Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH CRYPTOGAMAE

“ KLASIFIKASI ALGA (PHANEOPHYTA) ”

Disusun oleh :

 EUPRASIA GALLA’ (19507062)


 MELINNDA LENGKONG
 LIDIA MOMONGAN

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan kemurahanNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Cryptogamae dan digunakan sebagai pedoman dalam mencari sumber-sumber belajar.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak terkait, terutama dosen pembimbing
yang telah memberikan penjelasan tentang penulisan tugas ini. Ucapan terima kasih juga kepada
teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi
sempurna. Selain itu juga, penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan sebagai mana
mestinya.

Tondano , 20 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
1. LATAR BELAKANG.....................................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................3
3. TUJUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Phaeophyta.....................................................................................4
B. Ciri – ciri umum Phaeophyta...........................................................................5
C. Klasifikasi Pheophyta....................................................................................11
D. Peranan Phaeophyta bagi kehidupan..............................................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................17
DAFTRA PUSTAKA..............................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Menurut Smith (1955), Gupta (1981), dan Bold and Wynne (1985), alga adalah
organisme berklorofil, tubuhnya merupakan talus (uniseluler ataumultiseluler), alat reproduksi
pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada jugayang alat reproduksi tersusun dari banyak
sel. Alga (ganggang) umumnya hidup diair, baik air tawar maupun air laut. Ada pula yang hidup
di tempat lembab. Untukkelangsungan hidupnya ganggang dapat membuat makanannya sendiri
dengan carafotosintesis karena memiliki klorofil.Ganggang yang bersel satu ada yang hidup
terpisah-pisah ada juga yang hidup berkelompok membentuk koloni. 
Ganggang yang bersel banyak ada yang berbentuk benang bersekat sekat dan tidak berca
ban, ada yang berupa benang bercabang-cabang, dan ada juga yang menyerupai lembaran-
lembaran. Ada pula gangganghidupnya sebagai plankton dan bentos di air tawar maupun air laut.
Di sampingmempunyai klorofil, ganggang juga mempunyai zat warna lain. Atas dasar zat
warnayang dimilikinya ganggang diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu: a) Gangganghijau
(Chlorophyta); b) Ganggang merah (Rhodophyta); c) Ganggang cokelat (Phaeophyta); d)
Ganggang kersik (Chrysophyta). Pada makalah ini kami akanmemfokuskan pembahasan pada
kelompok ganggang cokelat (Phaeophyta).

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Phaeophyta ?
2. Bagaimana ciri – ciri umum dari Phaeophyta ?
3. Bagaimana kalsifikasi Phaeophyta ?
4. Bagaimana peranan Phaeophyta bagi kehidupan ?

3. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian dari Phaeophyta .
2. Untuk memahami ciri – ciri umum dari Phaeophyta .
3. Untuk memahami klasifikasi Phaeophyta .
4. Untuk mengetahui peranana Phaeophyta bagi kehidupan .

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Phaeophyta
Ganggang coklat adalah protista mirip tumbuhan yang memiliki talus bersel
banyak, sehingga dapat dilihat secara makroskopis (kasat mata). Talusnya memiliki alat
pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang
lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta seperti Sargassum,
Macrocystis, dan Nereocystis memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk
menyimpan gas nitrogen dan untuk mengapung di atas permukaan air.

Ganggang cokelat mengandung pigmen cokelat (xantofil), klorofil a dan c.


Pigmen xantofil jumlahnya dominan, sehingga menyebabkan warna talusnya coklat.
Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk laminarin. Umumnya, ganggang cokelat
bersel banyak (multiseluler). Bentuk tubuhnya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi
karena memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun sehingga membuat ganggang
ini mudah untuk dikenali.

Sekitar 1.500 jenis Phaeophyta atau ganggang cokelat telah diketahui. Hampir
semua jenis Phaeophyta hidup di laut terutama di daerah yang dingin, yaitu hidup di batu-
batuan di dasar perairan sedalam 1,5 – 5 meter dari permukaan air. Semua alga cokelat
berbentuk benang atau lembaran dan bersifat autotrof (mampu menghasilkan
makanannya sendiri).

Semua Phaeophyta hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana
hingga yang berbentuk besar dengan organisasi sel yang rumit. Pada Phaeophyta yang
berkoloni besar, belum terbentuk organ yang sesungguhnya meskipun pada beberapa
jenis terdapat bentuk menyerupai akar, batang, dan daun, namun keseluruhan bagian itu
disebut sebagai talus.

4
B. Ciri – ciri umum Phaeophyta
Phaeophyta adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen
xantofil.Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai
talus(tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang
ukurantalusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik kebanyakan bersifat
autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen,lembaran
atau menyerupai semak (pohon) yang dapat mencapai beberapa puluhmeter, terutama

5
jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatifmengandung kloroplas
berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klorofilserta xantofil. Kloroplas
berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandungkhlorofil a dan khlorofil c serta
beberapa xantofil misalnya fukosantin. Cadanganmakanan berupa laminarin dan manitol.
Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat. Sel-sel ganggang
hijaumempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung klorofil a dan b
sertakarotenoid. Pada kloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung
danlemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-
cabang. Hidupnya ada yang di air tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembabatau
yang basah. Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yangsecara
struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik.

1. Distribusi dan Habitat


Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis
saja yang hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampardipantai, melekat
pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Biladi laut yang iklimnya
sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda
bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada taluslain. Tapi ada juga yang hidup
sebagai endofit. Di daerah subtropis, algacokelat hidup di daerah intertidal, yaitu
daerah literal sampai sublitoral. Didaerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di
kedalaman 220 meter pada airyang jernih.
Ada tiga Phaeophyta yang hidup di air tawar dan yang lain hidupdi laut. Pada
umumnya Phaeophyta adalah ganggang yang berada diperairanlaut yang dingin.
Mereka adalah elemen yang mendominasi dalam flora pesisirdari Arktik dan
Antartika laut, dan mereka merupakan unsur yang kurangmencolok dalam flora dan
sebagai salah satu ganggang yang menuju padadaerah tropis. Namun, dari ganggang
coklat tertentu, terutama Dictyotales dan Sargassum, yang hidup di air hangat.
Banyak dari spesies gangganglaut yang tumbuh melekat pada batu. Spesies lain
tumbuh dalam hubungandengan ganggang lainnya, baik sebagai epifit atau endofit.
Dalam banyak kasus, seperti Myrionema strangulans Grev, ganggang coklat tumbuh
hanya pada satu spesies saja.

6
Ada zonasi vertikal yang berbeda dari ganggang coklat laut pada setiapstasiun
yang diberikan. Banyak spesies tumbuh hanya di daerah intertidal dan bahkan di sini
ada distribusi vertikal yang pasti. Para Rockweeds (Fucaceae) biasanya terbatas pada
sabuk pesisir atas dan kelps ( Lamiriales) ke bagian paling bawah.

2. Struktur sel
Pada Phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel
yangtersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan
danfukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin
lebihkompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk
fukokoloid.Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan
luaryaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dindingselnya
juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pada pangkal
berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karenadinding sel
dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yangmasuk ke dalam sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,tergantung golongan organisme.
Pada tumbuhan, dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat
(pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri,
peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dindingsel. Fungi memiliki dinding sel
yang terbentuk dari kitin. Sementara itu,dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein,
pektin, dan sakarida sederhana(gula).
Sel dari Phaeophyta memiliki dinding yang berbeda dan satudibedakan
menjadi bagian perusahaan dalam dan yang satu lagi dibagian luaragar-agar. Unsur
utama dari bagian perusahaan adalah selulosa, dianggapkimiawi karena identik
dengan tanaman vaskular. Bagian agar-agar daridinding sel terdiri dari algin, dan
dibagian thalli nonfilamentous mungkinmengisi semua ruang antarsel. Protoplasma
sel vegetatif umumnya memilikivakuola pusat dan inti tunggal. Inti mirip dengan

7
tumbuhan vaskulardan bawah ada membran nuklir, nucleolus, dan jaringan berwarna.
Sel vegetatif alga coklat umumnya mengandung lebih darisatu kromatofora.
Beberapa spesies memiliki kromatofora disciform, yanglainnya telah diratakan
memanjang kromatofora dengan garis yang sangattidak teratur (Widiyanti dan
Siswanto, 2012).

3. Cadangan Makanan.
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejeniskarbohidrat
yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat tepung.selain
laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zatlainnya. Semua cadangan makanan
Phaeophyta disimpan dalam keadaanterlarut, tetapi tidak pasti apakah dalam sitoplasma,
atau seluruh protoplastersebut.
Cadangan karbohidrat utama adalah laminarin, senyawa yangditemukan hanya
diPhaeophyta.  Ada juga mungkin merupakan akumulasimanitol. Ketika laminarin
diekstrak dari ganggang itu adalah bubuk putih yanglarut hambar, terdiri dari sejumlah
unit glukosa terkait tetapi tidak pasti apakahada 16 atau 20 unit glukosa. Laminarin dapat
terakumulasi dalam jumlah yangcukup untuk membentuk 7-35 persen dari berat kering
tanaman.
Manitol, karbohidrat cadangan lainnya, adalah alkohol hexahydric.Jumlahnya
adalah minimal di musim dingin dan mencapai maksimum dimusim panas. Jumlah dalam
tanaman ini juga berkorelasi dengan kedalamandi mana talus yang tumbuh, dan besar
yang terendam paling dalamdibandingkan yang tumbuh di dekat permukaan air.

4. Alat gerak
Berupa flagel, terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan letaknyalateral.
Berjumlah 2 yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannyayang berbentuk pir
atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang panjangmempunyai rambuat-rambut
mengkliat menghadapi kemuka dan yang pendekmenghadap kebelakang. Dekat dengan
keluarnya flagel terdapat bintik matayang berwarna kemerahan.

5. Reproduksi Phaeophyta

8
Perkembangbiakan pada Phaeophyt dapat dilakukan dengan beberapacara yaitu
secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora
berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksiseksual terjadi secara oogami atau
isogami. Reproduksi seksual alga cokelathampir serupa dengan pembiakan generatif
tumbuhan tingkat tinggi.Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus Selain
berkembang biaksecara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga
berkembang biakdengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang
fertilmembentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di
dalamreseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yangmenghasilkan
sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yangmenghasilkan sel telur dan benang-
benang mandul (parafisis
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satusama lain
pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dantepi konseptakel.
Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid. Oogonium berupa badan yang duduk di
atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyakdan tiap oogonium mengandung 8 sel
telur. Akan tetapi, hanya 40% dari seltelur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari
setiap 100.000 spermatozoiddapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding
selulosa dan pektin,kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu
baru yangdiploid.

6. Daur hidup
Pada Phaeophyceae terdapat tiga tipe adaur hidup :
a. Tipe Isomorfik
Fase sporofit dan gametofit morfologinya identik; pada fase inigametofit dan
sporofit mempunyai bentuk dan ukuran yang relatifsama antara yang satu dengan yang
lainya. Contoh : Ectocarpales dan Dictyotales. Ectocarpales mempunyai pergantian
keturunan yangisomorf dan mempunyai tubuhyang berbentuk filament yang
bercabagmembentuk jaringan pseudoparenkimatik. Sporofit mengeluarkanzoospora dan
spora netral, sedang gametofit membentuk gamet yangisogami dan anisogami,
b. Tipe Heteromorfik

9
Sporofit dan gametofit morfologinya berbeda. Pada tipe ini,sporofit berkembang
dengan baik dan berukuran makroskopik,sedangkan gametofitnya berukuran
mikroskopik. Bentuk filamen yanglain hanya terdiri dari beberapa sel saja. Misalnya,
anggota yangtergolong dalam bangsa Laminariales. Anggota dari beberapa Laminaries
mempunyai pergantian keturuanan yang heteromorfikdengan sporofit yang selalu lebih
besar dari pada gametofitnya yangukurannya selalu mikroskopik. Dari marga ke marga
gametofik iniidentik satu sama lainya, sehingga yang tampak dilapangan
adalahsporofitnya.
Pengetahuan yang menyangkut gamtofik dari ganggang inidiperoleh dengan
menggunakan kultur yang dimulai dari zoosporayang dikeluarkan oleh sporanya yang
unilokular. Pada umumnyamerupakan jenis tahunan. Sporofit terbagi menjadi alat
pelekat, tangkaidan helaian. Alat pelekat umumnya merupakan cabang-cabang
yangdikotom disebut haptera. Tangkai tidak bertangkai, silindris atau agakmemipih,
diujung tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau berbagivertikal menjadi beberapa
segmen. Tangkai terdiri dari medulla(bagian tengah) dan korteks (bagian tepi) dikelilingi
selapis selmeneyerupai epidermis.
c. Tipe Diplontik
Tipe ini tidak menunjukkan adanya pergantian keturunan . Siklus hidupnya
bersifat diplontik. Fase haploid hanya terdapat padagametnya. Contoh: Fulaces .Diantara
jenis-jenis Phaeophyceae,golongan Fucales ini adalah unik, karena tidak mempunyai
keturunanyang membentuk spora. Disini hanya ada satu keturunan yaitu tubuhyang
diploid, dengan demikian tidak mempunyai pergantianketuruanan. Meiosis terjadi
sebelum gametogenesis, jadi yang bersifathaploid hanya gametnya.
Adapula yang menganggap keturunan yang diploid tadi sebagaisporofit dan spora
yang dihasilkan sporangianya akan berfungsisebagai gamet. Gamet jantan (anterozoid)
berflagella dua buah yangletaknya dibagian lateral. Gamet dibentuk dalam anteredium,
gamet betina berupa sel telur yang dibentuk dalam oogonium. Jadi perkembangbiakannya
secara oogami. Anteredium atau oogoniumdibentuk dalam konseptakel. Pada umumnya
terkumpul dalam satucabang yang menggelembung, cabang-cabang ini disebut
reseptakel.Bangsa ini terdiri dari tiga suku, yaitu Fucaceae ,Cystoseiraceae, dan
Sargasseaceae.

10
Daur hidup Fucus sp salah satu contoh Alga Coklat

C. Klasifikasi Pheophyta
Sebelum tahun 1922 semua sistem untuk klasifikasi alga coklat yangdidasarkan pada
struktur vegetatif dan metode reproduksi. Pada tahun itu sistem yangdiusulkan mengambil
siklus hidup menjadi pertimbangan, tetapi data tersebut cukupuntuk klasifikasi yang
memadai. Pada tahun 1933 data yang memadai telah terkumpuluntuk menjamin
pemisahan ke dalam tiga seri berikut: Isogeneratae dengan pergantian generasi
isomorfik, dan Heterogeneratae dengan pergantian heteromorphicgenerasi, dan
Clyclosporeae dimana hanya ada generasi diploid.
Dengan demikian sebagai ganggang coklat yang memiliki kelas(Phaeophyceae)
atau divisi ( Phaeophyta) yang Isogeneratae, Heterogeneratae, dan Cyclosporeae
Memiliki subkelas atau kelas.
1. Kelas Isogeneratae
Isogeneratae ini memiliki siklus hidup dengan pergantian isomorfikgenerasi.
Generasi sporofit dapat menghasilkan zoospora, aplanospora, atauspora netral.
Reproduksi seksual dari gametofit mungkin isogami, anisogami,atau oogami. Kelas ini
dibagi menjadi lima ordo yang berbeda dari satu samalain dalam struktur vegetatif,
modus pertumbuhan, dan struktur organreproduksi.

11
a. Ordo Ectocarpales
Ectocarpales memiliki pergantian isomorfik generasi danmemiliki talus
filamen bercabang dimana pembelahan sel tidakterlokalisasi. Cabang-cabang talus
mungkin berdiri bebas dari satusama lain atau mungkin lateral dapat membentuk
jaringan   pseudoparenchymatous.   Organ   reproduksi   dapat  ditanggung secara
tunggal atau baris uniseriate.
Sistem klasifikasi berdasarkan kepada struktur vegetatif danmetode
reproduksi merujuk seratus atau lebih genera yang lain.Ketika seperti ini perintah
dibatasi untuk bentuk filamen trichothallicdengan pergantian isomorfik diketahui
atau diduga dari generasi adasekitar 50 genera. Ini telah dikelompokkan menjadi
dua keluarga.
Genus ini adalah salah satu yang umum dan beberapa spesiestumbuh dalam
kelimpahan pada Fucaceae dari zona litoral atas. Genusini adalah genus langka
di sepanjang Pantai Pasifik, di mana sebagian besar spesies tumbuh pada
Laminariales
b. Ordo Sphacelarialis
Sphacelarialis memiliki pergantian isomorfik generasi danthalli dimana
pertumbuhan dimulai oleh sel apikal tunggal yangmemotong derivatif silinder
bagian posteriornya.
Genus jenis Sphacelaria adalah alga yang jarang dijumpai disepanjang
pantai baik Atlantik dan Pasifik. Ini tumbuh melekat pada batu atau pada
ganggang lainnya. Satu atau lebih dari tunas silinderyang bebas bercabang
maka timbul dari pegangan erat tersebut.
Setiap cabang ada yang mencolok, sel uninukleat silinder,apikal.
Percabangan tunas adalah pembesaran sel di bagian polysiphonous dan
fungsinya sebagai sel apikal. Beberapa spesiesmemiliki rambut multiseluler
dimana sel-sel tersebut diatur dalam baris uniseriate.
c. Ordo Tilopteridales
Talus dari Tilopteridales secara bebas dan bercabang denganmodus
trichothallic pertumbuhan. Bagian atas adalah Ectocarpus -seperti dengan sel

12
bergabung ujung ke ujung dalam satu baris(monosiphonous); porsi yang lebih
rendah umumnya Sphacelaria-seperti dengan sel-sel dalam tingkatan
melintang (polysiphonous).
d. Ordo Cutleriales
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja ,yaitu Zanardinia dan Cutleria.
Zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofitdan sporofitnya
identik satu sama lain, sedang gametofit Cutleria Tidak identik
dengan     sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari  Cutleria
bersifat isomorfik. Akan tetapi kedua marga tadi tampaknya mempunyai
hubungan yang cukup erat satu sama lain,sebab beberapa sifat tertentu dari
kedua marga tadi mempunyaikesamaan, antara lain pertumbuhan yang
trikohthallik, sporangia yangunilokuler dan sel-sel kelamin jantan dan betina
ukurannya tidak sama(anisogamet).Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka
kedua margatersebut digolongkan dalam satu bangsa yaitu : Marga  Cutleria
Cutleria mempunyai gametofit yang berbentuk pia yang bercabang mengg
arpu  yang tidak begitu teratur atau berbentuk sepertikipas.   Pertumbuhan
terjadi pada tepi thallus bagian atas yang mempunyai rambut yang
“uniseriate”. Tiap rambut mempunyai daerah  pertumbuhan yang letaknya
interkalar. Gametofit bersifat hereothallik.Gametofit jantan mengandung
antheridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pit, berflaglla 2
buah di bagian lateral.
Gametofit betina mengandung gametangia betina yangmengeluarkan
gamet, gamet jantan bergerak ke arah gamet betina dankemudian salah satu
gamet jantan bersatu dengan gamet betina. Zigotyang terbentuk tumbuh jadi
sporofit dalam waktu satu hari. Selkelamin betina yang tidak dibuahi akan
tumbuh jadi gametofit betina.Sporofit mempunyai bentuk yang berlainan
sama sekali dengangametofit. Sporofit berbentuk lembaran kecil dan melekat
padasubstrat dengan perantaraan rhizoid.
e. Ordo Dictyotales
Dictyotales memiliki pergantian isomorfik generasi dimanathalli yang
tegak,  diratakan dengan pertumbuhan yang diprakarsai olehapikal

13
tunggal pada puncak masing-masing   cabang. Gametofit   genera kebanyakan
oogami tetapi ada satu genus anisogami. Dictyotales  ditemukan di laut
beriklim sedang dan tropis tetapi terjadidalam kelimpahan terbesar di perairan
hangat dari daerah tropis.

2. Kelas Heterrogeneratae
 Heterogeneratae  yang memiliki pergantian heteromorphic sporofitselalu lebih besar dari
gametofit.Sporofit
biasanya  ukuranmakroskopikdan memepunyai bentuk tertentu, gametofit selalu berfilamen dan 
ukuranmikroskopis. Sporofit dari Heterogeneratae dapat menghasilkan zoospora atauspora
netral. Berdasarkan struktur vegetatif dari sporofit Heterogeneratae  dibagi menjadi dua
subkelas, Haplostichineae dan Polystichineae.
a. Subclass Haplostichineae
Sporofit dari Haplostichineae terdiri dari filament. Dalam semuakasus
pertumbuhan trichothallic. Sebuah sporofit dapat menghasilkansporangia netral atau
uniclocular. gametofit selalu filamen mikroskopis.Subkelas dibagi menjadi tiga ordo.
1. Ordo Chordariales
Chordariales termasuk haplostichineae , dimanasporofit filamen bercabang tidak
nyata dan dipadatkan menjadi talus pseudoparenchymatous . Sejauh ini, semua
gametofityang dikenal adalah isogami.
2. Ordo Sporochnales
Sporochnales memiliki sporofit dimana masing-masingcabang berakhir dalam
seberkas rambut. Pertumbuhannya adalah trichothallic. Sporangia unilokular biasanya
dalam kelompok padat. Gametofit adalah mikroskopis dan oogami.
3. Ordo Desmarestiales
Thalli dari Desmarestiales memiliki filamen tunggal pada setiap puncak tumbuh.
Gametofit adalah mikroskopis danoogami. Desmarestia memiliki dua pusat distribusi,
yaitu, utara Atlantik dan perairan utara Pasifik sebagai kontras denganAntartika dan
wilayah sekitarnya.
b. Subkelas Polystichineae
Sporofit dari Polystichineae memiliki thalli parenchymatous dimana

14
pertumbuhan dengan pembagian sel kabisat. Subclass ini telahdibagi menjadi tiga ordo.

1. Ordo Punctariales
Sporofit dari Punctariales yang berukuran sedang, parenchymatous, dan
tumbuh dengan cara pembelahan selkabisat yang tidak terlokalisasi dalam
meristem.
2. Ordo Dictyosiphonales
Dictyosphonales telah bercabang thalli silindris dimana pertumbuhan
dimulai oleh sel apikal tunggal. Sporofit biasanyamenghasilkan sporangia
unilokular saja. Gametofit yangmikroskopis dan isogami.
3. Ordo Laminariales
Kebanyakan anggota Laminariales (para kelps)memiliki sporofit
eksternal. Pertumbuhan ini disebabkandaerah meristematik. Sporofit
memproduksi sporangiaunilokular saja yang terletak pada sori.
3.Kelas Cyclosporeae
Cyclosporeae ini memiliki siklus hidup yang di dalamnya tidak ada pergantian hidup
bebas generasi multiseluler. Talusnya adalah sporofit, dansatu dengan spora yang dihasilkan oleh
fungsi unilokular sporangia secara langsung sebagai gamet. Selnya membentuk alat kelamin
yang disebut konsep takel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat
Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan ovum.
Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot.
Kelas Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales , contoh marga lain
misalnya Sargassum yang terapung atau melekat pada bebatuan,memiliki gelembung,
perkembangbiakan dengan fragmentasi dan hidup dilautan tropika. Fucus melekat pada
bebatuan, memiliki gelembung, berkembangbiak dengan fragmentasi talus, hidup di semua
lautan.

D. Peranan Phaeophyta bagi kehidupan


Peranan Phaeophyta bagi Manusia
1. Garam
garam yang dapat larut dalam air, khususnya garam-garam natriumdari asam

15
alginate digunakan dalam industri tekstil sebab dapat menghaluskandan membuat bahan
menjadi lebih baik. Garam-garam alkali dapat jugadigunakan sebagai pengental bahan
untuk pewarnaan di industri percetakan,sebagai penguat dan perekat benang-benang yang
digunakan untuk tenun,sebagai bahan perekat di industri briket khususnya yang terbuat
dari batubaraatau liginit (Pakidi dan Suwoyo, 2017).
2. Sebagai penstabil yang dapat memberikan kelembutan pada kulit dan tekstures krim serta
mencegah terbentuknya kristal yang kasar (Rasyid, 2003).
3. Alginate memiliki afinitas (daya ikat) yang tinggi terhadap logam berat danunsur-unsur
radioaktif. Oleh karena alginat tidak dapat dicerna, makakonsumsi alginat sangat
membantu membersihkan polusi logam berat danunsur radioaktif yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan yangterkontaminasi.
4. Sargassum sp. telah dimanfaatkan sebagai antikolesterol (Herpandi, 2005), biofuel
(Lenstra et al., 2011), biofertilizer (Erulan et al., 2009), antibakteri (Devi et al., 2012),
antitumor (Zandi et al., 2010), antikanker, antifouling,antivirus, dan krim kosmetik (Kadi,
2008).

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ganggang coklat atau Phaeophyceae adalah adalah salah satu kelas dari dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Alga ini banyak mendominasi
bagian lateraldaerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis lainnya yang
hidup didaerahtropic dan subtropik. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat
pada subtract karangdan lainnya. Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.Semua jenis
dari Phaeophyceae selalau bersael banyak (multiseluler), umumnya mikroskopisdan
mempunyai bentuk tertentu. Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel,
yangtersusun dari tiga macam polimer, yaitu : selulosa, asam aginat, fukan danfukoidin.
Ganggangcoklat ini memiliki pigmen klorofil a dan c, karoten dan mengandung xantofil
(Fukoxantinyang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, neofukoxantin a dan neofukoxantin
b.Inti selnya berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak. Kloroplas dengan berbagai
macam bentuk,ukuran dan jumlah. ganggang coklat memiliki cadangan makanan berupa
laminaria , sejeniskarbohidrat yang meyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa
daripada zat tepung.Selain laminarin juga ditemukan manitol, minyak dan zat-zat yang
lainnya. Perkembang biakan pada bangsa gnggang coklat ini terjadi secara vegetatif,
sporik dan gametik.

17
DAFTRA PUSTAKA

Rasyid, Adullah. 2003. Alda Cokelat ( Phaeophyta) sebagai Sumber Alginat.


Oseana. Vol.XXVIII. (online). www.oseanografi.lipi.go.id
 https://www.biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-dan-contoh-
phaeophyta-atau-ganggang-cokelat.html?m=0
 https://www.scribd.com/document/402865181/MAKALAH-PHAEOPHYTA-2018-docx

18

Anda mungkin juga menyukai