Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PERBEDAAN TIPE KANDANG TERHADAP PERFORMA AYAM

PEDAGING

I. PENDAHULUAN

Ayam broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang
memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta menghasilkan kualitas
daging berserat lunak. Keunggulan karakteristik ayam broiler menandakan bahwa ayam
broiler merupakan strain unggul yang berasal dari daerah subtropis dan produktivitasnya
tidak dapat disamakan bila dipelihara di daerah tropis.

Perubahan iklim yang tidak menentu pada saat ini berpengaruh terhadap pengelolaan ayam
broiler.Dalam kondisi cuaca yang terkadang panas dan tiba-tiba hujan membuat temperatur
dan kelembaban kandang menjadi berubah. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi
peternak karena berpengaruh terhadap produktifitas ternak. Kandang merupakan salah satu
bagian dari manajemen ternak unggas yang sangat penting untuk diperhatikan. Bagi peternak
dengan sistem intensif, kandang merupakan salah satu penentu keberhasilan beternak. Fungsi
utama dari pembuatan kandang adalah memberikan kenyamanan dan melindungi ternak dari
panasnya sinar matahari pada siang hari, hujan, angin, udara dingin dan untuk mencegah
gangguan seperti predator.

Kandang yang biasa digunakan peternak ayam dalam kandang tipe terbuka ( open house
system) dan tipe kandang tertutup (closed house system). Pada tipe kandang terbuka adalah
kandang yang dindingnya terbuka biasanya terbuat dari kayu atau bambu sedangkan tipe
kandang tertutup, dindingnya tertutup dan biasanya terbuat dari bahan permanen dengan
penggunaan teknologi tinggi pada kandang tertutup memiliki ventilasi yang baik yaitu
mampu mengurangi dampak dari tingginya kelembaban udara, dengan memanfaatkan efek
“wind chill” dalam kandang. 
II. PEMBAHASAN

Dalam pemeliharaan broiler banyak faktor lingkungan yang memengaruhi salah satunya
kandang. Kandang merupakan tempat ayam tinggal dan beraktivitas sehingga kandang yang
nyaman sangat berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas yang baik. Ayam merupakan
ternak yang bersifat homeotermis, artinya ayam akan selalu berusaha menjaga suhu tubuhnya
tetap konstan, tidak mengikuti suhu lingkungan.

Kebanyakan peternak di Indonesia menggunakan kandang open house system, namun


kandang sistem terbuka sangat tidak efektif pada saat kondisi cuaca tidak mendukung.
Pemeliharaan ayam broiler dengan menggunakan closed house system merupakan salah satu
upaya inovasi teknologi untuk menghadapi perubahan cuaca cukup ekstrim karena kandang
closed house system menciptakan iklim mikro terkendali di dalam kandang, meningkatkan
produktivitas, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta menciptakan usaha peternakan yang
ramah lingkungan dan juga memberikan kemudahan karena kondisi angin akan lebih
terkontrol dibandingkan dengan kandang tipe terbuka, dan kelemahan dari kandang Closed
House adalah membutuhkan investasi dan beban operasional yang cukup tinggi untuk
membangunnya. Selain itu kandang Closed House harus disertai dengan infrastruktur dan
penguasaan teknologi yang baik. Kelebihan dari Kandang Open House adalah biaya
operasional yang cukup murah untuk membangun kandang terbuka, dan untuk
memaksimalkan fungsi ventiliasi karena intensitas angin relatif tinggi dan juga untuk
memaksimalkan cahaya matahari yang juga mmaksimalkan intensitas yang tinggi. Perbedaan
tipe kandang berpengaruh sangat nyata terhadap Pertambahan Bobot Badan, Feed Convertion
Ratio (FCR), Mortalitas/Kematian, Indeks Performa (IP) pada ternak.

1. Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan adalah bobot yang ditimbang pada akhir pemeliharaan atau
sebelum dipotong dikurangi bobot awalnya. untuk mendapatkan produksi yang baik perlu
diadakan kontrol dengan penimbangan setiap minggunya. Apabila berat ayam belum
memenuhi standar, maka jumlah pakan dapat ditambah dengan prosentase kekurangan berat
badan standar. Akan tetapi bila bobot badan sudah memenuhi standar, maka jumlah pakan
yang diberikan tetap sama dengan jumlah pakan yang diberikan sebelumnya.

Min Open/gr/ Closed/g


ggu ekor r/ekor
1 145 166
2 408 441
3 774 880
4 1222 1423
5 1725 1962
Rata 265,9 298
rata

Dari data di atas dapat dilihat bahwa penggunaan kandang closed house memiliki
pertumbuhan berat badan pada ayam broiler lebih tinggi dibandingkan kendang open house.
Hal ini terjadi karena pada kendang close house ternak akan lebih merasa nyaman dan lebih
terjaga dari gangguan luar.

2. Feed Convertion Ratio (FCR)

Konversi pakan (FCR) merupakan ukuran membandingkan antara jumlah pakan yang
dihabiskan dengan produksi daging dalam satu satuan waktu yang sama. Konversi pakan
banyak yang digunakan oleh peternak guna mengukur kemampuan ternak dalam
memanfaatkan pakan menjadi produk baik yaitu daging. Konversi pakan pada ayam broiler
adalah banyaknya pakan yang dihabiskan oleh ayam dalam waktu tertentu untuk
memproduksi daging. FCR pada kandang Open House cenderung lebih tinggi daripada pada
kandang Close House. Tinggi rendahnya angka konversi pakan disebabkan oleh adanya
selisih yang semakin besar atau kecil pada perbandingan antara pakan yang dikonsumsi
dengan PBB yang dicapai. Nilai konversi pakan yang tinggi menunjukkan bahwa efisiensi
pemanfa atan pakan kurang baik, sebaliknya nilai koversi pakan rendah menunjukkan bahwa
makin banyak pakan yang dimanfaatkan ternak

3. Mortalitas / Kematian

Mortalitas atau angka kematian yaitu angka yang menunjukkan jumlah ayam yang mati
selama pemeliharaan. Menurut Bell dan Weaver (2002), tingkat kematian ayam banyak
terjadi pada minggu-minggu pertama pemeliharaan dan sangat ditentukan oleh kondisi anak
ayam pada saat pemeliharaan ayam. Tingkat mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya bobot badan, iklim, keberhasilan lingkungan, sanitasi peralatan kandang, dan
penyakit. Dari data penelitian yang sduah ditinjau menunjukkan bahwa tingkat kematian pada
kandang openhaouse lebih tinggi disbanding dengan kandang closed house. Hal ini
disebabkan karena pada kandang tipe open house ternak lebih mudah terkena udara dan
penyakit dari luar kandang dan tingkat stress ternak yang lebih tinggi.
4. Indeks Performa

Pada akhir pemeliharaan broiler, biasanya selalu dihitung IP (Index Performance) yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat atau skor produktivitas yang mampu dicapai
dari hasil budidaya. standar IP yang baik diatas 300, dan semakin tinggi nilai IP maka
semakin berhasil peternakan ayam broiler tersebut. Pada kandang closed house menunjukkan
IP yang lebih besar dan memenuhi strandart dibandingkan dengan kandang open house.
Sehingga penggunaan tipe kandang closed house lebih efektif untuk mendapat performa yang
baik dan tinggi.

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah tipe kandang Close House lebih dianjurkan
untuk pengembangan ternak ayam broiler karena dari segi keamanan, kebersihan dan
Kesehatan lebih mudah ditinjau sehingga didapatkan kualitas performa ternak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Marom, A, T., U, Kalsum., U, Ali. 2017. Evaluasi Performans Broiler Pada Sistem Kandang
Close House Dan Open House Dengan Altitude Berbeda. Dinamika Rekasatwa.
2(2):1-10

Sujana, E., S, Darana., dan I, Setiawan. 2011. Implementasi Teknologi Semi Closed-House
System Pada Performan Ayam Broiler Di Test Farm Sustainable Livestock Techno
Park, Kampus Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

Susanti, E, D., dkk. 2016. Perbandingan Produktivitas Ayam Broiler Terhadap Sistem
Kandang Terbuka (Open House) Dan Kandang Tertutup (Closed House) Di Ud
Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ternak

1. http://riset.unisma.ac.id/index.php/fapet/article/view/809/0

2.https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/48037982/pro11-53.pdf?1471160414=&response-
content-disposition=inline%3B+filename
%3DPro11.pdf&Expires=1602916383&Signature=XxuyStyu5yd-eY-
pgZpkGJ6CY1nzgPzSjyqfxYSfQxMXjXlGRxmdhX0EEnk9dbelxa1vJXJPdsFHJhMHhp55Z3997AR8b3Xdy9
5W6A7GRGxDcB1NDNVTMi~2tnP-Nmdpz8ZXxfXonKSzvP9lxMMeFMalTIirX0waAQKTSwL34jvI-
RItoJpupkjxGMSzOnxgqt7EKPtECfGMLTBXqQaLopXNPmwn5sjrbPodvx4YVyik~yLtwN2kfWsBStZ9uerl
E6yUmiHVTIfzbqUE01GbteOeqwViS2FVpk-2IWHUi0ELzvRDnjfFhdblU-k5N5Tlcs8fTj0bKX3murg-D-
LIGQ__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

3. http://www.jurnalpeternakan.unisla.ac.id/index.php/ternak/article/view/5

Disusun oleh :

Elisabeth Anindai Eka Setya Putri

185050100111118

Manajemen Produksi Ternak Non Ruminansia F

Anda mungkin juga menyukai