjikan tanah itu kepada Musa (Kel 6:4) dan berjanji bahwa Yosua akan memimpin
bangsanya memasuki tanah itu (Ula 3:27, 28). Yosua merupakan penggenap Ulangan
11:22-25. (Lihat Maz 18:30, Yos 23:14).
o Kehendak Allah. Yosua menegaskan bahwa Allah menginginkan umat-Nya untuk
menguasai tanah itu seluruhnya. Anehnya, bangsa itu sendiri yang kadang-kadang
kelihatannya enggan untuk melakukannya. Ibrani 4:1-11 memberi Perjanjian Baru aplikasi
pelajaran ini. Yos 13:1; 18:3.
o Kebaikan Allah. Yosua menggambarkan kemurahan Allah yang telah memberikan negeri
itu kepada bangsa Israel dan memberikan mereka kemenangan dalam pertempuran-
pertempuran. Bangsa itu masih harus berjuang, tetapi hasilnya sudah dapat dipastikan.
Betapa besar anugerah yang Allah berikan kepada umat-Nya! Yos 1:2; 6:16;
10:8 (lihat 1Ko 3:21-23).
o Kuasa Allah. Yosua melukiskan bahwa Allah lebih berkuasa daripada pasukan tentara dan
kota-kota; bahwa Dialah yang mengendalikan semua kejadian dalam alam semesta; bahwa
Dia lebih besar daripada ketidaktaatan umat-Nya; atau tipu muslihat bangsa lain; Dia juga
dapat mengatasi kekurangan gairah umat-Nya Yos 3:7-17; 10:12.

2. Apa yang diajarkan oleh Yosua kepada umat Allah.


Mereka harus menjadi:
o Bangsa yang mempunyai tujuan. Kita harus memiliki sepenuhnya negeri yang diberikan
Allah. Yos 1:2-11
o Bangsa yang taat. Ketaatan harus menyeluruh (sempurna). Yos 1:7, 8
o Bangsa beriman. Kepercayaan mereka kepada Allah harus dibuktikan dengan mengambil
langkah aktif dalam ketaatan terhadap perintah-Nya. Yos 3:15; 6:16, 20
o Bangsa yang tidak sudi berkompromi. Tidak diperbolehkan berbuat dosa dan
berkompromi dengan musuh. Dituntut adanya kekudusan. Yos 7:1-26; 13:13; 16:10;
17:13; 23:11-13
o Bangsa yang ulet. Mereka tidak boleh gampang menyerah tetapi harus melayani Tuhan
satu-satunya dengan setia sampai pada kesudahannya. Yos 17:14-18

Penerapan
Dalam terang Kitab Yosua orang Kristen harus bertanya pada diri mereka sendiri:
o Sampai seberapa jauh kemajuan yang telah saya capai dalam hidup Kekristenan saya?
o Musuh-musuh rohani apa saja yang menghalangi kemauan saya?
o Seberapa banyak saya taat kepada apa yang diajarkan oleh firman Allah kehidupan saya
sehari-hari?
o Apakah saya yakin akan kebenaran firman-Nya dan percaya kepada-Nya walaupun pada
saat itu kelihatannya merupakan suatu kebodohan jika dilakukan?
o Pada saat-saat apa saja saya tergoda untuk mengkompromikan iman Kristen saya?
o Apakah saya selalu bergairah untuk mengikut Allah seperti waktu yang sudah-sudah?
o Dalam membuat daftar prioritas saya dalam kehidupan, di manakah saya menempatkan
kekudusan?
o Berapa banyak saya membaca Alkitab dengan berdoa?
o Apakah saya puas dengan tempat yang telah Allah berikan bagi saya dalam kehidupan
ini?
o Jika saya diminta untuk memberikan kesaksian saya mengenai Allah seperti yang
dilakukan oleh Yosua, apa yang akan saya katakan mengenai Dia?

Tema-tema Kunci

1. Selidikilah doktrin ini


Yosua menyinggung masalah penyelamatan. Nama Yosua berarti "penyelamat". Beberapa
orang menemukan kesamaan-kesamaan lain antara dia dan Yesus. Apakah itu? Apa yang
dapat kita pelajari dari Rahab mengenai penyelamatan? (Lihat Ibr 11:30, 31) Kota-kota
suaka (Yos 20:1-9) memberikan gambaran mengenai keselamatan. Kumpulkan ilustrasi
atau contoh-contoh mengenai keselamatan yang ditemukan dalam Kitab Yosua.

2. Laksanakan petunjuk ini


Pelajari dengan saksama perintah Allah kepada Yosua (Yos 1:8), dan carilah jawabannya
mengapa firman Allah sangat penting; bagaimana seharusnya mempelajari firman Allah;
apa tujuannya dan hasil apa yang diperoleh dari mempelajarinya.

3. Teladani orang ini


Yosua adalah seorang pemimpin yang menarik bagi bangsanya dan sampai pada akhir
hidupnya ia selalu berterima kasih pada kebaikan Allah (Yos 23:14). Kumpulkanlah
pelajaran yang Anda dapatkan dari watak dan contoh yang diberikan Yosua.

4. Hindarilah kesalahan-kesalahan ini


Yosua merupakan kitab yang penuh kejujuran, yang mencatat bukan saja keberhasilan
umat Allah tetapi juga kegagalan-kegagalan mereka (Yos 7:1-26; 9:1-27; 17:14-18). Apa
yang harus diajarkan kepada gereja masa kini?

5. Jelaskan upacara-upacara ini


Yosua mencatat pendirian batu-batu peringatan (Yos 4:1-24); penyunatan (Yos 5:2-9);
perayaan Paskah (Yos 5:10), upacara pengikatan (Yos 8:30-35) dan pembangunan sebuah
mezbah (Yos 22:10-34). Carilah upacara-upacara serupa yang mungkin dapat kita temukan
dewasa ini.

6. Pikirkanlah hal-hal adikodrati


Allah digambarkan sebagai Allah adikodrati (Yos 3:7-17; 6:20; 10:12). Di mana tempat hal-
hal yang adikodrati dalam dunia sekular modern?
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Penulis                 : Yosua

B.     Tema                   : Menaklukkan Kanaan

C.     Tahun Penulisan : Abad ke-14 SM

D.    Latar Belakang   :
Kitab ini dinamakan sesuai dengan tokoh yang memainkan peran utama selaku pemimpin yang
ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Yosua bin Nun – cucu Elisama bin Amihud, kepala suku Israel (1
Tawarikh 7:27, Bilangan 1:10) – disebut oleh sanak saudaranya Hosea, artinya ‘keselamatan’ (Bilangan
13:8). Musalah yang memberi nama Yosua pada Hosea bin Nun (Bilangan 13:16). Yosua hidup pada
akhir masa penindasan Israel di Mesir, menyaksikan kesepuluh tulah di Mesir, Paskah pertama,
penyeberangan ajaib di Laut Merah, dan tanda-tanda adikodrati sepanjang perjalanan Israel di
padang gurun. Yosua menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek
(Keluaran 17:8-16) dan hanya dialah yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah
memberikan Kesepuluh Hukum (Keluaran 24:12-18). Sebagai abdi Musa, Yosua menunjukkan suatu
pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan seringkali berada di hadapan Allah
untuk jangka waktu yang lama (Keluaran 33:11); ia sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus.
Yosua pun menjadi salah satu dari kedua belas mata-mata yang mengintai tanah Kanaan. Bersama
Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bilangan
14). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah
menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan
sungguh-sungguh, tekun berdoa, mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih
sebagai pengganti Musa, ia merupakan seorang yang ‘penuh Roh’ (Bilangan 27:18, Ulangan 34:9).
Kitab Yosua mencatat peristiwa bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan
setelah Musa wafat, dan juga penaklukkan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di
bawah pimpinan Yosua. Kitab ini mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada bangsa Israel
“negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka”
(Yosua 21:43).
Tradisi Yahudi menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali kitab ini  menyebutkan
bahwa Yosua menulis kitab ini (Yosua 18:9, 24:26). Bukti dalam kitab ini dengan kuat menunjukkan
bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri penaklukkan tanah Kanaan. Yosua wafat sekitar tahun
1375 SM ketika berusia 110 tahun (Yosua 24:29).

E.     Tujuan     :
Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji-Nya
kepada bangsa Israel mengenai tanah Kanaan. Kemenangan-kemenagan dalam penaklukkan disebut
sebagai tindakan penebusan Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan
yang merosot (Ulangan 9:4). Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang
merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang digantikan oleh Israel.

F.      Ciri-ciri Khas       :
Tujuh ciri utama yang menandai Kitab Yosua adalah:
  1) Menjadi kitab sejarah Perjanjian Lama pertama yang melukiskan sejarah Israel sebagai bangsa di
tanah perjanjian, tanah Kanaan
  2) Memaparkan keteladanan hidup Yosua selaku pemimpin pilihan Allah untuk menyelesaikan tugas
Musa, yakni menegakkan Israel sebagai umat perjanjian di tanah perjanjian  
  3) Mencatat banyak mukjizat ilahi, dua yang paling menakjubkan adalah kejatuhan Yerikho (Yosua 6)
dan perpanjangan waktu siang hari pada saat pertempuran di Gibeon (Yosua 10)
  4) Menggambarkan konsep “perang suci” sebagai suatu tugas khusus dan terbatas yang ditetapkan
Allah di dalam konteks sejarah keselamatan
  5) Menekankan tiga kebenaran besar mengenai hubungan Allah dengan umat perjanjian-Nya, yakni
kesetiaan-Nya, kekudusan-Nya, dan keselamatan-Nya
  6) Menekankan pentingnya mempertahankan warisan tindakan penyelamatan Allah demi umat-Nya
dan pentingnya melestarikan warisan tersebut dari angkatan ke angkatan
 7) Kisah mengenai pelanggaran Akhan dan hukumannya (Yosua 7) serta berbagai nasihat, peringatan,
dan hukuman, menekankan pentingnya takut akan Tuhan dalam hati umat-Nya.

G.    Garis Besar          :
                   I.          Persiapan untuk Masuk dan Menduduki Kanaan (1:1 – 5:15)

a.      Yosua ditugaskan Allah (1:1-9)


b.     Persiapan untuk Menyeberangi Yordan (1:10 – 3:13)
c.      Menyeberangi Sungai Yordan (3:14 – 4:25)
d.     Sunat, Paskah, dan Perjumpaan di Gilgal (5:1-15)
                  II.          Menaklukkan
Tanah yang Dijanjikan (6:1 – 13:7)
a.      Menaklukkan Kanaan Tengah (6:1 – 8:35)
1.      Kemenagan di Yerikho (6:1-27)
2.      Kekalahan di Ai karena Dosa Akhan (7:1-26)
3.      Kemenangan di Ai (8:1-29)
4.      Penyembahan dan Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (8:30-35)
b.     Menaklukkan Kanaan Selatan (9:1 – 10:43)
1.      Perjanjian dengan Suku Gibeon (9:1-27)
2.      Pemusnahan Persekutuan Suku Amori (10:1-43)
c.      Menaklukkan Kanaan Utara (11:1-15)
d.     Rangkuman Daerah-Daerah yang Ditaklukkan (11:16 – 12:24)
e.      Rangkuman Daerah-Daerah yang Belum Ditaklukkan (13:1-7)
                III.          Membagi
Tanah Sebagai Milik Pusaka (13:8 – 22:34)
a.      Suku-Suku di Bagian Timur Sungai Yordan (13:8-33)
b.     Suku-Suku di Bagian Barat Sungai Yordan (14:1 – 19:51)
c.      Jatah-Jatah Khusus (20:1 – 21:45)
1.      Enam Kota Perlindungan (20:1-9)
2.      Kota-Kota Suku Lewi (21:1-45)
d.     Kembalinya Suku-Suku Timur (22:1-34)
                IV.          Amanat-Amanat
Perpisahan Yosua (23:1 – 24:28)
a.      Kepada Para Pemimpin Israel (23:1-16)
b.     Kepada Seluruh Israel: Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (24:1-28)
                 V.          Penutup (24:29-33)

a.      Kematian dan Penguburan Yosua (24:29-31)


b.     Penguburan Tulang-Tulang Yusuf (24:32)
c.      Kematian dan Penguburan Eleazar (24:33)

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ringkasan Kitab Yosua

                   I.          Persiapan untuk Masuk dan Menduduki Kanaan (1:1 – 5:15)

a.      Yosua ditugaskan Allah (1:1-9)


Tuhan memerintahkan Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya, tidak boleh menyimpang
ke kanan atau ke kiri, serta merenungkan dan memperkatakan kitab Taurat supaya ia bertindak hati-
hati supaya ia beruntung dan berhasil ke manapun ia pergi.
b.     Persiapan untuk Menyeberangi Yordan (1:10 – 3:13)
Sebelum menyeberangi sungai Yordan, Yosua mengirim dua orang pengintai dengan diam-diam
untuk mengamat-amati kota Yerikho, dan bangsa Israel harus menguduskan dirinya, serta selama
menyeberang sungai Yordan para imam harus mengangkat tabut perjanjian di depan bangsa Israel.
c.      Menyeberangi Sungai Yordan (3:14 – 4:25)
Tuhan melakukan mujizat dengan membuat sungai Yordan sebak sampai meluap sepanjang tepinya
hingga seluruh bangsa Israel selesai menyeberang. Selain itu, Tuhan memerintahkan mereka untuk
mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan (melambangkan kedua belas suku
Israel) yang akan menjadi tanda peringatan bagi mereka dan generasi selanjutnya.
d.     Sunat, Paskah, dan Perjumpaan di Gilgal (5:1-15)
Tuhan memerintahkan Yosua untuk menyunat orang Israel yang lahir di padang gurun di Bukit Kulit
Khatan, di Gilgal. Sementara mereka tinggal di Gilgal, mereka merayakan Paskah dengan memakan
roti yang tidak beragi dan bertih gandum. Di dekat Yerikho, Yosua bertemu dengan Panglima
Balatentara Tuhan. Pengalaman ini menunjukkan bahwa Yosua tidak sendiri dalam peperangan
melawan bangsa Kanaan.

                  II.          Menaklukkan Tanah yang Dijanjikan (6:1 – 13:7)


a.      Menaklukkan Kanaan Tengah (6:1 – 8:35)
1.      Kemenangan di Yerikho (6:1-27)
Bangsa Israel merobohkan tembok Yerikho hanya dengan mengelilingi tembok tersebut satu kali
dalam enam hari dan tujuh kali pada hari ketujuh dengan tujuh orang imam membawa tujuh
sangkakala tanduk domba di depan tabut perjanjian. Pada hari ketujuh, tembok Yerikho roboh
setelah sangkakala dibunyikan dan seluruh bangsa Israel bersorak dengan sorak yang nyaring.
2.      Kekalahan di Ai karena Dosa Akhan (7:1-26)
Saat berperang melawan orang Ai, bangsa Israel mengalami kekalahan karena Akhan bin Karmi dari
suku Yehuda mengambil barang-barang yang dikhususkan untuk Tuhan sehingga ia, keluarganya,
dan seluruh miliknya dibakar di lembah Akhor.
3.      Kemenangan di Ai (8:1-29)
Tuhan akhirnya memberikan kemenangan atas kota Ai karena Yosua dan bangsa Israel menaati
perintah-Nya. Selama bangsa Israel berperang melawan penduduk kota Ai, Yosua mengacungkan
lembing di tangannya sampai seluruhnya ditumpas.
4.      Penyembahan dan Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (8:30-35)
Di Gunung Ebal Yosua mendirikan mezbah dan membacakan segala perkataan hukum Taurat, yakni
berkat dan kutuknya, sesuai dengan segala yang tertulis dalam kitab hukum, seperti yang dahulu
diperintahkan oleh Musa.
b.     Menaklukkan Kanaan Selatan (9:1 – 10:43)
1.      Perjanjian dengan Suku Gibeon (9:1-27)
Yosua serta bangsa Israel tertipu oleh orang Gibeon yang bertindak dengan memakai akal dan
mengikat perjanjian dengan mereka karena mereka tidak meminta keputusan Tuhan, sehingga pada
akhirnya orang Gibeon dijadikan tukang belah kayu dan tukang timba air.
2.      Pemusnahan Persekutuan Suku Amori (10:1-43)
Saat bangsa Israel berperang melawan orang Amori, Tuhan menyatakan kuasa-Nya dengan
menurunkan hujan batu-batu besar dari langit  sehingga yang mati karena hujan batu itu lebih
banyak dari yang dibunuh oleh pedang orang Israel. Selain itu, Tuhan mendengarkan permintaan
Yosua untuk membuat matahari berhenti di atas Gibeon dan bulan berhenti di atas lembah Ayalon
sehingga matahari lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Kitab Yosua mencatat, belum
pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan
permohonan seorang manusia seperti itu, sebab yang berperang untuk orang Israel adalah Tuhan
sendiri.
c.      Menaklukkan Kanaan Utara (11:1-15)
Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk merebut Kanaan bagian utara karena penduduk Kanaan
menyembah berhala dan itu bisa menjadi jerat bagi orang Israel (Hakim-Hakim 2:3). Pada awalnya
Yosua merasa gentar untuk menghadapi mereka, tetapi Tuhan menguatkan hati mereka dan berjanji
bahwa Tuhanlah yang akan menyertai dan memberi kemenangan.
d.     Rangkuman Daerah-Daerah yang Ditaklukkan (11:16 – 12:24)
Atas pertolongan Tuhan, bangsa Israel berhasil merebut seluruh Tanah Negeb, seluruh tanah
Gosyen, Daerah Bukit, serta Araba-Yordan, dan Pegunungan Israel dengan tanah rendahnya; mulai
dari Pegunungan Gundul, yang mendaki ke arah Seir, sampai ke Baal-Gad di lembah gunung
Libanon, di kaki gunung Hermon.
e.      Rangkuman Daerah-Daerah yang Belum Ditaklukkan (13:1-7)
Meskipun sudah banyak yang ditaklukkan, tetapi masih ada daerah-daerah yang belum ditaklukkan,
yaitu segenap wilayah orang Filistin dan seluruh negeri orang Gesur, mulai dari sungai Sikhor di
sebelah timur Mesir sampai ke daerah Ekron ke arah utara, Gaza, Asdod, Askelon, Gat dan Ekron;
orang Awi; seluruh negeri orang Kanaan dan Meara, kepunyaan orang Sidon, sampai ke Afek, sampai
ke daerah orang Amori; selanjutnya negeri orang Gebal dan seluruh gunung Libanon di sebelah
matahari terbit, mulai dari Baal-Gad di kaki gunung Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat;
semua orang yang diam di pegunungan, mulai dari gunung Libanon sampai ke Misrefot-Maim; dan
semua orang Sidon.

                III.          Membagi Tanah Sebagai Milik Pusaka (13:8 – 22:34)

a.      Suku-Suku di Bagian Timur Sungai Yordan (13:8-33)


Suku-suku Israel yang mendapat tanah di bagian timur Sungai Yordan adalah suku Ruben, Gad, dan
setengah suku Manasye.
b.     Suku-Suku di Bagian Barat Sungai Yordan (14:1 – 19:51)
Suku-suku Israel yang mendapat tanah di bagian barat Sungai Yordan adalah suku Yehuda, Efraim,
setengah suku Manasye, Benyamin, Simeon, Zebulon, Isakhar, Naftali, serta Dan.
c.      Jatah-Jatah Khusus (20:1 – 21:45)
1.      Enam Kota Perlindungan (20:1-9)
Ada enam kota perlindungan yang menjadi tempat bagi seorang yang membunuh sesamanya
dengan tidak sengaja, yakni: Kedesy, Sikhem, Kiryat-Arba, Bezer, Ramot, dan Golan.
2.      Kota-Kota Suku Lewi (21:1-45)
Kota-kota orang Lewi berada di tengah-tengah milik orang Israel, ada empat puluh delapan kota
dengan tanah-tanah penggembalaannya di sekelilingnya. 
d.     Kembalinya Suku-Suku Timur (22:1-34)
Suku Ruben, Gad, dan setengah Manasye kembali ke tanah bagian timur sungai Yordan untuk
mereka diami sesuai dengan titah Tuhan dengan perantaraan Musa.

                IV.          Amanat-Amanat Perpisahan Yosua (23:1 – 24:28)

a.      Kepada Para Pemimpin Israel (23:1-16)


Amanat Yosua kepada para pemimpin Israel adalah:
     Memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa dengan tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri
     Jangan bergaul dengan bangsa-bangsa penyembah ilah lain dan jangan beribadah kepada ilah-ilah
mereka
     Harus berpaut kepada Tuhan dan bertekun mengasihi Tuhan
Jika perintah Tuhan tidak ditaati, maka Tuhan tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa itu dari
depan mereka dan bangsa-bangsa itu akan menjadi jerat bagi mereka serta murka Tuhan akan
bangkit membinasakan mereka.
b.     Kepada Seluruh Israel: Pembaharuan Perjanjian di Sikhem (24:1-28)
Amanat Yosua kepada seluruh bangsa Israel adalah:
     Takut akan Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia
     Menjauhkan allah asing dan mencondongkan hati kepada Tuhan
Di Sikhem Yosua mengambil batu besar dan didirikannya di bawah pohon besar, di tempat kudus
Tuhan, sebagai saksi atas segala perjanjian yang diucapkan bangsa Israel kepada Tuhan.
   
                 V.          Penutup (24:29-33)

a.      Kematian dan Penguburan Yosua (24:29-31)


Yosua mati ketika berumur seratus sepuluh tahun, lalu dikuburkan di daerah milik pusakanya di
Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas.
b.     Penguburan Tulang-Tulang Yusuf (24:32)
Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan di Sikhem, di tanah yang dibeli
Yakub.
c.      Kematian dan Penguburan Eleazar (24:33)
Eleazar bin Harun mati dan dikuburkan di bukit yang diberikan kepada Pinehas, anaknya, di
pegunungan Efraim.

B.     Nilai-Nilai Kristiani yang Perlu Dilestarikan

1.  Sama seperti bangsa Israel yang melakukan peperangan demi peperangan melawan bangsa Kanaan
(Yosua 11:16-23), demikian pula kita, umat-umat Allah di zaman ini, menghadapi peperangan
melawan tipu muslihat Iblis lewat berbagai hal; seperti keinginan dan perbuatan daging yang
berlawanan dengan keinginan Roh, keinginan mata, serta keangkuhan hidup (Galatia 5:17, 1 Yohanes
2:16). Karena itu, kita harus mengenakan perlengkapan senjata Allah supaya kita menjadi kuat di
dalam Tuhan dapat menjadi pemenang bersama dengan Dia (Efesus 6:10-17, Roma 8:37).

2.   Setiap perkataan, perintah Tuhan harus didengar dan dilakukan dengan setia (Yosua 1:7-8, 11:15, 22:5,
24:24) karena sesungguhnya mendengarkan lebih baik daripada segala korban sembelihan (1 Samuel
15:22b). Tuhan menyediakan berkat bagi orang yang menaati perintah-Nya tetapi kutuk bagi yang
tidak taat (Ulangan 27:1-46). Seperti Tuhan menyatakan mujizat-Nya di hadapan Yosua dan bangsa
Israel, kita pun akan melihat penyertaan dan mujizat-Nya saat kita menjadi orang-orang yang
mengasihi-Nya dan menaati perintah-Nya.

3.  Tuhan berkali-kali mengatakan pada Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah kecut dan
tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi” (Yosua 1:6, 9).
Dalam menghadapi kehidupan di dunia, keyakinan akan penyertaan Allah Imanuel (Matius 1:23)
harus menjadi suatu dasar yang kokoh yang membuat kita mengalahkan segala ketakutan,
kekuatiran, dan tantangan.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan juga berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan
Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5b). Hal inilah yang akan membuat kita
dengan yakin dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut.” (Ibrani 13:6)

4.      Kegagalan Yosua dan bangsa Israel ketika tertipu oleh orang Gibeon karena tidak meminta
keputusan Tuhan (Yosua 9:1-27) memberikan pelajaran berharga bahwa mengandalkan Tuhan akan
menjadi kunci keberhasilan bagi kita, umat Allah. Tetapi sebaliknya, jika kita tidak mengandalkan
Tuhan, apalagi menjauh dari Tuhan dengan mengandalkan kekuatan sendiri dan mengandalkan
manusia, maka itu akan menjadi penyebab datangnya kutuk dalam hidup kita (Yeremia 17:5-8).

5.    Kisah tentang dosa Akhan bin Karmi dan hukuman Tuhan terhadap ia, keluarga, dan segala miliknya
(Yosua 7:1-26) menjadi peringatan bahwa ketika kita berbuat dosa, akibat atau hukumannya bisa saja
tidak hanya menimpa kita, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi orang-orang di sekitar kita.
Perjanjian Baru mengingatkan agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi siapapun (1 Korintus
8:9). Itulah sebabnya, kita harus menjadi teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataan, tingkah
laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian kita (1 Timotius 4:12).

BAB III
KESIMPULAN

Pentingnya Kitab Yosua terutama terletak dalam hal :


a.  Memaparkan kesetiaan Allah pada janji-Nya
b.  Menyajikan perkembangan maksud Allah bagi bangsa Israel
c. Menyajikan sebab-musabab suatu kegagalan, yang sebelumnya telah diperingatkan terlebih dahulu
d. Menyajikan teladan rohani bagi murid Yesus; yakni kepercayaan, ketaatan dan kesucian, yang benar-
benar dipertaruhkan saat memasuki tanah Kanaan.

Generasi orang Israel di bawah pimpinan Yosua lebih bersemangat dibandingkan orangtua
mereka, tetapi mereka pun terpengaruh pada penyembahan terhadap ilah-ilah lain (Bilangan 25,
Ulangan 4:3, Ulangan 4:23). Karena itu, ketentuan untuk memusnahkan bangsa-bangsa Kanaan dan
agama mereka adalah mutlak (Keluaran 20:2-6, 23:23-33, 34:10-17; Bilangan 31:15) karena pengaruh
budaya Kanaan dapat membahayakan iman mereka kepada Allah, dan dapat merusak budi pekerti
mereka, seperti terlihat dalam sejarah selanjutnya. Lagipula, keselamatan berdasarkan anugerah
belum dapat diumumkan sebelum dasar hukumnya dinyatakan melalui kematian Yesus Kristus, tetapi
polanya diperlihatkan dalam tindakan Allah terhadap Rahab. Dapat dikatakan bahwa tujuan Allah
pada waktu itu bukanlah untuk mengajarkan dasar-dasar hidup Kristen, tapi merintis jalan bagi
Mesias – Yesus Kristus – melalui bangsa Israel.
Pengalaman Israel di padang gurun dan di Kanaan ‘dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita’
(1 Korintus 10:11). Tema utama Kitab Yosua ini adalah Allah memberikan tempat permukiman
kepada Israel, tempat yang tidak berhasil dicapai oleh orangtua mereka karena ketidakpercayaan
(Mazmur 95:11). Dalam Ibrani 4:1-11 hal ini ditunjukkan sebagai ‘lambang’, artinya asas yang
diterapkan pemazmur pada generasinya berlaku juga bagi orang Kristen, dan janji Allah digenapi
dengan tuntas hanya dalam perhentian yang disediakan Allah bagi kita dalam Yesus Kristus. Selain
inti utama dari cerita invasi ke Kanaan ini, ada banyak pelajaran yang dapat digali dari keberhasilan,
kegagalan, dan kepemimpinan Yosua dalam Kitab Yosua.

DAFTAR PUSTAKA

Inter-Varsity Press. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II: M-Z.  1995. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih.

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab. 2010. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (The Full Life Study Bible) . 1994.

Malang: Penerbit Gandum Mas.

Kitab Yosua (bahasa Ibrani: ‫ספר יהושע‬ Sefer Y'hoshua; bahasa Inggris: Book of Joshua) adalah


kitab keenam dalam Tanakh (Alkitab Ibrani) maupun Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Kitab ini
merupakan kitab pertama dari Kitab Nabi-nabi yang Terdahulu, yang berisi kisah
bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah pimpinan Yosua bin Nun. Dialah yang
menggantikan Musamemimpin umat Israel. Peristiwa-peristiwa penting yang dikisahkan di dalam
buku ini ialah antara lain: penyeberangan Sungai Yordan, jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan
pengukuhan kembali perjanjian antara Tuhan dengan umat-Nya.
Nama Yosua diambil dari bahasa Ibrani: ‫יהוׁשע‬ Yehoshua atau Yəhôšuª‘, yang artinya adalah
“dengan pertolongan Yahweh. Selain nama nabi yang dikatakan menulis kitab dengan nama yang
sama, nama ini juga nama Yesus dalam bahasa Aram.
Salah satu petikan terkenal dari buku ini ialah:

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari
“ ini kepada siapa kamu akan beribadah; ... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada TUHAN! ”
— Yosua 24:15

Daftar isi

 1Sumber Naskah
 2Pengarang
 3Keandalan sejarah
 4Isi dan struktur
 5Masalah etis tentang perang dan genosida
 6Bukti-bukti arkeologis
o 6.1Surat Amarna
o 6.2Penggalian di Kanaan
o 6.3Tradisi Fenisia di Afrika Utara
 7Tulang-tulang Yusuf
 8Yosua menurut Islam (Yusya’ bin Nun)
 9Lihat pula
 10Referensi
 11Pustaka
 12Pranala luar
 13Artikel terkait

Sumber Naskah[sunting | sunting sumber]


 Teks Masoret (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
 Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
 Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:[1]
o 4Q47 Joshuaa (4QJosha)
o 4Q48 Joshuab (4QJoshb)

Pengarang[sunting | sunting sumber]
Tradisi Yahudi mengatakan bahwa penulis kitab ini adalah Yosua bin Nun, abdi Musa, yang
ditahbiskan menjadi penerusnya dan memimpin orang Israel memasuki dan menduduki
tanah Kanaan. Talmud mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Yosua kecuali ayat-ayat terakhirnya
(24:29-33) yang ditambahkan oleh Imam Besar Pinehas bin Eleazar.
Jelas bahwa si pengarang menulis sebagai seorang saksi mata atas kejadian-kejadian yang
diceritakan, sesekali ia menggunakan kata ganti orang pertama (misalnya, dalam Yosua 5:1),
meskipun Yosua sendiri biasanya digambarkan dalam kata ganti orang ketiga. Namun beberapa
bagian (misalnya Yosua 5:9, 7:26, 24:29-33) hanya mungkin dapat ditambahkan setelah
kematiannya (barangkali oleh Imam Eleazar bin Harun atau anaknya, Pinehas bin Eleazar).
Belakangan ini muncul perdebatan tentang siapa penyunting akhir Kitab Yosua. Dua kemungkinan
telah diajukan:

1. Para sarjana konservatif mengatakan bahwa sebagian besar dari isi Kitab Yosua ditulis pada
masa penyerangan bangsa Israel (abad ke-15 atau ke-12 SM), oleh seseorang yang hidup
sezaman dengan Yosua dan seorang saksi mata tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.
2. Para sarjana kritis modern berpendapat bahwa kemungkinan Kitab Yosua disusun pada
akhir masa monarkhi atau awal masa pasca-pembuangan, berdasarkan sumber-sumber
"YEDP" yang mereka yakini bertanggung jawab atas penulisan Pentateukh, atau oleh salah
seorang nabi dari abad ke-8 SM.

Keandalan sejarah[sunting | sunting sumber]


Keil dan Delitzsch memandang bahwa ketepatan catatan sejarah Kitab Yosua sukar diragukan, di
mana naratif maupun penggambaran alamnya, yang tidak bertentangan dengan hukum alam,
umumnya diterima sebagai kebenaran. Ini termasuk penjabaran tanah-tanah milik pusaka suku-suku
berdasarkan batas-batas dan kota-kotanya, secara universal diakui diturunkan dari catatan otentik,
tetapi terutama catatan sejarah seperti perkataan Kaleb (Yosua 14:6), pidato Pinehas, serta
jawaban dua dan setengah suku (Yosua 22), keluhan bani Yusuf mengenai kecilnya ukuran tanah
milik pusaka mereka serta jawaban Yosua (Yosua 17:14), sedemikian orisinil, dan sangat sesuai
dengan karakter tokoh maupun keadaan, sehingga kepastian sejarahnya tidak dapat dibantah.[2]
Eichhorn, misalnya, menyatakan dalam Pendahuluan tulisannya, "Perkataan Kaleb, dalam Yosua
14:1, di mana ia menanyakan warisan yang telah dijanjikan untuknya, memuat dengan kuat ciri-ciri
gugatan dari mulut seorang tua yang berusia 80-an tahun, dan bernapaskan seluruhnya dalam
setiap kata-katanya semangat dan usianya, dan situasi yang unik, sehingga tidak memungkinkan
catatan ini sekadar karangan seorang penulis di masa-masa kemudian, yang membayangkan hal ini
serta meletakkan kata-kata itu dalam mulutnya."[2]

Isi dan struktur[sunting | sunting sumber]


Kitab Yosua mengandung sejarah bangsa Israel sejak masa kematian Musa hingga masa kematian
Yosua. Setelah kematian Musa, Yosua, karena sebelumnya telah ditunjuk sebagai pengganti Musa,
menerima perintah dari Allah untuk menyeberangi Sungai Yordan. Dalam melaksanakan perintah
ini, Yosua mengeluarkan perintah kepada para tua-tua suku untuk menyeberangi Sungai Yordan. Ia
juga mengingatkan suku Ruben, suku Gad, dan setengah dari suku Manasye tentang janji yang
mereka telah berikan kepada Musa untuk menolong saudara-saudara mereka.
Kitab ini pada dasarnya terdiri atas tiga bagian:

1. Sejarah perebutan tanah Kanaan (pasal 1 - 12).


2. Pembagian tanah kepada suku-suku Israel, penetapan kota-kota perlindungan, penyediaan
kebutuhan untuk suku Lewi (pasal 13 - 22), dan pengiriman suku-suku di sebelah timur ke
tempat-tempat tinggal mereka.
3. Kata-kata perpisahan dari Yosua, disertai laporan tentang kematiannya (pasal 23 - 24).
Bagian tentang penaklukan Kanaan mencakup

 Rahab (Yosua pasal 2). Yosua mengutus dua mata-mata dari Sitim untuk menyelidiki


kota Yerikho. Mereka diselamatkan oleh Rahab dengan taktiknya yang brilyan sehingga
tidak jatuh ke tangan raja Yerikho. Sebagai ganjarannya, mereka berjanji untuk
menyelamatkan Rahab dan keluarganya kelak ketika mereka menyerbu kota itu.

 Penyeberangan Sungai Yordan (Yosua pasal 1, 3 dan 4). Setelah mengulangi kewajiban


untuk mengikuti mitzvah, Yosua memerintahkan bangsa Israel untuk maju, dan mereka
meninggalkan Sitim. Ketika tiba di Sungai Yordan, Yosua meramalkan bahwa Tabut
perjanjian akan menyeberangi Yordan secara ajaib. Begitu tabut itu tiba di sungai,
sebuah mujizat pun terjadi, dan sungai itu berhenti mengalir dan segera mengering, karena
itu para imam yang memikulnya berhenti untuk membiarkan seluruh bangsa Israel
menyeberang. Untuk memperingati peristiwa ini, Yosua memerintahkan pembangunan dua
tugu peringatan: satu di dasar sungai itu sendiri, dan satu lagi di tepi barat sungai itu,
di Gilgal (yang saat itu belum diberi nama ini), tempat bangsa Israel berkemah.
Yosua dan bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan

 Pengkhitanan bangsa Israel (pasal 5:1-12). Bangsa Israel disunat di Gibeath-


Haaraloth (yang artinya bukit kulit khatan). Kemudian hal ini dijelaskan bahwa orang-orang
ini dilahirkan di padang gurun sehingga belum dikhitankan. Karena itu mereka dikhitan, dan
daerah itu dinamai Gilgal untuk mengenangnya (Gilgal terdengar seperti Gallothi - Aku telah
membuang, tetapi mungkin arti yang lebih tepat adalah lingkaran batu-batu yang
ditegakkan).

 Panglima Bala Tentara TUHAN (pasal 5:13-15). Dalam ayat-ayat ini dikisahkan kedatangan
seorang panglima bala tentara TUHAN dengan pedang yang terhunus, dan Ia
memerintahkan Yosua melepaskan kasutnya (segera perintah ini ditaati oleh Yosua) karena
tanah tempat Yosua berdiri itu kudus.

 Pertempuran Yerikho (pasal 6) - Setelah mengepung Yerikho, bangsa Israel


mengelilinginya sekali selama enam hari berturut-turut, dan pada hari yang ketujuh mereka
mengitarinya tujuh kali, dan setiap kali sambil meniupkan trompet mereka dengan keras dan
berteriak. Pada putaran yang terakhir tembok kota itu runtuh, dan penghuninya, kecuali
Rahab dan keluarganya, dibantai. Lalu diumumkan kutukan agar kota itu tidak dibangun
kembali.

 Pertempuran pertama di Ai (pasal 7) - Kota Ai ditinjau dan dinyatakan lemah, karena itu


pasukan Israel hanya mengirim sebuah kelompok kecil untuk menyerangnya, namun
mereka dikalahkan. Hal ini menyebabkan Yosua dan bangsanya hampir putus asa. Namun
Allah menyatakan bahwa bangsa itu telah berdosa, karena seseorang telah mencuri harta
dari Yerikho yang dimaksudkan untuk bait suci. Karenanya, bangsa Israel berusaha
menemukan si pencuri dengan membuang undi (Urim dan Tumim), mula-mula dari sukunya
(Yehuda), lalu klan (Zerah), kemudian keluarga (Zabdi), dan akhirnya menemukannya,
yaitu Akhan. Akhan mengakui bahwa ia telah mencuri kain Babel yang mahal, selain perak
dan emas, dan pengakuannya dibuktikan dengan ditemukannya harta itu yang terkubur di
kemahnya. Karena itu Akhan dibawa ke lembah Akhor, dan di sana ia dirajam sampai mati,
dibakar dan kemudian dikubur di bawah tumpukan batu yang tinggi.

 Pertempuran kedua di Ai (pasal 8:1-29) - 30.000 orang pasukan Israel siap untuk
menyerang Ai dalam semalam, dan di pagi hari, suatu pasukan Israel lainnya menyerang
dan kemudian berpura-pura mengundurkan diri. Akibatnya, pasukan-pasukan Ai tertarik
jauh dari kota. Ketika Yosua mengangkat tombaknya, ke-30.000 orang pasukan bersiap-
siap menyergap, sementara Yosua siap menyerang kembali dan dengan demikian
mengepung pasukan-pasukan Ai. Seluruh kota itu dibakar dan penduduknya dibantai. Raja
Ai digantung di pohon, dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sebuah lubang.

 Ritual di Gunung Ebal dan Gerizim (pasal 8:30-35) - Yosua mendirikan sebuah mezbah di
Gunung Ebal dan memberikan kurban persembahan di situ, lalu menuliskan hukum Musa di
mezbah tersebut. Rakyat lalu diatur ke dalam dua bagian, yang pertama
menghadap Ebal dan yang lainnya Gerizim. Masing-masing lalu membaca berkat-berkat
dan kutukan seperti yang disebutkan dalam Kitab Ulangan.

 Perjanjian dengan suku Hewi (pasal 9) - Suku Hewi menipu Israel sehingga mereka


disangka orang asing. Dengan demikian mereka berhasil mendapatkan perjanjian untuk
tidak menyerang dari Israel. Bahkan setelah penipuan ini terbongkar, perjanjian itu tidak
dibatalkan, meskipun suku Hewi dihukum dengan diperlakukan sebagai kelompok sosial
terendah (disebutkan lewat ungkapan Ibrani: "pembelah kayu dan air untuk mezbah
YHWH").

 Lima raja orang Amori (pasal 10) - Adoni-Zedek, raja Yerusalem, mengadakan


persekutuan dengan "lima raja orang Amori" (ia sendiri dan raja-raja
dari Hebron, Yarmut, Lakhis, dan Eglon), dan mereka mengepung orang Hewi di Gibeon,
yang mereka anggap sebagai pengkhianat. Suku Hewi memohon bantuan Yosua, dan
karena itu Yosua melakukan serangan kejutan di malam hari. Hal ini menyebabkan
suku Amori panik dan melarikan diri hingga ke Bet-horon. Meskipun serangan malam,
sebuah puisi dikutip dari Kitab Yaser, yang menyatakan bahwa matahari berhenti beredar
di Gibeon, dan bulan di lembah Ayalon, agar Yosua dapat menyelesaikan pertempuran.
Kelima raja itu bersembunyi di sebuah gua, namun ditemukan dan dijebak di sana hingga
tentara mereka musnah, lalu mereka digantung.

 Pertempuran dengan Hazor (pasal 11:1-20, 23). Yabin, Raja Hazor, pasukannya, dan


para vasalnya, bertemu di Merom. Namun, Yosua melakukan suatu serangan kilat dan
mampu mengalahkan mereka. Ia mengejar mereka hingga jauh, lalu Yosua menghalangi
kuda-kuda mereka, membakar kereta-kereta, merebut Hazor, membantai penghuninya, dan
membakarnya hingga rata dengan tanah. Para penghuni yang kurang setia juga ditangkap
dan dibantai, meskipun kota-kota di bukit dibiarkan.

 Orang Enak (pasal 11:21-22). Suku Enak diusir dari gunung-gunung dan Hebron oleh


Yosua. Ini bertentangan dengan laporan-laporan yang belakangan dalam Kitab Hakim-
hakim yang mengatakan bahwa Kaleblah yang melakukan hal ini.
Bagian mengenai pembagian Kanaan memuat bagian-bagian naratif yang singkat dan
daftar yang panjang mengenai tempat-tempatnya, yang saling berjalin

 Naratif sebagai kerangkanya, yang melukiskan proses pembagian tanah itu (Yosua
12:1-6, Yosua 13:1-14, 13:21b-22, Yosua 13:32-14:3, 15:63, 16:10-17:6, 17:12-
18:10, Yosua 19:51, dan Yosua 22:1-9). Mula-mula diberikan gambaran tentang wilayah
di timur Sungai Yordan yang ditaklukkan dan diberikan kepada Ruben, Gad,
dan Makhir (setengah dari Manasye). Setelah Allah memberikan Yosua gambaran
mengenai daerah yang belum ditaklukkan, Yosua diingatkan tentang Ruben, Gad, dan
Makhir (setengah dari Manasye), yang sudah dijanjikan tanah oleh Musa, dan tentang
suku Lewi yang tidak diberikan wilayah, melainkan hanya kota-kota. Wilayah itu dibagi
melalui undian, Yehuda mendapatkan undian yang pertama, meskipun mereka gagal
mengusir bangsa Kanaan yang hidup di Yerusalem. Lalu keluarga Yusuf mendapatkan
wilayahnya, Efraim yang gagal mengusir bangsa Kanaan dari Gezer, dan dikatakan
pula bahwa anak-anak perempuan Zelafehad, bagian dari suku Manasye, juga
diberikan wilayahnya sendiri. Keluarga Yusuf mendapatkian daerah gunung, termasuk
hutan, dan diberitahukan bahwa mereka akan mampu mengusir keluar bangsa Kanaan
yang hidup di sana, meskipun bangsa itu mempunyai kereta-kereta besi. Lalu bangsa
Israel berkumpul di Silo, dan Yosua mengirim sebuah tim peninjau. Ketika peninjauan
itu selesai, sisa tanahnya dibagi-bagi di antara suku-suku yang lebih kecil. Akhirnya,
suku-suku yang tanahnya di sebelah timur Sungai Yordan diizinkan pergi ke tanah
mereka.

 Daftar Raja-raja (pasal 12:7-24). Daftar 31 kota yang ditaklukkan, dengan raja-rajanya.

 Gambaran tentang batas-batas Suku-suku Israel. Gambaran tentang batas-batas


Yehuda (Yosua 15:1-12) dan Benyamin (pasal 18:11-20) agak berbeda dengan daftar
kota-kota mereka, tidak seperti gambaran tentang batas-batas dari suku-suku yang lain.
Batas-batas Efraim (16:4-9) dan (setengah dari) Manasye (17:7-11) luar biasa karena
mencakup pula enklaf di sebagian wilayah dari suku-suku sekitarnya. Batas-batas
mereka secara keseluruhan juga diberikan (16:1-3). Gambaran tentang batas-batas dari
suku-suku yang lain juga diberikan - Ruben (13:15-16, 20, 23a), Gad (13:24-27), Makhir
(setengah dari Manasye) (13:29-31), Zebulon (10-14), Isakhar (22a), Asyer (24, dan
26b-29a), dan Naftali (19:32-34) - kecuali untuk suku Lewi (yang hanya mempunyai
kota-kota). Untuk Dan dan Simeon, hanya kota-kota saja yang didaftarkan.

 Daftar kota-kota Israel menurut sukunya. Daftar untuk Yehuda (pasal 15:20-62) dan
Benyamin (pasal 18:21-28) sangat mendalam, sehingga banyak orang mencurigai
bahwa daftar ini diambil dari sebuah dokumen administratif. Daftar dari suku-suku
teritorial lainnya - suku Ruben (13:16-21a dan 13:23b), suku Gad (13:24-28), suku
Simeon (19:1-9), suku Zebulon (19:10-16), suku Isakhar (19:17-23), suku Asyer (19:25-
31), suku Naftali (19:32-39), suku Dan (19:40-46) - masing-masing agak tercampur
dengan gambaran mengenai batas-batasnya, meskipun bagian-bagian yang lainnya
tetap tidak diatur. Daftar untuk suku Lewi (21:1-45) dibagi-bagi ke dalam tiga klannya,
dan agak berkepanjangan. Sebaliknya, boleh dikatakan tidak ada daftar untuk suku
Efraim atau suku Manasye.

 Orang Enak (pasal 14:6-15, dan 15:13-14). Kaleb mengingatkan Yosua tentang


kesetiaannya dan meminta Hebron sebagai bagian pribadinya. Permintaan ini
dikabulkan, dan Kaleb mengusir suku Enak yang tinggal di situ.

 Kisah Otniel (pasal 15:15-19). Kaleb menyerang Kiryat-sefer, dan berjanji untuk


menyerahkan anak perempuannya, Akhsa, untuk dinikahkan dengan siapapun yang
menaklukkan kota itu. Keponakannya, Otniel, menerima tantangan itu dan karenanya
berhasil menyuntingnya. Akhsa meminta mahar yang lebih besar dari ayahnya, dan
karena itu kepadanya diberikan mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir selain
tanah di Negeb yang telah disediakan baginya.

 Serangan terhadap Lesem (pasal 19:47-48). Wilayah suku Dan terlalu kecil untuk


mereka, karena itu mereka menyerang Lesem, membantai penduduknya, dan
mendirikannya kembali dengan nama Dan.

 Bagian milik Yosua (pasal 19:49-50). Yosua sendiri mendapatkan Timnah-serah, yang


telah dimintanya, di wilayah suku Efraim.
 Penunjukan kota-kota perlindungan (pasal 20) juga termasuk daftar singkat yang
menyebutkan kota-kota itu.

 Mezbah Ed (pasal 22:10-34) Ketika kembali ke tanah mereka, suku Ruben, Gad, dan
Makhir (setengah dari Manasye) membangun sebuah mezbah yang sangat besar.
Suku-suku yang lain tersinggung karena mereka percaya hal ini menunjukkan bahwa
mereka mengklaim bahwa mezbah mereka itulah yang paling utama, karena itu mereka
bersiap-siap perang. Namun, mereka pertama-tama mengutus Pinehas bin Eleazar dan
para pangeran dari masing-masing suku untuk menegur mereka. Ruben, Gad, dan
Makhir, menanggapinya dengan mengatakan bahwa mezbah itu hanyalah lambang dari
kesetiaan mereka, dan bukan untuk dipergunakan, karena itu Pinehas dan
rombongannya lega, adn membatalkan rencana mereka berperang. Mezbah itu
dinamai Ed (yang artinya saksi) untuk mengenangnya.
Bagian mengenai pesan-pesan terakhir Yosua meliputi

 Pesan terakhir Yosua (pasal 23-24). Yosua, yang kini sudah tua, meminta bangsa
Israel berkumpul, lalu ia memperingatkan rakyat agar tetap setia kepada Torah
Musa. Yosua lalu mengumpulkan semua suku di Sikhem, lalu memperingatkan
mereka agar setia kepada Torah Musa, sambil mengisahkan kembali kejadian-
kejadian pada masa lampau. Lalu Yosua menempatkan sebuah batu besar di
bawah sebuah pohon, di tempat kudus di Sikhem, sebagai saksi bagi janji rakyat
Israel untuk setia. Lalu Yosua meninggal dunia, dan tak lama kemudian
juga Eleazar bin Harun. Tulang-tulang Yusuf juga dikuburkan di sana di dekat
pohon dan tiang batu , di sebidang tanah yang telah dibeli Yakub seharga 100 mata
uang.

Masalah etis tentang perang dan


genosida[sunting | sunting sumber]
Sebuah kesulitan dengan kitab ini muncul dari perintah yang diberikan Allah untuk
memusnahkan bangsa Kanaan.
Sejumlah teolog melihat perintah untuk melakukan genosida secara etis tidak dapat
dibenarkan, karena hal ini tidak sejalan dengan keseluruhan pandangan di
dalam Alkitab Ibranidan Kristen tentang Allah sebagai Pencipta yang penuh kasih dan
belas. Mereka melihatnya sebagai sebuah polemik teologis, dengan sebagian besar
peristiwanya diciptakan pada masa atau sesudah pembuangan Babel, untuk
menggalakkan kesetiaan kepada keyakinan Yahudi pada saat hal itu terancam.
Misalnya, Morton (hlm. 324-325) mengatakan bahwa Yosua "harus dipahami sebagai
ritus bangsa-bangsa kuno (termasuk Israel) yang di dalam konteks zamannya,
berusaha menyenangkan Allah (atau dewa-dewa)".
Para teolog konservatif, yang menganggap kitab ini sebagai laporan yang akurat secara
historis yang ditulis pada atau tak lama sesudah masa hidup Yosua, memberikan salah
satu dari penjelasan berikut ini terhadap masalahnya:

1. Perang adalah bagian yang esensial dari sejarah Timur dekat pada abad ke-15
SM. Sebagian penafsir berpendapat bahwa kitab ini memperlihatkan Allah yang
menggunakan kegiatan-kegiatan yang berdosa untuk mencapai maksud-
maksud-Nya. Ini tidak berarti bahwa Allah mendukung perang, melainkan
bahwa Ia bekerja melalui manusia sebagaimana adanya mereka. Para penafsir
ini menekankan apa yang mereka lihat sebagai hakikat masyarakat Kanaan
yang berdosa, sambil menunjukkan kepada bukti-bukti praktik seperti
pengorbanan anak (membakar hidup-hidup korban anak-anak). Misalnya,
Hallam, yang berpandangan seperti ini, mendaftarkan sejumlah bukti arkeologi
untuk mendukung tesis ini: "Hanya beberapa langkah dari kuil ini terdapat
sebuah kuburan dan di situ ditemukan banyak tembikar, yang memuat tulang-
belulang anak-anak balita yang telah dikorbankan di kuil ini... Nabi-
nabi Baal dan Astoret adalah pembunuh-pembunuh resmi dari anak-anak kecil
ini." "Praktik mengerikan lainnya ialah apa yang mereka sebut 'korban fondasi.'
Bila sebuah rumah akan dibangun, seorang anak akan dikorbankan, dan
tubuhnya ditanam ke dalam tembok ... Penyembahan Baal, Astoret, dan dewa-
dewa Kanaan lainnya terdiri dari pesta-pesta yang paling ekstravagan; kuil-kuil
mereka merupakan pusat-pusat kejahatan. ... Bangsa Kanaan menyembah,
dengan pesta-pesta yang tidak bermoral, ... lalu dengan membunuh anak-anak
sulung mereka, seagai korban kepada dewa-dewa yang sama." Namun
sebagian dari bukti-bukti ini diperdebatkan, sementara yang lainnya
mengatakan bahwa hal ini mungkin diciptakan di kemudian hari untuk
membenarkan tindakan pembinasaan.
2. Para teolog Kristen cenderung menekankan bahwa apa yang mereka lihat
merupakan penyataan yang progresif di dalam Alkitab. Sementara Alkitab
semakin maju, Allah dipahami menyatakan diri-Nya dalam cara-cara yang lebih
sempurna, lebih jelas dan lebih akurat, dan berpuncak dengan penyataan Allah
yang tertiggi di dalam YesusKristus. Perintah Allah melalui Yosua untuk
merebut negeri itu dengan kekuatan senjata dipandang di dalam konteks
perintah Allah melalui Yosua yang kedua, yaitu Yesus Kristus, untuk
menghadirkan kerajaan-Nya melalui cara-cara penerapan ajaran-Nya dengan
damai.

Bukti-bukti arkeologis[sunting | sunting sumber]


Surat Amarna[sunting | sunting sumber]
Surat-surat Amarna, yang berasal dari pertengahan abad ke-14 SM, terdiri dari
komunikasi resmi dari para pemimpin Amori, Het, Hori, Fenisia, dan Filistin kepada raja-
raja Mesir, dan memberikan sebuah tinjauan independen tentang keadaan Kanaan
sesungguhnya pada masa kitab ini. Namun, kesaksian dari arsip-arsip ini menimbulkan
kesulitan sendiri, termasuk suku bangsa Habiru yang misterius, namun suka berperang,
yang merupakan pokok pembicaraan dari banyak surat ini.[3]
Selain itu, juga ada sepucuk surat dari seorang perwira militer, "panglima dari para
pemimpin pasukan Mesir," yang berasal dari waktu menjelang akhir
pemerintahan Ramses II. Laporan tentang perjalanannya yang menimbulkan
pertanyaan, yang mungkin resmi, bahwa perwira itu mengambil jalur
melalui Kanaan hingga ke utara sampai di Alepo, memberikan lebih banyak informasi.[3]
Di antara hal-hal yang diangkat dalam surat ini dan surat-surat Amarna adalah keadaan
kacau dan kehancuran yang melanda Mesir. Para pasukan pengawal Mesir yang telah
menguasai Kanaan sejak masa Thutmosis III, sekitar 200 tahun sebelumnya, kini telah
lenyap. Karena itu, jalur tersebut terbuka untuk bangsa Ibrani. Dalam sejarah
penaklukan tidak disebut-sebut tentang Yosua yang bertemu dengan pasukan Mesir.
Prasasti-prasastinya mengandung banyak permintaan kepada raja Mesir agar
membantu dalam menghadapi serangan-serangan bangsa Ibrani, namun tampaknya
tidak ada bantuan yang dikirim.[3]

Penggalian di Kanaan[sunting | sunting sumber]


Penggalian atas sejumlah kota-kota Kanaan telah memberikan bukti-bukti yang
berlawanan untuk menentukan historisitas Kitab Yosua. Tel (gunungan)
di Lakhis dan Hazorkeduanya adalah kota-kota Kanaan pada Zaman Perunggu Akhir.
Sekitar tahun 1200 SM, kedua kota itu hancur dan lapisan-lapisan berikutnya yang
memberikan sisa-sisa pendudukan mengandung artefak-artefak bangsa Israel. Catatan-
catatan arkeologi dari kota-kota ini memperlihatkan bahwa penyerangan yang
menghancurkan oleh bangsa Israel terjadi pada akhir Zaman Perunggu Akhir.
Penggalian di Ai menghasilkan bukti-bukti yang tidak sepakat dengan penghancuran Ai
dalam Kitab Yosua. Ai tampaknya telah ditinggalkan pada Zaman Perunggu Awal dan
tidak dihuni kembali hingga setelah penyerbuan bangsa Israel. Muncul pendapat bahwa
penghancuran Ai ditambahkan ke dalam Kitab Yosua sebagai sebuah mitos etiologis,
yang menjelaskan reruntuhan-reruntuhan yang tampak jelas dari kota Zaman
Perunggu Awal. Namun, sejumlah penggalian menemukan reruntuhan kota yang lebih
cocok dengan sejarah Ai, sehingga ada pendapat lain meragukan bahwa lokasi
penggalian sebelumnya benar-benar kota Ai.[4] Adanya kota-kota yang tidak
diketemukan hancur melainkan menunjukkan kehidupan bersama antara orang Israel
dan orang Kanaan pada zaman Yosua juga merupakan bukti dari catatan-catatan
Alkitab bahwa ketika Yosua berhenti berperang terdapat sejumlah besar wilayah yang
belum diambil alih dari orang Kanaan (Yosua 13:1-6; 15:63; 16:10; 17:11-18, dll. serta
asimilasi sejumlah kelompok Kanaan dengan masyarakat Israel (keluarga Rahab
dalam Yosua 2 dan orang-orang Gibeon dalam Yosua 10).[5] Kitab Hakim-hakim jelas
mengindikasikan bahwa orang Israel tidak merebut dan menduduki seluruh tanah
Kanaan (Hakim-hakim 1:1-3:6), dan pengambilalihan tanah bukan lagi secara perang
kilat melainkan serangkaian penyerangan oleh suku-suku secara terpisah atau
sebagian kelompok suku-suku Israel, misalnya dalam Hakim-hakim 1, di mana suku
Yehuda dan suku Simeon maju bersama-sama melawan orang-orang Kanaan di
wilayah suku Yehuda (Hakim-hakim 1:3-20).[5] Lebih jelas lagi, kitab Hakim-hakim
mencatat bahwa banyak orang Kanaan masih tinggal di tanah itu dan menawarkan
suatu penjelasan teologis mengenai fakta ini, yaitu Allah membiarkan orang-orang
Kanaan di tanah itu dan orang Israel gagal mengusir atau mengalahkan mereka karena
dosa-dosa Israel (Hakim-hakim 2:1-6; 3:1-6).[5]

Tradisi Fenisia di Afrika Utara[sunting | sunting sumber]


Ada tradisi orang Fenisia yang tinggal di Afrika Utara karena diusir dari Kanaan oleh
Yosua.[6] Seorang sejarawan Yunani bernama Prokopius dari Kaisarea menulis pada
abad ke-6 M:
Mereka [orang-orang Kanaan] juga membangun sebuah benteng di Numidia, yang sekarang
adalah kota bernama Tigisis [kemungkinan di Aljazair]. Di tempat itu ada dua pilar yang
dibuat dari batu putih dekat mata air besar, berpahatan tulisan Fenisia yang menyatakan
dalam bahasa Fenisia: "Kami adalah mereka yang lari dari hadapan Yosua, si perampok,
putra Nun".[7]
Moses dari Khoren, seorang sejarawan Armenia yang lebih kuno (370-386 M), juga
merujuk pada dua pilar bertulisan Fenisia.[8] Kemudian para sejarawan Yunani
merujuk pada tradisi ini. Misalnya, dinyatakan dalam Chronicon Paschale, suatu
karya tanpa nama dari sekitar tahun 630 M:
Para penduduk di sini [kepulauan, yaitu kepulauan Balearic di utara Aljazair dan sebelah
timur Spanyol] adalah orang-orang Kanaan yang lari dari hadapan Yosua putra Nun.[9]
Teks asli kutipan bahasa Yunani ini jauh lebih kuno, sampai sekitar tahun 234
SM.[9] Sangat tidak m ungkin bahwa orang-orang Fenisia di Afrika Utara
menciptakan tradisi yang menjelekkan untuk menjelaskan bagaimana mereka
sampai ke Afrika Utara.[10]
Tulang-tulang Yusuf[sunting | sunting sumber]
Di Kejadian 50:24-25 Yusuf meminta saudara-saudara dan keluarganya untuk
bersumpah agar tulang-tulangnya dikuburkan di tanah Kanaan. Sewaktu
berangkat keluar dari Mesir, Musa membawa tulang-tulang Yusuf bersamanya
(Keluaran 13:19). Di akhir Kitab Yosua dicatat, bahwa tulang-tulang Yusuf
dikuburkan di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga 100 kesita
dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani
Yusuf menjadi milik pusaka mereka (Yosua 24:32). Dengan demikian tulang-
tulang Yusuf ini menjadi mata rantai yang mengikat Kitab Kejadian, Kitab
Keluaran sampai ke Kitab Yosua, merupakan jaminan bahwa keluarga Yakub,
yaitu umat Israel, pasti akan dibawa TUHAN kembali ke tanah Kanaan.

Yosua menurut Islam (Yusya’ bin Nun)


[sunting | sunting sumber]
Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki seorang murid yang menemaninya mencari
Ilmu. Dia adalah Yusya’ Bin Nun, dan Allah memberikan hikmah kenabian dan
mukjizat yang nyata kepadanya. Setelah Nabi Musa ‘alaihis salam wafat, Nabi
Yusya’ bin Nun ‘alaihis salam membawa Bani Israil ke luar dari padang pasir.
Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di
kota Jerica.
Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang
yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk
padat. Nabi Yusya’ dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut
sampai enam bulan lamanya.
Suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan
suara trompet dan pekikan takbir, dan dengan satu semangat yang kuat,
mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian
memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan dan membunuh dua
belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang
berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang
berkuasa di Syam. Hari itu hari Jum’at, peperangan belum juga usai, sementara
matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jum’at akan berlalu, dan hari
Sabtu akan tiba.
Padahal, menurut syari’at pada saat itu, pada Sabtu dilarang melakukan
peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya’ bin Nun berkata: “Wahai matahari,
sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala,
begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintahNya. Ya Allah, tahanlah
matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu!”. Maka Allah menahan matahari
agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukkan negeri ini dan
memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasululloh Shallallahu
‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya matahari itu tidak
pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk
Yusya’. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad).’”
(HR: Ahmad dan sanad-nya sesuai dengan syarat Al-Bukhari).
Akhirnya Nabi Yusya’ dan kaumnya berhasil memerangi dan menguasai kota
tersebut. Setelah itu Nabi Yusya’ bin Nun memerintahkan kaumnya untuk
mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun api tidak mau
membakarnya. Lalu Dia meminta sumpah kepada kaumnya. Dan akhirnya
diketahui ternyata ada dari kaumnya yang berkhianat dengan menyembunyikan
emas sebesar kepala sapi.
Akhirnya orang-orang yang berkhianat mengembalikan apa yang mereka curi
dari harta rampasan perang itu. Kemudian dikumpulkan dengan harta
rampasan perang lainnya. Barulah kemudian api mau membakarnya.
Demikian syariat yang dibawa oleh Nabi sebelum Nabi Muhammad Shollallahu
‘alaihi Wa Sallam. Yaitu tidak boleh mengambil harta rampasan perang. Dan
Allah menyempurnakan Syariat Nya dengan memperbolehkan bagi Rasululloh
Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam untuk mengambil rampasan perang agar dapat
diambil manfaat yang banyak dari harta rampasan perang itu.
Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di
dalamnya dan di antara mereka ada Nabi Yusya’ yang memerintah mereka
dengan Kitab Allah, Taurat, sampai akhir hayatnya. Dia kembali ke hadirat Allah
saat berumur seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah
wafatnya Nabi Musa ‘alaihis salam adalah dua puluh tujuh tahun.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Kitab Ulangan

 Kitab Hakim-hakim

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Transkrip Naskah Laut Mati
2. ^     Carl Friedrich Keil; Franz Delitzsch. ’’Commentary on the Old Testament’’
a b

(1857-1878). Joshua 1. Diakses 24 Juni 2018.


3. ^ a b c Moran, William L. The Amarna Letters. Baltimore: The Johns Hopkins
University Press. 1992 .
4. ^ Wood, Bryant G. From Ramesses to Shiloh: Archaeological Discoveries
Bearing on the Exodus-Judges Period. Pp. 256-82 in Giving the Sense:
Understanding and Using the Old Testament Historical Texts, eds. David M.
Howard, Jr., and Michael A. Grisanti. Grand Rapids MI: Kregel. 2003.
5. ^ a b c Joel F. Drinkard, Jr.  The History and Archaeology of the Book of Joshua
and the Conquest/Settlement Period. First Published May 1, 1998. Research
Article. Volume: 95 issue: 2, page(s): 171-
188. https://doi.org/10.1177/003463739809500204.
6. ^ Frendo 2002.
7. ^ Frendo 2002, hlm. 37.
8. ^ Frendo 2002, hlm. 38.
9. ^ a b Frendo 2002, hlm. 40.
10. ^ Extra-Biblical Evidence for the Conquest. May 30, 2007, Bryant G. Wood
PhD, Associates for Biblical Research.

Pustaka[sunting | sunting sumber]
 Frendo, Anthony J. Two Long-Lost Phoenician Inscriptions and the
Emergence of Ancient Israel. Palestine Exploration Quarterly (2002) 134:
37-43.

 Morton, William H. Joshua. The Broadman Bible Commentary, Vol. 2. Ed.


Clifton J. Allen, et al. Nashville: Broadman Press, 1970.
 Halley, Henry H. Halley's Bible Handbook. Grand Rapids: Zondervan
Publishing House, 1927, 1965.
 Mazar, Amihai. The Archaelogy of the land of the Bible. New York:
Doubleday, 1990.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Terjemahan-terjemahan online dari Kitab Yosua:

 Teks asli:
o ַ‫י ְהֹושֻׁ ע‬ Yehoshua - Joshua (bahasa Ibrani - bahasa Inggris di Mechon-
Mamre.org)

 Terjemahan Yahudi:
o Joshua at Mechon-Mamre (Jewish Publication Society translation)
o Yehoshua - Joshua (Judaica Press) terjemahan dan tafsiran Rashi di
Chabad.org

 Terjemahan Kristen:
o Joshua at The Great Books (New Revised Standard Version)
o Joshua at Wikisource (Versi Raja James)
o Yosua (bahasa Indonesia) di www.sabda.org

Anda mungkin juga menyukai