Anda di halaman 1dari 16

MODUL 9.

GANGGUAN NUTRISI TERHADAP KESEHATAN TERNAK

PENDAHULUAN
Seekor ternak dapat dikatakan sehat, apabila semua sel dan jaringan tubuh dalam keadaan
normal, baik struktur maupun fungsinya. Apabila ada penyimpangan dari hal tersebut maka
dikatakan ternak tersebut mengalami gangguan kesehatan atau sakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit adalah terjadinya 1). Luka akibat
mekanik, kimia (keracunan), atau thermal (terbakar), 2). Infeksi akibat parasit internal dan
eksternal, bakteri, virus, jamur , 3). Gangguan nutrisi (defisiensi, atau antinutrisi).
Unsur nutrisi seperti Protein, asam amino, energi, vitamin dan lain-lain tidaklah berfungsi
secara terpisah dalam tubuh ternak, semua saing terkait satu sama lain. Misalnya bila energy
dalam ransum kurang, sedangkan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh sudah habis
maka protein dirubah menjadi energy, sehingga penggunaan protein menjadi tidak efisien, dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan pada ternak
Pada tanaman- tanaman pakan tertentu ada mengandung suatu zat yang dapat
menghambat penyerapan zat makanan disebut sebagai zat anti nutrisi . Anti nutrisi ini bersifat
menghalangi penyerapan zat nutrisi oleh tubuh sehingga dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya. Gangguan –gangguan tersebut
dapat berupa gangguan pertumbuhan ,pernafasan bahkan dapat menimbulkn kematian jika
kandungan anti nutisinya cukup tinggi oleh karena itu pengetahuan tentang anti nutrisi dalam
berbagai bahan pakan unggas perlu dimiliki oleh peternak jika ingin membuat pakan sendiri
Setelah mempelajari modul ini anda dapat ;
(1) menjelaskan kaitan antara peran nutrisi dan efek negative yang ditimbulkannya
(2) menjelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat defisiensi nutrient tertentu
(3) menjelaskan jenis- jenis anti nutrisi dalam bahan pakan , efek yang ditimbulkan dan
alternative pemecahannya

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 148


Dalam modul ini anda akan lebih memahami beberapa topik gannguan nutrisi terhadap
kesehatan ternak yaitu
(1 ):Kaitan antara peran nutrisi dan efek negative yang ditimbulkannya
(2)..beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat defisiensi nutrisi
(3). jenis- jenis anti nutrisi dalam bahan pakan , efek yang ditimbulkan dan alternative
pemecahannya

PENYAJIAN
Kegiatan Belajar 1.
9.1. Kaitan antara peran nutrisi dan efek negative yang ditimbulkannya
Uraian
Ternak akan tumbuh optimal bila kebutuhannya terpenuhi tapi apa yang terjadi bila
berlebihan? Misalnya kelebihan energy, kelebihan energy ini akan disimpan menjadi lemak.
Kandungan lemak yang berlebih ini akan mengganggu produktvitas ayam terutama untuk ayam
petelur.
Pada fase developer ayam petelur merupakan fase yang harus sangat diperhatikan karena
bila manajemen pemeliharaannya salah akan menimbulkan akibat yang fatal bagi ayam petelur
tersebut. Ayam petelur pada fase tersebut diatas bila diberikan pakan secara adlibitim ayam
akan menjadi terlalu gemuk, terjadi penimbunan lemak disepanjang alat reproduksi sehingga
sering mengganggu proses bertelur, telur yang dihasilkan juga kecil-kecil. Jika kondisi ini terus
berlanjut akan menyebabkan total prodksi pertahun menjadi menurun, disamping itu ayam
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan mudah terkena cekaman panas
Bagaimana dengan lemak dalam pakan? Lemak, terutama asam lemak ikatan rangkap
banyak merupakan subyek untuk ketengikan oksidasi. Untuk mencegah oksidadi, biasanya
ditambahkan antioksidan, teurtama jika bahan pakan yang mengandung lemak tinggi akan
disimpan. Beberapa produk komersial tersedia untuk menghambat proses oksidasi pada bahan
pakan lemak seperti :
 ethoxiquin dan BHT dapat menghambat proses oksidasi pada bahan pakan lemak.
 Penambahan dialfa-tokopherol asetat (vitamin E) pada bahan pakan, juga bias berperan
sebagai antioksidan.
 Adanya elemen mineral Zn dapat memecah hidroperoksida menjadi radikal bebas. Hasil
penelitian Bettger dkk. (1979), menunjukkan bahwa terdapat interaksi fisiologis antara Zn dan

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 149


asam lemak esensial. Konsumsi lemak yang berlebihan pada kondisi defisiensi Zn memberikan
efek yang merugikan, dapat menurunkan penyerapan glukosa, menurunkan RNA dan DNA, serta
menurunkan aktivitas enzim alkalin fosfatase dalam hati dan usus. Taneja dkk.. (1991),
menunjukkan bahwa konsumsi Zn sangat esensial terhadap absorpsi lemak yang dikonsumsi.
Defisiensi Zn menyebabkan triasilgliserol berakumulasi dalam sel epitel mukosa usus halus
sehingga ditranspor ke lacteal lebih lambat dibanding yang disuplementasi Zn . Kejadian ini
mengakibatkan proses pengosongan lambung akan terhambat, yang pada gilirannya
menyebabkan anoreksia dan penghambatan pertumbuhan.
Tidak adanya antioksidan yang cocok untuk melindungi lipid yang kaya akan Asam lemak
polyunsaturated cenderung berakibat terjadinya oksidasi. Pada kondisi ini, nutrien yang
menguntungkan dari asam lemak esensial akan mengganggu kesehatan ternak. Bahan-bahan
pakan yang kaya asam lemak polyunsaturated yang mudah teroksidasi meliputi minyak ikan,
tepung ikan, dedak padi, dan minyak biji-bijian karena hanya mengandung sedikit atau tidak ada
antioksidan alami. Selama proses auto-oksidasi lipid akan membentuk senyawa-senyawa kimia
terdegradasi seperti radikal bebas, peroksida, hidroperoksida, aldehid dan keton; yang sifatnya
dapat bereaksi dengan unsur-unsur nutrien lain (vitamin, protein dan lipid yang lain) sehingga
menurunkan nilai biologis dan ketersediaan nutrien dalam pencernaan. Ketengikan oksidatif
menyebabkan terjadinya pembusukan selama penyimpanan bahan pakan (Cocknell, Francis dan
Hal, 1972; Cow, 1986).
Faktor yang mempercepat proses oksidasi, pada lemak yang tidak mengandung antioksidan :
 Adanya enzim lipoksidase (pada biji kedelai).
 Senyawa heme (mioglobin/hemoglobin) yaitu peroksidase yang terdapat pada daging/tepung
ikan).
 Peroksida (produk dari auto-oksidasi lipid).
 Cahaya.
 Adanya elemen mineral Fe dan Cu yang mempercepat oksidasi lipid melalui transfer elektron
langsung dalam reaksi redoks.
Disamping lemak diatas, karakter kimiawi dalam air yang diminum ternak harus
diperhatikan misalnya pH air, kandungan logam, kesadahan (kandungan zat kapur) dan senyawa
lanyya seperti nitrat dan nitrit. Menurut Dwiharto (2011) air yang memeliki kesadahan yang
tinggi jika ditemukan ion Ca2+ Mg2+ dalam jumlah yang tinggi. Air sadah(hard water) dengan
konsentrasi 180 ppm akan menghambat kelarutan beberapa antibiotika, selain itu vaksin aktif

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 150


akan rusak karena air sadah ini. Selanjtnya dinyatak ayam yang terus menerus minum air sadah
ini ataupun yang mendadak dikasih minum air sadah akan mengalami air diare yang hebat yang
berujung kematian
Ayam yang terus menerus minum air dengan kandungan Calsium yang tinggi dapat
mengganggu metabolism fosfor. Sedangkan air minum dengan kadar besi yang tinggi
menyebabkan warna daging dan telur menjadi lebih gelap. Bila kandungan belerang melebihi
batas akan menyebabkan perdarahan dan oedema
Selain zat-zat diatas, senyawa nitrat yang oleh mikroorganisme diubah mjadi nitrit sangat
berbahaya bagi ternak bahkan sangat beracun. Senyawa ini biasanya bersumber pada rembesan
tumpukan faeces yang masuk kedalam sumur yang letaknya dekat kandang
Tabel 9.1. Persyaratan kadar mineral maksimal dalam air minum ayam
Jenis KadarMaks (ppm)
2+)
Magnesium (Mg 125
2+
Ca 75
Fe 2+ 0,3-0,5
Cl - 250
Na + 200
Sumber: Trobos no 137 (2011)
9.2. Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat defisiensi nutrisi
1. Rakhitis
Penyebab daripada penyakit ini adalah apabila ransum kekurangan kalsium dan posfor (Ca dan
P). Ternak babi yang kena rakhitis, ditandai dengan pembenjolan persendian dan tulang rusuk,
kondisi tubuh dan pertumbuhan kurang baik. Apabila terjadi pada induk bunting dan pejantan
akan mengalami patah tulang. Pada unggas rachitis diakibatkan kekurangan atau ketidak
seimbangan Ca, P dan vit. D3. Jika kekurangannya amat sangat tumit terjadi pembengkakan
ayam akan lumpuh pada saat pertumbuhan, atau malas bergerak dan pad

2. Osteomalasia
Osteomalasia juga terjadi apabila babi induk kekurangan Ca dan P pada pertengahan sampai
akhir laktasi, yang ditandai dengan kelumpuhan dan kekakuan kaki belakang.
3. Anemia

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 151


Anemia banyak terjadi pada babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu. Penyebabnya adalah
karena kekurangan zat besi (Ferum,Fe) dan tembaga (kuprum,Cu), keadaan kandang lembab
dan air susu yang didapatkan dari induknya kekurangan zat besi. Tanda-tanda/gejalanya
adalah anak babi menggigil kedinginan terus-menerus, nafas berat, pucat terutama bagian
telinga dan perut, kadang-kadang leher menjadi lebih besar, pernafasan cepat, pertumbuhan
terganggu, kehilangan berat badan dan tidak lincah dan sering disertai diarhee dengan kotoran
berwarna abu-abu atau kuning keputih-putihan.
Zat besi (Fe) dan tembaga (Cu) dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin (Hb) dalam sel-
sel darah merah. Hb berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sehingga apabila
kekurangan Fe dan Cu akan menyebabkan anemia.
Pencegahan terhadap anemia adalah; a) setiap hari babi-babi dalam kandang perlu diberikan
tanah bersih sebagai sumber zat besi dan tembaga, b) diberi tambahan Fe dan Cu dalam
ransumnya, c) anak babi umur 1 hari langsung diberi tablet yang mengandung Fe dan cobalt
dan diulangi pemberiannya pada hari ke 7 atau ke 20. d) pada anak babi bisa diberikan
Ferrosulphate 500 gr dan coppersulphate 75 gr dalam 3 liter air, e) Puting induk bisa diolesi
dengan ferrosulphate 1,8% sebanyak 4 cc. Ferrosulphate dilarutkan pada cairan yang
ditambahkan gula sebanyak 500 gr dan diberikan setiap hari, f) cara lain dapat dilakukan
dengan pemberian zat besi dalam bentuk “iron dextran” yang diinjeksikan sebanyak 100 mg
pada hari ke tiga setelah lahir, dan diulangi 3 minggu kemudian dengan dosis lebih kecil.
Anemia kronis dapat menyebabkan babi mencret (scours) dan bila sudah akut menimbulkan
kematian. Suplai zat besi diperlukan secara teratur setiap hari oleh ternak babi. Kebutuhan
zat besi per ekor anak babi sebesar 7 mg, sedangkan suplai zat besi melalui air susu induknya
hanya 2 mg. Persediaan zat besi dalam air susu induk sekitar 30 – 50 mg yang akan habis
dalam waktu 2 minggu, dengan demikian apabila anak babi tidak diberikan zat besi akan
mengalami anemia.
4. Defisiensi NaCl
Fungsi NaCl (garam) bagi ternak babi adalah untuk merangsang air ludah yang diperlukan
dalam proses pencernaan, kelengkapan cairan sel, dan membawa mineral-mineral lain seperti
I, Co, Cu, Fe, Zn, Mn dan Se. Apabila kekurangan NaCl, nafsu makan babi menurun dan
pertambahan bobot badan menurun.
5. Parakeratosis

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 152


Gangguan nutrisi ini terjadi apabila babi defisiensi Zink (Zn), yang menyerupai penyakit
kulit, berkoreng merah kadang-kadang terkelupas. Sering terjangkit pada babi muda yang
dikurung intensif dengan diberi makanan kering. Apabila parakeratosis berlanjut dapat
menyebabkan skabies. Tanda-tanda penyakit ini adalah nafsu makan menurun, warna bulu
tidak mengkilap, pertumbuhan terganggu. Defisiensi Zn yang parah babi dapat mengalami
mencret, muntah-muntah dan apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.
Defisiensi Zn pada induk dapat menurunkan jumlah anak yang lahir, dan kadar Ca tinggi
dalam ransum membutuhkan Zn yang tinggi pula. Bila segera diberi Zn gangguan tersebut
dapat diatasi. Dedak padi mengandung Zn 30 ppm, namun Zn dalam dedak hampir 90%
terikat oleh asam fitat sehingga perlu diperhatikan kebutuhan Zn bila memakai dedak sebagai
bahan ransum. Umumnya biji-bijian serelea mengandung rata-rata 39 ppm, padahal babi
membutuhkan 50-100 ppm dalam makanannya. Oleh sebab itu perlu disuplementasi Zn 100
ppm sudah cukup untuk menjaga kurangnya Zn yang kemungkinan disebabkan Ca dan Cu
yang tinggi dan asam pitat dalam ransum.
6. Nekrosis hati
Gangguan ini dapat terjadi apabila babi defisiensi unsur mineral selenium (Se). Babi yang
kena gangguan ini akan mati tiba-tiba karena terjadi perdarahan pada hati. Kebutuhan Se
sedikit sekali yakni 0,1 ppm atau 0,1 mg/kg ransum namun essensial. Batas maksimum
pemberian Se adalah 50-80 kali kebutuhan.
7. Scours (mencret)
Scours banyak menyerang anak babi dan babi-babi muda, akibat peradangan pada alat
pencernaan atau usus. Scours ini ada berbgai tipe sehingga penyebabnya juga sulit diketahui.
Namun dapat diketahui hal-hal yang dapat mempercepat terjadinya scours adalah: a) sanitasi
kurang sempurna, b) babi selalu kedinginan, lembab, c) makanan yang kurang memenuhi
syarat, kurang Fe/anemia, d) babi banyak mengalami stress.
- Scours pada babi umur 3 hari, bukan disebabkan karena anemi, tetapi lebih banyak
disebabkan karena kebanyak kan mengkonsumsi air susu, atau infeksi bakteri E.coli, atau
induk birahi.
- Scours yang terjadi pada babi umur 3 bulan, biasanya disebabkan karena : anemi, atau
kandungan serat kasar terlalu tinggi, anak babi kedinginan, lembab.

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 153


- Scours yang terjadi pada babi saat disapih, disebabkan oleh pergantian makanan yang
mendadak
- Scours yang terjadi pada babi umur 14 minggu ke atas, disebabkan karena berbagai infeksi
cacing, salmonella, disentri dll.
- Scours juga dapat disebabkan kekurangan vitamin-vitamin terutama A, B dan E
8. Defisiensi Vitamin A
Banyak terjadi pada babi yang dikandangkan dan diberi ransum kurang vitamin A. Vitamin A
banyak terdapat pada hijauan. Karotin dalam hijauan di dalam dinding usus dirubah menjadi
vitamin A oleh babi. Pada unggas, defisien vitamin A terjadi pada unggas muda berumur 1- 7
minggu, juga terjadi pada ayam dara yang sedang berproduksi
Latihan 1.
1. Jelaskan apa yang terjadi pada ternak ayam yang diberikan ai rminum yang berasal dari sumur
dekat pembuangan /limbah/ kotoran ternak
2. Jelaskan beberapa penyakit yang dapat menyerang ternak akibat defisiensi vit A dan D pada
unggas dan babi

Kegiatan Belajar 2.
9.3. Jenis Anti nutrisi dan Alternatif pemecahannya
Uraian
Kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kecang kedelai merupakan sumber protein
yang baik bagi unggas, namun penggunaannya harus dibatasi karena mengandung zat-zat anti
nutrisi Protein inhibitor (penghambat protease) Phytohaemagglutin(lactin) glukoside sianogenik.
Anti nutrisi ini akan mengikat enzim tripsin dan membentuk komplek yang inaktif yang
mengakibatkan enzim tripsin tidak dapat mengutaikan protein. (Rahayu 2000). Lebih lanjut
dinyatakan karbohidrat yang sulit dicerna merupakan selulosa, starch, manan merupakan anti
nutrisi. Sekitar 15- 22 persen polisacharida dibentuk oleh acidic polisacharida , 8- 10 persen
arabinosa galaktan sebesar 5 persen, selulosa 1,2 persen, dan starch 1,2 persen.
Hampir semua leguminosa mengandung penghambat tripsin dengan kadar yang berbeda-
beda, anti tripsin ini akan mengikat enzim tripsin dan menbentuk ikatan kompleks yang inaktif
sehingga tripsin tidak dapat berfungsi untuk memecah protein dan pancreas menjadi membesar
karena terjadi gangguan sintesis tripsin.. Pembesaran pancreas akan diikuti dengan hambatan

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 154


pertumbuhan dan menurunnya efisiensi pakan..Amrullah (2003) menyatakan bahwa ternak yang
mengalami keracunan anti tripsin , pankreasnya akan membesar 50 – 100 persen , Lebih lanjut
dinyatakan selama pengolahan kacang kedelai menjadi pakan dengan perlakuan pemanasan
sudah cukup menghancurkan anti tripsin. Kadar anti tripsin biasanya diukur dengan mengukur
akttivitas urease, jika urease tinggi maka anti tripsin juga tinggi . Aktivitas urease yang rendah
menjadi petunjuk bahwa anti tripsin sudah hancur.
Anti nutrisi lain yang ditemukan pada hampir semua leguminosa adalah phytohaemaglutin
atau lectin yang memegang peran penting dalam simbiosis antara legime dan bakteri pengikat
nitrogen. Lektin terikat secara reversibel dengan gula-gula yang berkombinasi dengan protein
(glikoprotein) pada permukaan mikrovili usus halus dan menimbulkan lesi-lesi serta
perkembangan mikrovili yang tidak normal serta gangguan absorbsi nutrisi lewat dinding
intestium.Gangguan absorbsi(malabsorbsi) dapat terjadi terhadap vitaminB12,glukosa dan asam-
asam amino.Gangguan transport ion lewat intestinum dan tidak tercernanya karbohidrat dan
protein bisa terjadi.Adanya lectin pada epithelium intestinum yang reseptornya terdapat di
glikoprotein antara intestinum dengan permukaan bakteri enterik,merupakan perekat antara
intestinum dengan bakteri.Pertumbuhan berlebih dan coliform dilaporkan terjadi pada ayam yang
ransumnya mengandung kedelai tanpa perlakuan sebelum penggunaannya.Lectin menimbulkan
lesi-lesi pada epithelium yang diikuti dengan dikeluarkannya endotoksin bakteri yang masuk ke
peredaran darah dan mengganggu kesehatan ternak.Ayam muda sangat sensitif terhadap lectin.
Biji kapas sebagai bahan pakan ternak dibatasi penggunaanya,karena mengandung zat
antinutrisi yang dikenal dengan sebutan “gossipol”.Gossipol merupakan senyawa poliphenol dan
menyebabkan pucatnya kuning telur unggas petelur.Bagi tumbuhan kapas,gossipol merupakan
,ekanisme pertahanan diri terhadap insekta.Gossipol bersifat sangat toksik bagi unggas.Terjadi
lesi-lesi pada jantung,saluran reproduksi,paru-paru dan hati ayam. Jika biji kapas digunakan pada
ayam petelur maka akan terjadi kepucatan pada warna kuning telur .
Aflatoksin merupakan toksin berasal dari Aspergillus flavus, A. Parasiticus, A. Nomius.
Aflatoksin ini bersifat anti nutrisi yang banyak terdapat pada biji-an terutama jagung. Aflatoxsin
ini akan menyebabkan pale lever syndrom dengan tanda-tanda hati akan teraba seperti karet,
pada paru-paru akan menyebabkab aspergilus pnumonia. Pada keracunan akut akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan , ganngguan koordinasi gerak , kejang ,kelumpuhan dan

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 155


dapat menyebabkan kematian Pada gejala kronis akan menyebabkan kerusakan bulu, penurunan
berat badan , tertundanya kematangan sexsual , penurunan daya tetas, kematian embrio.
Cyanogenic-glusida merupakan senyawa toksik yangerkandung dalam ubi kayu dan
merupakan mekanisme tubuh bagi tumbuhan ubi kayu untuk melindungi tubuhnya dari serangan
insekta.Oleh karena itu ubi kayu mentah tidak dapat digunakan untuk ternak. Linamarin
termasuk dalam Ciyanogenic glucosides.Adanya enzim hidrolitik berupa b-glykosidase,linamrin
akan terurai dan menghasilkan aseton,glukosa dan HCN.Dan bebasnya HCN inilah yang
menyebabkan keracunan pada ternak.Enzim b- glykosidase merupakan protein yang mudah
rusak selama pemanasan.Jika enzim tersebut rusak maka tidak mampu mengkatalisis
pembebasan HCN yang toksik tadi.Pemanasan dibawah matahari terbuka direbus atau
dipanaskan dalam oven pada temperatur 70-80 derajat celcius dapat mengurangi pengaruh racun
HCN pada ubi kayu.Ubi kayu juga mengandung tripsin inhibitor dan khemotripsin
inhibitor,meskipun dalam kadar yang rendah.Antinutrisi ini dapat dirusak oleh proses pemanasan

Sorghum biasa digunakan dalam ransum unggas sebagai sumber energi,namun demikian
sering merupakan masalah apabila diberikan dengan level yang tinggi pada ayam broiler.Hal ini
disebabkan karena adanya anti nutrisi yaitu tannin dalam sorghum.Kadar tannin yang melebihi
0,5% dapat menekan pertumbuhan oleh karena tannin mengikat mineral-mineral essensial,dan
protein dalam bahan pakan,sehingga menurunkan nilai nutrisi.Apabila tannin membentuk
kompleks dengan besi,kmaka absorbsi Fe(besi) akan terhambat.Diketahui pula tannin
mengganggu aksi digesti oleh enzim tripsin dan a-amilase dengan cara membentuk ikatan
kompleks bersama substrat yang sulit dicerna atau dengan cara mengadakan ikatan enzim-enzim
sehingga enzim terganggu kerjanya.Tannin juga ditemukan berkombinasi dengan vitamin
B12,sehingga menurunkan absorbsi vitamin B12

Asam phitat merupaka anti nutrisi yang banyak terdapat pada biji-bijian yang mengikat
fosfor padahal fosfor merupakan mineral yang sangat diperlukan untuk kelancaran reaksi
biokimia dalam tubuh, sehingga fosfor tidak dapat diserap sehingga dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan

Non starch polysaccharides (NSP) adalah suatu molekol complex yang terdapat pada
dinding sel tanaman seperti selulosa dan pektin yang tidak mudah tercerna karena didalam tubuh

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 156


unggas tidak mempunyai enzim yang dapat mencernanya. NSP (beta glucans dan pentosan) juga
diketahui memerangkap banyak nutrisi-nutrisi penting dalam sel-sel tumbuhan dan bagian-
bagian terlarutnya menyebabkan peningkatan viskositas saluran pencernaan dalam usus yang
mengurangi efektivitas enzim endogenus dan memperlambat pergerakan bahan makanan di
saluran pencernaan. NSP umumya terdapat pada terdapat dalam bahan baku sumber protein
nabati seperti bungkil kedele, rape seed meal, sunflower meal dll. Bahan baku pakan unggas
kaya protein yang banyak kandungan NSP nya akan memberikan penampilan ayam yang rendah

Tabel 9.2. Kadar NSP dalam Bahan Baku Pakan

Bahan Baku % NSP (Bahan Kering) Kecernaan (%)


Wheat 10 12
Barley 15 14
Soyabean Meal 48 % 20 0
Peas 22 18
Beans 23 19
Rice Bran 25 3
Sunflower Meal 28 17
Grass Meal 28 5
Maize Gluten (20 %) 31 17
Wheat Feed 34 9
Sumber : Pugh, R and C. Drive.. 1993

Enzim dan peranannya dalam menghilangkan sifat anti nutrisi


Pada tabel dibawah ini, beberapa enzim sintetis yang bersifat menghilangkan sifat anti
nutrisi yang ada dalam bahan pakan
Tabel 9.3. Beberapa Enzim sintetis yang berguna untuk menghilangkan sifat anti nutrisi
Enzim Sasaran Bahan Keuntunga yang
diharapkan
B Glukan Barley,gandum Mengurangi feces yang
Glukosa lengket dan meningkatkan
B Glukanase
kegunaan pakan.
Amilase Pati terhadap dextrin Sereal berati Meningkatkan kecernaan

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 157


dan gula.
Selulase Selulosa Pakan berserat Meningkatkan energi
tinggi
Pentosonas(Xylanase) Arnoxilan Gandum,Barley Meningkatkan kegunaan
pakan

Alfa Galaktoside Oligosakarida dan Kedelai dan Meningkatkan energi


ANFs Legum
Phitase Asam Phitat Biji-bijian Peningkatkan penyerapn
phospor

Protase Protein terhadap Limbah Meningkatkan kecernaan


peptida dan Asam gandum ,legum protein
Amino
Lipase Lemak terhadap Lemak hewani Meningkatkan kecernaan
Asam lemak dan nabati dan energi.

Sumber :Tangenwijaya (2003)


Tidak semua bahan pakan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh ayam misalnya
bahan-bahan dari limbah seperti tepung bulu, , bungkil inti sawit dan lain-lain. Bahan bahan
tersebut secara kuantitas memang tidak diragukan namun ada pembatasnya seperti serat kasar
tinggi sedangkan ayam tidak mempunyai enzim endogenous dalam saluran pencernaannya
sehingga bahan pakan tersebut sulit dicerna. Untuk dapat memanfaatkan zat-zat nutrisi yang ada
dalam bahan tersebut perlu penambahan enzim eksogenous yaitu enzim sellulase. Agar bahan
tersebut dapat diserap secara keseluruhan proses pemecahan makanan dalam saluran pencernaan
harus berlangsung cepat. Jika tidak,maka makanan tersebut hanya lewat saja disaluran
pencernaan.
Banyak bahan pakan masih dalam bentuk ikatan kompleks dengan anti nutrisi sehingga
akan banyak zat nutrisi akan terbuang percuma sebagai kotoran. Adanya anti nutrisi dalam
bahan pakan seperti asam pitat, NSP dan lain-lain mengakibatkan absoprsi nutrisi oleh vili-vili
tersebut menjadi terhambat. Sehingga kecernaannya menjadi rendah. Rendahnya kecernaan
ransum akan berdampak pada semakin tingginya fraksi nutrisi(seperti Nitrogen) yang terbuang
dalam bentuk kotoran.Ini akan meningkatkan konsentrasi N dalam feses yang dengan bantuan
uriase akan membentuk amonia.Kandungan amonia yang tinggi dalam kandang akan berdampak
terhadap kesehatan ternak

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 158


Dengan penambahan enzim dapat mempercepat reaksi perombakan , sehingga fraksi
makanan sudah dapat dirombak dari polimer karbohidrat kedalam bentuk yang lebih sederhana
dan mengurangi sifat viscous sehinga sifat anti nutrisinya hilang sebelum makanan tersebut
melewati vili-vili usus halus. .Enzim yang ditambahkan sebagai suplemen membantu
menurunkan viskositas gel dalam saluran pencernaan, memperbaiki jalan masuk enzim
endogenus kepada cadangan-cadangan nutrisi, dan membebaskan nutrisi-nutrisi yang
terperangkap seperti gula sederhana dan lysine. Pada ayam muda, laju pergerakan makanan
dalam saluran pencernaan berlangsung cepat (biasanya 4 jam) dan sebaliknya pada ayam
dewasa. Gel akan meningkatkan viskositas usus dan mengurangi efisiensi pencernaan dengan
memperlambat laju difusi enzim endogenus untuk bereaksi dengan substrat dan nutrisi serta
menempatkan penyerapan dalam vili di dinding usus halus.

Peranan anti nutrisi dalam bentuk menghambat pencernaan nutrisi yang mengarah pada
menurunnya energi metabolis bahan, pertumbuhan yang rendah, konversi pakan yang buruk,
kotoran basah yang menghasilkan telur-telur yang kotor dan masalah litter. Tujuan lain adalah
untuk meningkatkan daya cerna bahan, membuat nutrisi-nutrisi tertentu secara biologis lebih
tersedia, dan mengurangi dampak pencemaran yang ditimbulkan oleh kotoran unggas (ayam).
Selain untuk meningkatkan kecernaan,penambahan enzim dalam pakan,juga akan mempengaruhi
kesehatan ternak dimana populasi mikroba dalam saluran pencernaan akan meningkat ketika
suplai nutrisi untuk mikroba dalam sekumberkurang ,populasi bakteri terutama bakteri pathogen
akan menurun. Pengurangan suplai nutrisi untuk mikroba dapat dilakukan denghan
memaksimalkan pencernaan ,sehingga sebagian nutrisi dapat diapsorpsi kedalam tubuh
ternak.Ini dapat menggurangi suplai nutrisi untuk mikroba dalam sekum..

Penambahan enzim sintetis akan optimal apabila sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan oleh produsen dan tepat sasaran misalnya jika kita memakai bungkil inti sawit
sebagai bahan baku pakan dimana bungkil tersebut banyak mengandung sellulosa akan sia-sia
juka yang kita tambahkan enzim phitase yang seharusnya ditambahkan enzim selulase atau
memakai limbah ternak seperti lemak sapi yang harus ditambahkan adalah enzim lipase untuk
meningkatakan kecernaan energinya. Tangendjaja (2003) menambahkanan jumlah molekul
enzim harus sebanding dengan substrat yang akan pecah. menyebut penggunaan enzim untuk
phitase rata-rata 60-100 gram/ton pakan

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 159


Sementara itu sebagai mana sifat protein, enzim memiliki batas tertentu dalam mentolerir
panas. Untuk itu dalam penyimpanan maupun pemrosesan pakan yang diberi penambahan
enzim, maka faktor panas mutlak harus diperhatikan. Secara umum enzim tidak tahan pada panas
lebih dari 850 c, pada hal rata-rata mesin pellet bekerja dengan suhu yang tidak jauh dari angka
tersebut . Sebaiknya penambahan enzim untuk pakan berbentuk pellet akan lebih baik hasilnya
jika dilakukan setelah proses pelleting.

PENUTUP
RANGKUMAN
Adanya anti nutrisi dalam bahan pakan mengakibatkan,absoprsi nutrisi oleh vili-vili
tersebut menjadi terhambat karena anti nutrisi ini akan membentuk ikatan polimer dengan bahan
zat-zat nutrisi sehingga zat-zat nutrisi tersebut sulit dicerna. . Anti nutrisi ini bersifat
menghalangi penyerapan zat nutrisi oleh tubuh sehingga dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya
Banyak cara untuk dapat menghilangkan sifat anti nutrisi dalam pakan antara lain
dengan jalan pemanasan seperti perebusan, penjemuran pengukusan, penambahan enzim dan
lain-lain. Dengan penambahan enzim maka ikatan polimer polimer tersebut dirombak kedalam
bentuk yang lebih sederhana mengurangi sifat viscous sehingga sifat anti nutrisinya hilang. .
Dalam menambahkan enzim dalam pakan perlu diperhatikan jenis enzim yang digunakan,
konsentrasi enzim, kualitas dan stabilitas enzim. Memperhatikan jenis enzim yang dipakai
bertujuan agar penggunaan enzim sesuai dengan tujuan yang diharapkan peternak dan
homogenitas dalam pencampuran enzim juga akan mempengaruhi kerja enzim

Test formatif
Lingkarilah jawaban yang paling benar
1. Air minum yang disediakan bagi ternak akan bersifat racun bila kandungan mineralnya yang
tinggi kecuali
a. Mg2+
b. Ca2+
c Fe 2+
d.K

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 160


2. Enzim sintetis yang sering ditambahkan pada bahan pakan yang mengandung serat kasar
tinggi adalah
a. lipase
b. phitase
c. selulase
d.amilase
3. Enzim sintetis yang sering ditambahkan pada bahan pakan biji-bijian adalah
a. lipase
b. phitase
c. selulase
d.amilase
4. Fungsi penambahan enzim pada bahan pakan yang mengandung anti nutrisi kecuali
a.dapat mempercepat reaksi perombakan ,
b. dpat merubah senyawa dalam bentuk polimer kedalam bentuk yang lebih sederhana
c. mengurangi sifat viscous sehinga sifat anti nutrisinya hilang
4.meningkatkan palatabilitas

5. Anti nutrisi yang terdapat pada tanaman ubi kayu


a. Asam sianida
b. anti tripsin
c. asam phitat
d. gossypol
6 Anti nutrisi yang terdapat pada biji bijian
a. Asam sianida
b. anti tripsin
c. asam phitat
d. aflatoxin
7. Anti nutrisi yang terdapat pada biji-bijian terutama jagung adalah :
a. Asam sianida
b. anti tripsin

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 161


c. asam phitat
d. aflatoxin
8. Ternak babi yang kena rakhitis, ditandai dengan : kecuali
a. pembenjolan persendian dan tulang rusuk,
b. kondisi tubuh dan pertumbuhan kurang baik.
c. apabila terjadi pada induk bunting dan pejantan akan mengalami patah tulang.
d. pada induk betina akan cepat mengalami estrus

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi dalam modul ini.

Rumus:
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%
8
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
≤ 69% = kurang

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan
modul berikutnya. Tetapi kalau kurang dari 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1-3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 162


DAFTAR PUSTAKA
Amrullah.I.B. (2000) Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor
Anggorodi. H.R. (1995) Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakart
Dwiharto dkk (2011). Perhatikan Air minum Ayam. Trobos no.137 Media Agribisnis dan
Perikanan. Jakarta
Rasyaf .M.(1991). Seputar Makanan Ayam Kampung. Penerbit Kanisius. Jakarta
Rasyaf,M.(1997). Penyajian Makanan Ayam Petelur.Penerbit Kanisius. Jakarta
Rahayu.I,D.(2000). Anti Nutrisi Dalam Bahan Pakan Dan Pengaruh Yang Ditimbulkannya.
Poultry Indonesia. Jakarta
Poedjiadi,A.(1994) Dasar-Dasar Biokimia.Universitas Indonesia. Jakarta
Tangendjaja, Budi(2003) Pakai Enzim.Penting Tidak .Trobos edisi Juni,PT Permata Wacana
Lestari.Jakarta
Zalizar, L (2002). Pengendalian Penyakit Unggas. UMMpress

SENARAI
Aflatoxin : antinutrisi yang terdapat pada jagung
Air sadah : air yang memiliki kandungan kapur yang tinggi
Anti tripsin : anti nutrisi yang menghambat kerja enzim tripsin
Asam sianida : antinutisi yangterdapat pada ubi kayu
Asam phitat : anti nutrisi yang banyak terdapat pada biji-bijian yang mengikat fosfor

Ilmu Nutrisi Unggas dan Non ruminansia 163

Anda mungkin juga menyukai