Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

NAMA :NUR AIN M.ABD.HALIM


STAMBUK : O12121022
KELAS :A

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Praktikum Mikrobiologi

Nama : Nur Ain M.Abd.Halim

NIM : O12121022

Palu,24 Maret 2022

Menyetujui,

Asisten Koordinator Asisten


Praktikum Mikrobiologi Praktikum Mikrobiologi

NURUL FAZRIA MULALAT SITI RHAMADANI


NIM : O 121 20 079 NIM : O 121 20 002

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab


Praktikum Mikrobiologi

Dr.ir.Minarny Gobel M.si

NIP.19640430 198903 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Lengkap
dengan judul “Laporan Lengkap Mikrobiologi” dengan baik. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Lengkap ini, terutama kepada
yang terhormat :

1. Dr.Ir.Minari Gobel.M.Si, selaku Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Matakuliah Mikrobiologi.

2. Nurul Fazria Muamalat, selaku Asisten Penanggung Jawab Praktikum


Matakuliah Mikrobiologi

3.Siti Rahmadani, selaku koordinator lapangan pratikum Matakuliah


Mikrobiologi. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan
Laporan Lengkap ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Laporan Lengkap ini dapat
memberikan manfaat kepada pembacanya. Amin.

Palu, 24 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................

DAFTAR TABEL..............................................................................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................

1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIKUM..................................................


1.2. TUJUAN PRAKTIKUM.......................................................................
1.3. MANFAAT PRAKTIKUM...................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................

2.1. MIKROBIOLOGI..................................................................................
2.2. MIKROBA..............................................................................................
2.3. STERILISASI.........................................................................................
2.4. SUSU........................................................................................................
2.5. DAGING AYAM....................................................................................
2.6. TELUR....................................................................................................
2.7. DEDAK....................................................................................................
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM..........................................

3.1. WAKTU DAN TEMPAT.......................................................................


3.2. ALAT DAN BAHAN..............................................................................
3.3. PROSEDUR KERJA..............................................................................

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................

4.1 SUSU.........................................................................................................
4.2. DAGING AYAM....................................................................................
4.3. TELUR....................................................................................................
4.4. DEDAK....................................................................................................

BAB 5 PENUTUP..............................................................................

5.1. KESIMPULAN.......................................................................................
5.2. SARAN....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................

LAMPIRAN.......................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis mikroba pada susu....................................................................

Tabel 1.2 Jenis mikroba pada daging ayam .....................................................

Tabel 1.3 Jenis mikroba pada telur...................................................................

Tabel 1.4 Jenis mikroba pada dedak.................................................................

Tabel 2.1 Alat dan bahan....................................................................................


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Susu...................................................................................................

Gambar 2. Daging Ayam....................................................................................

Gambar 3. Telur..................................................................................................

Gambar 4. Dedak.................................................................................................

Dst…
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam melakukan praktikum Mikrobiologi sterilisasi sangat baik untuk


alat maupun medianya.suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas
dari mikroba baik dalam bentuk vegetative maupun sporadis.untuk itu sebagai
pemula dalam Mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan
media serta teknik penanaman (Dwidjoseputro,1 994).Sterilisasi dalam
Mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang
terdapat pada atau didalam suatu benda.Ada tiga cara utama yang umum dipakai
dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia,dan pemisahan
(filtrasi).ketika panas digunakan bersama-sama dengan uap udara maka disebut
sterilisasi basah,bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi kering
(Dwidjoseputro,1994).untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba
diperlukan suatu substrat yang disebut sedang.Sedangkan sedang itu sendiri
sebelum digunakan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh
mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan
berkembangbiak dengan baik didalam sedang,maka diperlukan syarat tertentu
yang diantaranya bahwa didalam sedang harus termasuk semua tidak yakin hara
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian
susunan
makanannya,tekananosmosa,derajat,selokan(pH),dansuhu(Hadietomo,1990).
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah:


1.Untuk mengetahui jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada
susu,telur,dedak,dan daging ayam yang di simpan dalam inkubator
2.Mempelajari macam-macam teknik sterilisasi

1.3. MANFAAT PRAKTIKUM

Manfaat dilakukannya praktikum ini yaitu:


1.Praktikan dapat memenuhi tugas mikrobiologi
2.Menambah wawasan dan pemahaman terkait dengan pembuatan medium
3.Menambah wawasan dan pemahaman terkait dengan macam-macam teknik
sterilisasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang


sangat Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif maupun bentuk spora. Di
laboratorium mikrobiologi.(

2.2. MIKROBA

Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk


mengamatinya di perlukan bantuan alat ( mikroskop).mikroba di sebut juga
0rganisme mikroskopik.mikroba sering kali bersel tunggal maupun bersel banyak.
(Entjang, 2003)

2.3. STERILISASI

Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua


mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif maupun bentuk spora. Di
laboratorium mikrobiologi, sterilisasi merupakan proses yang sangat penting
bahkan merupakan keharusan. Baik pada alat-alat yang akan digunakan, maupun
bahan-bahan yang akan digunakan. Hal ini sangat penting karena bila alat dan
bahan tidak steril akan menyebabkan sulit untuk menentukan apakah isolat kuman
tersebut berasal dari mana. Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan
uap air pada suhu 150oC selama 30 menit/max 1 jam. Tujuan pemanasan adalah
memusnahkan bakteri patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum yang
berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan adalah menggunakan
kaleng atau kemasan tetra pack.(Tille 2007).
2.4. SUSU

Susu adalah salah satu minuman bergizi yang berasal dari kelenjar susu
mamalia. Salah satunya sapi.(saleh 2004).

Di dalam susu juga terdapat bakteri yang mengontaminasi, Bakteri tersebut di


kelompokkan menjadi 2 bagian yaitu bakteri pathogen dan bakteri pembusuk.
Bakteri patogen meliputi Staphylococus, Aureus, Escherichia coli, dan
Salmonella. Sedangkan Bakteri pembusuk pada susu meliputi Micrococcus
sp,Pseudomonas sp,dan Bacillus sp (AOAC 1996).

TABEL 1.1 JENIS MIKROBA PADA SUSU

NO NAMA KARAKTERIST BENTUK MEDIA TUMBUH


MIKROBA IK
1. STAPHYLOCOC Rangkaian tidak Berbentuk Tumbuh pada media
CUS AUREUS beraturan dan Bulat, serta yang ada di
terdapat garis bergeromb laboratorium.contoh
tengah. ol seperti nya pada Cawan
anggur. Petri.
2. ASCHERICIA Tidak motil atau Berbentuk Didalam saluran
COLI motil dengan batang. pencernaan manusia
flagella serta ataupun hewan.
dapat tumbuh
dengan atau
tanpa oksigen,
bersifat fakulatif
anaerobic dan
dapat tahan pada
media yang
miskin nutrisi.
3. SALMONELLA Bersifat Berbentuk Berkembang di usus
motil,anaerob batang hewan dan manusia.
fakulatif.Sel
terluar terdiri atas
struktur
lipopolisakarida
kompleks yang
terbebas dari lisis
sel sampai batas
tertentu selama
kultur.
4. MIROCOCCUS Bersifat Non Berbentuk Bakteri ini biasanya
SP metil,aerobic, koloni hidup pada perairan
bisa hidup pada bulat atau tempat yang
suhu 1-60℃ , lembab.
berwarna kuning
kehijauan,oksidas
i
negative,katalase
positif dan uji
motalitas
negative.
5. PSEUDOMONA Seperti garam Berbentutk Bakteri biasanya
negative aerob batang atau tumbuh pada akar
obligat,motil Kokus atau daun oada
mempunyai tumbuhan.
polar,oksidasi
positif,katalase
positif,non
fermenter dan
tumbuh dengan
baik pada suhu
40℃ .
6. BACILLUS SP Bersifat garam Berbentuk Tumbuh di dalam
positif dan batang tanah dan saluran
katalase positif pencernaan
ruminansia dan
manusia.

2.5. DAGING AYAM

Daging ayam adalah bahan makanan yang berasal dari hewan ternak unggas
terbanyak di dunia.

Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang bersifat


makanan yang mudah rusak artinya daging ayam mudah sekali mengalami
kerusakan. daging ayam mudah tercemar oleh berbagai mikroba dari lingkungan
sekitarnya. ( Ningsi,2012)

Triono (2000) menyatakan bahwa daging ayam merupakan salah satu bahan
pangan yang memiliki nilai nutrisi tinggi, hal tersebut menjadikan daging ayam
sebagai media pertumbuhan yang baik untuk mikroba, selain kandungan nutrisi
yang tinggi pertumbuhan mikroba juga didukung oleh kondisi lingkungan dan
penyimpanan yang kurang Didalam daging ayam terdapat beberapa mikroba
yaitu, Salmonella sp, campylobacter spp, staphylococcus aerus, eschericia coli
dan listeria spp.

TABEL 1.2 MIKROBA PADA AYAM


N NAMA KARAKTERIST BENTUK MEDIA TUMBUH
O MIKROBA IK
1. SALMONELLA Bersifat Berbentuk Berkembang di usus
SPP motil,anerob batang hewan dan manusia.
fakulatif.sel
terluar terdiri atas
struktur
lipoppolisakarida
kompleks yang
terbebas dari lisis
sel sampai bats
tertentu selama
kultur.
2. CAMPYLOBACTE Bersifat non Berbentuk Bakteri ini biasanya
R SPP spora,gram lengkung di temukan pada
positif, dan dan batang kotoran sapi.
beersifat
motil,serta
tumbuh pada
suhu 37-42℃
3. STAPHYLOCUCC Rangkaian tidak Berbentuk Tumbuh pada media
US SPP beraturan dan seperti yang ada di
terdapat garis bulat,serta laboratorium.contoh
tengah. bergeromb nya di cawan petri
ol seperti
anggur.
4. ESCHERICIA Tidak motil atau Berbentuk Di dalam saluran
COLI motil dengan batang pencernaan manusia
flagella serta ataupun hewan.
dapat tumbuh
dengan atau
tanpa
oksigen,bersifat
fakulatif
anaerobic dan
dapat tahan pada
media yang
miskin nutrisi.
5. LISTERIA SPP Bersifat gram Berbentuk Tumbuh pada media
positif,katalase seperti agar.
positif,tidak batang
membentuk yang
spora,dan pendek
motil,bakteri ini
motil pada suhu
28℃

2.6. TELUR

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani selain ikan daging dan susu.
Telur juga adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat,
mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan
pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain se-
bagainya. Telur kaya dengan protein yang sangat mudah dicerna.

Mikroorganisme yang dapat mencemari telur diantaranya adalah Salmonella


sp, Stapylococcus aureus, dan Escerechia coli, yang dalam keadaan tertentu
dan dalam jumlah yang melebihi batas, mikroorganisme yang terdapat dalam
telur tersebut dapat menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya
(Chusniati dkk., 2009).
TABEL 1.3 MIKROBA TELUR

N NAMA KARAKERIST BENTUK MEDIA TUMBUH


O MIKROBA IK
1. EPSUDOMON Bakteri ini berbentuk batang Bakteri biasanya
AS seperti gram (rods) atau kokus tumbuh pada akar
negative aerob (coccus), aerob atau daun pada
obligat motil obligat, motil tumbuhan
mempunyai mempunyai
polar,oksidase flagel polar.
positif, katalase
positif,
nonfermenter
dan tumbuh
dengan baik
pada suhu 40℃
atau dibawah 43
℃.
2. ALCALIGANES Bersifat gram Berbentuk batang Biasanya trdapat
negative,motil atau membulat pada saluran
dan tidak pernapsan,pencern
membentuk aan dan luka pada
endospora.isolat pasien rawat inap.
hidup secara
aerob.suhu
optimum untuk
pertumbuhan
pada 20-37℃
uji oksidasi dan
katalase positif.
3. PROTEUS Genus bakteri Berbentuk seperti Biasanya di
CITROBACTER kaliform gram batang temukan pada
negative limbah kotoran
mahluk hidup.
4. E.COLI Tidak motil Berbentuk batang Biasanya tumbuh
atau motil di dalam ssaluran
dengan flagella pencernaan hewan
serta dapat ataupun manusia.
tumbuh dengan
atau tanpa
oksigen,bersifat
fakkulatif
anaerobic dan
dapat tahan
padda media
yang miskin
nutrisi.
5. ENTEROBACT Sama sekali Berbentuk seperti Biasanya tumbuh
ER tidak berbahaya batang pada usus hewan.
dan memiliki
banyak
pathogen.
6. ENTERCOCCU Dapat tumbuh Berbentuk Biasanya tumbuh
S pada suhu yang sendiri- di dalam mulut
sangat sendiri,berpasang
ekstrem,mudah an dan berantai
tumbuh pada seperti bulat
kondisi yang
sangat asam
pada Ph 4,0
hingga 9,6
7. MICROCOCCU Menghasilkan Berbentuk seperti
S koloni berwarna batang
kuning atau
merah mudah
ketika di
tumbuhkan
pada agar
garam manitol.

2.7. DEDAK

Dedak adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi daklam


memproduksi beras. Dedak padi di gunakan sebagai pakan ternak karena
mempunyai gizi yang cukup tinggi ,harganya relative murah,mudah di peroleh
dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia Didalam dedak juga terdapat
beberapa mikroba yaitu Bacillus Sp, Aeromonas sp, Aspergillus nigger, dan
Azospirilium.Anggorodi (1995).

TABEL 1.4 MIKROBA PADA DEDAK


NO NAMA MIKROBA KARAKTERISTIK BENTUK MEDIA
TUMBUH
1. BACILLUS SP Bersifat gram positif Berbentuk Tumbuh di
dan katalase positif. batang dalam tanah
dan saluran
pencernaan
ruminansia
dan manusia.
2. AEROMONAS SP Ditemukan di daerah Berbentuk Di temukan
iklim hangat tahan seperti di air tawar.
terhadap anti biotik tongkat
yang paling umum dengan ujung
dan suhu dingin serta yang bulat.
bersifat oksidase dan
indo-positif.
3. ASPERGILLUS Berfilmen Berbentuk Tanah sisa
NIGGEN mempunyai hifa bulat tumbuhan
berseptat.membentuk berkoloni dan udara
spora aksesual. dalam
ruangan
4. AZOSPIRILIUM Pengamatan Berbentuk Biasanya
morfologi koloni,uji koloni terdapat di
katalase,uji lengkung dan kista.
oksidasi,uji motalitas setengah
kategori gram spiral.
negative.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 21 Maret 2022 pukul


14:45-Selesai WITA. Dan hasilnya pada hari selasa 22 maret 2022 pukul 15.00-
Selesai WITA yang di laksanakan di Lab THT Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas TADULAKO.

3.2. ALAT DAN BAHANTabel

1. Alat dan Bahan beserta Fungsinya

No Nama Alat dan Bahan Fungsi


1. Pisau Memotong bahan yang akan di gunakan
2. Lumpang Porselin Menghaluskan bahan yang akan di
gunakan saat praktikum
3. Aluminium foil Di gunakan sebagai penutup
Erlenmeyer/rak tabung.
4. Enkas Digunakan sebagai tempat sterilisasi
5. Bunsen Digunakan untuk memanaskan medium
dan mensterilkan injeksi.
6. Tabung reaksi Di gunakan untuk mereaksikan larutan
7. Inkubator Tempat menyimpan hasil penanaman
mikroba
8. Injeksi Untuk memindahkan atau mengambil
koloni suatu mikroba ke media yang
akan digunakan kembali
9. Rak tabung Sebagai tempat penyimpanan tabung
reaksi agar posisi tabung tetap tegak.
10. Gelas Beaker Seabagi tempat mereaksikan suatu bahan
11. Cawan petri Sebagai wadah penyimpanan dan
pembuatan kultur media.
8. Oven Untuk sterilisasi kering
9. Tisu Untuk membersihkan alat
10. Neraca Berlengan-3 untuk menimbang
11. Korek Menghidupkan api pada Bunsen
12. Batang Pengaduk Untuk mengaduk larutan
13. Handscoon Untuk melindungi tangan
14. Labu Erlenmeyer Untuk menampung larutan,bahan atau
cairan.
15. Klem Untuk menjepit alat
16. Autoklaf Untuk mesnsterilkan alat dan bahan
17. Alkohol Untuk membunuh mikroba
18. NaCL, PCA (Plant Count Sebagai media tumbuh mikroba
Agar),dan Aquades
19. Susu,telur,dedak,dan daging Sebagai sampel praktikum
ayam

3.3. PROSEDUR KERJA

3.3.1 Prosedur kerja kerja bahan susu:

1.Letakkan tabung reaksi di rak tabung sesuai urutan dari 10-2 sampai 10-6.

2.Beri label pada setiap injeksi dan taruh di depan masing-masing tabung reaksi.

3.Campur susu sebanyak 5 ml ke dalam campuran larutan aquades dan NaCl.

4.Aduk menggunakan batang pengaduk hingga rata.


5.Bakar bunsen untuk memanaskan setiap ujung injeksi.

6.Pertama ambil injeksi 10-2 dan panaskan ujung jarum sedikit demi sedikit ke
bunsen, lalu ambil campuran larutan susu dan aquades + NaCl sebanyak 1 ml dan
tuang ke larutan yang 10-2 , letakkan kembali di depan tabung reaksi dan kocok
tabung reaksi 180 derajat.

7.Ambil injeksi label 10-3 lalu panaskan ujung injeksi sedikit demi sedikit ke
bunsen, setelah di panaskan ambil larutan 10-2 sebanyak 1 ml lalu tuang ke
tabung reaksi 10-3 lalu kocok 180 derajat.

8.Ambil lagi injeksi 10-4 lalu panaskan ujung jarum sedikit demi sedikit, ambil
larutan 10-3 sebanyak 1 ml lalu tuangkan ke tabung reaksi label 10-4 dan kocok
180 derajat.

9.Ambil injeksi 10-5 dan panaskan ujung jarum injeksi, setelah dipanaskan ambil
larutan 10-4 sebanyak 1 ml dan tuang ke tabung reaksi label 10-5 lalu kocok
berputar 180 derajat.

10.Ambil injeksi label 10-6 lalu panaskan ujung jarum ke bunsen secara sedikit
demi sedikit. Lalu ambil larutan 10-5 sebanyak 1 ml dan tuang ke tabung reaksi
label 10-6 lalu kocok berputar 180 derajat.

11.Sehabis melakukan pencampuran di tabung reaksi, maka diambil lah sampel


dari tabung reaksi 10-4 sampai 10-6 .

12.Buka cawan petri dari kertas lalu panaskan sisi samping cawan petri agar tetap
steril.

13.Setelah semua cawan petri dipanaskan, ambil larutan 10-4 sampai 10-6 dan
tuang ke cawan petri sebanyak 3 buah.

14.Putar erlenmeyer yang berisikan PCA supaya bisa dialirkan. Setelah diputar,
masukkan PCA ke dalam cawan petri yang sudah berisikan larutan 10-4 sampai
10-6. .
15.Setelah semua PCA dimasukkan ke dalam cawan petri, keluarkan cawan petri
dari enkas lalu putar di meja dengan membentuk angka 8 agar semua campuran
bisa merata ke setiap sisi cawan petri.

16.Selesai dicampurkan, masukkan ketiga sampe ke dalam inkubator selama 8


jam atau maksimal 24 jam agar mikroba dapat tumbuh.

3.3.2 Prosedur kerja bahan telur:

1. Beri label pada setiap injeksi dan disesuaikan dengan label pada tabung reaksi
larutan NaCL 9 ML.
2. Beri label 10-2, 10-3 ,10-4, 10-5,10-6 dan 10-1 untuk injeksi terakhir ukuran 10 ML.
3. Pecahkan telur dan simpan dalam gelas beaker,lalu aduk hingga tercampur
secara homogen menggunakan batang pengaduk.
4. Ambil sampel sebanyak 5 ml menggunakan injeksi 10 ml
5. Sampel telur dicampur dalam larutan NaCL 45 ml,kemudian di aduk agar
tercampur secara homogen.
6. Kemudian ambil sampel yang telah diaduk sebanyak 1 ml.
7. Lalu tambahkan sampel 1 ml yang telah diberi kode 10-1 kedalam larutan 10-2 .
8. Bakar ujung injeksi 10-2 ,kemudian ambil larutan 10-2 yang telah di campur
dengan 1 ml sampel.
9. Bagian atas tabung reaksi dibakar untuk mencegah masuknya mikroba yang
masuk kedalam larutan.Kocok larutan agar tercampur secara homogen.
10. Ambil sampel larutan 10-2 mengunakan injeksi 10-3 ,sebelum itu bakar
terlebih dahulu injeksi 10-3,lalu ambil larutan.
11. Tuangkan cairan injeksi 10-3,sebanyak 1 ml, kedalam larutan 10-3.
12. Kocok hingga merata dan lakukan perlakuan yang sama seperti sebelumnya.
13. Ambil larutan 10-3,menggunakan injeksi 10-4,lalu bakar ujung
injeksi,kemudian tuangkan cairan injeksi 10-4,sebanyak 1 ml kedalam tabung
reaksi 10-5.
14. Sebelum di aduk,kita lakukan perlakuan yang sama yaitu dibakar ujung
tabung,kemudian kocok.
15. Lalu ambil cairan tabung 10-5,menggunakan injeksi 10-6 sebanyak 1 ml, lalu
kita bakar ujung injeksi,kemudian tambahkan cairan injeksi 10-6 kedalam tabung
reaksi 10-6.
16. Kocok merata cairan dalam tabung 10-6 hingga tercampur secara homogen.
17. Selanjutnya adalah,siapkan tiga cawan petri dan beri label 10-4,10-5,10-6.
18. Lalu ambil sampel cairan 10-4,sebanyak 1 ml menggunakan injeksi 10-4,dan
tuangkan kedalam cawan petri kode 10-4.
19. Tambahkan cairan PCA (Plate Count Agar),sampai menutupi cairan NaCL
yang telah tercampur dengan sampel,bakar bagian ujung cawan petri sebelum di
tutup,kemudian tutup dan aduk membentuk angka 8 sebanyak 25 kali.
20. Lakukan perlakuan yang sama terhadap sampel 10-5,sebanyak 1 ml
menggunakan injeksi 10-5,dan tuangkan kedalam cawan petri kode 10-5.
21.Tabahkan cairan PCA (Plate Count Agar), sampai

3.3.3 Prosedur kerja dedak

1.Menandai setiap injeksi


2.Buka bungkusan cawan petri kemudian berika masing masing sampel
3.NaCL di posisikan sehingga berada di tengah,kemudian tutupnya di buka
4.Kemudian dedak dilarutkan sebanyak 5 gram kedalam NaCL
5.Sterilkan batang pengaduk dan kemudian aduk campuran larutan dedak sampai
homogeny
6.Nyalakan Bunsen,kemudian ujungb jarum di bakar di atas Bunsen ( api )
(disterilkan)kemudian dimasukan pada tabung reaksi dan dihomogenkan dengan
cara di kocok
7.Kemudian jarum njeksi 2 di bakar,kemudian di ambil ml larutan yang sudah
homogon lalu di masukan ke tabung reaksi ke 2 (10-3) dan di homogenkan
8.Dan lakukan langkah berulang seperti tadi ehingga menjadi (10-4) dan (10-5)
dan (10-6)
9.Pinggir cawan petri di sterilkan dgn cara di bakar kemudian di ambil 1 ml
larutan 10-4 kemudia di tetesi ke atas cawan petri dan di ratakan
10.PCA dimasukan ke dalam enkas dan di diamkan sampai dingin
11.Buka penutup Erlenmeyer yang berisi PCA dan pinggir Erlenmeyer di bakar
12.Kemudian tuangkan larutan PCA kedalam cawan petri yang berisis larutan 10-
4 sampai penuh ke atas
13. Kemudian di kocok perlahan lahan dengan membentuk angka 8 ebanyak 25
kali kemudian didiamkan

3.3.4 Prosedur kerja daging ayam:

1. Ambil tabung reaksi dari 10-2,10-3,10-4,10-5,10-6.Beri label untuk injeksi dari


10-2 sampai 10-6.
2. Nyalakan Bunsen.
3. Campurkan larutan NaCL ayam lalu larutkan hingga tercampur secara
homogen.
4. Ambil larutan menggunakan injeksi 5 ml sebanyak 1 ml lalu masukan kedalam
tabung reaksi kode 10-2.
5. Lalu kocok tabung reaksi kemudian ambil Kembali larutan menggunakan
injeksi 1 ml sebanyak 1 ml,kemudian taruh larutan kedalam tabung reaksi 10-2
lalu kocok.
6. Ambil lautan menggunakan injeksi 1 ml sebanyak 1 ml kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi 10-3 lalu kocok hingga tercampur secara homogen.
7. Ambil larutan menggunakan injeksi 1 ml sebanyak 1 ml kemudian masukan
kedalam tabung reaksi 10-4 kemudian kocok hingga tercampur secara homogen.
8. Ambil larutan menggunakan injeksi 1 ml sebanyak ml kemudian masukan
kedalam tabung reaksi 10-5 kemudian kocok hingga tercampur secara homogen.
9. Ambil larutan menggunakan injeksi 1 ml sebanyak ml kemudian masukan
kedalam tabung reaksi 10-6 kemudian kocok hingga tercampur secara homogen.
10. Selanjutnya adalah berikan label pada cawan petri dari 10-4 sampai 10-6
11. Kemudian panaskan tutup cawan petri lalu kemudian ambil larutan yang telah
di campur menggunakan injeksi 1 ml dan di ambil sebanyak 1 ml lalu di beri
PCA( Plate Count Agar ) kedalam cawan petri dan jangan ada lubang,kemudian
tutup lalu di putar sebanyak 25 kali membentuk angka 8.
12. Lakukan cara berulang seperti cara satu dan dua. Panaskan lagi tutup cawan
petri lalu ambil larutan yang ada yang di tabung 10-6 kemudia ambil dengan
injeksi 1 ml sebanyak 1 ml kemudian larutan ditaruh ke dalam cawan petri lalu
diberi PCA,jagan sampai ada lubang kemudian di putar sebanyak 25 kali
membentuk angka 8.

RUMUS PENGENCERAN

-FAKTOR PENGENCERAN = Pengenceran X jumlah yang di tambahkan

-JUMLAH KOLONI/ML = jumlah koloni percawan X 1/factor


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. SUSU

4.1.1 PEMBAHASAN

Gambar 1.1 Mikroba Pada Susu

Jenis mikroba yang berhasil

Gambar mikroba yang gagal

Bakteri yang biasa terdapat dalam


susu adalah Streptococcuc
lactis,Aerobacter aerogeneses dan
Escherichia coli,Lactobacillus
casei dan Lactobacillus
acidophillus (Jawetz dkk,2001). Selain itu dalam susu juga sering terdapat
Micrococcus, Pseudomonas,Staphylococcus,dan Bacillus (Volk dan
Wheeler,1993).
4.1.2 HASIL

Berikut perhitungan mikroba yang tumbuh pada susu,setelah di inkubasi selama


semalam didalam incubator menggunakan wadah cawan petri.

1. Cawan petri berlabel 10-4.

= 18 + 13 + 47 + 37 = 115
= 115 x _1_
4 10-4
= 28,75 x __1__
0,0001
= 28,75 x 10.000
= 287.500
= 2,87 x 105

2. Cawan petri berlabel 10-5.


= 39 + 40 + 30 + 40 = 149
= _149_ x _1_
4 10-5
= 37,25 x __1__
0,00001
= 37,25 x 100.000
= 3.725.000
= 3,725 x 106

3. Cawan petri berlabel 10-6.


= 22 + 16 + 43 + 54 = 135
= 135 x _1_
4 10-6
= 33,75 x ___1___
0,000001
= 33,75 x 1.000.000
= 33.750.000
= 3,375 x 107

4.2. DAGING AYAM

4.2.1 PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Mikroba Pada Daging Ayam

Jenis mikroba yang berhasil

Jenis mikroba yang gagal


Daging ayam adalah bahan makanan yang berasal dari hewan ternak ungags di
dunia.

Pada percobaan pengenceran daging ayam bakteri yang muncul meliputi


salmonella sp,campylobacter spp,staphylococcus aerus,eschericia coli, dan
listeria spp karena mikroba yang muncul adalah mikroba yang ada pada daging
itu sendiri.

Menuruut lawrie (2003) menyatakan bahwa daging ayam adalah sesuatu yang
berasal dari hewan termasuk limpa,ginjal,otak,jrinngan-jaringan yang dapat di
makan.

4.2.2 HASIL

Berikut perhitungan mikroba yang tumbuh pada daging ayam ,setelah di inkubasi
selama semalam di dalam incubator menggunakan cawan petri:

1. Cawan petri berlabel 10-4

= 13 + 33 + 24 + 16 = 86
= 86 x _1_
4 10-4
= 21,5 x __1__
0,0001
= 21,5 x 10.000
= 215.000
= 2,15 x 105

2. Cawan petri berlabel 10-5.


= 46 + 33 + 41 + 42 = 160
= _160_ x _1_
4 10-5
= 40 x __1__
0,00001
= 40 x 100.000
= 4.000.000
= 4 x 106

3. Cawan petri berlabel 10-6.

= 17 + 30 + 7 + 17 = 71
= 71 x _1_
4 10-6
= 17,75 x ___1___
0,000001
= 17,75 x 1.000.000
= 17.750.000
= 1,775 x 107

4.3. TELUR
4.3.1 PEMBAHASAN
Gambar 3.1 Mikroba Pada Telur

Mikroba Yang gagal Mikroba berhasil


Telur adalah salah satu bahan makanan hewani sselain ikan,daging,dan susu
Pada percobaan pengenceran telur mikroba yang muncul yaitu
pseudomonas,alcaliganus,proteus citrobacter,E-coli,enterobacter,enterococcus
dan micrococcus.
Menurut sudaryani (2009) telur merupakan produk peternakan yang memberikan
sumbangan terbesar bagitercapainya kecukupan gizi masyarakat.dari sebutir telur
di dapatkan gizi yang cukup ssempurna karena menngandung gizi yang cukup
sempurna karena menngandung zat-zat yang sangat baik dan mudah di cerna.

4.3.2 HASIL
1. Cawan petri berlabel 10-5.

= 26 + 26 + 20 + 8 = 80
= _80_ x _1_
4 10-5
= 20 x __1__
0,00001
= 20 x 100.000
= 2.000.000
= 2 x 106
2. Cawan petri berlabel 10-6.

= 40 + 40 + 48 + 30 = 158
= 158 x _1_
4 10-6
= 39,5 x ___1___
0,000001
= 39,5 x 1.000.000
= 39.500.000
= 3,95 x 107

4.4. DEDAK

4.4.1 PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Mikroba Pada Dedak

Dedak adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam


memproduksi beras.dedak padi di gunakan sebagai pakan ternak karena
mempunyai gizi yang cukup tinggi,harganya relative murah,mudah di peroleh
ddan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia.

Pada percobaan pengenceran dedak mikroba yang muncul yaitu


aeromonas,aspergillus nigger dan azospirilium.kareana mikroba teersebut adalah
mikroba yang ada dalam dedak.

4.4.2 HASIL
1. Cawan petri berlabel 10-4

= 86 + 50 + 55 + 41 = 232
= 232 x _1_
4 10-4
= 58 x __1__
0,0001
= 58 x 10.000
= 580.000
= 5,8 x 105

2. Cawan petri berlabel 10-5.

= 40 + 39 + 50 + 46 = 175
= _175_ x _1_
4 10-5
= 43,75 x __1__
0,00001
= 43,75 x 100.000
= 4.375.000
= 4,375 x 106

3. Cawan petri berlabel 10-6.

= 558 + 450 + 214 + 285 = 1.507


= 1.507 x _1_
4 10-6
= 376,75 x ___1___
0,000001
= 376,75 x 1.000.000
= 376.750.000
= 376,75 x 107

Adapun hasil praktikum yang gagal di sebabkan oleh larutan PCA(plant count
agar) tidak terlalu masak,tempo pengadukan kurang dan suhu tidak tercapai.

BAB 5
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini ialah, pada pembuatan
larutan PCA harus sampai mendidih namun tidak sampai gosong. Pada sterilisasi
digunakan alat autoklaf dan oven, dan pada proses tumbuh bakteri diletakkan di
alat inkubator dengan suhu 37 derajat celcius selama minimal 8 jam.

5.2. SARAN

Seluruh praktikan umumnya harus mempelajari semua modul dan selalu


bertanya jika mengalami kesulitan,Selalu berhati-hati karena alat laboratorium
merupakan alat yang mudah peca
DAFTAR PUSTAKA

Djaafar TF dan Siti Rahayu. 2007. Cemaran Mikroba pada Produk Pertanian,
Penyakit yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian. 26(2).
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.
Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Badan Standardisasi Nasional.1995. Daging sapi/ kerbau. SNI No. 01-3947-1995.
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Ockerman, H. W.1984. Quality Control of Post mortem Muscle Tissue. Vol. 4:
Microbiology. 12th Ed. Dept. of Animal Sci., The Ohio State University & The
Ohio Agriculture Research & Development Center, Ohio.
Hadioetomo, RS, 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.
Gramedia: Jakarta
Suwito,widodo.2009.Bakteri yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis,
Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Yogyakarta : Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai