Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Tilik Ternak

MODUL 3
Ternak Kuda

3.1. PENDAHULUAN

Mempelajari exterior ternak kuda diarahkan agar mendalami serta menerapkan cara-
cara pendugaan prestasi atau kinerja (performa) (produksi dan reproduksi) ternak dengan
mengamati secara visual (eksterior) tubuh ternak. Pendugaan prestasi ternak kuda pada jenis
kelamin dan umur tertentu erat hubungannya dengan upaya seleksi baik untuk reproduksi
maupun untuk fungsi ternak kuda. Seleksi ternak kuda disamping menggunakan catatan data
produksi juga diperlukan pengamatan secara visual tubuh ternak (eksterior).

Untuk dapat melakukan pengamatan secara visual peternak perlu memahami cara menilai
(to judge) jenis kelamin dari bangsa ternak kuda berdasarkan pada penampilan, konformasi
dan proporsi masing-masing bagian tubuh. Karena fungsi ternak lebih berhubungan dengan kerja
dan olaraga, maka penilaian konformasi dan proporsi tubuh sangat penting untuk menentukan
apakah ternak tersebut ideal sesuai dengan tujuan pemeliharaannya. Agar dapat melakukan
penilaian terhadap ternak dengan baik maka seseorang perlu menguasai atau mengetahui
bangsa-bangsa dan varietas ternak yang umum diternakkan secara memadai. Pengetahuan ini
mencakup nama-nama dari bagian-bagian tubuh yang berbeda dan kualitas yang baik dan jelek.

Materi yang dipelajari pada modul ini adalah morfologi ternak kuda, pendugaan umur
ternak kuda, ukuran linier tubuh, dan judging pada ternak kuda.

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu untuk :

1. Morfologi/ bentuk umum tubuh ternak kuda berdasarkan tipe & bangsa
2. Pendugaan umur ternak kuda
3. Pengukuran linear tubuh dan organ vital lainnya berdasarkan tujuan pemeliharaan
4. Judging ternak

3-1
Ilmu Tilik Ternak

3.2. PENYAJIAN
3.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ternak Kuda
Kuda Lokal Indonesia Indonesia mempunyai beberapa jenis kelompok populasi kuda
yang berasal dari kuda jenis Thoroughbred yang digunakan sebagai kuda pacuan atau
disilangkan dengan kuda lokal. Edward (1994) menyatakan bahwa kuda lokal Indonesia
digolongkan ke dalam kuda poni karena memiliki tinggi badan berkisar antara 1,15- 1,35 m.
Iklim tropis mempengaruhi fenotipik kuda lokal Indonesia. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kuda
lokal Indonesia menyebar di beberapa daerah dengan jenis dan karakteristik yang bervariasi,
seperti yang disajikan pada Tabel 1. Ensminger (1977) menjelaskan kuda diklasifikasikan
menjadi kuda tipe ringan, tipe berat dan kuda poni berdasarkan ukuran, bentuk tubuh dan
kegunaan. Kuda tipe ringan memiliki tinggi 1,45-1,75 m pada saat berdiri dan bobot badan 450-
700 kg. Tipe kuda ini sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik dan kuda pacu
(Gambar 3.1; 3.2; 3.3).

Gambar 3.1 Kuda Tipe Tunggang Gambar 3.2. Kuda Tipe Tarik

Gambar 3.3. Kuda Tipe Pacu

3-2
Ilmu Tilik Ternak

Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibandingkan dengan kuda tipe
berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 1,45-1,75 m pada saat berdiri dan bobot badan lebih
dari 700 kg yang biasa digunakan sebagai kuda pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari
1,45 m pada saat berdiri dan bobot badan 250-450 kg. Rahman (2011) menjelaskan kuda
Sulawesi atau sering disebut kuda Makasar terdiri atas beberapa jenis kuda seperti kuda Makasar,
kuda Bone dan kuda Bugis. Ciri-ciri kuda Sulawesi ialah memiliki tinggi yang dapat mencapai
1,15 m; berbentuk bagus, berkepala kecil sehingga dapat dikatakan termasuk kuda dengan
performa baik, memiliki dahi lebar, rahang terkadang besar, tengkuk pendek, leher agak pendek,
punggung pendek dan kencang. Kemudi kencang dan kuat, kaki berotot baik, sifat cukup baik,
langkah teratur, daya tahan besar dan tergolong kuda sederhana.
Equine Kingdom (2007) mendefinisikan kuda Sandel atau Sandelwood sebagai kuda
keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki persentase darah kuda Arab yang cukup
tinggi. Kuda Sandel merupakan kuda yang serbaguna karena dapat digunakan sebagai kuda
tunggang, pembawa barang dan pekerja (Gambar 3.4).

Gambar 3.4. Kuda Sandel

Kuda ini sangat cepat dan gesit, sehingga sering digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana
pada jarak tempuh lebih dari tiga km. Kuda Sandel mewariskan darah kuda poni berkualitas yang
telah banyak diekspor untuk berbagai kebutuhan. Kuda Sandel berstamina dan berdaya tahan
besar, tenang dan sangat mudah dikendalikan. Proporsi tubuh kuda Sandel bagus dengan kepala
3-3
Ilmu Tilik Ternak

kecil, telinga tegak dan mata cerdas. Kuda Sandel umumnya memiliki bentuk tubuh lebar,
pendek berotot, dada dalam dan panjang, punggung lurus dan croup menonjol. Tinggi kuda
Sandel berkisar antara 122-132 cm. Kuda Sandel berpotongan tubuh serasi, tidak terlalu lincah
dan memiliki daya tahan kuat. Kuda Sandel berwarna coklat, coklat tua kemerah-merahan 5
dengan rambut ekor dan kaki bagian bawah hitam; atau warna bopong (punggung sampai ekor
bergaris hitam). Bentuk kepala kuda Sandel agak besar dengan leher lebar dan pendek,
sedangkan rambut kepala kasar dan berdiri. Kuda ini memiliki kaki langsing dan berbulu di
bagian persendian (Equine Kingdom, 2007).
Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga Raja Inggris sebelum diekspor ke
Amerika. Kuda ini digunakan sebagai kuda pacu dan kuda olahraga. Kuda Thoroughbred adalah
kuda yang digunakan sejak 1700-an yang berasal dari persilangan antara kuda jantan impor dari
daerah Timur Tengah (Arab dan Turki) dengan kuda betina Inggris yang menghasilkan keturunan
untuk kuda pacu (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Kuda Thoroughbred memiliki kondisi fisik yang
memenuhi syarat untuk berpacu, seperti bentuk kepala kecil dan pintar, leher panjang, badan
panjang, kaki langsing dan panjang, tulang ramping dan panjang yang seimbang serta warna bulu
halus dan terang (Kidd, 1995). Menurut Edward (1994) ciri-ciri khusus kuda Thoroughbred
adalah tinggi badan 176-178 cm, bentuk kepala dan rahang bagus, perpaduan antara kepala dan
leher bagus dan simetris dengan posisi pundak (Gambar 3.5).

Gambar 3.5. Kuda Thoroughbred

3-4
Ilmu Tilik Ternak

Tabel 3.1. Jenis dan Karakteristik Kuda Lokal Indonesia


Jenis kuda Tinggi (m) Karakteristik
Kuda Sunda 1,27 Bentuk kepala lebih besar dibandingkan ukuran tubuh, leher
pendek, sifat jinak dan cerdas, konformasi badan kurang
sempurna, tetapi bagian punggung kuat.
Kuda Timor 1,22 Bentuk tubuh lurus, leher pendek, punggung lurus, bahu,
tengkuk dan ekor tinggi.
Kuda Sandel 1,35 Ukuran tubuh kecil, kepala kecil dan bagus serta mata
bagus, bulu lembut dan berkilau, kecepatan lari tinggi dan
sangat aktif, kuku kaki kuat dan keras.
Kuda Batak 1,32 Ekor dan tengkuk berambut bagus dengan posisi ekor cukup
tinggi sehingga baik dalam pergerakan, kaki belakang
ramping, rump tinggi, punggung panjang dan sempit, kepala
bagus, muka lurus,leher lemah dan pendek serta kurang
berkembang.
Kuda Jawa 1,27 Stamina tubuh baik dan tahan terhadap panas, sifat jinak,
kaki dan persendian tidak berkembang baik sehingga
mempengaruhi kekuatan.
Kuda Sulawesi 1,25 Daya tahan tubuh kuat, kaki tegap dan kuat, dan
bertempramen stabil.
Sumber : Edward (1994)

Morfologi ternak kuda perlu dipelajari untuk mengetahui bagian-bagian tubuh ternak
kuda sebagai dasar untuk melakukan penilaian terkait dengan pretasi dan kinerja produksi dan
fungsi ternak kuda. Secara eksterior morfologi ternak kuda dapat dilihat pada Gambar 3.6,
berikut.

3-5
Ilmu Tilik Ternak

Gambar 3.6. Bagian-bagian tubuh ternak kuda secara eksterior

A POLL S THORAX OR BARREL


B NECK T HEART GIRTH
C MANE OR CREST OF NECK U ELBOW
D SHOULDER V CHESTNUT
E WITHERS W ERGOT
F BACK X FETLOCK OR ANKLE
G LOIN Y CANNON
H POINT OF HIP Z KNEE
I CROUP AA FOREARM
J HIP BB CHEST
K GASKIN CC POINT OF SHOULDER
L HOCK DD THROAT LATCH
M PASTERN EE MUZZLE
N HOOF FF FORE
O CORONET BAND
P FETLOCK
Q STIFLE
R FLANK

3-6
Ilmu Tilik Ternak

Secara interior bagian tubuh ternak kuda seperti pada Gambar 3.7, berikut.

Gambar 3.7. Bagian tubuh ternak kudan secara interior

A INCISORS P METATARSALS
B MOLARS Q PROXIMAL AND MIDDLE PHALANX
C HUMERUS R FIBULA
D ULNA S CAUDAL VERTEBRAE
E RADIUS T PELVIS
F CARPAL BONES U SACRUM
G THIRD METACARPAL V LUMBAR VERTEBRAE
H PROXIMAL SESAMIODS W THORACIC VERTEBRAE
I METACARPALS (2ND AND 4TH) X SCAPULA
J RIBS Y CERVICAL VERTEBRAE
K FEMUR Z ATLAS (1ST CERVICAL VERTEBRAE)
L TIBIA AA SKULL
M TARSAL BONES
N THIRD METATARSAL
O DISTAL PHALANX

3-7
Ilmu Tilik Ternak

3.2.2. Pendugaan Umur Ternak Kuda


Pendugaan umur kuda dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu berdasarkan catatan kelahiran
dan berdasarkan pergantian gigi seri susu menjadi gigi permanen. Anak kuda dengan umur 6
sampai 10 bulan mempunyai gigi sebanyak 24 buah yang disebut dengan gigi susu, dimana gigi
tersebut terdiri dari 12 gigi seri dan 12 gigi geraham. Gigi seri meliputi tiga pasang pada bagian
rahang atas dan tiga pasang pada bagian rahang bawah (Bogart dan Taylor, 1983). Mengunyah
dapat membuat gigi seri menjadi usang (aus dan menipis).
Proses pengusangan/pengasaan gigi seri dimulai pada gigi seri bagian pusat (dari
pertengahan) dan berlanjut ke samping. Anak kuda dengan umur satu tahun, bagian pusat gigi
seri sudah mulai usang/diasah; umur 1,5 sampai 2 tahun gigi seri mulai pada bagian pertengahan
hingga bagian luar dan mengarah kesamping sudah mulai usang/diasah. Proses penanggalan gigi
seri dimulai pada umur 2,5 tahun. Gigi seri bagian pusat tanggal terlebih dahulu dan akan
menjadi gigi parmanen. Kuda yang berumur empat tahun ditandai dengan tanggalnya gigi seri
susu bagian pertengahan dan pada umur lima tahun, bagian luar, atau samping, gigi seri sudah
mulai tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Kuda yang berumur lima tahun ini
dikatakan telah bermulut “penuh” karena semua gigi telah permanen. Umur 6 sampai 8 tahun
gigi parmanen sudah using/diasah yang dimulai dari bagian pusat hingga bagian pertengahan
mengarah kesamping (Bogart dan Taylor, 1983). Pada umur dewasa di mana semua gigi sudah
bersifat tetap (gigi tetap) dengan jumlah 42 buah dengan rumus gigi sebagai berikut :

i c pm m
3 1 3/4 3  rahang atas kiri kanan = 20/22 buah
Formula gigi kuda :
3 1 3 3  rahang bawah kiri kanan = 20 buah
Jumlah gigi kuda= 40/42 buah

3.2.3. Pengukuran Ukuran Linier Tubuh Ternak Kuda


Sasimowski (1987) menjelaskan bahwa kepala kuda merupakan bagian tubuh yang
menunjukkan karakteristik tertentu sesuai dengan spesies, bangsa dan jenis kelamin, habitat
hidup dan kondisi kesehatan. Kuda yang hidup di daerah pegunungan dan dataran tinggi
memiliki kepala yang relatif pendek dengan dahi lebih lebar dan kepala serta moncong pendek
dibandingkan kuda di daerah dataran rendah. Menurut Dyce et al. (2002) proporsi ukuran (size)
kuda yang baik adalah sebesar 10%-11% untuk kepala dan 89%-90% untuk tubuh yang meliputi

3-8
Ilmu Tilik Ternak

badan dan leher. Menurut Bowling dan Ruvinski (2000) penilaian ukuran dan bentuk tubuh kuda
sudah dilakukan berdasarkan sifat dan penilaian performa kuda.
Ukuran tubuh kuda digunakan untuk menentukan tipe kuda dengan kemampuan pacu
yang cepat. Ukuran tubuh, langkah kaki, kualitas kuku, gerak (jarak langkah, elastisitas dan
keteraturan) dan struktur gigi merupakan penciri konformasi tubuh kuda. Tinggi pundak, tinggi
panggul, panjang tubuh, lingkar dada dan lingkar kanon merupakan ukuran-ukuran tubuh kuda
pula. Lingkar dada memiliki pengaruh yang besar terhadap performa (ukuran tubuh) ternak kuda.
Harahap (2011) menjelaskan ukuran kuda delman betina lebih besar dibandingkan dengan kuda
delman jantan.
Menurut Frandson (1992) tulang berfungsi sebagai penyokong dan tempat otot melekat.
Dijelaskan bahwa semakin besar tulang penyusun kerangka maka ukuran tubuh semakin besar
atau tubuh semakin berat. Ukuran kepala amat berkorelasi dengan ukuran tubuh. Jika bobot
kepala terlalu berat untuk leher maka akan membebani kaki dan mengganggu keseimbangan
(Edward,1994). Suherman (2007) menyatakan bahwa penciri tubuh seekor kuda adalah panjang
badan, tinggi pundak dan tinggi pinggul, sedangkan untuk bentuk tubuh seekor kuda hanya
panjang badan.
Ukuran-ukuran tubuh merupakan faktor yang banyak berhubungan dengan performance
ternak. Penggunaan ukuran-ukuran badan, sangat baik untuk berat badan maupun untuk
mengetahui sifat keturunan dan produksi, sehingga dengan memakai ukuran-ukuran badan dapat
menilai performance ternak (Ensminger, 1962). Pengamatan terhadap ukuran tubuh digunakan
untuk penentuan keragaman baik ukuran maupun bentuk tubuh dalam populasi ternak besar
seperti kuda dan sering dipakai secara rutin sebagai parameter pengganti dalam menduga bobot
hidup ternak (Komosa & Purzyc 1982).
Cara pengukuran tubuh ternak kuda sebagai berikut (Dewi, 2011) :

1. lingkar dada/ chest girth (cm), diukur melingkar tepat di belakang scapula dengan
menggunakan pita ukur.
2. Tinggi pundak/ wither height (cm), diukur dari bagian tertinggi pundak/ processus spinalis
melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur.
3. Tinggi pinggul/hip height/rump height (cm), diukur dari bagian tertinggi pinggul sampai
secara tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur.

3-9
Ilmu Tilik Ternak

4. Panjang badan/ body length (cm), diukur dari tuber ischii sampai tuberositas humeri, dengan
menggunakan tongkat ukur.
Proporsi ukuran (size) kuda yang baik adalah sebesar 10%-11% untuk kepala dan 89%-
90% untuk tubuh yang meliputi badan dan leher. Ukuran tubuh, langkah kaki, kualitas kuku,
gerak (jarak langkah, elastisitas dan keteraturan) dan struktur gigi merupakan penciri konformasi
tubuh kuda. Tinggi pundak, tinggi panggul, panjang tubuh, lingkar dada dan lingkar kanon
merupakan ukuran-ukuran tubuh kuda pula. Lingkar dada memiliki pengaruh yang besar
terhadap performa (ukuran tubuh) ternak kuda (Anonim, 2011). Dijelaskan oleh Suhaema dalam
Suryana (2008) bahwa tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan dan lingkar dada
mempunyai peranan yang cukup besar pada ukuran tubuh ternak kuda pedaging dan pekerja.
Darmadi (2004) menyatakan bahwa ukuran-ukuran tubuh mempunyai hubungan yang
positif dengan bobot badan dan lingkar dada meningkat seiring umur ternak, lingkar dada dan
panjang badan mempunyai pengaruh paling besar terhadap bobot badan. Lingkar dada
mempunyai korelasi yang lebih tinggi terhadap bobot badan, dibandingkan panjang badan. Nilai
korelasi lingkar dada terhadap bobot badan adalah 0,93 sedangkan nilai korelasi panjang badan
terhadap bobot badan adalah 0,84. Dijelaskan lebih lanjut oleh Suhaema dalam Suryana (2008)
bahwa pada umumnya lingkar dada lebih mempengaruhi bobot hidup dibandingkan panjang
badan, oleh karena itu lingkar dada merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga jual
ternak.

3.2.4. Judging Pada Ternak Kuda


Hal-hal yang biasanya manjadi obyek judging adalah :
a. Kesesuaian/Keselarasan
Konformasi meliputi jenis, otot, keseimbangan struktural dan kelancaran. Juga termasuk
bentuk dan proporsi dari berbagai bagian tubuh.
b. Jenis
Jenis tergantung pada fungsi kuda adalah untuk melakukan suatu kegiatan/aktivitas yang
meliputi jenis tubuh. Masing-masing bangsa kuda termasuk ke dalam salah satu dari lima tipe
tubuh berikut. Masing-masing jenis ini memiliki karakteristik yang spesifik memisahkan tipe
tubuh berikutnya.
1. Kuda tipe kerja
• Clydesdale, Shire, Belgia, Percheron, dll

3 - 10
Ilmu Tilik Ternak

• berotot, besar berbingkai, berperawakan besar


• Terutama digunakan untuk membajak, menarik, mengemudi dan kerja keras lainnya
2. Stock Type
• Quarter Horse, Paint, Appaloosa, dll
• berotot, bertubuh padat
• Terutama digunakan untuk jarak pendek balap, dan pertandingan olahraga
3. Saddle (gaited) Type
• Arab, Morgan, Saddlebred, dll
• berotot kuat, leher dan tubuh panjang, leher melengkung seperti bulan sabit, pangkal ekor lebih
tinggi, gerakan lincah
• Terutama digunakan untuk kesenangan, ketangkasan dan kuda tunggang
4. Hunter Type
• Thoroughbred, Warmblood, dll
• tubuh yang lebih besar, padat dan berotot
• Terutama digunakan untuk balap jarak jauh, melompat/ketangkasan, melintas rintangan.
5. Pony Type
• Welsh, Shetland Pony, dll
• leher dan tubuh umumnya lebih pendek
• Terutama digunakan untuk kuda tunggang dan beban
c. Otot
Otot merupakan jaringan yang berperan dalam kontraksi dan pelemasan untuk kuda
bergerak. Mengacu pada seberapa baik penilik dapat melihat panjang, definisi dan volume
muscling dari seekor kuda. Otot-otot halus yang panjang lebih diinginkan daripada yang pendek
dan menonjol. Kuda dengan otot yang panjang umumnya melangkah lebih lama (frekuensinya
lebih sedikit) dan memiliki daya tahan yang lebih besar. Otot Bunchy (pendek dan
mengelompok) berkontraksi lebih cepat dan memiliki daya tahan yang lebih rendah.
d. Volume
Volume yang dimaksudkan di sini adalah jumlah otot. Semakin besar volume atau jumlah
otot akan semakin besar kekuatan kuda.

3 - 11
Ilmu Tilik Ternak

Metode Penentuan Balance


1. Panjang = Tinggi
Panjang kuda dari titik bahu ke titik pantat harus sama dengan tinggi kuda dari titik tertinggi
pundak ke tanah.

2. Panjang kaki depan = Kedalaman dada


Panjang dari siku kaki depan ke tanah harus sama dengan kedalaman dada dari siku ke titik
tertinggi pundak (withers).

3 - 12
Ilmu Tilik Ternak

3. Levelness dari Topline


Titik croup harus pada ketinggian yang sama dengan bagian atas withers.

4. Bagian Tengah Badan Kuda


Ketika kuda dibagi melalui garis tengah dari depan ke belakang, forequarter (tidak termasuk
kepala dan leher) harus sama ukurannya dengan hindquarter tersebut. Karena berat kepala
dan leher, pusat gravitasi adalah tepat di belakang siku ketika kuda berdiri. Ketika kuda
dibagi melalui tengah belakang, sekitar 60% dari berat badan yang bertumpu di kaki depan,
karena tambahan berat kepala dan leher.

5. Ratio Baris Atas ke Bawah


Kuda yang seimbang memiliki top line pendek (dari sudut withers ke titik pinggul)
dibandingkan dengan bagian bawah.

3 - 13
Ilmu Tilik Ternak

6. Bentuk Persegi
Menggambar kotak di sekitar kuda sehingga:
i. Lebar dari kotak sama dengan panjang kuda dari titik bahu ke titik pantat.
ii. Ketinggian kotak adalah sama dengan ketinggian kuda dari atas Withers ke tanah.
iii. Pada kuda yang seimbang, kotak ini akan membentuk persegi - semua sudut adalah sama.

7. Sepertiga tubuh kuda


Membagi kuda menjadi sepertiga dengan menjatuhkan garis turun dari atas withers dan titik
pinggul. Panjang masing-masing untuk tiga segmen harus sama.

8. Sama Panjang
Dalam kuda yang seimbang, kepala, leher, bahu, topline dan panjang hip kurang lebih harus
sama.

3 - 14
Ilmu Tilik Ternak

Kenormalan Kaki pada Ternak Kuda


Kaki merupakan bagian tubuh ternak kuda yang penting, karena merupakan tumpuan dari
seluruh aktivitasnya. Kaki yang tidak normal dapat menyebabkan kuda tidak berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan.

jelek
baik

Kaki depan yang ideal tampak depan Kaki depan yang ideal tampak samping

3 - 15
Ilmu Tilik Ternak

Kaki belakang yang ideal tampak belakang Kaki belakang yang ideal tampak samping

Cacat pada kaki depan ternak kuda tampak samping

ideal cacat cacat cacat

3 - 16
Ilmu Tilik Ternak

Cacat Kaki depan tampak depan

normal cacat cacat cacat cacat cacat cacat

Cacat kaki belakang tampak samping

normal cacat cacat cacat

Cacat kaki Belakang tampak belakang

normal kaki X kaki O

3.3. PENUTUP

3 - 17
Ilmu Tilik Ternak

3.4. LATIHAN-LATIHAN

3.5. SUMBER BACAAN

Blakely, J, & D. H. Bade, 1994. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Darmadi, D. 2004. Produktivitas ternak pedaging di dua desa yang berbeda ketinggian tempat di
Kabupaten Garut. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dyce, K.M., W. O. Sack, & C.J.G. Wensing. 2002. Text Book Of Veterinary Anatomy. Saunders
Publishing, Pennsylvania.

Edward, E. H. 1994. The Encyclopedia of The Horse. Dorling Kindersley, London.

Ensminger, M.E. 1962. Animal Science (Animal Agriculsture Series). 5th Ed. The
Interstate Printers & Publisher Inc, Danville.
Enseminger, M. E. 1977. Animal Science. Animal Agriculture Series. 7th ed. Printers and
Publisher, Inc. Danville, Illinois.

Equine Kingdom. 2007. Sandalwood. http://www.equinekingdom.com/breeds/ ponies/


sandalwood.htm. Last modifed in 2007 [ 18 April 2012].

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Ke-4. Terjemahan: Srigandono, B
dan Praseno,K. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Harahap, F,H. 2011. Studi morfometrik ukuran tubuh kuda delman di Sulawesi Utara. Skripsi.
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Komosa & Purzyc. 1982. Peternakan Umum. C.V. Yasaguna: Jakarta

Sasimowski, E. 1987. Animal Breeding and Production Books Publishing. Ltd. London.

Suherman, E. 2007. Studi morfometrik ukuran (size) dan bentuk tubuh kuda Sumba, Priangan,
kuda Pacu G2, G3, G4 dan kuda Pacu Indonesia (KPI). Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

3 - 18

Anda mungkin juga menyukai