PHAEOPHYTA
(Dictyota dichotoma)
Disusun oleh:
Ayu Andriyani
M0412012
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alga atau ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar,
batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok
yaitu : cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta,
rhodophyta.
Berdasarkan
pigmen
dominannya
ketujuh
kelompok
tersebut
secara vegetatif
dengan
fragmentasi
dan
generatif
melalui
isogami
atau oogami.
Alga coklat merupakan kelompok alga yang terbesar ukurannya diantara
kelompok-kelompok alga laut. Kelas alga ini mempunyai ukuran dan bentuk yang
sangat beraneka-ragam. Alga coklat disebut juga gulma air laut karena tubuhnya besar
dan sering mendominasi lautan. Alga jenis ini secara alami tumbuh melimpah di
beberapa tempat, khususnya di daerah yang berhadapan langsung dengan ombak
besar.
Didalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon,
vitamin, mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai
komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan
dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi
yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan,
kosmetik, farmasi, pupuk dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari makalah ini antara lain:
BAB II
ISI
Alga coklat (Phaeophyta)
Phaeophyta merupakan jenis alga coklat karena adanya pigmen fukosantin yang
secara normal menyelubungi warna hijau. Sebagaimana alga hijau, Phaeophyta juga memiliki
cadangan makanan, berupa zat arang hidrat laminarin, juga memiliki dua buah flagel yang
tidak sama ukurannya. Alga ini bereproduksi dengan pembentukan gamet dan zospora (Byrd,
1983).
Makro Algae divisi Phaeophyta memiliki bentuk thalli lembaran, bulat atau
menyerupai batang. Thalli tersebut berwarna coklat, berbentuk filamen bercabang, dan
bentuk seperti lembaran daun (Dawes, 1981). Makro Algae tersebut umumnya menempel
pada substrat dengan holdfast berbentuk cakram. Phaeophyta disebut juga algae coklat, warna
ini disebabkan xantofil yang dihasilkan melebihi karoten dan klorofil. Algae ini mempunyai
pigmen fotosintetik yang terdiri atas klorofil a dan c, karoten, fukoxantin dan xantofil.
Cadangan makanan di dalam selnya berupa laminarin dan manitol, dengan dinding sel
tersusun dari selulosa, asam alginat, dan mukopolisakarida sulfat. Algae ini mempunyai dua
flagela yang tidak sama panjang dengan letak lateral. Anggota kelompok ini terdiri lebih dari
200 genera dan 1500 spesies, terutama hidup di permukaan laut yang dingin. Organisasi
selnya multiseluler, dan dapat membentuk morfologi yang sangat besar dan kompleks seperti
tumbuhan. Terdapat struktur seperti akar (hold fast), seperti daun (blade), seperti batang
(stipe), dan pengapung (bladder), tetapi tidak ada sistem transport nutrien dan cadangan
makanan. Di tengah stipe terdapat sel-sel memanjang seperti jaringan vaskuler pada
tumbuhan. Sel-sel tersebut berfungsi untuk membantu memindahkan karbohidrat hasil
fotosintesa dari blade ke tempat sel-sel yang kurang aktif fotosintesanya seperti stipe dan
hold fast. Anggota algae ini yang banyak hidup di laut adalah genera Sargassum,
Macrocystis, Nereocystis, dan Laminaria. Algae coklat ini dapat tumbuh dengan sangat cepat,
misalnya Nereocystis dapat mencapai panjang 40 meter dalam satu musim. Kebanyakan cara
perkembangbiakan algae coklat sama dengan algae hijau Ulva.
Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung
pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai
talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran
tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai
jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat,
kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran
atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenisjenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk
bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita;
mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin.
Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan
asam alginat.
Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang, terdampar
dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang
iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda
bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai
endofit.
Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil a, klorofil b,
karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, a dan
neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat pada chrysophyta.
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu:
a. Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan
isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara
morfologi tetapi sitologinya berbeda. Contoh: Ectocarpus
b. Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi
maupun sitologinya. Contoh: Laminaria
c. Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan. Contoh: Fucus.
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu kelas phaeophyceae.
Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya
mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna
oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang
terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan beraturan dan keduanya
mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu. Misal Dictyota
dichotoma yang terbesar di lautan Eropa.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan
aseksual dilakukan oleh aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu sporangium
hanya dibentuk 4 aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami.
Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu sorus. Terdapat di kedua
permukaan talusnya.
Spesies ini berwarna hijau kemerahan dan menyerupai rumput karena alga ini
mempunyai banyak percabangan dan berwarna hijau kemerahan. Pada setiap ujung thali
terdapat percabangan dikotomi yaitu tipe percabangan becabang dua yang mudah terlepas
untuk membentuk alga baru yang bebas dalam perkembangbiakan vegetatif. Cabangcabangnya berupa lembaran lembaran yang sangat tipis. Di setiap bagian cabang terdapat
stubby spine yang bentuknya seperti titik-titik yang sangat kecil. Akarnya merupakan akar
yang berbentuk serabut yang disebut holdfast. Dictyota sp. beradaptasi terhadap gerakan
ombak pada daerah intertidal dengan holdfast yang melekat kuat pada substrat sehingga tidak
mudah terhempas (Nurmiyati, 2013).
Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada ganggang ini
spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4
tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan
oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap
oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang
terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan beraturan dan keduanya
mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu.
Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu substrat
dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus terdiri dari 3 lapis.
Lapisan tengah tersusun dari sel-sel besar, terbentuk segi empat dan berdinding tebal tanpa
khromatofora. Kedua berdinding tipis dan mengandung banyak kromotofora. Pada lapisan ini
terdapat banyak rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta dapat mengeluarkan lendir
pada permukaannya.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan
aseksual dilakukan oleh aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu sporangium
hanya dibentuk 4 aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami.
Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu sorus. Terdapat di kedua
permukaan talusnya.
Dictyota dichotoma
a. Morfologi
Thallus pipih seperti pita mencapai
panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm, pinggir
rata. Percabangan dichotomus dengan
ujung meruncing membentuk rumpun
yang rimbun sehingga sering merupakan
gumpalan. Warna thallus coklat tua.
Melekat pada suatu substrat (biasanya
pada pasir) dengan perantaraan alat pelekat
yang berbentuk seperti cakram.
b. Klasifikasi
Dalam klasifikasi lama, Algae bersama-sama dengan Fungi dan Lichenes
termasuk dalam golongan Thallophyta. Kebanyakan ahli botani mengelompokkan
alga ke dalam dunia tumbuhan, tetapi dalam klasifikasi modern organisme-organisme
tersebut dikelompokkan ke dalam dunia tersendiri, yaitu Protista. Hal ini disebabkan
semua alga tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan. Ganggang
memang bukan merupakan tumbuhan karena ganggang tidak mempunyai akar,
batang, dan daun sejati seperti yang dimiliki oleh tumbuhan. Alga dikelompokkan ke
dalam golongan Protista yang menyerupai tumbuhan. Disebut demikian karena
makhluk hidup ini bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri) sehingga
dapat berfungsi sebagai produsen yang dapat berfotosintesis untuk memenuhi
kebutuhan makanannya sendiri. Kelompok tersebut memperoleh makanan melalui
proses fotosintesis karena mereka memiliki kloroplas.
Kingdom
: Protista
Kelas
: Phaeophyceae
Ordo
: Dictyotales
Family
: Dictyotaceae
Genus
: Dictyota
Spesies
: Dictyota dichotoma
c. Ekologi
Tumbuh pada substrat pasir dengan kedalaman air laut 10-30 cm, salinitas 32-35 o/oo
dan suhu antara 27,25 0C-29,75 0C. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin.
d. Pemanfaatan
Dictyota ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat dimanfaatkan untuk:
bahan makanan ternak, bahan makanan nabati, pupuk dan sumber algin.
aktif, yang dapat mengurangi risiko terkena stroke akibat penyumbatan pembuluh
darah, seperti:
- Alginate, yakni serat tak larut yang berperan mengurangi kadar lemak, trigliserida
-
motorik pasca stroke serta meregenerasi sel-sel baru untuk kesehatan menyeluruh.
Fucoidan dalam ganggang cokelat mampu menghambat pembentukan bekuan
darah sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke (Malmo
Yokohama- Jepang)
Ganggang Laut cokelat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol
sebanyak 26,5% dan trigliserida sebanyak 36,1% (Cardiovascular Center di RS
Sakhalin, Rusia).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini antara lain:
1. Makro Algae divisi Phaeophyta memiliki bentuk thalli lembaran, bulat atau
menyerupai batang. Thalli tersebut berwarna coklat, berbentuk filamen bercabang,
dan bentuk seperti lembaran daun. Phaeophyta disebut juga algae coklat, warna ini
disebabkan xantofil yang dihasilkan melebihi karoten dan klorofil. Reproduksi
dengan membentuk gamet dan zoospora.
2. Dictyota masuk kedalam kingdom protista mirip tumbuhan karena sifatnya yang
autotrof dan strukturnya yang mirip dengan akar, batang dan daun pada tumbuhan.
3. Ganggang coklat dimanfaatkan diberbagai bidang terutama industri makanan,
farmasi dan kesehatan namun pemanfaatannya belum optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Byrd, H. W. 1983. Pedoman Teknologi Benih (Terjemahan Emid Hamidin). Jakarta:
Pembimbing Massa.
Dawes CJ. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley dan Sons, University of South
Florida.
Handayani, tri., Sutarno., A.D Setyawan. 2004. Analisis Komposisi Nutrisi Rumput Laut
Sargassum crassifolium J. Agardh. Biofarmasi. 2(2): 45-52.
Nurmiyati. 2013. KERAGAMAN, DISTRIBUSI DAN NILAI PENTING MAKRO ALGA
DI PANTAI SEPANJANG GUNUNG KIDUL. Bioedukasi. 6(1): 12-21.