Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena dengan karunia
dan hidayah-Nya, sehingga tugas Makalah Bangunan dan Peralatan Peternakan
mengenai Perkandangan Ayam Broiler dapat diselesaikan oleh penyusun dengan baik.
Makalah ini dibuat kemudian diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bangunan
dan Perlatan Peternakan.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati,
MS. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Bangunan dan Perlatan Peternakan, dan
berbagai pihak terkait yang telah membantu untuk menyelesaikan pembuatan laporan
akhir ini. Bantuan-bantuan tersebut penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca maupun penyusun pada bidang pengetahuan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini,
sistematika penulisan maupun isi laporan. Berdasarkan hal tersebut penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Penyusun
I
PENDAHULUAN
unggas. Hal ini dikarenakan kandang adalah tempat tinggal ayam broiler dalam
yang dipelihara agar dapat tumbuh dengan baik dan mampu berproduksi secara
optimal.
Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan
kenyamanan bagi ayam broiler, mudah dalam tata laksana, dapat memberikan
merupakan investasi (modal tetap) yang cukup besar nilainya dalam usaha
dari awal.
perawatan setelah dibangun, dan umur bangunan juga menjadi pertimbangan yang
penting. Selain faktor ekonomi, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pembuatan kandang adalah pemilihan tempat atau lokasi untuk mendirikan
kandang, ketersedian air dan udara segar serta konstruksi atau bentuk kandang itu
sendiri.
1.3 Tujuan
broiler
PEMBAHASAN
unggas relatif singkat dibandingkan dengan ternak lainnya, terutama pada ayam
broiler yang usia pemeliharaannya hanya 5-6 minggu (Sutoyo, 1989; Saragih, 2000;
meliputi suhu lingkungan kandang yang optimum, aliran udara, kelembaban. Suhu
dalam beternak. Setiap ternak akan memiliki kriteria kondisi lingkungan optimum
yang berbeda. Hal tersebut tergantung komoditas ternak dan karakter ternak it
sendiri. Suhu lingkungan yang optimal bagi ayam berkisar 15-26oC (Perry, 2004),
dan menurut Charles (2002) suhu nyaman untuk menapai pertumbuhan optimum
ayam edaging berkisar antara 18-22oC dan antara 21-29oC. Suhu yang terlalu panas
juga akan menyebabkan stress pada ternak unggas (heat sress), dimana interaksi
antara suhu udara, kelembaban, sirkulasi panas dan keepatan udara serta suhu
kelembaban untuk ayam broiler berumur diatas tiga minggu yaitu 50-7-% (Borges
dkk, 2004). Dibawah ini merupakan suhu dan kelembaban yang optimum menurut
1 30-32 60-70
2 30-28 60-70
3 28-25 60-70
4 25-24 60-70
5 24-22 60-70
6 22-20 60-70
ayam. Cahaya berfungsi untuk proses penglihatan dan mempengaruhi ayam untuk
kesempatan ayam untuk makan dikarenakan suhu yang cukup tinggi pada siang hari
dengan intensitas semakin menurun pada fase akhir (Classen dan Riddell, 1989).
Pencahayaan dengan fase terang yang panjang diikuti dengan fase gelap yang pendek
½ - 1 jam secara periodik akan mendapatkan pertambahan berat badan harian yang
2009).
Kecepatan angin dapat berubah-ubah setiap saat, dan salah satu faktor
penyebabnya oleh adanya perbedaan tekanan udara pada suatu wilayah. Kecepatan
angin pada dataran rendah sangat tinggi karena dekat dengan laut dan hembusan
angin tinggi sering berulang.Kecepatan angin yang tinggi ini bisa membuat ayam
terkena stres dingin ekstrim, Menurut DEFRA (2005), kecepatan angin di daerah
beriklim tropis untuk ayam broiler minimal 1,0 m/s dengan kisaran 1,0-1,5 m/s.
Ketinggian tempat dari permukaan laut selalu diikuti dengan penurunan suhu
udara rata-rata harian. Daerah dataran rendah memiliki ketinggian tempat berkisar
antara 0-250 meter dari permukaan laut (m dpl) dan daerah dataran sedang memiliki
ketinggian 250-750 m dpl. Tempat yang semakin tinggi dari atas permukaan laut suhu
udaranya semakin rendah sehingga ternak akan mengkonsumsi pakan lebih banyak
untuk memenuhi kebutuhan akan energinya. Suhu udara yang lebih rendah daripada
banyak karena sebagian energi pakan akan diubah menjadi panas untuk mengatasi
suhu udara lingkungan yang lebih rendah. Pemeliharaan ayam broiler pada daerah
dataran rendah memerlukan pakan dengan kandungan energi 2.800 kkal/kg (Suarjaya
tempat berteduh dari cuaca yang beriklim panas, hujan, angina kencang dan gangguan
Pemeliharaan ternak unggas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara ekstensif
dan intensif. Kandang hanya berfungsi sebagai tempat istirahat atau tidur dan
intensif, kandang memiliki lebih banyak fungsi yaitu sebagai tempat istirahat atau
tidur, dan sebagai tempat melakukan kegiatan lainnya seperti makan dan
Ada dua maam tippe kandang unggas yaitu kandang terbuka (Open House)
dan kandang tertutup (Closed House). Closed House merupakan sistem kandang
tertutup yang dapat menjamin keamanan biologis pada unggas seperti gangguan
organisme lain dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga dapat diiptakan
kondisi lingkungan (suhu kandang, kelembaban, kecepatan angina dan cahaya) yang
optimum sehingga tercipta kondisi lingkungan yang nyaman bagi unggas, dan hal
Sebagian besar kandang ayam (broiler) dibuat dengan model rumah gudang,
berbentuk persegi empat denga atap dua sisi menyamping dan lantai yang rendah
1) Dinding kandang dapat terbuat dari papan, bilah bambu, ram kawat. Dinding
kandang tidak boleh terlalu rapat, hal ini dimaksudkan untuk keleluasaan
sirkulasi udara kandang, dan tidak boleh terlalu jarang sehingga predator tidak
ayam tidak terlalu kepanasan, tetapi pagi hari masih dapat memperoleh sinar
mata hari.
3) Tinggi tiang tengah keatap minimal 6-7 meter dan tiang tepi minimal 2.5 - 3
meter, hal ini berhubungan dengan sirkulasi udara dalam kandang, lebar
Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua sistem yakni
pertama sistem Tunnel dan Evaporative Cooling Sistem (ECS). Pada sistem
Tunnel lebih mengandalkan aliran angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap
air dan menyediakan oksigen untuk kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok
untuk area dengan temperature maksimal tidak lebih dari 30 oC. Sedangkan pada
sistem Evaporative Cooling Sistem (ECS), memberikan benefit pada peternak seperti
angin. Sistem kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah panas dengan suhu
udara di atas 35 oC. Sumber panas berasal dari ayam itu sendiri, sinar matahari
yang ditransfer secara radiasi, panas dari brooder pada masa brooding dan panas
dari proses ferementasi dalam sekam. Sementara itu sumber uap air dapat berasal
dari kelembaban lingkungan, proses evaporasi, sisa air yang dikeluarkan bersama
dengan feses, dan air minum yang tumpah (Dahlan dan Hud, 2011).
Kapasitas kandang berkaitan dengan kepadatan kandang, dan kondisi ini juga
berhubungan dengan iklim mikro kandang. Populasi yang terlalu padat menyebabkan
ayam akan stress sehingga menurunkan produksi, selain itu juga akan berpengaruh
pada efisien penggunaan pakan. Sedangkan populasi yang terlalu kecil akan
menyebabkan kandang kurang efisien dan akan berpengaruh pada pertumbuhan bobot
badannya yang kurang optimal karena ayam banyak bergerak. Menurut Murni (2009),
kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam pedaging yaitu:
Dinding kandang bisa dibuat sistem semiterbuak agar pertukaran udara dalam
kandang bisa berjalan dengan baik sehingga bau kotoran atau pakan bisa keluar atau
berganti dengan udara segar. Bahan yang digunakan untuk dinding kandang pada
bagian bawah adalah dinding gedhek, sedangkan bagian atasnya dibuat dari potongan
bambu yang dibelah atau dihaluskan, atau dengan menggunakan kawat ram. Bila
menggunakan bilah bambu, jarak antara bilah satu dengan yang lain kira-kira selebar
dua jari orang dewasa atau 5-6 cm, yang dipasang dalam posisi tegak berdiri. Dinding
juga dilengkapi dengan tirai dari plastik atau kain, tujuannya agar bila sewaktu-waktu
ada angin kencang atau hujan, tirai tersebut bisa bermanfaat sebagai pelindung.Tirai
ini diatur sesuai kebutuhan yaitu umur anak ayam, dan bahan yang digunakan secara
umum plastik. Tirai ini berfungsi untuk menahan udara, atau angin kencang masuk
kedalam kandang, disamping itu untuk insulator agar suhu kandang dapat terjaga
kestabilannya.
panas seperti genting, rumbia, ataupun anyaman daun kelapa. Paling disarankan
adalah memakai atap dari genting karena tidak mudah bocor, tahan lama, daya
refleksi terhadap panas matahari cukup bagus, dan tidak menjadi sarang tikus
sebagaimana bila menggunakan atap dari daun kelapa. Namun, bila menggunakan
atap dari bahan yang bisa menghantarkan panas seperti seng, maka di bawahnya
dilapisi dengan bahan-bahan yang bisa menyerap panas seperti bambu atau kayu.
Atap ditata dengan kemiringan tertentu agar suhu kandang tidak terlalu panas. Selain
itu, bentuk atap bisa dibuat ganda dengan lubang angin yang disebut dengan sistem
monitor dengan tujuan agar pertukaran udara di dalam kandang lebih terjaga. Namun,
bisa juga dengan memakai sistem atap tunggal dengan lubang udara yang disebut
sistem semimonitor.
pertukaran udara bagus dan ayam tidak merasa gerah atau sumpek di dalam kandang.
Lubang-lubang ventilasi dibuat pada semua sisi dinding kandang, bisa dengan
beberapa kipas angin yang berfungsi untuk menyedot udara kotor dari kandang dan
Sistem ini menggunakan lantai tanah yang sudah dipadatkan atau semen
plester, lalu di atasnya ditaburi dengan bahan litter (alas lantai). Untuk lantai
dari tanah yang dikeraskan, biasanya tanah dicampur dengan pasir dan kapur
agar lebih bisa menyerap air dan menetralisir amonia. Sedangkan bahan litter
yang digunakan umumnya adalah sekam padi. Selain sekam padi, juga bisa
digunakan serbuk gergaji, serutan kayu yang halus, potongan kulit kacang,
ataupun tongkol jagung. Pada prinsipnya, bahan alas litter yang akan
didapatkan, dan sebaik mungkin harganya tidak mahal. Semakin tebal lapisan
atau alas litter, maka suhu ruangan kandang akan semakin hangat. Namun,
lapisan litter yang terlalu tebal akan menambah beban kerja karyawan bilamana
akan mengganti bahan litter tersebut dengan yang masih segar. Keuntungan
utama dari penggunaan alas litter ini adalah ayam lebih merasa nyaman karena
terhindar dari lepuh pada bagian dada atau bagian lainnya lantaran bergesekan
dengan lantai. Namun, kelemahan dari penggunaan alas litter ini adalah mudah
dan cepat basah sehingga bisa menimbulkan bau yang tidak sedap atau tengik.
Selain itu, alas litter yang basah juga bisa mengundang berbagai bibit penyakit
seperti CRD (penyakit saluran pernapasan) dan snot. Untuk itulah, peternak
harus rajin mengganti bahan litter dengan yang masih segar bilamana sudah
Sistem lantai renggang banyak dipakai pada kandang baterai atau kandang
cage (berbentuk sangkar). Lantai yang digunakan bisa terbuat dari kayu, bilah
bambu atau dari kawat ram. Ukuran kerenggangan lantai sangat bergantung
pada umur dan ukuran ayam yang dimasukkan. Lubang yang dihasilkan dari
kerenggangan lantai harus diukur agar kaki ayam bisa langsung terjatuh ke
keadaan lantai selalu bersih lantaran kotoran ayam akan langsung jatuh ke
pertukaran udara akan semakin bagus karena lantai juga berfungsi sebagai
lubang ventilasi.
Sistem alas campuran merupakan perpaduan antara lantai alas litter dan alas
mengotori alas litter. Sedangkan bagian yang memakai alas litter digunakan
sebagai perbandingan, untuk iklim tropis seperti di Indonesia, kandang ayam broiler
dibuat dengan ketinggian dari lantai hingga atap teratas sekitar 6-7 meter, dan dari
lantai hingga atap terendah sekitar 3,5 hingga 4 meter. Untuk kandang yang dibuat
dengan sistem panggung, maka tinggi kandang akan lebih tinggi sekitar 1 hingga 1,5
meter. Lebar kandang bisa menyesuaikan kebutuhan, namun agar tidak terlalu
sumpek setidaknya dibuat dengan lebar minimal 6 meter dan maksimal 8 meter.
pedaging adalah :
1) Tempat pakan
Tempat pakan yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai dari 1 hari
sampai panen terdiri dari chick feeder tray digunakan umur 1 hari sampai satu
atau dua minggu dengan kapasitas 100 DOC / buah. Setelah ayam berumur dua
minggu maka tempat pakan untuk anak ayam diganti seluruhnya dengan tempat
pakan ayam ayam dewasa. Pada umumnya menggunakan round feeder (tempat
ayam. Bentuk tempat pakan ada 2 tipe yaitu bundar dan panjang.
Tempat air minum yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai umur 1
hari sampai satu atau 2 minggu adalah chick found dengan kapasitas 75 DOC/
buah. Selanjutnya untuk ayam yang sudah berumur lebih dari 2 minggu
menggunakan tempat air bundar (round drinker) baik yang manual atau secara
otomatis. Untuk tempat air minum manual, dengan kapasitas bervariasi: 600 ml,
1 liter, 1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2 gallon untuk 100 ekor ayam pedaging,
drinking space. Ada dua bentuk tempat air minum yaitu berbentuk bundar dan
panjang, dengan standar drinking space yang sama yaitu tempat minum manual
standar 1 cm/ekor.
Sumber energi panas dapat diperoleh dari listrik, gas, minyak tanah, batu bara,
serbuk / gerjaji kayu yang halus atau menggunakan kayu bakar. Pilihlah sumber
energi yang mudah didapat, dan murah biaya energinya, agar tidak terjadi biaya
4) Chick guard
Chick guard berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin, hewan liar
menggunakan seng atau bahan lain yang bersifat konduktor namun tentu saja
5) Litter
Litter adalah sebutan yang disematkan pada alas kandang ayam broiler. Alas
dibangun dengan sistem postal. Litter dapat dibuat dengan ketebalan 10-15 cm.
Selain itu, bahan untuk membuat litter juga harus memiliki sifat-sifat tertentu
yaitu harus kering, memiliki daya serap yang tinggi, tidak berbau, serta tidak
berdebu. Dengan ketentuan tersebut, sering kali litter dibuat dengan bahan-
bahan seperti sekam padi, serutan kayu, potongan jerami, dan juga rumput
kering. Litter ini bisa diterapkan pada kandang dengan penggunaan sekali pakai
atau juga bisa untuk waktu yang lama. Namun, yang jelas peternak harus selalu
mengontrol keadaan litter ini agar tidak menyebabkan penyakit pada ayam jika
6) Lampu
Lampu sangat penting peranannya untuk merangsang ayam untuk bergerak dan
makan. Karena sifat ayam cenderung diam dalam kondisi redup ataugelap.
Intensitas sinar harus lebih tinggi saat awal untuk mengenali pakan dan minum,
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kandang merupakan investasi (modal tetap) yang cukup besar nilainya dalam
usaha pemeliharaan ayam broiler. Maka sebisa mungkin sejak awal kesalahan-
seperti pengeluaran biaya perbaikan kandang yang seharusnya dapat diantisipasi dari
awal. Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam broiler.
Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya,
kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan
memenuhi persyaratan teknis. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam manajemen
perkandangan ayam broiler adalah lokasi kandang, konstruksi kandang, tipe kandang,
DEFRA (Department for Environment, Food, and Rural Affairs). 2005. Heat Stress
in Poultry (Solving The Problem). Defra Publications. London. Gordon,
S. H. dan D. R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Product :
Their Technology and Scientific Principles. Nothingham University Press,
Definitions : III – X, UK.
Prihatman K. 2000. Budidaya Ayam Petelur (Gallus sp.). Kantor Deputi Menristek
Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Jakarta.
Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha Muda. PT. Loji
Grafika Griya Sarana, Bogor.
Sutoyo, M.D., 1989.Petunjuk Prakis Beternak Puyuh. CV. Titik Terang, Jakarta.