Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat dan
anugerahnya kepada kami sehingga kami biasa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari dari mata kuliah Etika dan
Profesi Guru dan digunakan sebagai pedoman pembelajaran tentang materi Tujuan Kaidah
Belajar Dan Imlikasinya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak-pihak, terutama dosen
pembimbing yang telah memberikan penjelasan tentang penulisan tugas ini. Ucapan terima
kasih juga kepada teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh
Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi sempurna. Selani itu juga, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
2. Rumusan masalah………………………………………………….…………...............
……….1
3. Tujuan…………….…………………………………………………….................…2
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Belajar Dan Tujuan Kaidah Belajar
…………………………………………………………………...............…………....4
2. Definisi Pengertian Prinsip Guru
………………………………………………………………………………...............5
3. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar ………….………………………………….
………...............……………9
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
………………………………………………………………………...............……13
2. Saran …………………………………………….……………………........………....
……13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………................…14
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.,Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan
belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati
oleh orang lain. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Untuk menciptakan
dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan
menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori
belajar. Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan
peserta didik.Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi
siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
2. RUMUSAN MASALAH
· Apakah yang dimaksud dengan prinsip belajar?
· Apakah yang dimaksud dengan prinsip guru?
· Apakah Prinsip-Prinsip Belajar yang terkait dengan proses belajar?
· Apakah Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar siswa dan guru dalam Belajar?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang prinsip belajar
Untuk mengetahui prinsip guru
Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Belajar secara umum dan implikasinya dalam
Belajar dan pembelajaran
Untuk mengetahui tentang implikasi prinsip-prinsip belajar
BAB 2
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN BELAJAR
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dari kita yang tidak tahu apa-apa menjadi
tahu. Belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahaan kelakuan, kegiatan
belajar dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan juga diamati oleh orang lain. Dan
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan nilai sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian belajar itu cukup luas tidak hanya sebagai kegiatan dibangku sekolah saja.
Bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.
Tujuan kaidah belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi
juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh
hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah
laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui,
dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al (Winkel, 1999; Dimyati &
Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan makna dari hal
yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman, yakni:
1) Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu bentuk ke dalam
bentuk lain.
3) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau kemampuan meluaskan trend
di luar data yang diberikan
1) Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci elemen-elemen dari suatu
masalah atau dari suatu bagian besar.
3) Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan relasi dari struktur
kompleks.
b. Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon secara aktif terhadap
fenomena atau stimuli.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat memberikan
penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian tertentu.
e. Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang.
3. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson (Winkel, 1999;Fleishman
& Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:
b. Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan menempatkan diri dalam
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
d. Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar,
karena sudah dilatih sebelumnya.
Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik agar
siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip belajar
dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta
didik.
Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya belajarnya maupun
bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya mengajarnya. Berikut ini adalah contoh
prinsip-prinspnya:
1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa atau
kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah kegiatan
dan memelihara kondisi tersebut.
3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh perilaku
individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda
dari yang lain.
4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini harus
lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik dalam
proses pembelajaran itu terjadi.
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam situasi
yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud
dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,
dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir,
menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan
penemuan.
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.
Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya
dengan pengalaman baru.
Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan
pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian
tujuan.
Perhatian mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan belajar peserta didik. Perhatian
dalam proses belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila perhatian ini tidak ada pada siswa, maka siswa ini perlu dibangkitkan
lagi perhatiannya. Selain itu juga, perhatian digunakan sebagai pemusatan energi psikis
(fikiran dan perasaan) terhadap suatu terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada
pelajaran, proses belajar tersebuat akan semakin baik dan hasilnya akan semakin baik juga.
Dan oleh sebab itu, guru harus selalu berupaya agar perhatian siswa terpusat pada pelajaran.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar antara peserta didik dengan pendidik. Motivasi yaitu tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi juga mempunyai tujuan yang merupakan salah
satu tujuan dari proses belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya
intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa
dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan. Perhatian erat sekali kaitannya
dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan.
2. KEAKTIFAN BELAJAR
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis
yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misaInya menggunakan
khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan basil percobaan, dan kegiatan
psikis yang lain. Seperti yang telah dibahas di depan bahwa belajar iu sendiri adalah akivitas,
yaitu aktivitas mental dan emosional.
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung
jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe, yang paling
baik apabila ia terlihat secara langsng dalam perbuatan, bukan sekadar melihat bagaimana
orang menikmati tempe, apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara
pembuatan tempe.
4. PENGULANGAN BELAJAR
5. TANTANGAN
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat
hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan
itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi,
artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang Kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar haruslah menantang.tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yamg
baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan
operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai yang
jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia
terdorong untuk belajar lebih giat. Di sini nilai buruk dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar
yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus menerus.
Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus
menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar
yang hendak dicapai. menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain,
menentukan target atau sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya. Dari
contoh-contoh perilaku siswa untuk meningkatkan dan membangkitkan motivasi belajar,
dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku tersebut bersifat psikis.
Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa
dalam proses pembelajaran.
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala
tugas belajar yang dibeerikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis
akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. Bentuk-bentuk
perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah
siswa ikut dalam pembuatan lapangan bola voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa
berdiskusi untuk membuat laporan, siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis
lainnya. Bentuk perilaku keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin
terwujudnya prinsip keaktifan pada diri siswa. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa
secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan
keaktifan siswa.
Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah kemungkinkan belajar secara keseluruhan lebih
berarti. Dari pemyataan inilah pengulangan masih diperlukan merasa bosan dalam melakukan
pengulangan. Itulah yang merupakan implikasi dari prinsip pengulangan.
Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa
akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses. dan mengolah pesan. Sclain
itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang
dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan
ini diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun
mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau
salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of
result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi penguatan bentuk-bentuk perilaku
siswa yang memungkinkan diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan
kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima
teguran dari gurulorang tua karena hasil belajar yang jelek.
Perbedaan Individual
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah menentukan tempat duduk
di kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan
individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis. Untuk memperjelas implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa, anda dapat mengidentifikasi dari kegiatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sebagai indikatornya.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip
ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam
upaya mencapai hasil yang diinginkan.
2. Berikut ini prinsip-prinsip belajar:
– Prinsip Persepsi
– Prinsip Tujuan
– Prinsip Perbedaan Individual
Memberikan kesempatan
Dituntut dapat memproses dan mengolah hasil
pada siswa untuk
Keaktifan belajarnya secara efektif serta aktif baik secara
melakukan eksperimen
fisik, intelektual dan emosional.
sendiri
Pengalaman yang diberikan guru kepada mereka. kum informasi dan menyim-
pulkan informasi.
Balikan dan penguatan Mencocokan jawaban antara siswa dengan guru Memberikan jawaban yang
benar dan memberikan
kesimpulan dari materi yang
telah dijelaskan atau di
bahas.
Menentukan metode
Belajar menurut tempo kecepa-tan masing-
Perbedaan Individual sehingga dapat melayani
masing siswa
seluruh siswa
2. Saran
Bagi calon guru hendaknya mampu memahami dan menerapakan konsep dasar belajar dan
pembelajaran serta tujuan dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam
kondisi pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Ratumanan, Tanwey, Gerson, Drs., M.Pd. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya. Unesa
University Press.