Anda di halaman 1dari 8

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Sumber :
Sumber Q (sumber Q dari bahasa Jerman yaitu Quelle,”sumber”). Adalah
sumber tekstual yang dipostulasikan dan kini hilang untuk injil matius dan injil lukas.
Pengakuan para pakar dalam perjanjian baru abad ke-19 bahwa matius dan lukas
bersama-sama menggunakan banyak bahan yang tidak ada didalam sumber-sumber
bersama mereka yang umumnya diakui yaitu : Injil Markus telah membuat orang
banyak mengusulkan tentang hadirnya sebuah bersama kedua, yang diistilahkan
sebagai dokumen Q, Teks hipotesis yang hilang- yang juga disebut Injil Q yaitu injil
ucapan-ucapan sinoptik.

Dan pada abad ke-19 disebut Logia- tampaknya kemungkinan besar terdiri
suatu kumpulan ucapan-ucapan Yesus pengakuan tentang adanya dokumen Q ini
adalah inti sari dari “hipotesis dua sumber”. Yang dimaksud dengan hipotesis dua
sumber ini merupakan solusi yang paling sederhana dan paling luas diterima terhadap
masalah sinoptik yang dimunculkan oleh kesamaan-kesamaan tekstual antara dua injil
dengan Injil Markus sebagai sumber yang satu, dan sumber Q yang lainnya.

B. Sejarah :
1. Latar belakang penulisan Injil Markus : Injil Markus merupakan kisah yang
paling singkat tentang “permulaan injil tentang Yesus”(Markus 1:1). Dengan
suara bulat gereja mula-mula memberikan kesaksian bahwa Yohanes Markus
adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan
pertama orang krsten (Kis 12:12), Markus memiliki kesempatan yang unik karena
berhubugan dengan pelayanan tiga Rasul PB : Paulus (Kis 13:1-13;Kol 4-10;Fil 1-
24), Barnabas (Kis 15:39), dan Petrus (1 Petrus 5:13), Serta sebagian sarjana
menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M. Mungkin Injil ini pertama ditulis.
2. Tujuan penulisan Injil Markus : Pada tahun 60-an M, orang percaya
diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak diantaranya disiksa
bahkan dibunuh dibawah pemerintahan kaisar Nero. Selaku salah seorang
pemimpin gereja di Roma, Yohanes Markus digerakan oleh Roh Kudus untuk

1
menuliskan Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan
pengembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah untuk
memperkuatkan dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan untuk mendorong
mereka agar tetap setia menderita demi Injil dengan memperhadapkan kepada
mereka kehidupan, penderitaan, kematian, serta kebangkitan Yesus Tuhan
mereka.
3. Survei penulisan Injil Markus : Dalam suatu kisah Markus memperkenalkan
Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, Hamba yang menderita. Titik yang
menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaiserea Filipi, yang disusul oleh
peristiwa pemuliaan Yesus (Markus 8:27-9:10). Bagian pertama kitab injil ini
memusatkan perhatian terutama kepada mujizat luar biasa yang dilakukan oleh
Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa
kerajaan Allah sudah dekat.
4. Ciri-ciri khas penulisan Injil Markus : Ada empat ciri utama menandai injil
Markus yaitu :
a. Injil ini penuh kegiatan yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus
daripada apa yang diajarkan oleh-Nya,( Markus mencantumkan 18 mujzat
Yesaus dan empat perumpamaan-Nya).
b. Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat
Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan dan kisah kelahiran bangsa
Yahudi.
c. Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan mendesak, dengan menggunakan
42 kali kata keterangan Yunani.
d. Injil ini dituliskan dengan hidup seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa
dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan
dengan keahlian seorang pujangga.
C. Sastra :
Injil Markus terkenal arena beberapa aspek bahasanya. Kitab ini menggunakan
lebih banyak kata latin daripada kitab-kitab injil yang lainnya. Didalam beberapa hal
kitab ini bahkan menjelaskan sebuah kata Yunani dengan kata Latin (Mark
12:42;15:16). Kitab ini juga mempunya ciri bahasa Aram yang nyata. Bahasa Yunani
dalam kitab ini kasar, ditandai oleh kalimat yang terputus-putus (mis. 2:10; 11:32),
campur baurnya bentuk-bentuk kata kerja Yunani yang terjadi dalam bahasa sehari-
hari.

2
Ucapan-ucapan itu biasanya disisipkan (mis. 3:30; 7:19), dan ungkapan-
ungkapan populer. Beberapa ahli berpendapat hal ini menunjukan bahwa Markus
mencatat materinya, sementara Petrus (yang orang Yahudi dan mengetahui bahasa
Aram lebih baik daripada bahasa Yunani), berbicara di hadapan orang-orang
Roma. Injil ini bergerak maju dengan lebih cepat daripada injil-injil yang lain.
Namun Markus menuliskan sebuah kitab yang penuh dengan tindakan serta
menfokuskan kepada perbuatan-perbuatan tokoh utamanya (Yesus) daripada
perkataan-Nya.
Markus juga menggambarkan Yesus sebagai seorang guru dan manusia
yang nyata. Pembaca juga melihat belas kasihan-Nya, Kemarahan-Nya, serta
kesusahan dan kesedihan-Nya. Injil ini memusatkan pada pendidikan kepada kedua
belas murid, dan kadang-kadang memberikan gambaran yang lebih buruk dari pada
yang terdapat dalam injil-injil yang lain. Dari segi struktur hampir 40% kitab ini
dipakai untuk mengisahkan pederitaan Kristus (mis. 10:32 dst) dari permulaan
kitab-Nya (1:1) Yesus dengan jelas digambarkan sebagai Anak Allah.

3
BAB II

ISI TAFSIRAN

Markus 10:35-45 : “Permintaan Yakobus dan Yohanes bukan memerintah melainkan


melayani”

Tema : “Melayani Sang Pelayan”

Garis Besar:
1. Ayat 35-37 : Yakobus dan Yohanes meminta duduk disebelah Yesus
2. Ayat 38-40 : Yesus menolak permintaan Yakobus dan Yohanes
3. Ayat 41-43 : Kesepuluh murid-murid itu marah
4. Ayat 44-45 : Hendaklah menjadi hamba dan selalu melayani

Ayat 35-37 : “Yakobus dan Yohanes meminta duduk disebelah Yesus”


Pada ayat ini dikatakan bahwa Yakobus dan Yohanes adalah anak Zebedeus. Yakubus
dan Yohanes ini diikatakan sebagai Rasul didalam bidang Rohani, Lalu mereka mendekati
dan berkata kepada Yesus :”Guru, kami harap supaya engkau kiranya mengabulkan suatu
permintaan kami(35b)!” Lalu Yesus memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan
mereka tersebut “Apa yang kamu kehendaki aku perbuat bagimu?(36)” Kemudian dalam
10:37 Lalu Yakobus dan Yohanes ini berkata perkenankanlah kami duduk didalam
kemuliaan-Mu kelak disebelah kanan dan kiri-Mu.
Lalu menurut cerita matius, ibu mereka yang bernama Salome yang termasuk kaum
wanita yang melayani dan mengikuti Yesus,(Mark 15:40). Datang bersama mereka untuk
mengajukan pertanyaan juga (Mat 20:20-21). Dalam Injil Matius pertanyaan itu jelas berasal
dari kedua bersaudara itu yaitu Yakobus dan Yohanes, meski yang mengajukan pertanyaan
itu ialah ibu mereka. Pertanyaan-pertanyaan kedua anak zebedeus ini menyangkut pembagian
tempat-tempat terhormat diantara kedua belas murid-Nya.

4
Ayat 38-40 :”Yesus menolak permintaan Yakobus dan Yohanes”

Pada ayat ini Yesus mengatakan kepada mereka “Kamu tidak tau apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus ku minum, dan dibaptis dengan baptisan
yang harus ku terima?”(10:38). Tetapi mereka dengan mudah menjawabnya dengan
mengatakan “Kami dapat” Jawaban ini memperlihatkan kekeliruan mereka, yang menjadi
sebab kesombongan mereka. Lalu balas Yesus : Kamu akan meminum dari cawan-ku dan
menjalani baptisan-ku.

Dari nada pertanyaan Yesus dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud adalah bukan
cawan pesta, melainkan cawan yang pahit. Bukan cawan dimasa depan melainkan cawan
yang sekarang diminum Yesus, yaitu beban yang harus ditanggung Yesus. Pemberitahuan
mengenai penderitaan menjelaskan bahwa Dia harus meminum cawan penderitaan sampai
kematian. Sebab itu, kiasan “cawan” yang diulurkan kepada seseorang tepat disini. Dalam
perjanjian Lama kiasan itu sering dipakai untuk menggambarkan penghakiman Allah atas
manusia dan bangsa-bangsa, Yang bagaikan cawan pahit yang harus mereka minnum.
Dalam perkataan Yesus mengenai “Baptisan Selam” yang akan dialami-Nya, unsur
penghakiman ilahi yang datang membanjiri-Nya tetap hadir. Meskipun mereka dibaptis
bersama-sama dengan Yesus, meski tiap-tiap hari minum dari cawan yang sama tetap ada
cawan yang khusus dan istimewa serta baptisan pembenaman tersendiri bagi Yesus dan Dia
sedang dibenamkan dalam baptisan penderitaan.
Dan pada ayat 40 mengatakan “Tetapi hal duduk disebelah kanan-Ku dan disebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa
telah disediakan”. Dalam hal ini dikatakan bahwa “Memberikan bukan hak-ku, melainkan
hak Bapa-ku. Dalam ayat (40) menekankan cara membaginya, tempat-tempat kehormatan
tidak akan diberikan (oleh Yesus) kepada orang-orang tertentu, tetapi telah disediakan (oleh
Bapa) bagi orang tertentu. Allah Bapa telah menyediakan tempat-tempat itu bagi orang yang
memenuhi syarat-syarat tertentu.

Ayat 41-43 : “Kesepuluh murid-murid itu marah”

Dalam mendengar hal-hal yang dilakukan oleh Yakobus dan Yohanes tersebut lalu
kesepuluh murid-murid Yesus marah karena Yakobus dan Yohanes melakukan hal yang
curang kepada kesepuluh murid terebut seperti dalam hal meminta duduk di sebelah kiri dan
kanan Yesus dalam tahta kemuliaan-Nya. Dan pada ayat 42 “Tetapi Yesus memanggil

5
mereka lalu berkata : Kamu tahu, bahwa mereka yang yang disebut pemerintah bangsa-
bangsa, memerintahkan rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesaran-pembesarannya,
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka” Yang dimaksud dengan memerintah
dengan tangan besi adalah memerintah dengan mengandalkan kekuatannya dan dengan
pembesaran-pembesarannya.
Seharusnya dalam memerintah tidaklah dengan mengandalkan segala kekuatan
ataupun dengan berbagai pembesaran-pembesaran yang diandalkan, tetapi dalam meminpin
juga hendaklah seperti pelayan seperti Pada ayat 43 dikatakan “Tidaklah demikian diantara
kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayan”.

Ayat 44-45:” Hendaklah menjadi hamba dan selalu melayani”


Kita sebagai manusia biasa yang berada didalam dunia ini pastinya ingin menjadi
yang ketermuka dengan berbagai macam jabatan, pekerjaan, pangkat yang tinggi, atau
berbagai hal lainnya, meskipun kita menginginkan segalanya didalam kehidupan kita
hendaklah kita lebih terkemuka untuk menjadi hamba dalam melayani Tuhan dan sesama.
pada ayat 44 mengatakan bahwa “Barang siapa yang ingin menjadi terkemuka diantara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya”.
Dan pada ayat 45 ini dikatakan “karena anak manusia datang kedunia ini bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang”. Disini Yesus mau membaharui pola pikir dan paradigma yang selama ini
yang hanya memikirkan kebutuhan dan kepentingan mereka, jadi agar mereka terkenal dan
punya kedudukan terutama ditempatkan di sisi Allah, maka harus rela melayani, mengasihi
dan menjadi murid Yesus yang sejati. Demikian jugalah kita sebagai calon guru agama
kristen di bumi ini hendaklah dapat melayani sesama kita, agar mendapatkan kedudukan di
kerajaan Allah nantinya, Dalam menjadi orang Kristen yang sejati, haruslah kita setia
melayani bukan untuk dilayani, haruslah mau berbuat, berkorban dan mengasihi orang lain
dan upah kita akan besar disorga.

6
BAB III

RELEFANSI

Dan kita sebagai manusia biasa yang terlahir dan datang kedunia ini sebagaimana
yang sudah dikatakan pada ayat 45 tadi bahwa “manusia itu datang bukan untuk dilayani
tetapi manusia datang untuk melayani Tuhan dan sesama kita manusia”. Dan terutama kita
berada di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKN) Palangka Raya ini untuk di ajarkan
menjadi seorang Guru Agama Kristen yang kelaknya menjadi seorang pelayan didalam ruang
lingkup sekolah atau ditengah-tengah masyarakat.
Sebagai calon Guru Agama Kristen hendaklah kita dapat melayani murid-murid kita
dan dapat memberikan pelajaran tentang kebenaran, karena tugas kita sebagai umat Tuhan
diutus untuk mengajar dan mengabarkan tentang kebaikan kepada semua orang terutama
kepada murid-murid kita kelak yang akan kita ajarkan. Dalam menjadi orang Kristen yang
sejati, haruslah kita setia melayani bukan untuk dilayani, haruslah mau berbuat, berkorban
dan mengasihi orang lain dan upah kita akan besar disorga.

7
DAFTAR PUSTAKA

Henry Matthew . (2007) . Injil Markus . Penaerbit Momentum (Momentum christian


literature)

Richar,W.H . (2008) . Pengantar Perjanjian Baru (Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-


Masalahnya). Jakarta : Gunung Mulia

Jakob,V.B . (2011) . Markus Injil Menurut Petrus . Jakarta : Gunung Mulia

Konferensi Wali Gereja Indonesia . (2010) . Alkitab Dengan Kidung Jemaat . Diterbitkan
oleh : Lemabaga Alkitab Indonesia

Donald Guthri . (2001) . Teologi Perjanjian Baru I . Jakarta : Gunung Mulia

Anda mungkin juga menyukai