I. PENDAHULUAN
makanan yang bergizi tinggi dari sumber protein hewani meningkat, utamanya daging
dan susu. Dunia peternakan tentunya mempunyai beban tanggung jawab yang besar
Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani yang sangat penting.
Tujuan utama pemeliharaan sapi perah adalah pemanfaatan hasil produksi susu yang
tubuh manusia. Susu yang dihasilkan sapi perah kaya akan zat gizi dan dibutuhkan oleh
tubuh sebagai zat pembangun terutama pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan populasi
sapi perah dari tahun ketahun rata-rata meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak
setinggi pada ternak unggas. Saat ini dibutuhkan suatu metode yang tepat dalam
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Pedet yang baru
dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari lahir
hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan
sapi perah. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet muda dengan
umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan
sulit dibesarkan.
pemeliharaan pedet sejak lahir sampai disapih menjadi sangat penting dalam upaya
menyediakan bakalan baik sebagai pengganti induk mapun untuk digemukkan sebagai
ternak pedaging. Dalam usaha peternakan sapi perah pemeliharaan pedet memerlukan
perhatian dan ketelitian yang tinggi dibanding dengan pemeliharaan sapi dewasa. Hal
ini disebabkan karena kondisi pedet banyak yang masih lemah sehingga bisa
pedet mulai dari lahir sangat diperlukan agar nantinya bisa mendapatkan sapi yang
berproduksi lagi.
manajemen pengelolaan yang baik. Faktor manajemen inilah yang memegang peranan
1.2. Tujuan
Peternakan UPT PT dan HMT Kota Batu serta meningkatkan profesionalisme dan
keahlian serta pengalaman kerja lapang mahasiswa pada bidang pemeliharaan ternak
perah.
3
1.3. Kegunaan
Kegunaan dari Praktek Kerja Budidaya Ternak Perah ini adalah untuk
membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan keadaan lapang,
sapi perah, serta sebagai bahan informasi bagi yang memerlukan khususnya untuk
antara sapi Peranakan ongole (sapi lokal) dengan sapi Fries Holland (sapi asal Belanda).
Di indonesia sapi PFH penyebarannya terbatas di daerah tertentu. Hal ini dikarenakan
Ciri – ciri fisiknya adalah dominan FH dengan warna rambut belang hitam
putih. Kemampuan berproduksi susu sapi perah peranakan Fries Holland di Indonesia
rata-rata 8.92 liter per hari. Produksi susu tersebut masih termasuk rendah bila
dibandingkan dengan produksi susu rata-rata sapi perah bangsa Fries Holland di negara-
negara maju. Di negara Amerika Serikat bagian selatan, produksi susu rata-rata sapi
perah Fries Holland mampu mencapai 4.471 kg per laktasi. Masih rendahnya produksi
susu rata-rata yang dicapai di Indonesia terutama dikarenakan pemberian pakan dan
Kelahiran atau sering pula disebut dengan partus adalah suatu proses fisiologik
pada saluran reproduksi ternak betina terutama pada sapi yang bunting dalam usaha
Masa depan suatu peternakan sapi perah tergantung pada program pembesaran pedet
maupun dara sebagai replacement stock untuk dapat meningkatkan produksi susu.
Pemeliharaan pedet yang baru lahir, pemberian pakan dan minum, perkandangan serta
pedet yang cukup tinggi pada empat bulan pertama setelah pedet lahir. Di daerah tropis
rata-rata persentase kematian pedet dibawah umur tiga bulan mencapai 20% bahkan
Kematian sapi perah tertinggi adalah selama masih pedet sejak lahir sampai
umur 3 bulan. Agar kematian pedet dapat dikurangi, dan pedet tumbuh menjadi sapi
yang baik, maka diusahakan pedet pada waktu lahir harus sehat dan kuat, maka
perawatan pedet dapat dimulai sejak pedet masih di dalam kandungan dalam bentuk
dengan pemeliharaan sapi dewasa. Hal ini disebabkan karena kondisi pedet yang masih
lemah sehingga bisa menimbulkan angka kematian yang tinggi. Kesalahan dalam
untuk pedet yang sehat dan untuk pedet yang kurang sehat setelah lahir maka dibiarkan
hingga umur 2 sampai dengan 3 hari bersama induknya (Syarief dan Sumoprastowo,
1985).
Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi
induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya.
Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu anak
penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan
yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan
secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkah laku ternak tidak terusak.
Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut.
Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang
ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan
bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan
diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat. Berikan jerami kering sebagai
alas. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir
(Imron, 2009).
Pedet yang baru lahir dikeringkan dengan cara membiarkan induk menjilati
pedetnya sehingga pedet tidak kedinginan apabila cuaca dalam keadaan dingin (Blakely
dan Bade, 1994). Pedet yang baru lahir perlu disiapkan kandang dengan memberi alas
berupa jerami kering / serbuk gergaji dengan tujuan pedet tidak terpeleset sehingga
menimbulkan luka (Williamson dan Payne, 1993). Masa lepas sapih berarti pedet sudah
tidak mendapatkan susu lagi dari induk sehingga untuk memenuhi kebutuhannya
dibutuhkan pakan yang dapat menggantikan kebutuhan akan susu tersebut (Muldjana,
1985).
memisahkan pedet dan induknya setelah lahir. Hanya bagian kecil yang memisahkan
pedet dari induknya setelah lahir. Model pemeliharaan yang kurang baik menyebabkan
Pedet yang baru lahir diberikan kolostrum hingga hari ke-7 setelah dilahirkan.
Kolostrum adalah susu pertama yang diproduksi oleh induk sekitar hari 5 – 7 yang
7
berwarna kuning, agak kental dan berubah menjadi susu biasa sesudah 7 hari.
Pemberian kolostrum setelah melahirkan sangat penting bagi pedet karena kandungan
nutrisi yang terkandung dalam kolostrum sangat tinggi dan terdapat antibodi yang dapat
harus diberikan selama 3 hari pertama sesudah lahir. Pedet harus menyusu induk 12
atau 24 jam, sesudahnya selama 2 sampai dengan 7 hari berikutnya kolostrum diberikan
Kolostrum sangat penting bagi pedet yang baru saja lahir, karena :
diperlukan pedet.
- kolostrum mengandung zat penangkis (anti bodi) yang dapat memberi kekebalan
pakan yang dilakukan oleh bakteri dan protozoa yang ada di dalam rumen belum
berarti. Oleh karena itu pedet tidak dapat memakan hijauan kasar dengan kualitas rata-
rata dalam jumlah besar. Pedet diberi susu buatan selama mungkin dengan takaran
makanan konsentrat yang serasi dengan pakan kasar yang kualitasnya tinggi dan
seekonomis mungkin. Pakan kasar yang berupa legume dapat diberikan karena disukai
Pakan utama pedet ialah susu. Pemberian susu biasanya berlangsung sampai
dengan pedet berumur 3 sampai dengan 4 bulan. Pakan pengganti dapat diberikan
namun harus memperhatikan kondisi atau perkembangan alat pencernaan pedet. Cara
8
pemberian pakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari peternak itu
sendiri, kondisi pedet dan jenis pakan yang diberikan (Anonimus, 1995).
Kolostrum diberikan untuk pedet setidaknya untuk 3 hari, tetapi jika pemberian
susunya dengan ember kemungkinkan untuk menyusu induknya hanya (12 sampai
dengan 24) jam pertama dan setelah itu kolostrumnya diberikan dengan ember.
Kolostrum mengandung bahan kering dua kali lipat dari pada susu. Kandungan protein
Kolostrum banyak mengandung vitamin dan mineral dan bersifat pencahar dan
mengandung antibodi yang dibutuhkan oleh pedet. Ini membantu pedet melindungi
pertama setelah lahir karena saluran pencernaannya dapat menyerap antibodi selama
periode ini. Kelebihan kolostrum dapat diberikan kepada anak sapi lebih tua. Biasanya
dicampur dengan susu atau air (Williamson, G dan W.J.A. Payne., 1993).
Milk replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk
pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk replacer /PAS. Milk replacer
yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan
kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian Milk
replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet
kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk
air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah
terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 – 5 minggu
dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang
9
berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein
(protein susu).
tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil
2 – 3 minggu.
Pedet sapi perah disapih pada umur 3-4 bulan, tergantung dari kondisi pedet.
Cara penyapihan pedet sedikit demi sedikit susu yang diberikan dikurangi. Sebaliknya,
pemberian konsentrat dan hijauan ditingkatkan sampai pada saatnya pedet itu disapih
nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai
positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang
c) Sistem Perkandangan
pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus bisa
menjamin hidup yang sehat dan nyaman (Sugeng, 2003). Dikatakan juga oleh Siregar
(2003) bahwa dengan kandang, pengamatan terhadap pencuri sapi akan lebih terjaga,
selain itu kandang yang dibangun harus dapat menunjang peternak baik dalam segi
dengan adanya bangunan kandang ini sapi tidak berkeliaran disembarang tempat dan
yang mengurus sapi setiap hari. Saran pokok yang langsung maupun tidak langsung
turut menentukan berhasil tidaknya usaha sapi perah, tempat yang memberi
kenyamanan dari alam misalnya hujan, angin dan udara dingin sehingga merupakan
tempat pengawasan kesehatan ternak sapi perah (Syarief dan Sumoprastowo, 1984).
Kandang berfungsi juga sebagai pelindung ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang
ekstrim (panas, hujan dan angin), mencegah dan melindungi ternak dari penyakit,
Kaharudin, 2010).
banyaknya, lebih-lebih cahaya matahari pagi musuh terbesar dari segala macam
kuman-kuman, dan pada pagi hari (saat cuaca baik) sebaiknya sapi dilepas diluar
kandang karena sinar matahari pagi baik untuk kesehatan sapi (Soetarno, 2003).
Pertukaran udara di kandang perlu dijaga agar pertukaran udara di kandang sempurna.
Kandang sapi perah di daerah tropis sebaiknya terbuka (tidak berdinding) kecuali di
daerah pegunungan yang udaranya dingin atau anginnya kencang, kandang sebaiknya
tertutup (berdinding), tetapi dapat dibuka pada siang hari agar sirkulasi udara dapat
dijaga (Soetarno, 2003). Berdasarkan literatur yang ada, arah kandang ketiga
peternakan telah sesuai karena telah menghadap utara dan selatan yang membuat
Menurut Soetarno (2003), selama 3-4 hari setelah lahir pedet biasanya belum
dipisahkan dari induknya, agar dapat memperolah kolostrum sepenuhnya. Setelah itu,
(group pens). Di sini pedet mulai dilatih untuk mengkonsumsi suplemen makan.
Pedet yang berusia 0 – 4 bulan harus dibuatkan kandang sendiri agar tidak
bercampur dengan pedet atau sapi lainnya. Dapat pula dibuatkan penyekat atau
penghalang antar kandang. Hal ini disebabkan pedet sangat rentan terhadap penyakit
yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan pedet memiliki naluri menyusu sehingga
jika disatukan dapat saling mngisap dan menjilat. Kandang pedet lazimnya dibuat dari
Kandang yang diperlukan untuk pedet lepas sapih yang berusia 4 – 8 bulan
berupa kandang sistem kelompok di dalam kandang koloni. Hal ini dimaksudkan agar
sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan badannya kuat dan tidak
terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan. Karenanya tempat pakan, tempat minum
Agar ternak sapi yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, maka
kontruksi kandang harus dibangun sesuai dengan hukum alam. Seperti diketahui bahwa
hukum alam tidak bisa diubah, melainkan peternaklah yang bisa menyesuaikan diri
Perlengkapan kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan dan tempat
minum (Sugeng, 2003). Tempat pakan dan tempat minum dapat dibuat dari tembok
beton yang bentuknya dibuat cekung dengan lubang pembuangan air pada bagian
bawah, atau bisa juga tempat pakan terbuat dari papan atau kayu dan tempat minum
dilengkapi dengan peralatan kebersihan seperti sekop, sapu lidi, sikat, selang air, ember
d) Kesehatan Pedet
Menurut Abidin (2002) kandang atau tempat yang kotor merupakan sumber
memerlukan perhatian ekstra karena kotoran dan urine sapi akan segera terinjak-injak
Diare adalah penyakit yang sering menyerang pedet Penyakit ini datangnya
mendadak dengan tanda-tanda anak sapi tampak lesu, tidak ingin menyusu pada
keputih-putihan dan berbau busuk. Maka kebersihan kandang harus diperhatikan, selain
itu kembersihan ambing susu induk sapi harus diperhatikan supaya dalam pemberian
Menurut Kurniawan (2009), jika pedet kehilangan lebih dari 15% cairan tubuhnya, dia
akan mengalami stress yang luar biasa dan mengakibatkan kematian. Dari sekian
banyak sebab diare pada pedet, penanganan saat lahir, tidak adanya desinfeksi pusar
dan sanitasi kandang pedet yang buruk, adalah penyebab utamanya. Pedet adalah
investasi karena keuntungan para peternak kebanyakan hanya berasal dari penjualan
pedet.
13
Kegiatan Praktek Kerja Budidaya Ternak Perah ini dilaksanakan mulai tanggal
20 Februari – 20 Maret 2016 di Dinas Peternakan UPT PT dan HMT Batu yang
beralamat di Jl. Raya Tlekung, Desa Beji Kec. Junrejo Kota Batu, Malang.
Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Budidaya Ternak Perah ini adalah
47 ekor pedet yang 47 ekor pedet yang terdiri dari 20 ekor pedet berumur 0 – 4 bulan
(7 ekor betina dan 13 ekor jantan), dan 27 ekor pedet berumur 5 – 8 bulan serta sarana
prasarana pemeliharaan.
metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk membandingkan antara
teori yang diperoleh dibangku kuliah maupun kepustakaan dengan keadaan lapang.
Dengan cara ikut terjun langsung di lapang dalam pemeliharaan sapi perah.
- Profile peternakan
- Kesehatan pedet
- Pemasaran
14
Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (PT
dan HMT) Batu dirintis sejak tahun 1951 dengan nama Balai Peternakan Ayam yang
berlokasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kabupaten Malang. Pada tahun 1986
dengan Surat Keputusan Gubernur No. 3 tahun 1986 sebagai kelengkapan dasar
kelembagaan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, maka nama Balai diubah menjadi
Unit Pelaksana Teknis Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. Pada tahun 1992
perubahan struktur dalam rangka penataan dan rekapitulasi unit-unit pelaksana teknis
lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan nama Balai Pembibitan Ternak
dan Hijauan Makanan Ternak Batu (BPT dan HMT Batu). Dengan pemberlakuan
privatisasi BPT dan HMT Batu pada tahun 2001, mengubah jenis komoditas usaha
menjadi lebih spesifik, yaitu pembibitan sapi perah dan hijauan makanan ternak.
Timur No. 130 tahun 2008 unit ini ditetapkan UPT PT dan HMT Batu, dengan
spesifikasi kegiatan pembibitan dan pemuliabiakan ternak dan hijauan makanan ternak.
pelayanan masyarakat.
15
mempunyai fungsi :
4) Pelaksanaan ketatausahaan
Tenaga kerja yang ada di UPT PT dan HMT Batu, berdasarkan pendidikan dan
1 Dokter Hewan 1 1
2 Sarjana Peternakan 2 2
3 SLTA/Kejuruan 8 6 14
4 SMTP/SD 4 3 7
Jumlah 24
16
B. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi di UPT PT dan HMT Batu terdiri dari : Kepala UPT,
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Produksi dan Kepala Seksi Pelayanan
Di UPT PT dan HMT Batu, setelah pedet lahir pekerja kandang langsung
membersihkan lendir yang terdapat di dalam mulut dan tenggorokan serta memotong
tali pusar. Hal ini sesuai dengan pendapat (Imron, 2009), bahwa perlakuan terhadap
2) Memeriksa apakah pedet sudah dapat bernafas. Apabila belum dapat bernafas,
dapat dibantu dengan pernafasan buatan yaitu dengan menekan pada bingkai
itu terganggu karena adanya lendir yang terdapat di dalam mulut dan
tenggorokan, maka lidah ditarik keluar dan lendir dikeluarkan dari mulut dan
memasukan larutan iodine 7% ke dalam potongan tali pusar agar badan pedet
tidak kemasukan bibit penyakit melalui tali pusar. Apabila tali pusar pedet
4) Induk dibiarkan menjilati anaknya, agar jilatannya lebih kuat maka di taburkan
garam dapur di tubuh pedet. Jilatan induk ini akan membantu lancarnya
pernafasan dan merangsang sirkulasi darah. Apabila induk tidak mau menjilati
anaknya, lendir pada tubuh pedet dibersihkan oleh peternak dengan kain lap
bersih dan kering dengan digosokan sampai seluruh permukaan tubuh pedet
kering.
18
Apabila pedet lahir sehat dan kuat biasanya 30 sampai dengan 60 menit setelah
lahir sudah dapat berdiri. Pedet waktu lahir tidak memiliki kekebalan untuk melawan
penyakit. Oleh karena itu 30 - 60 menit setelah lahir pedet segera diberi minum
kolustrum. Kolostrum adalah susu yang dihasilkan oleh sapi setelah melahirkan sampai
sekitar 5 sampai dengan 6 hari. Kolostrum sangat penting untuk pedet setelah lahir
karena kolostrum mengandung zat pelindung atau antibodi (gama glubolin) yang dapat
menjaga ketahanan tubuh pedet dari penyakit yang berbahaya. Pedet biasanya diberi
Di UPT PT dan HMT Batu, pemberian kolostrum pada pedet dilakukan selama
3 hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Santosa (2001) yang meyatakan susu kolostrum
harus diberikan selama 3 hari pertama sesudah lahir. Pedet harus menyusu induk 12
atau 24 jam, sesudahnya selama 2 sampai dengan 7 hari berikutnya kolostrum diberikan
melalui puting buatan. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan pendapat Soetarno
(2003) yang menyatakan bahwa kolostrum diberikan hingga hari ke-7 setelah
dilahirkan, karena pemberian kolostrum setelah melahirkan sangat penting bagi pedet
karena kandungan nutrisi yang terkandung dalam kolostrum sangat tinggi dan terdapat
Setelah pemberian kolostrum, pedet diberi pakan cair yaitu berupa susu segar
makanan cair berupa 2 liter susu dengan campuran air sebanyak 1 liter/ekor. Mulai
19
umur 2 minggu pedet mulai dilatih untuk makan konsentrat yaitu pellet yang
untuk pedet sejak umur 1 minggu, sebaiknya diberikan dalam bentuk kering dan
ditempatkan di kotak. Adapun kandungan nutrisi dari pellet adalah Air max 12 %,
protein min 33 %, lemak max 7 %, serat max 22 %, Abu max 11 %, calcium max 0,8 -
mengandung vitamin (A, B2, C), zat penangkis (anti bodi) yang dapat memberi
kekebalan bagi pedet terutama terhadap bakteri E. coli (Tillman, 1998). Berdasarkan
dan antibodi masuk ke dalam darah pedet dan secepatnya pedet dapat mencegah atau
melawan penyakit. Antibodi dapat diserap melalui dinding usus hanya selama 24 jam
sampai 36 jam pertama kehidupan sejak dilahirkan. Jumlah terbanyak antibodi yang
dapat diserap adalah dalam 1 (satu) jam pertama sebanyak 50% antibodi yang ada di
dalam kolostrum. Pada 20 jam berikutnya efisiensi penyerapan antibodi hanya 12%.
Jika sapi induk setelah melahirkan tidak menghasilkan kolostrum karena sakit
menyimpan sebagian kolostrum segar hasil perahan pertama dari sapi lain yang
disimpan di dalam almari pendingin (dibekukan) guna cadangan kalau-kalau ada anak
sapi lain yang tidak mendapat kolostrum dari induknya. Penyimpanan kolostrum dalam
bentuk beku, sebaiknya tidak lebih dari 4-6 bulan. Apabila pembekuan kolostrum segar
mempunyai sapi yang beranaknya bersamaan. Jika terpaksa tidak ada kolostrum sama
sekali, terpaksa anak sapi yang baru lahir diberi minum kolostrum buatan.
20
Kolostrum buatan diberikan pada pedet apabila induk tidak dapat menghasilkan
kolostrum. Kolostrum buatan sekali minum terdiri dari campuran ½ liter susu murni +
1 sendok teh minyak ikan + 1 sendok teh kastroli + 1 telur yang dikocok di dalam ¼
liter air hangat. Pemberian kolustrum buatan diberikan 3 kali sehari selama 3 sampai
ember terbuka perlu kesabaran, caranya mula-mula pedet dibiarkan menjilat atau
menghisap jari telunjuk yang dibasahi kolostrum. Selanjutnya jari telunjuk yang diisap-
isap, perlahan-lahan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam ember yang berisi
kolostrum sehingga mulut pedet masuk ke dalam kolostrum dan dibiarkan beberapa
Kemudian jari telunjuk perlahan-lahan dilepas dari mulut pedet. Perlakuan demikian
itu perlu diulang-ulang sehingga akhirnya pedet mau minum kolostrum dari ember
Agar pedet segera mau makan pellet, maka perlu dilatih dengan mengusapkan
pada moncong/bibir pedet. Apabila tahu rasanya maka pedet akan menjilati pellet yang
tersedia. Mulai umur 3 minggu kalau pedet sudah mau makan rumput kering atau
konsentrat (pellet). Pedet yang sudah dilatih mengkonsumsi konsentrat dan hijauan
hingga 3 bulan (12 minggu) maka pedet tersebut mulai disapih. Menyapih berarti
menghentikan pemberian susu pada pedet, baik susu yang berasal dari induk sendiri
ataupun dari induk lain. Tujuan penyapihan adalah untuk menghemat biaya pembesaran
pedet dan meningkatkan volume susu yang dapat dijual. Cara penyapihannya sedikit
demi sedikit jumlah susu dikurangi, sebaliknya pemberian konsentrat dan hijauan
ditingkatkan sampai pada saat pedet disapih sehingga terbiasa dan tidak mengalami
stres. Pedet umur tiga bulan, rumen dan retikulum sudah berkembang dengan baik.
Di UPT PT dan HMT Kota Batu, pedat umur 3 – 4 bulan pedet mulai disapih
dengan cara mengurangi jumlah susu yang diberikan, kemudian diberikan kosentrat
sedikit – sedikit sehingga mau makan kosentrat tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Putra (2004), yang menyatakan bahwa pedet sapi perah disapih pada umur 3-4 bulan,
22
tergantung dari kondisi pedet. Cara penyapihan pedet sedikit demi sedikit susu yang
sampai pada saatnya pedet itu disapih sehingga terbiasa dan tidak mengalami stress.
c. Perkandangan
melindungi sapi dari derasnya air hujan, kencangnya angin dan dinginnya udara malam
hari terutama didaerah pegunungan, panasnya sinar matahari pada siang hari serta
keamanan dari gangguan binatang buas dan pencurian. Untuk mengatasi cuaca di
daerah tropis yang kurang bersahabat, kandang memerlukan atap untuk peneduh yang
dapat menahan air hujan dan panasnya sinar matahari di siang hari, untuk melindungi
gangguan binatang buas, pencurian dan udara dingin di daerah pegunungan (Sugeng,
2003).
Kandang pedet di UPT PT dan HMT Kota Batu dipisahkan dengan induknya,
Bahan yang digunakan adalah semen dan kayu seperti yang terlihat pada gambar 3.
Peralatan yang digunakan pada kandang pedet meliputi sekop (serokan), sapu dan
selang. Kandang yang digunakan untuk pedet berumur 0 – 4 bulan adalah kandang
berbentuk box dengan populasi 1 ekor tiap kandang, yang diberi sekat untuk pembatas
kandang, ini bertujuan untuk menghindari penyakit yang menyerang pedet. Hal ini
sesuai dengan pendapat Marsandi (2007), yang menyatakan bahwa pedet yang berusia
0 – 4 bulan harus dibuatkan kandang sendiri agar tidak bercampur dengan pedet atau
sapi lainnya. Dapat pula dibuatkan penyekat atau penghalang antar kandang. Hal ini
disebabkan pedet sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh perubahan
cuaca dan pedet memiliki naluri menyusu sehingga jika disatukan dapat saling mngisap
dan menjilat. Sedangkan pedet yang telah memasuki umur 4 – 8 bulan dipindahkan dari
kandang box ke kandang umbaran, hal ini bertujuan agar pedet lebih bebas untuk
bergerak.
Ukuran kandang box yang diperlukan untuk ternak sapi perah pedet atau anak
sapi adalah panjang seluruh kandang 17 meter, tiap kandang berukuran 85 x 73 cm,
sedangkan tempat pakan 85 x 40 cm, dengan tinggi atas kurang lebih 120 cm dari tanah.
Kandang sapi perah pedet umbaran (lepas sapih) yaitu 6,10 x 9 meter, tempat pakan
610 x 70 cm. Perlengkapan kandang terdiri dari tempat pakan dan tempat minum.
Tempat pakan terbuat dari tembok beton yang bentuknya dibuat cekung. Sedangkan
tempat minum terpisah dari tempat pakan. Tempat minum terbuat dari bahan plastik,
dan air minum disediakan secara ad libitum. Kandang juga dilengkapi dengan peralatan
kebersihan seperti sekop, sapu lidi, sikat, selang air, ember dan kereta dorong. Hal ini
Kandang pedet didesain menggunakan bahan kayu dan semen sedangkan atap
terbuat dari seng dan genteng serta menghadap kearah matahari hal ini didukung oleh
pendapat (Soetarno, 2003) yang menyatakan bahwa cahaya matahari diusahakan dapat
musuh terbesar dari segala macam kuman-kuman, dan pada pagi hari (saat cuaca baik)
sebaiknya sapi dilepas diluar kandang karena sinar matahari pagi baik untuk kesehatan
sapi.
Pemeliharaan pedet di UPT PT dan HMT Kota Batu ini, kandang untuk
pemeliharaan pedet dibersihkan sehari dua kali, yaitu pada pagi dan siang hari, penyakit
yang sering dialami oleh pedet adalah pilek dan diare, penyakit ini ditangani sendiri
oleh kepala kandang. Pada pedet exercise juga dilakukan, hal ini dilakukan untuk
meregangkan otot pedet agar tidak stress, dan cara ini juga untuk olahraga bagi sapi.
Diare
Penyakit diare adalah jenis penyakit akut dan menular pada anak sapi. Karena
diare sapi mengeluarkan kotoran terus-menerus dan bila tak tertanggulangi diare dapat
menyebabkan anak sapi mati karena kehabisan cairan. Penyakit ini datangnya
mendadak dengan tanda-tanda anak sapi tampak lesu, nafsu makan menurun, suhu
pedet. Pengobatan dengan antibiotika sulfa. Obat diberikan melalui mulut atau dalam
air minum.
Luka
Penyakit ini merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan lecet-lecet pada
bagian luar tubuhnya. Biasaya penyakit ini diobati dengan obat semprot gusanex.
Tindakan preventif yang dilakukan pihak UPT PT dan HMT Kota Batu untuk
dibersihkan setiap hari baik yang di dalam kandang maupun lingkungan sekitar
kandang.
Kandang atau tempat yang kotor merupakan sumber utama hidupnya kuman dan
kotoran dan urine sapi akan segera terinjak-injak oleh sapi lainya (Abidin, 2002).
Penanganan kesehatan pada ternak merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
memelihara ternak. Sapi yang sakit tidak mampu berproduksi secara maksimal dan sapi
yang terjangkit penyakit menular, daging atau produknya tidak boleh dipasarkan.
Kesehatan mutlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian bila terjangkit penyakit.
Vaksinasi juga perlu dilakukan guna terciptanya kekebalan tubuh dan ada
tindakan pengobatan atau tindakan pengeluaran cacing dengan obat-obatan kimia atau
bahan lain yang dilakukan tiap empat bulan sekali (Sugeng, 2003).
Kondisi kesehatan ternak di Peternakan UPT PT dan HMT Kota Batu secara
umum sudah baik. Hal ini disebabkan ternak yang dipelihara selalu diamati
kesehatannya tiap hari oleh petugas kandang. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan
hewan sakit, sebisa mungkin langsung ditangani supaya tidak tambah parah atau
meskipun peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk
kerja atau untuk sapi dara atau dua atau tiga kegunaan. Dehorning Pemotongan tanduk
paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk (besi panas) ketika anak sapi
27
berumur satu atau dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan
tongkat soda api (caustik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion atau
dengan menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit
panas. Pemotongan tanduk dengan arus listrik yang dialiri pada sebuah besi panas
digunakan pada sapi muda yang berumur 2 – 4 minggu. Suatu cincin baja atau besi
yang dipanaskan hingga suhu 1500 dengan listrik ditekan pada tanduk selama 10 – 15
Mereka yang tidak berpengalaman apabila melakukan cara ini hanya mematikan
sebagian saja dari dasar tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud
- Menghemat ruangan
f. Penjualan
Di peternakan UPT PT dan HMT Kota Batu, pedet sapi perah yang jantan
5.1. KESIMPULAN
Pada dasarnya manajemen pemeliharaan pedet sapi perah di UPT PT dan HMT
- Kandang pedet pada peternakan UPT PT dan HMT Kota Batu menggunakan
5.2. SARAN
penempatan pedet di kandang yang telah diberi jerami yang bertujuan agar pedet
tidak kedinginan.
- Pemberian pakan pada pedet harus sesuai dengan gizi/nutrisi yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J dan Bade, D. H. 1994. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh B. Srigandono
Muldjana, W. 1985. Pemeliharaan dan Kegunaan Ternak sapi Perah. Penerbit Aneka
Ilmu, Semarang.
Putra, A. R. 2004. Kondisi teknis peternakan sapi perah rakyat di Kelurahan Pondok
Rangon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Teknologi
Produksi Ternak. Fakultan Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Santosa, U., 2001. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B dan H. B. Arianto. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Soetarno, Timan. 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah. Laboratorium Ternak
Perah Fakultas Peternakan UGM : Yogyakarta.
Siregar, S. 2003. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisis Usaha. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sugeng, 2003. Manajemen Kesehatan Pemeliharaan Sapi Perah. Yogyakarta
Sukmawati, F.M. Kaharudin. 2010. Petunjuk Praktis Perkandangan Sapi. Kementerian
Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. NTB.
Syarief, M. dan Sumoprastowo C.D.A. 1984. Ternak Perah. Edisi Kedua. CV
Yasaguna: Jakarta.
Tilman, A.D, H Hartadi, S Reksohadiprodjo, S.Prawirokoesumo dan
S.Lebdosoekodjo., 1998. Ilmu Makanan ternak Dasar. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pemberian pakan
09.00 – 09.30 - Sapi laktasi dan non Hijauan
laktasi
- Pedet Susu, konsentrat dan
hijauan
Pembersihan kandang, Lantai dibersihkan dari
memandikan sapi dan kotoran yang disiram
membersihkan peralatan dengan air, serta peralatan
dicuci dengan air hingga
bersih dan memandikan
12.30 – 14.00 sapi
Pemerahan Menggunakan mesin dan
diakhiri dengan Strippen.
Dilakukan teat dipping
setelah pemarahan selesai
Mencuci peralatan setelah Mencuci peralatan setelah
pemerahan pemerahan (mesin perah)
Pemberian pakan Hijauan
- Sapi laktasi dan non
14.00 – 14.30 laktasi Susu, konsentrat dan
- Pedet hijauan