Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA DAN PROFESI GURU


"TUJUAN KAIDAH BELAJAR DAN IMPLIKASINYA"

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

JENNEIFER R SILABAN (19507056)


PRICHILIA C.Y KUMOLONTANG (19507057)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGRI MANADO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat dan
anugerahnya kepada kami sehingga kami biasa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari dari mata kuliah Etika dan
Profesi Guru dan digunakan sebagai pedoman pembelajaran tentang materi Tujuan Kaidah
Belajar Dan Imlikasinya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak-pihak, terutama dosen
pembimbing yang telah memberikan penjelasan tentang penulisan tugas ini. Ucapan terima
kasih juga kepada teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh
Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi sempurna. Selani itu juga, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Manado, 29 April 2020

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………….……………….


………………………………..………………………i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………...............ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang……...………………….….………………………...............
………….1

2. Rumusan masalah………………………………………………….…………...............
……….1

3. Tujuan…………….…………………………………………………….................…2

BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Belajar Dan Tujuan Kaidah Belajar
…………………………………………………………………...............…………....4
2. Definisi Pengertian Prinsip Guru
………………………………………………………………………………...............5
3. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar ………….………………………………….
………...............……………9

BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
………………………………………………………………………...............……13
2. Saran …………………………………………….……………………........………....
……13

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………................…14
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.,Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan
belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati
oleh orang lain. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Untuk menciptakan
dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan
menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori
belajar. Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan
peserta didik.Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi
siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
2. RUMUSAN MASALAH
·        Apakah yang dimaksud dengan prinsip belajar?
·        Apakah yang dimaksud dengan prinsip guru?
·        Apakah  Prinsip-Prinsip Belajar yang terkait dengan proses belajar?
·        Apakah Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar siswa dan guru dalam Belajar?

3. TUJUAN
 Untuk mengetahui tentang prinsip belajar
 Untuk mengetahui prinsip guru
 Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Belajar secara umum dan implikasinya dalam
Belajar dan pembelajaran
 Untuk mengetahui tentang implikasi prinsip-prinsip belajar

BAB 2
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN BELAJAR

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dari kita yang tidak tahu apa-apa menjadi
tahu. Belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahaan kelakuan, kegiatan
belajar dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan juga diamati oleh orang lain. Dan
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan nilai sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan


manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu
maupun masyarakat. Bagi individu,kemampuan untuk belajar secara terus akan memberikan
kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan, bagi masyarakat, belajar
mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari
generasi kegenerasi.

Pengertian belajar itu cukup luas tidak hanya sebagai kegiatan dibangku sekolah saja.
Bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Tujuan Kaidah Belajar

Tujuan kaidah belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi
juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh
hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah
laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:

1.      Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui,
dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al (Winkel, 1999; Dimyati &
Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:

a.       Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan.
b.      Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan makna dari hal
yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman, yakni:

1)      Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu bentuk ke dalam
bentuk lain.

2)      Interpretasi, yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru

3)      Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau kemampuan meluaskan trend
di luar data yang diberikan

c.       Penerapan (aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan  kaidah untuk


menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d.      Analisis (analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian


sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Analisis dapat pula dibedakan
atas tiga jenis, yakni:

1)      Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci elemen-elemen dari suatu
masalah atau dari suatu bagian besar.

2)      Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara elemen-elemen


dalam suatu struktur.

3)      Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan relasi dari struktur
kompleks.

e.       Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru dengan


memperhatikan unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk struktur atau sistem baru.
Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat dibedakan atas:

1)      Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan

2)      Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas

3)      Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak

f.       Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang sesuatu atau


beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria tertentu.
2.      Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian perasaan
sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom (Bloom.,et.al,1971) terdiri dari 5 jenis
perilaku yang diklasifikasikan dari yang sederhana hingga yang kompleks, yakni:

a.       Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau stimuli


tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan untuk memperhatikan hal
tersebut.

b.      Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon secara aktif terhadap
fenomena atau stimuli.

c.       Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat memberikan
penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian tertentu.

d.      Organisasi (organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk menentukan


keterhubungan diantara nilai-nilai.

e.       Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang.

3.      Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson (Winkel, 1999;Fleishman
& Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:

a.       Persepsi (perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang atau lebih


berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing perangsang.

b.      Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan menempatkan diri dalam
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

c.       Gerakan terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh


atau gerak peniruan.

d.      Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar,
karena sudah dilatih sebelumnya.

e.       Gerakan kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk melakukan


gerakan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen secara lancar, tepat, dan
efisien.

f.       Penyesuaian pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan perubahan dan


penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g.      Kreativitas, meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar
prakarsa dan inisiatif sendiri.

2. PENGERTIAN PRINSIP BELAJAR

Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik agar
siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip belajar
dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta
didik.

3.PRINSIP-PRINSIP BELAJAR YANG TERKAIT DENGAN PROSES BELAJAR

Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya belajarnya maupun
bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya mengajarnya. Berikut ini adalah contoh
prinsip-prinspnya:

1. Prinsip Kesiapan

Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa atau
kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.

2. Prinsip Motivasi

Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah kegiatan
dan memelihara kondisi tersebut.

3. Prinsip Persepsi

Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh perilaku
individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda
dari yang lain.

4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini harus
lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik dalam
proses pembelajaran itu terjadi.

5. Prinsip Perbedaan Individual

Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

6. Prinsip Transfer dan Retensi

Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam situasi
yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud
dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.

7. Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,
dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir,
menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan
penemuan.

8. Prinsip Belajar Afektif

Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.
Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya
dengan pengalaman baru.

9. Prinsip Belajar Evaluasi

Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan
pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian
tujuan.

10. Prinsip Belajar Psikomotor


Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktifitas
ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

 Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:

1. Perhatian dan Motivasi


2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung atau pengalaman
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan Penguatan (law of effect)
7. Perbedaan individual

1. PERHATIAN DAN MOTIVASI

Perhatian mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan belajar peserta didik. Perhatian
dalam proses belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila perhatian ini tidak ada pada siswa, maka siswa ini perlu dibangkitkan
lagi perhatiannya. Selain itu juga, perhatian digunakan sebagai pemusatan energi psikis
(fikiran dan perasaan) terhadap suatu terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada
pelajaran, proses belajar tersebuat akan semakin baik dan hasilnya akan semakin baik juga.
Dan oleh sebab itu, guru harus selalu berupaya agar perhatian siswa terpusat pada pelajaran.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar antara peserta didik dengan pendidik. Motivasi yaitu tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi juga mempunyai tujuan yang merupakan salah
satu tujuan dari proses belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya
intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa
dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan. Perhatian erat sekali kaitannya
dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan.

2. KEAKTIFAN BELAJAR
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis
yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misaInya menggunakan
khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan basil percobaan, dan kegiatan
psikis yang lain. Seperti yang telah dibahas di depan bahwa belajar iu sendiri adalah akivitas,
yaitu aktivitas mental dan emosional.

3. KETERLIBATAN LANGSUNG DALAM BELAJAR

     Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung
jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe, yang paling
baik apabila ia terlihat secara langsng dalam perbuatan, bukan sekadar melihat bagaimana
orang menikmati tempe, apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara
pembuatan tempe.

4. PENGULANGAN BELAJAR

     Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan mempunyai maksud untuk


melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu
diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-
pengulangan akan menjadi sempuma.

5. TANTANGAN

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat
hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan
itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi,
artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang Kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar haruslah menantang.tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya.

6. BALIKAN DAN PENGUATAN

Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yamg
baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan
operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai yang
jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia
terdorong untuk belajar lebih giat. Di sini nilai buruk dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.

3.IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

 Perhatian dan Motivasi

Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar
yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus menerus.
Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus
menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar
yang hendak dicapai. menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain,
menentukan target atau sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya. Dari
contoh-contoh perilaku siswa untuk meningkatkan dan membangkitkan motivasi belajar,
dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku tersebut bersifat psikis.

 Keaktifan

Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa
dalam proses pembelajaran.

 Keterlibatan Langsung atau Pengalaman

Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala
tugas belajar yang dibeerikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis
akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. Bentuk-bentuk
perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah
siswa ikut dalam pembuatan lapangan bola voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa
berdiskusi untuk membuat laporan, siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis
lainnya. Bentuk perilaku keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin
terwujudnya prinsip keaktifan pada diri siswa. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa
secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan
keaktifan siswa.

 Pengulangan

Penguasaan secara penuh dari setiap langkah kemungkinkan belajar secara keseluruhan lebih
berarti. Dari pemyataan inilah pengulangan masih diperlukan merasa bosan dalam melakukan
pengulangan. Itulah yang merupakan implikasi dari prinsip pengulangan.

 Tantangan

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa
akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses. dan mengolah pesan. Sclain
itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang
dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan
ini diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun
mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.

 Balikan dan Penguatan

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau
salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of
result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi penguatan bentuk-bentuk perilaku
siswa yang memungkinkan diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan
kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima
teguran dari gurulorang tua karena hasil belajar yang jelek.

 Perbedaan Individual

Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah menentukan tempat duduk
di kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan
individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis. Untuk memperjelas implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa, anda dapat mengidentifikasi dari kegiatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sebagai indikatornya.

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip
ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam
upaya mencapai hasil yang diinginkan.
2. Berikut ini prinsip-prinsip belajar:

–  Prinsip Kesiapan (Readinees)

–  Prinsip Motivasi (Motivation)

–  Prinsip Persepsi

–  Prinsip Tujuan
–  Prinsip Perbedaan Individual

–  Prinsip Transfer dan Retensi

–  Prinsip Belajar Kognitif

–  Prinsip Belajar Afektif

–  Prinsip Belajar Evaluasi

–  Prinsip Belajar Psikomotor

3. Implikasi Prinsip – Prinsip Belajar :

Implikasi Prinsip Belajar Bagi Siswa Bagi Guru

Mengunakan metode yang


Dituntut memberikan perhatian terhadap semua bervariasi…
Perhatian dan Motivasi rangsangan yang mengarah pada tercapainya
Memilih bahan ajar yang
tujuan belajar.
diminati siswa..

Memberikan kesempatan
Dituntut dapat memproses dan mengolah hasil
pada siswa untuk
Keaktifan belajarnya secara efektif serta aktif baik secara
melakukan eksperimen
fisik, intelektual dan emosional.
sendiri

Melibatkan siswa dalam


Keterlibatan langsung/
Dituntut agar siswa me-ngerjakan sendiri tugas mencari informasi, merang-

Pengalaman yang diberikan guru kepada mereka. kum informasi dan menyim-
pulkan informasi.

Kesadaran siswa dalam me-ngerjakan latihan- Merancang hal-hal yang


Pengulangan
latihan yang berulang-ulang perlu di ulang.

Diberikan suatu tanggungja-wab untuk


Memberikan tugas pada
mempelajari sendiri dengan melakukan ekspe-
Tantangan siswa dalam memecahan
rimen, belajar mandiri dan mencari pemecahan
permasa-lahan.
sendiri dalam menghadapi perma-salahan.

Balikan dan penguatan Mencocokan jawaban antara siswa dengan guru Memberikan jawaban yang
benar dan memberikan
kesimpulan dari materi yang
telah dijelaskan atau di
bahas.

Menentukan metode
Belajar menurut tempo kecepa-tan masing-
Perbedaan Individual sehingga dapat melayani
masing siswa
seluruh siswa

2. Saran

Bagi calon guru hendaknya mampu memahami dan menerapakan konsep dasar belajar dan
pembelajaran serta tujuan dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam
kondisi pembelajaran yang efektif. 

DAFTAR PUSTAKA

Ratumanan, Tanwey, Gerson, Drs., M.Pd. (2002). Belajar dan Pembelajaran.  Surabaya. Unesa
University Press.

http://aggilnet.blogspot.com/2011/03/makalah-hakikat-belajar-dan.html (minggu 1 Juli 2012)

Dikutip dari: http://aggilnet.blogspot.com/2011/03/makalah-hakikat-belajar-dan.html


(minggu 1 Juli 2012)

Dimyati 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta

Paulina, Panen, 2003, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : UT

Anda mungkin juga menyukai