Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

RANGGA RESTU RAMADHAN

PROGRAM STUDI
PETERNAKAN/PERIKANAN JURUSAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
PETERNAKAN/PERIKANAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN


PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Nilai Praktikum Mata Kuliah Biologi Umum Pada
Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako

Oleh

RANGGA RESTU RAMADHAN


O 121 22 004
G

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Biologi


Nama : Rangga restu ramadhan
Stambuk : O 121 22 004
Kelas :G
Kelompok : 7 (Tujuh)
Program studi : Peternakan
Fakultas : Peternakan dan Perikanan
Universitas : Tadulako

Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Asisten Praktikum

Ni Wayan Yasmini Wahyunur


O 121 19 017 O 121 19 067

Menyetujui,
Koordinator Mata Kuliah
Biologi Umum

Dr. Ir. Yohan Rusiyantono, M.Si


Nip. 19650519 198903 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb puji syukur saya panjatkan atas nikmat Tuhan

Yang Maha Esa dengan rahmat-Nya yang melimpah sehingga saya bisa

menyelesaikan tugas laporan lengkap praktikum biologi yang berjudul

“pengamatan morfologi dan anatomi Ayam Kampung S

uper (Gallus gallus)” sesuai dengan ketentuannya tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada asisten dosen pembimbing yang

telah membimbing kami selama praktikum.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya

ketahui sekiranya mohon saran dan petunjuknya demi tercapainya laporan

lengkap praktikum yang sempurna.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas

praktikum Biologi Dasar selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk

menambah ilmu pengetahuan tentang morfologi dan anatomi Ayam jantan

dan betina.

Palu, November 2022

Rangga restu ramadhan

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………… i

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vi

BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………... 1

1.1 Latar belakang ………………………………………………….. 1

1.2 Tujuan Praktikum ………………………………………………. 2

1.3 Manfaat Praktikum ……………………………………………... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 3

2.1 Pengertian Ayam Kampung Super (Gallus gallus) ……………... 3

2.2 Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus) ……………... 3

2.3 Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus) ……………….. 4

2.3.1 Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super (Gallus

gallus) ……………………………………………………….. 4

2.3.2 Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus) Betina

…………………………………………………………4

v
2.3.3 Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus)

Jantan………………………………………………………….

BAB III. METODOLOGI

PRAKTIKUM……………………………….....6

3.1 Waktu dan Tempat

………………………………………………..8

3.2 Alat dan Bahan ……………………………………………………

3.3 Prosedur Kerja ……………………………………………………6

3.3.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus) ……………………………………………………………………….. 6

3.3.2 Pengamatan Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus) ………………………………………………………………………...6

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………

4.1 Hasil ………………………………………………………………

4.1.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus …………………………………………………………………………9

4.1.2 Pengamatan Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super

vi
(Gallus gallus)

……………………………………………………………….10

4.1.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super

(Gallus gallus) ………………………………………………………………

11.

4.2 Pembahasan ………………………………………………...…13

4.2.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus) ………………………………………………………………………13

4.2.2 Pengamatan Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super

(Gallus gallus) ……………………………………………………………...14

4.2.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super

(Gallus gallus) ……………………………………………………………...15

BAB V. PENUTUP ……………………………………………………….17

5.1 Kesimpulan …………………………………………………….17

5.2 Saran ……………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..18

RIWAYAT PENULIS …………………………………………………….19

LAMPIRAN ……………………………………………………………….20

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hasil Gambar Morfologi Ayam………………………………8

Gambar 1.2 Hasil Gambar Morfologi Ayam………………………………8

Gambar 2.1 Hasil Gambar Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super.10

Gambar 3.1 Gambar Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super ……12

Gambar 3.2 Gambar Sistem Reproduksi


Betina .......................................12

viii
DAFTAR TABEL

Daftar Tabel 1.1 Hasil Gambar Morfologi Ayam………………………...8


Daftar Tabel 1.2 Hasil Pengukuran Morfologi Ayam jantan………….....9
Daftar Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Morfologi Ayam betina …………....9
Daftar Tabel 2.1 Hasil Gambar Sistem Pencernaan Ayam Kampung
Super (Gallus gallus) ……………………………………………………....10
Daftar Tabel 3.1 Hasil Gambar Sistem Reproduksi jantan …………….12
Daftar Tabel 3.2 Hasil Gambar Sistem Reproduksi betina …………….12

ix
x
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ayam kampung atau Ayam lokal (Gallus Domesticus) adalah

Ayam hasil domestikasi dan keturunan dari Ayam jantan hutan merah (Gallus

gallus). Ayam kampung atau biasa disebut Ayam buras (bukan ras)

merupakan Ayam local Indonesia yang mudah beradaptasi. Ayam kampung

Indonesia berasal dari sub spesies Gallus gallus bankiva yang berasal dari

Lampung. Jawa, dan Bali (Fumihito et., 1996).

Keunggulan yang dimiliki Ayam Kampung adalah cita rasa daging yang khas,

mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan lebih tahan terhadap

penyakit serta tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan Ayam

pedaging/broiler (Arman, 2011).

Sejak sepuluh tahun terakhir ini, “pamor’ Ayam Kampung semakin terangkat

seiring dengan adanya tren yang berkembang di kalangan penikmat dan

pebisnis di bidang kuliner. Mereka mengklaim bahwa mengkonsumsi daging

Ayam Kampung lebih sehat, karena kandungan kolestrolnya lebih rendah

dibandingkan dengan kolestrol pada Ayam broiler. Selain itu, rasa dagingnya

lebih gurih dan lebih kering (Krista & Harianto, 2010).


2

1.2 Tujuan praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenali dan memahami

bentuk morfologi dan anatomi pada sistem organ dari unggas yaitu Ayam

Kampung Super (Gallus gallus domesticus).

1.3 Manfaat praktikum

Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu untuk

membantu praktikan agar lebih mudah untuk memahami ilmu tentang hewan,

terutama hewan jenis Ayam Kampung Super (Gallus gallus Domesticus) baik

morfologi maupun anatominya secara langsung.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ayam kampung super (Gallus gallus)

Ayam kampung merupakan Ayam Bukan Ras (buras) yang

dibudidayakan di Indonesia. Ayam Kampung merupakan Ayam asli

Indonesia yang masih memiliki gen asli sebanyak kurang lebih 50% (Subekti

dan Arlina, 2011).

Ayam Kampung memiliki kelebihan dibandingkan Ayam ras diantaranya

memiliki daya adaptasi yang baik karena mampu menyesuaikan diri dengan

berbagai situasi, kondisi lingkungan, perubahan iklim cuaca setempat dan

memiliki kualitas daging serta telur lebih baik dibanding Ayam Ras (Sartika

et al., 2008).

2.2 Morfologi ayam kampung super (Gallus gallus)

Salah satu ciri Ayam Kampung Super adalah sifat genetiknya yang

tidak seragam. Warna bulu, ukuran tubuh dan kemampuan produksinya tidak

sama merupakan cermin dari keragaman genetiknya. Disamping itu badan

ayam kampung super lebih besar bila dibandingkan dengan ayam kampung

(Rasyaf, 2008). Ayam Kampung Super lebih tahan dalam menghadapi

penyakit dan pergantian cuaca sehingga akan sangat menguntungkan bagi

peternak akibat mortalitas yang didapat akan rendah (Aman, 2007).

Karakteristik dari Ayam Kampung Super adalah dapat diproduksi dalam

jumlah banyak dengan bobot seragam, laju pertumbuhan lebih cepat daripada

Ayam Kampung, memiliki tingkat kematian yang rendah, mudah beradaptasi


4

dengan lingkungan serta memiliki citarasa yang tidak berbeda dengan Ayam

Kampung (Kaleka, 2005).

2.3 Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

2.3.1 Sistem Pencernaan Pada Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Sistem pencernaan merupakan rangkaian proses yang terjadi di

dalam saluran pencernaan Ayam untuk memanfaatkan nutrien dari pakan atau

bahan pakan yang diperlukan tubuh untuk hidup,beraktivitas, berproduksi,

dan bereproduksi (Steel, 2006). Sistem pencernaan ayam kampung terdiri

rongga mulut, esofagus dan tembolok nya, lambung kelenjar, lambung otot,

usus halus, usus besar, kloaka, dan anus, beserta kelenjar asesori yaitu hati

dan pancreas. Kelenjar ludah mensekresikan saliva ke dalam rongga mulut

untuk membasahi makanan agar mudah ditelan. Saliva mengandung enzim

pencernaan yang akan memecah makanan secara kimiawi. Lidah membantu

proses penelanan dan mendorong makanan menuju esophagus (Anggorodi,

2005).

2.3.2 Sistem Reproduksi Pada Ayam Kampung Super (Gallus gallus) jantan

Alat reproduksi Ayam jantan terbagi dalam tiga bagian utama

yaitu; sepasang testis, sepasang saluran deferens dan kloaka. Testis terletak di

rongga badan dekat tulang belakang melekat pada bagian dorsal dari rongga

abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium dan berdekatan dengan

aorta dan vena cava, atau dibelakang paru-paru bagian depan dari ginjal.

Testis merupakan tempat spermatogenesis berlangsung. Testis berbentuk biji

buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan
5

tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri

dari tubuli seminiferi (85-95% dari volume testis) dimana terjadi

spermatogenesis. Jaringan intersitial yang terdiri dari sel glanduler (sel

Leydig) tempat disekresikan hormone steroid, androgen dan testosteron.

Besar testis tergantung dari umur, strain, musim dan pakan (Yuwanta, 2004).

2.3.3 Sistem Reproduksi Pada Ayam Kampung Super (Gallus gallus) Betina

Secara anatomi, saluran reproduksi Ayam Betina dibedakan atas

dua bagian, yakni ovarium yang menghasilkan folikel atau kuning telur

(yolk)dan saluran primer yang dinamakan oviduk (Scanes et al., 003).

Ovarium dan oviduk terletak di bagian kiri tubuh berdekatan dengan ventral

aorta dan ginjal bagian depan yang bertautan dengan dinding perut oleh

ligamentum mesovarium (North and Bell, 1990). Ovarium terbagi menjadi

dua bagian, yakni bagian luar dinamakan cortex yang dipenuhi dengan folikel

yang mengandung banyak ova dan bangunan sebelah dalam dinamakan

medulla (Scanes et al., 2003). Calon ova sudah terbentuk ketika Ayam

menetas dan sebelum mencapai dewasa kelamin. Ova ayam betina berjumlah

lebih dari 10.000 buah dan hanya beberapa ova saja yang mampu mencapai

stadium untuk diovulasikan (North and Bell, 1990; Scanes et al. 2003).
6
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilakukan di Universitas Tadulako, bertempat di

ruangan FPP-10, Kota Palu, Sulawesi Tengah pada hari sabtu tanggal 28

November 2022.

3.2 Alat dan Bahan

-Alat ;

a. Papan Bedah/Sterofoam

b. Pisau/Cutter

c. Jarum Pentul

d. Pita Ukur

e. Gunting

f. Camera Hp

-Bahan;

a. Ayam Kampung Super (Jantan)

b. Ayam Kampung Super (Betina)

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

a) Menempatkan Ayam di atas papan bedah dan usahakan dalam

keadaan tenang.

b) Kemudian amati tubuh Ayam dan ukur secara keseluruhan

3.3.2 Pengamatan Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

a) Setelah diamati bagian morfologi selanjutnya diadakan


7

pembelahan secara hati-hati

b) Gambar dan amati bagian-bagian dari sistim pencernaan

c) Setelah di amati bagian-bagian dari sistim pencernaan,

dilanjutkan pengamatan pada sistim reproduksi

d) Kemudian amati dan gambar bagian-bagian organ reproduksi

jantan dan betina


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Hasil pengamatan tentang morfologi Ayam Kampung Super

(Gallus gallus)

Tercantum pada Tabel 1.1.

Daftar Tabel 1.1 Hasil gambar morfologi Ayam

Jantan Betina

Gambar 1 Gambar 2

Hasil dari analisis pengamatan yang telah dilakukan terlihat pada

Ayam jantan badannya lebih besar daripada ayam betina, memiliki jengger,

dan taji kaki, sedangkan pada Ayam betina badannya lebih kecil dan tidak

memiliki jengger dan taji kaki.


9

Hasil pengukuran pada morfologi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus) jantan dan betina tertera pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.

Daftar Tabel 1.2 Hasil Pengukuran Morfologi Ayam Jantan

Bagian Ukuran (cm)


Panjang Badan 62 cm
Sayap Kanan 23 cm
Sayap Kiri 23 cm
Kaki Kiri 16 cm
Kaki Kanan 16 cm
Panjang Leher 16 cm
Panjang Kuku 1 cm
Paruh 3 cm
Lingkar dada 24 cm
Lingkar kepala 12 cm

Daftar Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Morfologi Ayam Betina

Bagian Ukuran (cm)


Panjang Badan 55 cm
Sayap kanan 27 cm
Sayap Kiri 26 cm
Kaki kiri 13 cm
Kaki Kanan 14 cm
Panjang leher 11 cm
Panjang Kuku 1 cm
Paruh 3 cm
Lingkar dada 23 cm
Lingkar kepala 11 cm

Hasil analisis dari pengukuran morfologi Ayam kampung super


10

jantan dan betina terlihat bahwa badan Ayam kampung super jantan lebih

besar daripada betina, sayap pada Ayam Kampung Super jantan ukurannya

sama besar sedangkan pada sayap Ayam kampung Super betina ukuran sayap

kiri dan kanan berbeda, dan kaki kiri dan kanan Ayam Kampung Super betina

tidak sama.

4.1.2 pengamatan Sistem pencernaan Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

tertera pada Tabel 2.1.

Daftar Tabel 2.1 Hasil Gambar Sistem Pencernaan Ayam Kampung

Super

Gambar 2.1
11

Hasil analisis dari pengamatan yang telah dilakukan, pada sistim

pencernaan Ayam Kampung Super jantan dan betina adalah terdapat beberapa

bagian-bagian organ sistim pencernaan yaitu rongga mulut, esophagus

(kerongkongan), proventikulus, ampela (gizzard), usus buntu (caecum), usus

halus yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejenum, ileum, usus

besar, dan kloaka. Adapun sistim organ tambahannya yaitu, jantung, paru-

paru, hati, empedu, dan pankreas.

4.1.3 Pengamatan sistem reproduksi Ayam Kampung Super (Gallus galus)

Hasil pengamatan tentang anatomi Ayam mengenai sistim

reproduksi pada Ayam Kampung Super jantan dan Ayam Kampung Super

Betina tertera pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2

Daftar Tabel 3.1 Hasil Gambar Sistim Reproduksi jantan


12

Gambar 3.1

Daftar Tabel 3.2 Hasil Gambar Sistim Reproduksi Betina

Gambar 3.2
13

Hasil analisis dari pengamatan yang telah dilakukan dari Tabel

3.1 dan 3.2, pada sistim reproduksi Ayam Kampung Super jantan dan betina

adalah terdapat beberapa bagian-bagian organ sistim reproduksi yaitu pada

Ayam Kampung Super jantan terdapat sepasang testis, vas deferens,

proktodeum, dan kloaka, sedangkan pada Ayam Kampung Super betina

terdapat sepasang ovarium, oviduk yang terdiri dari 5 bagian yaitu

infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina, dan yang terakhir kloaka.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Morfologi pada Ayam Kampung Super jantan pada bagian kepala yang

terdapat mata yang berfungsi sebagai indera penglihatan, hidung yang

berfungsi untuk bernafas, mulut yang berfungsi untuk mengambil

makanan, sayap yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan gerak

pada Ayam, kaki yang berfungsi sebagai alat gerak utama untuk

berjalan dan berlari, kuku kaki yang berfungsi untuk mengais tanah saat

mencari makanan, ekor yang berfungsi untuk menjaga

garkeseimbangan, bulu yang berfungsi untuk penutup tubuh agar suhu

tubuh Ayam tetap terjaga, taji kaki yang berfungsi untuk bertarung
14

dengan sesama pejantan, perut yang berfungsi untuk menyimpan

cadangan makanan dalam tubuh, dan jengger yang berfungsi untuk

menarik perhatian betina, namun pada Ayam Kampung Super jantan

yang kami amati tidak terdapat taji kaki, Sedangkan morfologi pada

Ayam Kampung Super betina pada bagian kepala terdapat mata yang

berfungsi sebagai indera penglihatan, hidung yang berfungsi untuk

bernafas, mulut yang berfungsi untuk mengambil makanan, sayap yang

berfungsi sebagai menjaga keseimbangan gerak pada ayam, kaki yang

berfungsi sebagai alat gerak utama untuk berjalan dan berlari, kuku kaki

yang berfungsi untuk mengais tanah saat mencari makanan, ekor

berfungsi untuk menjaga keseimbangan, bulu yang berfungsi untuk

penutup tubuh agar suhu tubuh Ayam tetap terjaga, perut yang

berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dalam tubuh, jengger

yang berfungsi untuk membantu Ayam agar suhu tubuh Ayam tetap

dingin.

4.2.2 Pengamatan sistim pencernaan Ayam Kampung Super

1. Sistim pencernaan Ayam Kampung Super jantan dan betina ;

mulut berfungsi untuk mengambil makanan serta

meneruskapakan ke esophagus (Kerongkongan), Esophagus


15

(kerongkongan) berfungsi untuk membasahi makanan sehingga

makanan menjadi licin dan mudah untuk disalurkan, Crop (tembolok)

berfungsi untuk menjadi tempat penyimpanan makanan, Proventikulus

(kelenjar lambung) berfungsi untuk mencerna makanan secara

enzimatis, Empedal (Gizzard) berfungsi untuk membuat makanan

menjadi lebih halus, Usus halus yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu

duodenum,jejenum, dan ileum, Berfungsi sebagai tempat pencerna

makanan secara enzimatis, Usus buntu (Caecum) berfungsi untuk

mencerna makanan secara mikrobiologik dengan bantuan

mikroorganisme dan juga absorbsi air untuk memenuhi kebutuhan air di

dalam tubuh Ayam, Usus besar (Large intestine) berfungsi sebagai

tempat penyerapan air, Kloaka berfungsi sebagai lobang tempat

mengeluarkan sisa makanan dan urine.

4.2.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super

(Gallus gallus)

1. Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super jantan

- Sepasang testis berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa

- Vas deferens berfungsi untuk menyalurkan sperma

- Proktodeum berfungsi sebagai alat penghubung antara vas


16

deferens dan kloaka

- kloaka berfungsi sebagai lubang saluran reproduksi

2. Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super betina

- Memiliki sepasang ovarium yang berfungsi untuk

menghasilkan ovum

- Oviduk berfungsi sebagai tempat menerima folikel masak,

sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur

- Infundibulum berfungsi untuk menangkap sel-sel telur yang

telah masak

- Uterus berfungsi untuk pengembangan hidrasi pada telur dan

terbentuknya telur

- Vagina berfungsi untuk mengeluarkan telur ayam yang telah diproses

dalam pembuahan.
17
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan,

saya dapat menarik kesimpulan bahwa Ayam Kampung Super jantan

dan betina memiliki bentuk morfologi yang nampak jelas secara kasat

mata, dan tentunya memiliki struktur anatomi yang berbeda, di dalam

struktur anatomi terdapat sistem pencernaan dan juga sistem reproduksi

pada Ayam Kampung Super jantan dan betina.

5.2 Saran

Untuk ruangannya tolong disiapkan kipas angin dan perlengkapan

alat kebersihan ruangan agar lebih nyaman saat melakukan praktek.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Y. 2011. Ayam Kampung Unggul. Penerbit Penebar

Swadaya. Jakarta

Kumara, V., R.S. Cotran dan S.L. Robins. 2006. Buku Ajar

Patologi. Edisi 7. Vol. 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 236-

237

Kusuma. 2010. Analisis Pendapatan Dan Efisiensi Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Peternak Probiotik Dan Non-Probiotik Pada

Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Wal Dewi. 2017. Latar Belakang Ayam Kampung. Eprints Undip.

Universitas Diponegoro. Semarang

Eka Putri. 2021. Latar Belakang Ayam Kampung Atau Ayam

Lokal (Gallus domesticus). Universitas Jambi. Jambi


RIWAYAT PENULIS

Rangga Restu Ramadhan adalah nama

penyusun Laporan lengkap Biologi ini.

Penulis lahir dari orang tua Dadeng

Harmoko Setiawan dan Ekasari sebagai

anak ke-dua dari dua bersaudara. Penyusun

dilahirkan di kota Palu Sulawesi Tengah pada tanggal 5 November

2003. Penyusun menempuh pendidikan dimulai dari SDN Inpres BTN

Silae (lulus tahun 2016), melanjutkan ke SMP Negeri 4 Palu (lulus

tahun 2019), dan SMA Negeri 4 Palu (lulus tahun 2022), dan

melanjutkan masa kuliah di Fakultas Peternakan dan Perikanan Jurusan

Peternakan Universitas Tadulako Palu.

Anda mungkin juga menyukai