1. Pengertian Phaeophyta
Phaeophyta (berasal dari bahasa Yunani, phaios yang berarti gelap), merupakan alga
multiseluler yang dikenal dengan nama alga coklat. Warna coklatnya berasal dari pigmen
fukosantin yang dimilikinya. Selain pigmen coklat, pada Phaeophyta ditemukan juga pigmen
lainnya berupa klorofil a dan c, serta pigmen karotin. Oleh karena keberadaan klorofil ini,
Phaeophyta bersifat autotrof. Fotosintesisnya terjadi pada helaian yang menyerupai daun.
Hasil fotosintesisnya berupa karbohidrat yang yang disebut laminarin. Alga coklat umumnya
hidup di lingkungan laut. Hanya beberapa jenis Phaeophyta yang saja yang hidup di air
tawar. Banyak alga coklat memiliki struktur berisi udara yang membuat mereka dapat
melayang di air (Pitriana, 2008).
2. Ciri-Ciri Phaeophyta
Ganggang coklat (Phaeophyta) memiliki ciri atau karakteristik secara umum, yaitu
sebagai berikut.
Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
Multiseluler (bersel banyak).
Berbentuk lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi (Plantae) karena
memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun.
Memiliki gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung.
Memiliki ukuran talus mikroskopis sampai makroskopis.
Memiliki pigmen klorofil a, klorofil c, xantofil, fucoxanthin yang jumlahnya dominan.
Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang dan ada juga yang tegak.
Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Memiliki kloroplas tunggal berbentuk seperti benang ada pula yang berbentuk cakram
(discoid).
Kloroplas mengandung pirenois untuk menyimpan cadangan makanan.
Cadangan makanan yang disimpan berupa laminarin.
Memiliki dinding sel.
Pada dinding sel dan ruang intersel terdapat algi (asam alginate), bagian dalam dinding
sel tersusun oleh lapisan selulosa.
Memiliki jaringan untuk transportasi seperti tumbuhan tingkat tinggi.
Hampir semua jenis Phaeophyta memiliki habitat di laut terutama di daerah yang dingin,
yaitu hidup di batu-batuan di dasar perairan sedalam 1,5 – 5 meter dari permukaan air.
Semua Phaeophyta hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hingga
yang berbentuk besar (lebih dari 30 meter) dengan organisasi sel yang rumit.
3. Habitat Phaeophyta
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis saja
yang hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-
batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin,
talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup
sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis,
alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis,
alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
Alga coklat dari spesies Tarbinaria merupakan salah satu bahan yang banyak
ditemukan di lndonesia terutama di daerah rataan terumbu bagian luar seperti daerah pantai
Binangeun Banten dan hampir diseluruh pantai yang banyak terkena ombak langsung
(Atmadja, 1996). Hampir semua alga coklat hidup di laut, terutama di laut yang dingin dan
ada juga yang hidup di tepi pantai yang dangkal dan menempel pada karang.
4. Pertumbuhan Phaeophyta
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan
pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian
keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp.) dan diplontik
(Sargassum sp.).
Phaeophyto berdasarkan daur hidup dengan pergantian keturunan dibagi dalam 3
golongan, yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan
isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara
morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh : Ectocarpus
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi
maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria
c) Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan.
Gambar 1. Daur Hidup Phaeophyta
5. Reproduksi Phaeophyta
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi
vegetatif dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi
generatif terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi generatif alga cokelat hampir
serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi
pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara vegetatif dengan fragmentasi, Fucus
vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk
reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat
konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul
(parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada
filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap
anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat
banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur
yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel
telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu
substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
6. Klasifikasi Phaeophyta
Menurut (Yudianto, 1992) phaeophyceae terbagi atas tiga anak kelas, yaitu:
1) Isogeneratae: alga coklat yang bentuk pergiliran turunan gametofit dan sporofitnya
adalah sama (iso = sama, generatio = turunan). Contoh: Ectocarpus
2) Heterogeneratae: alga coklat yang bentuk pergiliran turunan gametofit berukuran
kecil, sedangkan sporofitnya berukuran besar. Jadi bentuk gametofitnya berbeda
sekali dengan sporofitnya (hetero = berbeda, generatio = turunan). Contoh: Laminaria
3) Cyclosporae: alga coklat yang bentuk vegetatifnya yang dominan adalah fase
sporofitnya (generasi diploid), dan tidak memiliki bentuk vegetative yang haploid
(1n). Generasi haploidnya hanya dalam bentuk sel-sel gamet (sel kelamin) yang
dihasilkan di dalam konseptakelnya. Contoh: Fucales
Dalam sistem klasifikasi, Laminariales termasuk dalam divisi Phaeophyta yang hanya
memiliki satu kelas, yakni kelas Phaeophyceae. Phaeophyceae kemudian memiliki tiga
belas ordo.
Anggota Phaeophyceae meliputi 13 bangsa yaitu : Phaeosporales(Ectophorales),
Laminariales, Dictyotales, Fucales, Chordariales, Sporochinales, Desmarestiales,
Cutleriales, Sphacelariales, Tilopteridales, Dictysiphonales, Scytosiphonales, Durvillaeales.
2) Merugikan
Hisham, Suryana. 03 Agustus 2019. Ciri-ciri dan manfaat ganggang coklat (Phaeophyta).
https://hisham.id/2015/05/ciri-ciri-dan-manfaat-ganggang-coklat-phaeophyta.html.
Diakses pada 26 Oktober 2019