i
KELOMPOK 3 :
1. BHENIE DWIE RAHMAWATIE (18021017 )
2. YUDA PRASETYA SANTOSO (18021024)
3. SUHENDI
4. DANIEL DWI WIBOWO
5. JODI MARCELLIANO (18021029)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
PENGELOLAAN AYAM BROILER KANDANG CLOSED HOUSE “ ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
mata kuliah Praktikum Instrumentasi Peternakan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengelolaan Ayam Broiler kandang
Closed House bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Sundari selaku dosen mata
kuliah Praktikum Instrumentasi Peternakan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I 1PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
B. Biosecurity....................................................................................................5
F. Sistem Transportasi.....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
meliputi bahan asal, penyiapan karkas, penglolahan pascapanen, bahan pembantu,
bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada
penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keuntungan closed house system :
Menghilangkan panas.
Menurunkan kelembapan udara.
Mengurangi debu.
Menurunkan kadar gas beracun di dalam kandang seperti gas
ammonia, karbondioksida maupun karbonmonoksida.
Menyediakan oksigen.
Adapun struktur umum yang terdapat pada broiler closed house antara
lainbangunan kandang, ventilasi, kipas angin, pendingin kandang, dinding
kandang, filter cahaya, inlet udara, sistem pencahayaan, sistem kendali, dan
sumber tenaga listrik (Weaver 2001). Sistem ventilasi adalah sistem yang
mengatur udara dalam kandang dengan cara membuang kelebihan panas, uap
air, dan gasberbahaya yang mungkin dihasilkan. Sistem ventilasi yang
digunakan industri peternakan adalah evavorating cooling dan exhaust fan.
4
Sistem ventilasi dirancang berdasarkan jumlah ayam broiler dan ukuran
kandang. Umumnya, sistem ventilasi mengatur sirkulasi udara per menit (60
per detik) atau lebih selama cuaca panas. Sistem juga perlu disesuaikan untuk
menjaga tingkat aliran udara rendah, yaitu 1-5 sirkulasi udara per jam selama
cuaca dingin. Volume udara yang harus dipindahkan untuk menghasilkan satu
sirkulasi udara, dihitung menggunakan rumus: panjang x lebar x tinggi (rata-rata)
(Scheideler and Stowell 2006).
Selama masa pertumbuhan, ayam broiler akan menghasilkan gas dan hasil
proses metabolisme. Produk ini akan berakumulasi sepanjang waktu dan
menyebabkan perubahan substansial terhadap kualitas udara dalam kandang.
Cemaran utama yang biasa terjadi dalam udara adalah debu, NH3, CO2, CO dan
uap air yang dapat menimbulkan efek merugikan. Pengaruh langsung dari debu
dan NH3 meliputi kerusakan fisik yang menyebabkan menurunnya resistensi
terhadap penyakit, berkurangnya konsumsi pakan dan pada kondisi yang
parah menyebabkan buruknya pertumbuhan ayam. Adanya gas berbahaya
akan menghambat pengambilan oksigen karena adanya pengaruh unsur-unsur
kimia secara langsung. Pencemaran cenderung terjadi pada tingkat oksigen yang
rendah.
5
minum ayam) kedua, suhu lantai (litter). Suhu udara 30 oC dan suhu lantai (litter)
28-30°C disekitar ayam.
6
sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada
peternakan yang harus menjalankan biosekuritas dengan ketat (Grand
parent stock) akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya
tamu yang akan masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada
level dibawahnya (Parent stock, komersial, prosesing dll) paling sedikit
tiga hari setelah kunjungan tersebut.
Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan rumput
harus teratur. Konstruksi kandang dan ruang penyimpan pakan dibuat
yang tidak memungkinkan binatang-binatang seperti tikus, burung,
kumbang dan lainnya secara leluasa dapat memasukinya (rodent
proof). Program pengendalian tikus dapat dibuat secara
berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan di pinggir
kandang dengan selang 15-20 meter. Umpan tikus perlu dimonitor
dalam jangka waktu tetrtentu misalnya setiap 5 hari sekali dengan
umpan yang disukai tikus. Limbah kotoran ayam dan sekam basah,
harus segera disingkirkan agar tidak mengundang lalat berkembang
biak . Pada saat musim lalat dilakukan pengendalian baik dengan
insektisida untuk membunuh lalat dewasa atau larva.
Lalu lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus
dimonitor secara ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus
melewati kolam desinfeksi yang terdapat di belakang gerbang.
Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan adalah kendaraan
pengangkut makanan, doc, ataupun peralatan kandang lainnya. Pada
peternakan pembibitan yang memerlukan biosekuritas lebih ketat,
begitu masuk kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh
bagian mobil bagian bawah, sekitar ban disemprot desinfektan dengan
sprayer tekanan tinggi. Sementara itu penumpangnya harus berjalan
kaki lewat pintu khusus untuk lalu lintas orang. Di tempat ini ia harus
mandi semprot untuk didesinfeksi. Di peternakan yang memerlukan
biosekuritas sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas
mengenai daerah sanitasi kotor dengan atau daerah sanitasi semi
7
bersih atau bersih. Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas
baik barang, bahan ataupun manusia.
2. Vaksinasi
Aspek lain dari biosekuritas adalah mencegah penyakit melalui
vaksinasi. Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri.
Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka
vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan
utama untuk melindungi ayam .
3. Pencatatan Riwayat Flok
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga
kesehatan flok ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya
ke laboratorium, dengan mengecek titer darahnya terhadap penyakit
tertentu, monitoring bakteriologis dan sampling lainnya. Laporan hasil
pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan dengan data
performans setiap flok atau kandang.
4. Pencucian Kandang
Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosekuritas yang
paling berat. Segera setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar
kandang, tindakan berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi
terhadap seluruh kandang dan lingkungannya. Gumpalan liter harus
diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat dan disemprot air.
Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk pengangkut, wadah-wadah
pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya harus dibersihkan
dan didesinfeksi setelah dipakai. Berikut ini caracara pencucian
kandang untuk kandang ayam broiler dan ayam petelur
8
biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah
(lantai) dan sekitarnya.
b. Sapulah dengan bersih dari atas sampai dasar kandang atau lantai,
termasuk seluruh rangkaian kabel listrik, kipas angin, dan kisi-kisi
jendela. Lepaskan lampu-lampu bohlam bersihkan dan ganti yang
sudah putus dengan yang baru.
9
harus diselubungi dahulu sebelum disemprot, setelah selesai buka
kembali, atau bisa juga dilepas dahulu motornya. Penyemprotan
dilakukan dari belakang dan bekerja mulai dari atap bangunan
pertama kali, lalu dinding dan terakhir lantai. Bagian luar kandang
seperti teras, saluran air, kawat, atap dan halaman juga
diperlakukan sama. Jika pencucian telah selesai, perbaikan pada
bagian-bagian kandang yang rusak dapat dilakukan.
e. Setelah lantai kering dan bersih maka liter baru dan peralatan
kandang untuk DOC yang baru dapat dipasang dan disebar
merata. Liter umumnya berupa sekam atau tatal dengan ketebalan
10 cm (minimal 8cm).
f. Gunakan insektisida yang sesuai pada bagian atas liter baru bila
terdapat masalah serangga. Bila terdapat banyak kumbang
(Alphitobius spp), maka semprotlah dindingnya dengan
insektisida.
5. Control Pakan
Biosekuritas terhadap pakan harus dilakukan terutama ditingkat
pabrik pengolahan. Hal ini harus secara ketat dilakukan mengingat
10
banyaknya agen penyakit dan toksin yang dapat mencemari makanan.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pakan ayam adalah:
a. Menghilangkan atau mengurangi dampak resiko terjadinya
kesalahan formulasi pakan seperi kelebihan garam dan lain-lain.
b. Melakukan pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur,
seperti kadar air, kadar aflatoksin, uji ketengikan, sampling
terhadap kandungan mikroorganisma, dan analisis proksimat
untk mengetahui kualitas kandungan pakan.
c. Memenuhi permintaan konsumen misalnya konsumen dari
breeding farm biasanya minta persayaratan pakan tertentu untuk
mencegah terjadinya salmonellosis. Pakan yang diinginkan
melalui perlakuan panas (pada suhu 65-90 OC) dan penambahan
vitamin, crumbelling/pelleting, dan penambahan acidifier (asam
format, asam laktat, asam proprionant, asam butirat, atau asam
sitrat).
d. Melakukan upaya pencegahan berkembangnya toksin jamur
dengan menambahkan toxin binder.
e. Melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum
berangkat maupun setibanya di farm konsumen.
f. Memperhatikan lama penyimpanan bahan baku ataupun
penyimpanan pakan jadi.
6. Control air
Air merupakan sumber penularan penyakit yang utama selain
melaui pakan dan udara. Berbagai penyakit yang ditularkan melaluiair
antara lain Salmonellosis, Kolibasilosis, Aspergillosis dan Egg Drop
Syndrome. Oleh karena itu monitoring untuk program biosekuritas air
adalah:
a. Melakukan pemeriksaan kualitas air minimal sekali dalam satu
tahun yang meliputi pemeriksaan kimiawi (kesadahan, metal,
mineral) dan bakteriologis.
11
b. Melakukan pemeriksaan air secara kultur paling tidak sebulan
sekali untuk menguji tingkat higienitas air minum ayam (kwalitatif
dan kwantitatif). Pengujian dilakukan secara berurutan dari hulu ke
hilir, mulai dari sumber air sampai ketempat minum ayam
(drinker).
c. Perlakuan sanitasi air minum ayam diperlukan tergantung dari
tingkat pencemarannya. Umunya sanitasi dilakukan dengan cara
klorinasi, tetapi saat ini sudah banyak produk komersial lain seperti
pemberian asam organik.
d. Secara teratur melakukan flushing (penggelontoran) air di instalasi
air di dalam kandang minimal seminggu sekali. Perlakuan ini
dilakukan mengingat seringnya peternak memberikan vitamin,
mineral ataupun antibiotik melalui air minum. Munculnya jonjot
(semacam lendir) organik pada pipa-pipa air minum dapat
mengakibatkan tersumbatnya pipa-pipa saluran tersebut.
7. Kontrol limbah produksi dan ayam mati
Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau
limbah sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan
dimusnahkan sejauh mungkin sari areal produksi. Bila mungkin harus
ada petugas khusus yang mengambil sisa produksi ini secara teratur
untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal produksi. Apabila tidak
mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus dipilih di
lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa
produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta
mencegah pencemaran lingkungan.
Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin
diangkat dan diangkut ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati
sesegera mungkin diambil dari kandang dan setelah dilakukan
pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya dibakar dan dibuang
ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam peternakan.
12
Disposal pit dapat dibuat dengan luasan dan kedalaman tertentu
tergantung pada sisa produksi harian serta tersedianya lahan.
E. Tempat pakan dan minum
13
galon manual, galon otomatis, nipple atau tempat minum bentuk talang
memanjang harus selalu berisi air terutama untuk ayam broiler yang dipelihara di
dalam kandang (Fadilah, 2013).
F. Proses Pemanenan Ayam Broiler
Proses Pemanenan Ayam Broiler dapat dilakukan kapan saja tanpa harus
memperhitungkan waktu (waktu fleksibel). Namun disarankan ayam ditangkap
pada pagi hari, sore hari, atau malam hari agar ayam tidak terlalu stres. Khususnya
penangkapan ayam pada malam hari menggunakan nyala lampu yang redup atau
tidak terang.
Berikut tata cara pemanenan ayam potong atau ayam broiler yang benar
dan dianjurkan antara lain :
2) Buatlah penyekatan ayam secara bertahap sesuai dengan ayam mana yang
akan ditangkap terlebih dahulu. Tujuannya agar ayam lain yang belum
ditangkap tidak keburu lemas. Sekat bisa dibuat dengan ukuran 7 x 3
meter atau sesuai dengan kendisi kandang. Hal yang penting saat membuat
sekat hindari penumpukan (overlapping) ayam di sudut kandang dan
jangan terlalu padat agar tidak menyebabkan ayam mati.
14
satu sayapnya terlebih dahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan memar,
sayap patah, kaki patah, hingga mati karena stres.
4) Saat panen, umumnya setiap pekerja kandang bisa memegang 3-5 ekor
ayam sekaligus. Setelah ditangkap kedua kaki ayam diikat dengan tali agar
bisa ditimbang secara berkelompok (sekitar 3-5 ekor bersamaan) dan
segera catat bobot hidupnya, karena harga jual ayam broiler akan dihitung
per kg bobot badan waktu hidup. Habiskan ayam dalam satu sekatan,
jangan gunakan sistem tangkap pilih untuk menangkap ayam saat
memanen.
15
akan mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan kematian. Untuk
itu, waktu pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga perlu
diperhitungkan. Perlu diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%.
16
dan penanganan ayam di RPA (Ditjennak, 2010). Syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam penyembelihan ayam adalah ayam harus sehat, tidak dalam
keadaan lelah, tidak produktif atau bukan bibit (Abubakar, 2003).
17
Pemingsanan merupakan tahap awal dalam teknik pemotongan
ayam. Pemingsanan bertujuan untuk memudahkan penyembelihan supaya ayam
tidak tersiksa dan terhindar dari risiko perlakuan kasar sehingga kualitas kulit dan
karkas yang dihasilkan lebih baik (Abubakar, 2003). Pemingsanan dapat
dilakukan beberapa cam yaitu menggunakan alat pemingsan atau knocker, dengan
senjata pemingsan atau stunning gun, dengan pembiusan, serta dengan
menggunakan arus listrik (Soeparno, 1994).
b. Penyembelihan halal.
18
untuk ayam tua atau 65-80°C selama 530 detik, perendaman 50-54°C selama 30
detik untuk broiler. Perendaman pada temperatur tinggi dui 58°C dapat
menyebabkan kulit menjadi gelap dan mudah terserang bakteri (Soeparno,
1994). Menurut Hadiwiyoto (1992) bahwa proses pencelupan dalam air hangat,
tergantung pada umur dan kondisi unggas.
19
dibuang. Paru-paru, ginjal, testis (pada jantan) atau ovarium (pada betina) dapat
dipisahkan dari bawah column vertebralis. Kepala, leher dan kaki juga dipisahkan
(Hadiwiyoto, 1992).
d. Penyiapan karkas.
20
g. Pendinginan dan penyimpanan produk.
Ayam broiler terbagi menjadi dua macam usaha, yang pertama usaha on farm
dan yang kedua merupakan usaha pasca panen, yang biasa dilakukan oleh RPA
(Rumah Potong Ayam). Daging ayam broiler ketersediaannya tidak mamou untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, memaksa pengusaha RPA untuk pintar dalam
memanajemen waktu transportasi, agar ternak yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan `(Marzuki, dkk, 2015).
21
Suryadi, dkk (2001) menyatakan transportasi merupakan kegiatan yang asing
bagi ternak sehingga menjadi stressor utama dalam kegiatan pemindahan ternak
dan akan memberi efek negatif pada ternak seperti ternak menjadi stress. Ternak
dikatakan stress apabila terdapat tanda-tanda stress, seperti suhu tubuh yang
tinggi, detak jantung meningkat, dan kandungan glukosa dalam darah meningkat.
Ternak yang mengalami keadaan tersebut sangat merugikan pengusaha RPA,
maka dari itu perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan yang diharapkan akan
bisa mengurangi efek negatif dari kegiatan tersebut. Berikut ini upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek negatif dari kegiatan transportasi :
1. Transportasi dilakukan dengan beberapa waktu, yaitu waktu pagi/dini
hari, siang hari, dan sore hari. Waktu pengangkutan sangat mempengaruhi
lama perjalanan karena kondisi jalan yang berbeda-beda. Berdasarkan
penelitian Marzuki, dkk (2015) bahwa perjalanan dari Kota Jember
sampai Kota Situbondo pada dini hari memperoleh lama perjalanan
tercepat yaitu 1 jam 32 menit, pada siang hari 2 jam 11 menit, dan sore
hari 1 jam 57 menit. Penyusutan bobot badan tertinggi terdapat pada
pengangkutan siang hari yaitu 172,33 g/ekor dan terendah terdapat pada
pengangkutan dini hari yaitu 61,67 g/ekor. Frekuensi denyut jantung
tertinggi terdapat pada pengangkutan siang hari yaitu 55,97/menit/ekor
dan terendah pada dini hari yaitu 46,4/menit/ekor. Peningkatan suhu
tubuh tertinggi terdapat pada pengangkutan siang hari yaitu
1,3/menit/ekor dan tersendah pada dini hari yaitu 0,76/menit/ekor.
Frekuensi pernapasan tertinggi terdapat pada pengangkutan siang hari
yaitu 104,57/menit dan terendah pada dini hari yaitu 40,27/menit.
2. Sistem pengangkutan M-Clove
Pratama, dkk (2016) menyatakan M-Clove merupakan alat angkut
ayam yang didesain dapat mengatasi keadaan yang terjadi saat
transportasi, seperti cuaca panas dan dingin. Ketika cuaca pabas, kipas
laptop akan mengatur kondisi suhu dalam box sehingga panas dalam box
dapat dikurangi. Model M-Clove mengadopsi seperti model box mobil
konvensional yang telah diadopsi. Mobil yang digunakan jenis pick up
atau sejenisnya. Kotak penutup utama dibuat dari bahan utama berupa
22
triplek kayu dengan spesifikasi dimensi (ukuran) 1,35 m x 2,95 m x 1,75
m dengan volume tamping 1,30 m x 1,85 m x 1,70 m. Pada bagian atas
depan (bagian atas kepala mobil) ukuran penutup dilebihkan ke depan
untuk memberikan celah bagi cerobong angina. Akses bongkar muat
keranjang ayam terdapat pada bagian samping.
Bagian dalam M-Clove merupakan tempat utama untuk meletakkan
keranjang-keranjang ayam. Pada bagian ini lokasi penempatan keranjang
dibuat menjadi 3 tingkatan seperti yang terlihat pada Gambar 2. Tingkat
pertama dan kedua merupakan tempat pengangkutan ayam yang berisi
masing-masing 1 buah keranjang ayam. Tingkat terbawah ditempatkan kotak
reaktor yang berisi bahan- bahan organik yang berfungsi menyerap bau yang
ditimbulkan dari kotoran ayam. Reaktor terbuat dari papan kayu dengan
ukuran 2,95 m x 1,35 m. Reaktor tersebut berisi sekam padi. Terdapat
ventilasi pada bagian samping dan belakang M- CLOVE sebagai sumber
sirkulasi udara.
3. Pengangkutan ayam konvensional
Pengangkutan ayam konvensional merupakan pengangkutan yang
menggunakan keranjang ayam konvensional yang disusun pada mobil
pengangkut jenis pick up atau truk (Pengangkutan konvensional tidak dapat
melindungi ayam dari panas maupun hujan pada saat proses pengangkutan
sehingga dapat membuat cekaman stres pada ayam meningkat. Keranjang
ayam konvensional berukuran 95 cm x 50 cm x 25 cm. Jumlah ayam dalam
sekali pengangkutan maksimum 15 ekor pada bobot 1 ekor ayam adalah 2 kg
(Medion 2015).
I. Rumah potong Ayam ( RPA)
23
jaminan halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem
Jaminan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI.
b. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal
Internal (AHI) yang bertanggung jawab dalam menjamin pelaksanaan
produksi halal.
c. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara
mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LP POM MUI.
d. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem
Jaminan Halal (Novartis,2011).
Standar penyembelihan halal yang dikeliarkan oleh MUI tanggal 2
Desember 2009 tidak ada penurangan atau pengecualian dari syari‘at Islam
yang telah ditetapkan Allah, sehingga konsekwensinya daging ayam yang
dipasarkan dari hasil penyembelihan rumah potong ayam yang bersertifikat
halal MUI merupakan daging yang halal. oleh karena itu masing-masing
pihak penyembelih halal untuk memperjualbelikan daging ayam tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkan dan dagingnya halal untuk dimakan.
24
pengakuan masyarakat berupa kepuasan konsumen (costomer
satisfaction) (Novartis, 2011).
2. Urgensi sertifikasi halal
a. Urgensi sertifikasi halal bagi konsumen
Adanya sertifikasi halal pada rumah potong ayam merupakan sebuah
proses untuk menghasilkan daging ayam yang halal, memang sudah
harus menjadi hak dari konsumen muslim (Ainiyah, 2012). Selain itu
konsumen non-muslim juga memperoleh produk yang sudah dijamin
kebersihannya, produk juga diproses secara sehat, dan aman untuk
dikonsumsi.
b. Urgensi sertifikasi halal bagi produsen
Perusahaan ayam potong dalam proses pelaksanaan penyembelihan dan
daging hasil penyembelihannya dipercaya konsumen kehalalannya. Hal
dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap rumah potong ayam
yang bersertifikat. Produsen juga merasa lebih aman dalam
melaksanakan penyembelihan (Ainiyah, 2012).
c. Urgensi sertifikasi halal bagi nilai islam
Daging yang disembelih dengan cara yang tradisional atau moderen
tetapi dengan tidak dibacakan basmallah rasa dan bentuknya akan sama
saja dengan yang dibacakan basmallah, tidak dapat dibedakan sama
sekali. Namun ada nilai keimanan ketika kita mengkonsumsi daging yang
penyembelihannya sesuai dengan syari’at Islam. Oleh karena itu,
diperlukan proses sertifikasi dan pengawasan yang ketat terhadap rumah-
rumah potong hewan, khususnya rumah potong ayam yang banyak
tersebar dengan skala dari mulai kecil sampai besar, sedangkan rumah
potong hewan besar relatif lebih terkontrol karena biasanya dilakukan di
pejagalan dengan pengawasan yang cukup ketat (Ainiyah,2012).
d. Urgensi sertifikasi halal bagi lingkungan
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau memasukkannya
mahkluk hidup, zat, energi, dan / atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berrfungsi sesuai peruntukkannya. Karena itu, dengan adanya sertifikasi
25
halal produsen tidak hanya menjaga ketentraman hati konsumen terhadap
daging ayam hasil penyembelihanya tetapi juga menjaga lingkungan
sekitar dari limbah yang dihasilkan rumah potong ayam dari kegiatan
pencemaran lingkunngan.
e. Urgensi sertifikasi halal bagi pemerintah
MUI meminta pemerintah untuk menyerahkan sertifikat halal kepada
MUI, pemberian wewenang kepada MUI perlu dilakukan untuk menjaga
indenpendensi. Sehingga sertifikasi tidak menjadi objek politik
perdagangan pemerintah. Selain itu pada dasarnya persoalan halal atau
tidak halal berada di ranah syari‘ah. Dengan begitu masyarakat merasa
dilindungi hak mengkonsumsi makanan halal sesuai syari’at oleh
pemerintah.
26
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki A., A. Robiul Awal Udin, Joni Arifin. 2015. Manajemen Waktu
Pengangkutan Dalam Meminimalisir Penyusutan Bobot Badan Ayam
Broiler. Jurnal Ilmiah Inovasi 15 (1): 14-17.
27
Novartis. 2011. Indonesia Halal Directory.Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. Jakarta.
28