Disusun Oleh :
23010119130249
Peternakan C
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa,
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
dengan judul “ Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Produktivitas Ternak Ayam
Broiler”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Demikian yang dapat kami
sampaikan, terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2. Pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari suhu terhadap ayam Broiler ?
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu terlalu panas pula akan mengakibatkan dampak merugikan bagi anak
ayam, Udjianto dan Pustaka (2016) menyatakan bahwa apabila suhu terlalu panas,
anak ayam akan menjauhi heater dan mencari lokasi yang lebih dingin
menggunakan aliran udara yang lebih banyak. Ayam pula akan melakukan
panting (terengah-engah), mempertinggi konsumsi minum dan mengurangi
konsumsi ransum. Setiawan et al,(2016) menyatakan bahwa panting
menyebabkan penurunan kadar konsentrasi CO2 dalam darah ternak. Penurunan
konsumsi ransum akan mengakibatkan asupan nutrisi pada tubuh berkurang
sebagai akibatnya pertumbuhannya terhambat.
Suhu lingkungan yang tinggi sebanding dengan naiknya suhu tubuh ayam.
Peningkatan fungsi organ tubuh dan indera pernafasan adalah bentuk dari aktifitas
metabolisme basal dalam suhu lingkungantinggi sebagai naik. Meningkatnya laju
metabolism basal, disebabkan oleh bertambahnya penggunaan tenaga akibat
bertambahnya frekuensi pernafasan, kerja jantung sertabertambahnya peredaran
darah periferi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pratama et al, (2016) yang
meyatakan bahwa Peningkatan fungsi organ tubuh dan alat pernafasan merupakan
akibat dari aktifitas metabolism basal pada suhu lingkungan tinggi. Astuti et al
(2016) menyatakan bahwa Metabolisme Basal adalah jumlah panas yang
dihasilkan pada saat ternak pada saat pengaruh ransum, suhu sekeliling dan
aktivitas bebas diabaikan atau jumlah panas yang dihasilkan pada saat berpuasa.
Melihat hasil tersebut, nampak bahwa dalam suhu lingkungan yang tinggi
pada atas thermoneutral akan mengakibatkan kebutuhan tenaga lebih tinggi.
Tetapi demikian, menggunakan adanya heat increament. Hadisutanto et al(2018)
menyatakan bahwa suatu energy yang dibutuhkan ternak dalam proses pencernaan
pakan yang berada dalam saluran pencernaan disebut Hear increment. Menjadi
akibat pencernaan pakan dan metabolisme zat-zat pakan, akan menyebabkan
beban panas bagi ayam dan akhirnya aktifitas metabolisme dapat berkurang.
Berkurangnya aktifitas metabolisme lantaran suhu lingkungan yang tinggi, bisa
dipandang manifestasinya berupa menurunnya aktifitas makan dan minum.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sawadi, M., & Hafid, H. (2016). Pengaruh Bobot Potong dan Pakan
Komersial terhadap Pertumbuhan Ayam Broiler. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Peternakan Tropis, 3(3), 47-56.
Setiawati, T., Afnan, R., & Ulupi, N. (2016). Performa produksi dan
kualitas telur ayam petelur pada sistem litter dan cage dengan suhu kandang
berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 4(1), 197-203.