Anda di halaman 1dari 30

PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI

AYAM KAMPUNG SUPER (GALUS-GALUS)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ZUL KIFLI

JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI
AYAM KAMPUNG SUPER (GALUS-GALUS)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh


Nilai Praktikum Mata Kuliah Biologi Umum Pada
Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako

Oleh

ZUL KIFLI
O 271 22 041
A

JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Biologi

Nama : Zul Kifli

Stambuk : O27122041

Palu, 3 November 2022

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Praktikum Biologi Umum


Praktikum Biologi Umum

Ni Wayan Yasmini Roy Gunawan


O 121 19 017 O12119022

Dosen Penanggung Jawab


Praktikum Biologi Umum

Dr. Ir. Yohan Rusiyantono, M.Si.,IPM


NIP 19650519 198903 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa

menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini. Tersusunnya laporan ini tentu

bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan juga atas bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini.

Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari kata sempurna.

Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran

yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap

semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Palu, 3 November 2022

Penulis

iv
FORMAT ISI LAPORAN LENGKAP

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
1.3 Manfaat Praktikum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Ayam Kampung Super (Galus-galus)
2.2 Morfologi Ayam Kampung Super (Galus-galus)
2.3 Anatomi Ayam Kampung Super (Galus-galus)

BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super
(Galus-galus)
3.3.2 Pengamatan Anatomi Ayam Kampung Super
(Galus-galus)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Galus-galus)
4.1.2 Pengamatn Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super
(Galus-galus)
4.1.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung super
(Galus-galus)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Galus-galus)
4.2.2 Pengamatan Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super
(Galus-galus)
4.2.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super
(Galus-galus)
BAB 5 PENUTUP

v
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT PENULIS
LAMPIRAN (DOUKUMENTASI PRAKTIKUM)

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1. Ayam Kampung Super (Gallus gallus)............................................4

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3-1. Prosedur Kerja..................................................................................... 18


Tabel 4-2. Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)..............................20
Tabel 4-3. Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus).................................22

viii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sumber kekayaan genetik ternak lokal Indonesia adalah ayam

Kampung. Nawawi dan Nurrohmah (1996) dalam (Subekti, 2011)

mengungkapkan bahwa ayam Kampung memiliki kelebihan dibandingkan dengan

ayam ras, antara lain dapat diusahakan dengan modal yang sedikit maupun dengan

modal yang banyak dan perawatannya tidak sulit karena ayam Kampung memiliki

daya adaptasi yang baik. Ayam Kampung umumnya memiliki keunggulan dalam

hal resistensi terhadap penyakit, resistensi terhadap panas serta memiliki kualitas

daging dan telur yang lebih baik dibandingkan dengan ayam ras (Chen, Lee,

Huang, dan Huang, 1993 dalam Subekti, 2011).

Ayam Kampung juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain adalah

sulitnya memperoleh bibit yang baik dan produktifitasnya yang rendah,

ditambah dengan adanya factor penyakit musiman seperti ND (Newcastle

disease), sehingga dikhawatirkan populasi ayam Kampung akan semakin

menurun, bahkan ayam Kampung yang mempunyai sifat-sifat spesifik tersebut

akan punah (Sujionohadi dan Setiawan, 2000 dalam Subekti, 2011).

Mansjoer (1985) menyatakan bahwa ayam Kampung merupakan ayam asli

Indonesia yang masih memiliki gen asli sebanyak lebih kurang 50 %. Adanya

variasi genetik yang tinggi dari ayam Kampung menunjukan adanya potensi untuk

dilakukannya perbaikan mutu genetik. Oleh karena itudiperlukan data dasar

mengenai sifat- sifat kualitatif dan kuantitatif ayam Kampung untuk


mempertahankan kemurnian serta pelestarian sumber daya genetik ayam

Kampung (Subekti, 2011).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum mata kuliah biologi dasar mengenai pengamatan ayam

kampung super (Gallus-gallus) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui morfologi ayam kampung super (Gallus-gallus)

2. Untuk mengetahui anatomi ayam kampung super (Gallus-gallus)

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum mata kuliah biologi dasar mengenai pengamatan ayam

kampung super (Gallus-gallus) adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa

mengenai anatomi dan morfologi ayam kampung (Ghallus-ghallus).

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Ayam kampung (Gallus gallus) merupakan salah satu ayam yang menjadi

pilihan masyarakat Indonesia karena terdapat sumber protein hewani yang besar,

sumber protein berasal dari daging maupun telur yang dihasilkan. Ayam kampung

lebih unggul dibandingkan dengan ayam jenis lainnya, keunggulannya dapat

dilihat pada ketahanan terhadap serangan penyakit, selain itu tidak memerlukan

perlakuan khusus saat pemeliharaan, mudah beradaptasi dengan lingkungan

sekitar, dan pemeliharaannya tidak mengeluarkan banyak dana (Nurhapsa, 2017).

Pertumbuhan ayam kampung dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

pengaruh suhu, genetik, jenis kelamin, pengelolaan lingkungan. Salah satu faktor

yang mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan ayam kampung adalah

pakan atau ransum yang diberikan. Pertumbuhan ayam akan terlihat setelah

ternak-ternak tersebut mengubah zat–zat makanan yang dikonsumsi menjadi

daging dan lemak setelah kebutuhan pokok terpenuhi. Zulfanita (2011)

mengatakan bahwa zat makanan yang diperlukan oleh ayam didapatkan dalam

ransum harus seimbang dengan perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mendapatkan ayam dengan pertumbuhan yang cepat dan produksi

yang efisien, maka penyusunan ransum perlu diperhatikan utamanya mengenai

kandungan energi dan protein serta keseimbangannya.

3
2.2 Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Ayam kampung merupakan hewan vertebrata yang termasuk dalam kelas

Aves dengan ordo Galliformes dan spesies Gallus domesticus. Ayam kampung

telah

berkembang pesat di Indonesia dan telah banyak dipelihara oleh masyarakat

Indonesia sebagai pemanfaatan perkarangan, pemenuhan gizi, dan tambahan

pendapatan sehingga ayam kampung sangat mudah ditemukan di berbagai tempat.

Ayam kampung populer di Indonesia karena pemeliharaannya tidak

membutuhkan

persyaratan yang berat mempunyai daya tahan terhadap penyakit yang cukup baik,

serta telah beradaptasi dengan dengan lingkungannya (Soedirdjoetmojo 1984

dalam

Tarigan 2010).

Klasifikasi ayam kampung sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Subkelas : Neornithes

Superordo : Neognathae

Ordo : Galliformes

Famili : Phasianidae

Genus : Gallus

4
Spesies : Gallus domesticus

Gambar 2-1. Ayam kampung super (Gallus-gallus)

Ayam kampung (Gallus gallus) memiliki tubuh yang kecil, produktivitas

telur yang rendah, dan pertumbuhan tubuh yang lambat. Umumnya ayam

kampung di

Indonesia mempunyai tubuh yang kompak dengan susunan otot-otot yang baik,

tidak

pandai terbang dan mempuyai kesukaan berjalan-jalan serta mengais tanah. Oleh

karena itu, ayam kampung memiliki kuku yang tajam dengan jari kaki yang tidak

terlalu panjang tetapi cukup kuat serta kaki yang panjang dengan betis dan paha

yang

kokoh (Roberto, 2018).

Bentuk tubuh yang dimiliki ayam kampung adalah kecil agak ramping. Ayam

kampung memiliki warna bulu yang bervariasi, hitam, putih, cokelat, kuning

kemerahan atau kombinasi warna-warna tersebut. Jantan memiliki tubuh yang

lebih

besar daripada betina dengan jengger yang bergerigi besar dan tegak. Betina

5
mempunyai jengger yang kecil, tebal dan berwarna merah cerah. Selain itu pada

jantan terdapat pial berwarna merah cerah, sedangkan betina memiliki pial yang

kecil

dan bergelambir (Roberto, 2018).

2.3 Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Secara anatomis dan fisiologis, sistem pencernaan pada bangsa unggas

merupakan

sistem pencernaan yang sederhana, oleh karena itu unggas sangat bergantung pada

enzim yang dikeluarkan oleh organ pencernaannya untuk mencerna pakan agar

mudah diserap oleh tubuh. Organ pencernaan unggas terdiri atas mulut, faring,

oesofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar dan

kloaka (Sturkie dan Whittow, 2000 cit. Zainuddin et al., 2014). Oesofagus

merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan

makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan faring pada

bagian kranial dan proventrikulus bagian kaudal (North, 1978 cit. Widyantono,

2013). Panjang oesofagus antara 20 sampai 25 cm dan berat antara 5 sampai 7,5

gram,

faktor yang mempengaruhi perbedaan dari ukuran oesofagus ayam adalah jumlah

pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin (Kartasudjana, 2005

cit.

Widyantono, 2013 dalam Teme dkk, 2019).

Proventrikulus merupakan lambung kelenjar tempat terjadinya pencernaan

secara enzimatis. Bagian kranial proventrikulus berbatasan dengan oesofagus dan

6
kaudal berbatasan dengan ventrikulus. Sel kelenjar akan mengeluarkan cairan

kelenjar pada saat makanan melewati proventrikulus dengan gerakan peristaltik.

Proventrikulus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai 10 gram (Yaman,

2010 cit. Sobah, 2014). Faktor yang mempengaruhi bobot proventrikulus adalah

umur, bangsa, dan genetik ternak (Usman, 2010 cit. Sobah, 2014). Dinding

proventrikulus mensekresikan asam klorida, enzim, dan getah lambung yang

berfungsi mencerna protein dan lemak (Nesheim et al., 1979 dalam Teme dkk,

2019).

7
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Labolatorium Nutrisi Jurusan Peternakan,

Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako. Praktkum dimulai

pukul 08.00-11.40 WITA.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum yaitu :

- Pisau

-Papan bedah

-Mistar

Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu :

- Ayam kampung (Gallus-gallus)

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur praktikum mengenai morfologi dan anatomi ayam kampung (gallus-

gallus) yaitu sebagai berikut :

8
Tabel 1-3. Prosedur Kerja
No Pengamatan Prosedur

- Tempatkan ayam diatas papan bedah


dan usahakan dalam keadaan tenang.
Seluruh Tubuh Ayam - Gambar dan sebutkan anatominya.
1

Kepala - Gambar kepala dan bagian-bagiannya.


2
- Amati bagian-bagian dari kepala sampai
jengger, sebutkan jenis jenggernya.
- Amati bagian lainnya.

Bulu - Amati seluruh tubuh ayam yang


3
berbulu, bedakan dibagian mana
terdapat bulu kuntur, plumulae dan
fitoplumulae.
- Perhatikan bulu sayap sekunder, bulu
primer dana axial.
- Cabut salah satu bulu gambar dan tulis
bagian-bagiannya.

- Gambar bagian kaki dan sebutkan


bagiannya.
- Amati Pigmentasi pada kaki.
4 Kaki
- Ukur pajang kaki.

- Belah perut menggunakan pisau,


kemudian keluarkan semua isi perut
ayam.
5 Perut

9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil praktikum mengenai morfologi dan anatomi ayam kampung

(Gallus-gallus) didapat hasil yamg tertera pada tabel berikut :

Tabel 2-4. Hasil Pengamatan Morfologi Ayam Kampung

10
No Bagian Gambar Ayam Panjang Gambar Ayam Panja
Tubuh Betina (cm) Jantan ng
Ayam (cm)
Betina Ayam
Jantan

Paruh
1.
Ayam 5 cm
3,5 cm

2. Leher 10 cm
15 cm

3. Badan 20 cm 20 cm

4. Kaki 13 cm
15 cm

11
5. Sayap 18 cm 17 cm

Lingkar
6. Badan 23 cm 22 cm

Tabel 3-4. Hasil Pengamatan Anatomi Ayam Kampung (Gallus gallus)

No. Bagian Tubuh Gambar Anatomi

1. Kerongkongan

12
2. Tembolok

3. Lambung

4. Gizard/Ampela

13
5. Usus Halus

6. Usus Buntu

7.
Usus Besar

14
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung (Gallus gallus)

Berdasarkan hasil pengamatan ayam kampung (Gallus gallus) memiliki

bulu yang berwarna hitam, memiliki bentuk tubuh yang ramping, kuku pada ayam

kampung umumnya tajam serta memiliki betis dan paha yang kokoh. Ayam jantan

memiliki badan yang lebih besar dibandingkan ayam betina, selain itu jengger

pada ayam jantan lebih besar, sementara jengger pada ayam betina lebih kecil dan

berwarna cerah.

4.2.2 Pengamatan Anatomi Ayam Kampung (Gallus gallus)

Sistem pencernaan pada ayam kampung terdiri dari paruh, esophagus,

tembolok, lambung, gizzard, usus halus, usus buntu dan usus besar.

a. Paruh

Paruh adalah tempat pertama kali pakan memasukan sitem pencernaan.

b. Kerongkongan (esophagus) Kerongkongan adalah saluran yang membawa

makanan dari mulut ke tembolok.

c. Tembolok

Tembolok adalah tempat adalah tempat penyimpananpakan sementara, dan

tempat pelunakan pakan dengan adanya penambahan air di dalam oragan

pencernaan tersebut.

15
d. Proventikulus

Pencernaan selanjutnya terjadi di proventriculus atau lambung kelenjar

terletak diantara kerongkongan dengan ampela. disini terjadi pencernaan secara

enzimatis yang merubah makanan sehingga mudah dicerna, pencernaan di

proventriculus terjadi dalam jangka waktu yang singkat.

e. Empedal

Empedal berbentuk bulat dan telur dan tersusun dari serabut, otot yang

padat dan kuat.

f. Usus halus

Usus halus adalah tempata terjadinya pemecahan nutrien dalam pakan secara

enzimatis dan terjadinya penerapan hasil pemecahan enzimatis.

g. Usus buntu

Usus buntu terdapat dibagian bawah dan rectum terdapat di dua bentukan yang

bercabang di usus yang buntu sehingga di sebut usus buntu.

16
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bentuk tubuh yang dimiliki ayam kampung adalah kecil agak ramping. Ayam

kampung memiliki warna bulu yang bervariasi, hitam, putih, cokelat, kuning

kemerahan atau kombinasi warna-warna tersebut. Jantan memiliki tubuh yang

lebih

besar daripada betina dengan jengger yang bergerigi besar dan tegak. Betina

mempunyai jengger yang kecil, tebal dan berwarna merah cerah. Secara anatomis

dan fisiologis, sistem pencernaan pada bangsa unggas merupakan

sistem pencernaan yang sederhana, oleh karena itu unggas sangat bergantung pada

enzim yang dikeluarkan oleh organ pencernaannya untuk mencerna pakan agar

mudah diserap oleh tubuh. Organ pencernaan unggas terdiri atas mulut, faring,

oesofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar dan

kloaka

5.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya agar praktikan dapat mengerjakannya

dengan lebih teliti lagi, selain itu peralatan dan perlangkapan lebih

dimaksimalakan lagi sebagai salah satu penunjang dari keberhasilan suatu

praktikum. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan

17
ini, maka diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

pembaca, agar laporan selanjutnya lebih baik lagi dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Roberto, R. 2018. Ektoparasit Pada Ayam Kampung (Gallus Domesticus) di Desa


Lasean, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka Nusa Tenggara
Timur. Skripsi. Unika Widya Mandira.

Subekti, K. dan F. Arlina. 2011. Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung


di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Jurnal Ilmiah
Ilmu-ilmu Peternakan. November 2011. Vol. XIV. No. 2.

Tarigan, R.T. 2010. Karakteristik Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Ayam


Walik Di Sumedang Dan Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi
Dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor.

Teme, A.B. Y., Yulfian N. S dan Filiphin, A A. 2019. Gambaran Anatomi dan
Histologi Oesofagus dan Provektulus Pada Ayam Hutan Merah Gallus
gallus Asal Pulau Timur. Jurnal Veteriner Nusantara.

18
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Zul Kifli lahir di Desa

Maku pada tanggal 11 April 2004 penulis adalah

anak ke 3 dari 5 bersaudara dari pasangan bapak

Husen dan Julianti. Pada tahun 2008 penulis memulai pendidikan di TK

Alkhairat Maku Kab. Sigi, 2010 penulis melanjutkan pendidikan di SDN Maku

Sidondo Kab. Sigi pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke SMP

Negeri 11 Sigi biromaru dan lulus pada tahun 2019 kemudian melanjutjan

pendidikan ke SMA Negeri 2 Sigi dan lulus pada tahun 2022. Pada tahun 2022

penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas Tadulako

melalui jalur SNMPTN dan diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas

Tadulako, Fakultas Peternakan dan Perikanan di prodi Perikanan

19
20
LAMPIRAN

Ayam Jantan
Ayam Betina

Anda mungkin juga menyukai