NUTRISI LEMAK
PENDAHULUAN
Dekade ini peternakan babi sudah merupakan industri yang mengalami kemajuan
sangat pesat, karena hampir di berbagai bidang produksi seperti produksi bibit, produksi
daging dan pakan ternak babi telah ada di seluruh daerah, khususnya NTT. Berbagai hasil
penelitian dan pengembangan produksi ternak terutama di bidang nutrisi dan pakan ternak
saat ini telah mengalami kemajuan. Orientasi pemanfaatan bahan pakan lokal guna
menekan biaya produksi guna memperoleh keuntungan sebesar-besarnya merupakan
tujuan utama yakni antara lain dengan memanipulasi pengeluaran biaya pakan sekecil
mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara pemberian makanan yang sesuai standar
kebutuhan zat-zat makanan bagi ternak selain dengan menggunakan bahan pakan lokal
(tersedia setempat) yang didahului dengan suatu kajian dan penelitian secara kontinyu.
Bahan pakan sumber energi yang umum terdapat di daerah tropis di antaranya
adalah dedak padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sumber lain seperti sagu, enau, lontar,
kelapa sawit dan berbagai buah-buahan. Selain sumber tersebut, lemak hewan seperti
thallow banyak digunakan dalam komponen ransum dimana penggunaannya dibatasi
hingga 5%.
Setelah mempelajari modul ini anda dapat
(1). Menjelaskan pentingnya lemak pada unggas dan babi
(2) Dapat menjelaskan proses pencernaan pada unggas dan babi
Uraian modul ini akan dibahas :
1.. komposisi dan karakteristik lemak,
2. pencernaan lemak dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencernaan lemak
3. metabolisme lemak pada ternak nonruminansia
Asam lemak 2
4.1.4. Aturan penamaan
Beberapa aturan penamaan dan simbol telah dibuat untuk menunjukkan
karakteristik suatu asam lemak. Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya
atom C yang menyusunnya (lihat asam alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan
posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut.
Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda
setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap diberikan
4.2.. Pentingnya Lemak dan Asam Lemak bagi Ternak Babi dan Ayam
Lemak tersusun dari asam-asam lemak merupakan sumber energi yang baik bagi
ternak non ruminansia dan mengandung energi yang lebih tinggi dari karbohidrat (2,25
kali lebih tinggi). Selain itu lemak mengandung sekitar 9,0 Mkal energi dapat dicerna per
kilogramnya bila diberikan pada ternak babi. Lemak yang lembek (lemak tidak jenuh)
seperti minyak kedele lebih mudah dicerna dibanding dengan lemak keras seperti
lemak telo (lemak sapi/tallow). Dalam butiran serealia juga terkandung lemak seperti
pada gandum terigu mengandung 3% dan dalam gandum haver 5% lemak.
Dalam ransum ternak babi sering ditambahkan lemak hewani atau nabati karena
lemak tersebut ini adalah sumber asam-asam lemak esensial (asam linoleat 18:2) yang
dibutuhkan ternak. Pada saat ini sudah lazim diperdagangkan beberapa macam lemak dan
biasanya diberi label feed grade fat. Asm-asam lemak terdiri dari ikatan atom C pada
kisaran 2 hingga 24 buah atau lebih panjang lagi dan diakhiri oleh sebuah asam
karboksil.
Keberadaan lemak dalam makanan ternak antara lain dapat menambah palatabilitas
untuk ransum tertentu. Keuntungan lain penambahan lemak dalam ransum adalah dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan makanan, mengurangi berdebunya ransum yang
digiling halus, menyediakan asam-asam lemak esensial dan kholin, mengandung
vitamin yang larut dalam lemak, mempengaruhi penyerapan vitamin A dan karoten
dalam saluran pencernaan ternak non ruminansia dan menambah efisiensi penggunaan
Kegiatan Belajar 2.
4.3. Pencernaan Lemak dalam Tubuh Ternak Non Ruminansia.
Uraian:
Sebagian besar lemak dalam pakan adalah lemak netral (trigliserida), sedangkan
selebihnya adalah fosfolipid dan kolesterol. Jika lemak masuk ke dalam duodenum, maka
Sintesa Lemak
Biosintesis asam lemak dari asetil koenzim A terjadi di hampir semua bagian
tubuh hewan, terutama dalam jaringan hati, jaringan lemak dan kelenjar susu. Biosintesis
ini berlangsung melalui mekanisme yang dalam beberapa hal berbeda dengan oksidasi
asam lemak. Secara keseluruhan biosintesis asam lemak terbagi menjadi tiga tahap
utama. Tahap pertama pembentukan malonil koenzim A dari asetil koenzim A. Tahap
kedua adalah pemanjangan rantai asam lemak sampai terbentuknya asam palmitat secara
kontinu dengan tiap kali penambahan malonil keenzim A dan pelepasan CO 2. Tahap
ketiga adalah pemanjangan rantai asam palmitat secara bertahap bergantung pada
keadaan dan komposisi faktor penunjang reaksi di dalam sel.
PENUTUP
RANGKUMAN
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik (Church, 1991). Dari pandangan nutrisi ternak, lipida yang paling penting
adalah lemak dan minyak. Kedua lipida ini dibedakan oleh masing-masing titik lelehnya,
dimana lemak padat pada temperatur ruang sedangkan minyak cair pada suhu ruang.
Tes Formatif
1. . Penggunaan lemak yang direkomendasikan dalam ransum babi adalah
a. 2,5 – 5 %,
b. 5- 7,5 %
c. 7,5 – 10 %
d. 0- 2,5 %
2. . Penambahan lemak dalam pakan petelur berkisar antara
a. 1 - 3%.
b. 2 - 3 %
c. 3 – 4 %
d. 4 – 5 %
3. Semua pernyataan dibawah benar kecali :
a. Jika kekurangan linoleat akan menyebabkan pertumbuhan bulu dan pertumbuhan
menurun pada unggas.
b.Jika kandungan asam linoleat terlalu rendah pada ransum bibit, daya tetasnya dan
fertilitas menurun
5.a Pada babi, penyerapan lemak pada saluran pencernaan sudah terjadi :
a. pada 1 –2 jam sesudah pemberian makan
b. pada 2 – 3 jam sesudah pemberian makan
c. pada 3 – 6 jam sesudah pemberian makan
d. pada 6 – 9 jam sesudah pemberian makan
Rumus:
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
≤ 69% = kurang
DAFTAR PUSTAKA
Ensminger, M.E.B. 1980. Poultry Science. Second Edition. The Interstate, Printers &
Publishers, Inc., Danville, Illinois.
Llyod, L.E., B.E. Mc. Donald, and E.W. Crampton. 1978. Fundamental of Nutrition.
W.H. Freeman and Company, San Fransisco.
Lovell, R.T. 1989. Nutrition and Feeding. An AVI Book, Van Nostrand. Reinhord.
Auburn University, New York.
Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, and R.G. Warner. 1979. Animal Nutrition.
Seventh Edition McGraw-Hill Book Company.
Ranjhan, S.K. 1980. Animal Nutrition in the Tropics. Vikas Publishing House P&T
Ltd., New Delhi.
The Merck Index. 2001. The Merck Index of Chemicals and Drugs, an Encyclopedia
for the Chemist, Pharmacist, Phisycian and Allied Proffession. 6 th Ed. Rahway
Merck and Co. N.J.