Anda di halaman 1dari 44

MODUL 6

Ternak Unggas
Oleh :
Heru Sutedjo
Yohanes Djegho

6.1 PENDAHULUAN

Mempelajari exterior ternak unggas diarahkan agar mendalami serta menerapkan


cara-cara pendugaan prestasi atau kinerja (performa) (produksi dan reproduksi) ternak
dengan mengamati secara visual (eksterior) tubuh ternak. Pendugaan prestasi unggas pada
jenis kelamin dan umur tertentu erat hubungannya dengan upaya seleksi dengan tujuan
utama adalah peningkatan produktivitas ternak pada generasi lebih lanjut. Seleksi ternak
di samping menggunakan catatan data produksi juga diperlukan pengamatan secara visual
tubuh ternak (eksterior).

Untuk dapat melakukan pengamatan secara visual peternak perlu memahami cara
menilai (to judge) jenis kelamin dari bangsa ternak unggas pada umur sehari berdasarkan
pada penampilan, suara dan tingkah lakunya. Penilaian terhadap unggas umur satu hari
apakah jantan atau betina, lebih lanjut pada umur tertentu apakah ternakmemenuhi standar
bibit (calon tetua) secara alamiah membutuhkan ketrampilan yang berbeda. Seleksi calon
tetua unggas dapat didasarkan pada penilaian atau evaluasi kapasitas produksi (telur atau
daging). Agar dapat melakukan penilaian terhadap ternak dengan baik maka seseorang perlu
menguasai atau mengetahui bangsa-bangsa dan varietas ternak yang umum
diternakkan.secara memadai.Pengetahuan ini mencakup nama-nama dari bagian-bagian
tubuh yang berbeda dan kualitas yang baik dan jelek.

Materi yang didiskusikan pada modul ini adalah pembedaan jenis kelamin (sexing)
pada unggas (ayam dan itik) umur satu hari, standar bibit, seleksi ternak bibit, judging
untuk produksi telur dan daging (ayam) serta checklist untuk karakterisasi fenotip.

1
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu untuk:

1. Membedakan jenis kelamin (sexing) pada ternak unggas (ayam dan itik) umur sehari,
2. Mengetahui standar bibit pada ternak unggas,
3. Menjelaskan seleksi ternak bibit pada unggas berdasarkan konformasi tubuh,
4. Menilai ternak unggas untuk tujuan produksi telur atau produksi daging
5. Menjelaskan langkah-langkah karakterisasi fenotip pada ternak ayam.

6,2 PENYAJIAN

6.2. 1. Pembedaan jenis kelamin (sexing) pada unggas umur satu hari

Membedakan jenis kelamin unggas dewasa, baik ayam maupun itik, sangat mudah
dilakukan karena tanda-tanda kelamin unggas jantan dan betina telah berkembang secara
sempurna.Tetapi untuk membedakan unggas yang baru berumur satu hari sangat sulit dilakukan
karena tanda-tanda kelaminnya belum berkembang dengan baik.Meskipun demikian pembedaan
jenis kelamin ini penting dilakukan karena merupakan tuntutan efisiensi usaha ternak.Sebagian
besar peternak unggas hanya ingin memelihara unggas betina saja (seperti peternak ayam
petelur) atau banyak betina dengan sedikit pejantan sebab satu pejantan mampu mengawini
beberapa betina. Bila sejak awal terlalu banyak anak unggas jantan yang harus dipelihara, dan
ketika dewasa harus disingkirkan maka akan menyebabkan pemborosan dan menyebabkan usaha
ternak tidak efisien.

Pembedaan jenis kelamin pada unggas umur satu hari dapat dilakukan dengan dua
metoda.Metoda pertama adalah dengan pemeriksaan kloaka sedangkan metoda kedua adalah
dengan pemeriksaan bulu sayap.Keberhasilan kedua metoda, terutama metode periksa kloaka,
sangat dipengaruhi oleh pengalaman pemeriksa dan kadang-kadang ketelitiannya tidak mencapai
100%.

(1) Pemeriksaan kloaka

Pembedaan jenis kelamin pada unggas umur satu hari sebenarnya relatif
sederhana.Prinsipnya adalah memeriksa kloaka untuk menentukan ada atau tidaknya bakal penis.

2
Masalahnya adalah bakal penis ini masih berupa tonjolan yang sangat kecil sehingga bagi
pemeriksa yang kurang pengalaman akan mengalami kesulitan ketika mengidentifikasi bakal
penis tersebut. Prosedur untuk membedakan jenis kelamin pada meri (anak bebek) umur satu hari
dengan dengan metode ini adalah sebagai berikut:

(1) Pegang meri ditangan kiri dan posisikan jempol tangan kiri di dekat lubang anus
seperti terlihat pada gambar di bawah ini

(2) Posisikan jempol dan jari telunjuk tangan kanan di dekat lubang anus

(3) Jempol dan jari telunjuk menekan dengan agak keras dan kemudian digeser ke arah
yang berlawanan sehingga lubang anus terbuka dan terpapar penuh
(4) Kemudian lakukan pemeriksaan, apakah ada tonjolan bakal penis yang terlihat setelah
lubang anus terbuka penuh. Jika ada tonjolan maka meri tersebut jantan. Tetapi jika
tidak ada tonjolan maka meri tersebut betina.

3
Prosedur pembedaan jenis kelamin pada ayam umur sehari sama seperti pada meri.
Tetapi biasanya pemeriksaan pada ayam agak lebih sulit karena selain anak ayam lebih kecil dari
meri, tonjolannya juga lebih kecil.

(2) Pemeriksaan bulu sayap

Cara kedua untuk membedakan jenis kelamin pada anak unggas umur sehari adalah
dengan memeriksa bulu sayapnya.Cara ini umum digunakan pada anak ayam umur satu hari
meskipun hanya pada bangsa ayam tertentu seperti ayam Leghorn. Prosedur dari pemeriksaan
bulu sayap adalah sebagai berikut:

(1) Kembangkan sayap anak ayam hingga menyerupai kipas


(2) Periksa panjang bulu-bulu pada sendi terluar
(3) Bila panjang bulu-bulu tidak sama, maka anak ayam tersebut betina
(4) Bila panjang bulu-bulu yang berurutan seragam atau relatif seragam maka anak
ayam tersebut berjenis kelamin jantan.

4
Gambar 1. Bulu sayap anak ayam betina (female) umur satu hari

Gambar 2.Bulu sayap anak ayam jantan (male) umur satu hari

5
Gambar 3. Perbandingan bulu sayap anak ayam jantan (cockerel) dan betina (pullet) pada umur
satu hari

6. 2. 2. Standar bibit ayam dan itik

Pemilihan bibit merupakan langkah yang sangat penting dalam memulai usaha ternak
unggas dan harus direncanakan dengan hati-hati. Keberhasilan dalam memilih bibit memberikan
potensi keuntungan bagi usaha ternak tetapi kesalahan dalam memilih bibit pasti akan berakhir
pada kerugian. Ketika memilih bibit, peternak harus yakin bahwa bibit yang dipilihnya memiliki
sifat-sifat yang mencapai standar atau bahwabahkandi atas standar.Oleh sebab itu, peternak perlu
mengetahui standar bibit baik bagi ternak ayam maupun itik.Berikut ini dideskripsikan standar
bibit menurut Permentan No 19/Permentan/OT.140/3/2012 Tentang Persyaratan Mutu Benih,
Bibit Ternak, dan Sumber Daya Genetik Hewan.

(1) Bibit induk (Parent stock) ayam ras tipe petelur umur sehari (DOC)

Permentan ini menetapkan tentang perlunya persyaratan adminitratif yang dibutuhkan


untuk menjamin keaslian dan kesehatan bibit baik untuk ternak ayam maupun itik. Persyaratan
administratif ini paling tidak berupa surat dari pernyataan keaslian bibit dari perusahaan

6
pembibitan dan surat pernyataan kesehatan dari dokter hewan.Di samping persyaratan
administratif, Permentan inijuga menetapkan persyaratan mutu bibit di penetasan. Pada bagian
ini yang akan dibahas adalah mutu bibit saja. Persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam
ras tipe petelur umur satu hari (DOC) di penetasan sebagai berikut:

(a) Bobot DOC-PS ayam ras tipe petelur minimum 33 gram per ekor di penetasan.
(b) Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh normal, tampak segar dan
aktif, tidak terdehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dantidak cacat fisik, perut tidak kembung,
sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup.
(c) Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur, kondisi bulu kering dan mengembang.
(d) Jaminan kematian DOC-PS pada saat penerimaan maksimum 2%
(e) Jaminan salah sexing maksimum 2%.

(2) Bibit induk (Parent stock) ayam ras tipe pedaging umur sehari (DOC)

Persyaratan mutu di penetasan untuk ayam ini adalah sebagai berikut

(a) Bobot DOC-PS ayam ras tipe pedaging minimum 37 gram per ekor di penetasan
(b) Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh normal, tampak segar dan
aktif, tidak terdehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dantidak cacat fisik, perut tidak kembung,
sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup.
(c) Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain), kondisi bulu kering dan
mengembang.
(d) Jaminan kematian DOC-PS pada saat penerimaan maksimum 2%
(e) Jaminan salah sexing maksimum 2%.

(3) Bibit induk (Parent stock) Itik Mojosari Meri

Persyaratan khusus bagi bibit itik ini terdiri dari 2 yaitu persyaratan kualitatif dan
persyaratan kuantitatif.

 Persyaratan kualitatif
o Warna bibit induk Mojosari
 Bulu badan secara umum berwarna coklat

7
 Paruh dan kaki berwarna hitam keabuan
o Suara: suara meri betina lebih nyaring dari meri jantan
o Alat kelamin: pada meri jantan terdapat tonjolan kecil pada kloaka
 Persyaratan kuantitatif
o Bobot badan jantan dan betina pada umur sehari minimum 38 gram per ekor
o Jaminan tingkat kematian meri selama pengangkutan maksimum 2%
o Bibit induk muda harus berasal dari induk yang mempunyai:
 Rataan produksi telur minimal 60% selama produksi
 Daya tetas telur yang dicapai minimal 60% dari telur fertil
 Bobot telur tetas minimal 58 gram, dan
 Telur dengan kerabang berwarna hijau kebiruan

(4) Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda


 Persyaratan kulaitatif
(1) Jantan muda
 Postur tubuh condong membentuk sudut sekitar 70 derajat
 Paruh berwarna hitam
 Bulu kepala berwarna hitam
 Kaki berwarna hitam
 Bulu dada berwarna coklat kehitaman
 Bulu sayap sekunder berwarna coklat, dan
 Bulu ekor berwarna hitam dan beberapa helai melingkar ke atas
(2) Betina muda
 Postur tubuh condong membentuk sudut sekitar 70 derajat
 Paruh berwarna hitam
 Bulu kepala berwarna coklat
 Kaki berwarna hitam
 Bulu dada berwarna coklat
 Bulu sayap sekunder berwarna coklat, dan
 Bulu ekor berwarna coklat

8
(5) Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri
 Persyaratan kualitatif
o Warna
 Mulai atas kepala sampai punggung bulu berwarna coklat kehitaman
 Bagian samping kepala dan badan, bulu berwarna kuning
 Garis hitam horisontal melintas mata
 Sayap berwarna kuning dengan warna hitam di bagian pangkal sayap
 Bulu ekor berwarna hitam
 Paruh berwarna kuning
 Kaki berwarna kuning jingga
o Suara : suara meri betina lebih nyaring dari peri jantan
o Alat kelamin : pada meri jantan terdapat alat kelamin berbentuk tonjolan kecil pada
kloaka
 Persyaratan kuantitatif
o Bobot meri jantan dan betina pada umur sehari minimum 38 gram per ekor
o Jaminan tingkat kematian meri selama pengangkutan maksimum 2%
o Persyaratan produksi, bibit induk muda harus berasal dari induk yang mempunyai:
 Produksi rata-rata minimal 60% selama masa produksi
 Daya tetas yang dicapai minimal 60% dari telur yang fertil
 Bobot telur tetas minimal 58 gram
 Telur dengan kerabang berwarna hijau kebiruan

(6) Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda


 Persyaratan kualitatif
(1) Jantan muda
 Postur tubuh ternak membentuk sudut 70 derajat
 Paruh berwarna kuning-kuning jingga dengan bercak hitam pada bagian ujung
 Terdapat bulu putih membentuk garis mulai dari paruh sampai bagian
belakang kepala dan bulu kepala bagian atas berwarna hitam
 Kaki berwarna kuning jingga

9
 Bulu leher bagian depan berwarna putih, dan bagian belakang berwarna hitam
 Bulu dada berwarna coklat merah
 Bulu punggung berwarna dan perut berwarna abu-abu dengan bercak coklat
 Bulu sayap sekunder berwarna biru kehijauan dan mengkilap
 Bulu ekor berwarna hitam dan melingkar ke atas
(2) Betina muda
 Postur tubuh tegak membentuk sudut 70 derajat
 Terdapat bulu putih membentuk garis mulai dari pangkal paruh sampai ke
bagian belakang kepala dan bulu kepala bagian atas berwarna coklat bercak
putih
 Paruh berwarna kuning-kuning jingga dengan bercak hitam pada bagian ujung
 Kaki berwarna kuning jingga
 Bulu leher bagian depan berwarna putih, dan bagian belakang berwarna coklat
 Bulu dada berwarna coklat
 Bulu punggung dan perut berwarna coklat bercak abu-abu
 Bulu sayap sekunder berwarna biru kehijauan dan mengkilap
 Bulu ekor berwarna coklat bercak hitam
 Persyaratan kuantitatif
(1) Bobot badan 1400 – 1500 gram
(2) Bibit induk muda harus berasal dari induk yang mempunyai:
 Rataan produksi telur minimal 60% selama masa produksi
 Daya tetas yang dicapai minimal 60% dari telur yang fertil
 Bobot telur tetas minimal 58%
 Telur dengan kerabang berwarna hijau kebiruan

6. 2. 3. Seleksi ternak bibit dan bangsa

Seleksi ternak yang sehat dan berpenampilan baik penting untuk dilakukan dalam rangka
memastikan bahwa kelompok ternak yang dimiliki sehat dan memiliki produktivitas tinggi. Oleh
sebab itu peternak perlu memahami cara menilai (to judge) kualitas berbagai bangsa ternak pada
berbagai umur dan jenis kelamin, berdasarkan terutama pada penampilan, suara dan tingkah
lakunya. Penilaian terhadap anak ayam umur satu hari, jantan dewasa atau betina yang sedang

10
bertelur, secara alamiah membutuhkan ketrampilan yang berbeda. Karakter-karakter yang dinilai
menjadi lebih kompleks ketika berurusan dengan bangsa-bangsa ternak yang berbeda yang
memiliki penampilan, tingkah laku dan kemanfaatan yang berbeda, seperti untuk menghasilkan
telur atau daging. Berikut ini akan diperkenalkan panduan sederhana tentang bagaimana
menyeleksi ternak unggas pada berbagai tingkat umur dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam menyeleksi bangsa ternak unggas.

(1) Seleksi ternak


Dalam menyeleksi ternak ayam maka perlu dipertimbangkan berbagai sifat pada anak
ayam, ayam betina dan ayam jantan. Pilih atau belilah ternak pada pagi hari sebab stres karena
kekurangan air, pakan dan istirahat akan menyebabkan ternak kelihatan agak sakit dan lelah.
 Anak ayam yang baru menetas dan sehat harus memiliki karakter sebagai berikut ini:
- Panjang dan kedalaman badan berkembang cukup baik
- Bulu-bulunya berkilau, kering, tebal dan berwarna
- Abdomennya lunak
- Cekungan pusarnya bersih dan kering (Clean, dry navel hollow) (lihat gambar di
bawah)
- Tulang kering tebal dengan jari-jari yang lurus dan berjarak
- Mata yang besar dan bersih
- Tingkah laku yang lincah

Gambar 4.Abdomen yang lunak dan puser yang kering dan bersih merupakan ciri penting pada
anak ayam umur sehari

11
 Ayam grower yang baik dan sehat harus memiliki ciri sebagi berikut:
- Tampak sehat dan lincah
- Bulu-bulu berkilau dan normal (tergantung pada bangsa)
- Ukurannya besar pada umurnya
- Mata terang dan cemerlang
- Paruh dan lubang hidung bersih dan kering
- Bulu sekitar anus bersih
- Kaki dan jari-jari lurus

 Ayam petelur yang baik dan sehat harus memiliki ciri-ciri berikut:
- Tampak sehat dan lincah
- Penutupan bulu normal sesuai bangsa ayam tersebut
- Jengger merah (lebih berwarna ketika dalam masa produksi)
- Mata bersih dan cemerlang
- Paruh dan lubang hidung bersih dan kering
- Bulu di sekitar anus bersih
- Kaki dan jari-jari lurus, tanpa ada tanda-tanda kaki bersisik
- Warna kaki memudar ketika dalam masa produksi
- Tulang dada harus tidak terlalu tajam
- Pantat yang besar dan lebar (status sedang bertelur atau tidak dapat diperiksa, lihat
Gambar.. di bawah)

12
Gambar 5.(a) ayam betina dalam masa bertelur, (b) di luar masa bertelur

Pada kelompok ternak yang jumlahnya sedikit, relatif mudah untuk memeriksa apakah
seekor ayam betina sedang bertelur atau tidak (Gambar 5). Periksa dengan tangan jarak antara
tulang-tulang pubis (bagian atas) jika jaraknya setara dengan dua jari maka ayam betina tersebut
sedang dalam masa bertelur tetapi jika jaraknya hanya satu jari maka ayam tersebut di luar masa
bertelur.
 Ayam jantan dewasa yang baik dan sehat harus memiliki ciri-ciri berikut :
- Sifat waspada dan protektif
- Penutupan bulu normal sesuai bangsa ayam tersebut
- Mata yang bersih dan cemerlang
- Paruh dan lubang hidung bersih dan kering
- Bulu di sekitar lubang anus kering
- Kaki dan jari-jari yang lurus tanpa tanda-tanda kaki bersisik
- Ukurannya lebih besar dibandingkan ayam betina

Pencatatan data tentang pertumbuhan dan produktivitas dari masing-masing ayam akan
menguntungkan agar dapat dilakukan seleksi terhadap ayam-ayam sesuai dengan sifat-sifatnya
seperti produksi telur, pertumbuhan (produksi daging) dan tingkah laku mengeram. Pencatatan

13
bisa membantu dalam menyeleksi ayam-ayam petelur terbaik atau induk-induk terbaik untuk
melindungi anak-anak ayam.

Jika ada ayam-ayam bibit baru yang dibeli dari pasar maka sangat penting untuk
mengisolasi ayam-ayam tersebut dalam tempat terpisah selama dua minggu pertama. Hal ini
akan memungkinkan untuk mengamati potensi penyakit atau gangguan pada ayam-ayam
tersebut. Jika ayam-ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit apapun maka harus
dikembalikan kepada penjual atau dipotong.

(2) Seleksi bangsa

Jika seorang peternak telah sukses dalam meningkatkan produktivitas populasi ayam
lokalnya melalui peningkatan manajemen, perkandangan, pakan, perlindungan anak ayam atau
aspek lainnya, peternak tersebut bisa melakukan peningkatan produktivitas lebih lanjut melalui
pengenalan bangsa ayam baru yang unggul.

Bangsa adalah sekelompok unggas dengan bentuk badan dan kontour bulu yang khas.
Karakter-karakter yang unik ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ciri-ciri
seperti jengger, warna cuping telinga serta warna dan panjang tulang kering biasanya juga
ditentukan oleh bangsa. Dalam setiap bangsa, terdapat varietas yang berbeda-beda dan perbedaan
varietas ini biasanya ditentukan oleh warna bulu. Ayam betina yang berwarna putih dan ayam
betina yang berwarna hitam merupakan contoh perbedaan varietas dalam bangsa yang sama.
Gambar 6a, 6b, dan 6c menunjukkan tiga bangsa ayam yang berbeda, yang umum ditemukan di
daerah tropis, yaitu ayam walik (bulu terbalik), leher gundul dan kerdil. Gen-gen leher gundul
ditemukan hampir di setiap desa, dipercaya sebagai adaptasi alamiah untuk menghindari stres
panas. Pada penglihatan pertama, ayam walik mungkin tampak seperti ayam sakit, tetapi ayam
seperti ini juga umum ditemukan di sebagian besar sistem peternakan di pedesaan. Di beberapa
negara, harga ayam walik lebih mahal daripada ayam yang berbulu biasa. Ayam kerdil
menunjukkan warna dan penutupan bulu standar, tetapi cenderung memiliki ukuran tubuhnya 2/3
dari ukuran tubuh ayam normal. Hal ini terutama disebabkan tulang kering yang pendek.

14
Gambar 6a. Ayam walik Gambar 6b. Ayam leher gundul Gambar 6c. Ayam kerdil

Ayam dan itik dalam sistem industri biasanya dipelihara untuk dua tujuan yang berbeda,
yaitu untuk produksi telur atau produksi daging.produktivitas yang tinggi baik dalam produksi
telur maupun produksi daging merupakan hasil dari program pemuliabiakan yang spesifik.
Bangsa dwiguna juga merupakan hasil program pemuliabiakan. Bangsa ini mampu
menghasilkan telur dan daging yang lebih banyak dibandingkan ayam-ayam tradisional. Adalah
sangat penting untuk menyeleksi unggas sesuai dengan jenis produksi yang diarah dan juga
sesuai dengan kondisi peternakan dimana ternak-ternak terseleksi akan dipelihara.

Ciri-ciri dari unggas yang digunakan khusus untuk produksi telur, produksi daging atau
keduannyakeduanya(dwiguna) ditunjukkan pada Gambar 7a, 7b, dan 7c. Ayam petelur berbentuk
seperti perahu (boat-shaped) dengan punggung yang panjang dan pantat besar. Penghasil daging
(broiler) berkaki panangpanjang, posisinya lebih tegak dan posisi sayapnya tinggi pada tubuh
ternak. Bangsa dwiguna merupakan bentuk antara ayam petelur dan pedaging. Bangsa-bangsa
lokal seringkali memiliki bentuk bangsa dwiguna, meskipun bentuk dan bobot tubuhnya jauh
lebih rendah.

15
.
Gambar 7a. Ayam petelur Gambar 7b. Ayam pedaging Gambar 7b. Ayam dwiguna

Sektor komersil telah mengembangkan ayam-ayam hybrid yang sangat terspesialisasi


(hasil persilangan dari beberapa bangsa), yang mana ayam petelur mampu menghasilkan 300
telur oerpertahun dan broiler dapat mencapai bobot badan 2 kg dalam 6 minggu. Untuk mencapai
potensi produksi yang tinggi ini, ayam-ayam hybrid tersebut membutuhkan manajemen, pakan,
pengendalian penyakit dan biaya yang tinggi.

6. 2. 4. Judging untuk produksi telur dan daging

Ayam bisa dievaluasi untuk kapasitas produksinya atau kemampuan produksi telur dan
produksi dagingnya.Identifikasi bangsa juga sering digunakan sebagai salah satu kriteria
penilaian dalam kontes dan penilaian “grade” telur.

Agar dapat melakukan penilaian ayam hidup dengan baik maka seseorang perlu
menguasai bangsa-bangsa dan varietas ternak yang umum diternakkan dan dapat menangani
ternak secara memadai.Pengetahuan ini mencakup nama-nama dari bagian-bagian tubuh yang
berbeda dan kualitas yang baik dan jelek.

Penilaian (Judging) Produksi


Dalam melakukan penilaian untuk produksi telur pertimbangkan 3 hal berikut: (1)
produksi waktu sekarang, (2) produksi waktu lalu, dan (3) tingkat intensitas produksi. Penilaian
ini dapat dilakukan cukup teliti melalui pemeriksaan penampilan dan kondisi bagian-bagian
tertentu dari tubuh unggas.

16
(1) Produksi waktu sekarang

Untuk menentukan apakah seekor ayam sedang berproduksi atau tidak saat dilakukan
pemeriksaan adalah sangat mudah.Yang perlu dilakukan adalah memeriksa kondisi jengger, pial
(wattles), mata, tulang pubis, abdomen dan kloaka (vent). Jika ayam betina sedang bertelur maka
jengger dan pialnya besar, merah terang, lunak dan seperti ada lapisan lilin (waxy); matanya
cerah dan menonjol (prominent); tulang pubisnya melebar dan fleksibel; abdomen penuh, lunak
dan lembut; dan anus akan tampak basah, membesar dan warnanya memudar.

Bila ayam betina sedang tidak bertelur makan jengger dan pialnya kecil, pucat dan
bersisik; matanya redup dan tenggelam; tulang pubisnya kaku dan berdekatan satu sama lain;
abdomennya keras dan padat (compact); dan anusnya berwarna kuning (pada bangsa ayam
berkulit kuning), kering dan mengkerut.

(2) Produksi waktu lalu

Pada umumnya akan lebih sulit untuk melakukan penilaian secara teliti untuk produksi
waktu lalu daripada penilaian produksi waktu sekarang sebab bangsa ternak dan lingkungan bisa
mempengaruhi penampilan dan kondisi bagian-bagian tubuh yang digunakan sebagai indikator
dari produksi waktu lalu.

Produksi waktu lalu dari seekor ayam betina ditentukan terutama oleh jumlah pigmen
kuning yang tertinggal dalam tubuhnya dan waktu molting. Jika ayam betina telah menghasilkan
telur dalam jumlah besar sebelum dinilai, pigmen kuning akan memudar dari tubuhnya;
paruhnya, tulang keringnya dll, sehingga akan tampak putih; bulu-bulunya akan merapat dan
agak kotor. Jika ayam betina hanya menghasilkan sedikit telur, tubuhnya akan mengandung lebih
banyak pigmen; dan paruh, tulang kering dst akan tampak hampir kuning; dan bulunya akan
tampak bagus.

Sebelum mulai berproduksi, semua ayam berkulit kuning yang sehat memiliki tulang
kering, paruh, cuping telinga, lingkar mata dan anus berwarna kuning. Selaras dengan
peningkatan produksi, bagian-bagian ini akan memudar dan secara bertahap akan tampak putih.
Akan tetapi, pigmen kuning akan berkurang dari berbagai bagian tubuh dalam urutan yang
tertentu sehingga memberikan informasi yang cukup akurat tentang produksi ayam di waktu

17
yang lalu. Pemudaran warna kuning pertama kali terlihat pada ujung anus dimana warnanya
menghilang hanya beberapa hari setelah ayam mulai produksi. Ujung kelopak mata (eyelids)
yang biasanya disebut lingkar mata (eyerings) yang berikutnya akan memudar. Hal ini diikuti
dengan pemudaran cuping warna telinga dan paruh.Warna kuning yang memudar pertama kali
adalah pada bagian dasar atau sudut paruh, dan berlanjut ke ujung paruh.Pemudaran warna paruh
secara lengkap membutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu.Yang terakhir mengalami pemudaran
warna adalah bagian kaki dan tulang kering, umumnya membutuhkan waktu 20 – 30 minggu
produksi.

Ketika ayam betina berhenti bertelur, pimen akan kembali ke bagian-bagian tubuh
dengan urutan yang sama ketika memudar, tetapi kecepatan yang lebih tinggi. Pigmen kembali
ke kloaka, lingkar mata, cuping telinga dan paruh, dan akhirnya kaki dan tulang kering.Biasanya
ayam betina berhenti bertelur ketika ayam tersebut mulai molting.

(3) Tingkat Produksi

Tingkat produksi ayam diindikasikan oleh bentuk dan kehalusan (refinement) kepalanya,
kedalaman tubuh, kapasitas abdomen, ketebalan tulang pubis, ketebalan dan kelenturan kulit dan
bentuk tulang kering.
Jika tingkat produksi tinggi, ayam betina biasanya memiliki kepala yang seimbang, yaitu
lebar dan kedalamannya sedang, muka yang bersih, bebas dari kerutan dan tidak kasar, serta
jengger dan pial yang baik dan bertekstur lembut. Ayam betina tersebut memiliki tubuh yang
dalam dan bagian belakang yang luas, memiliki abdomen yang dalam yang ukurannya empat jari
atau lebih antara tulang pubis dan ujungkeel. Abdomennya lunak dan lentur dan tulang pubisnya
tipis dan agak fleksibel. Kulitnya tipis, lunak dan lentur serta tulang keringnya agak datar atau
berbentuk seperti baji (wedge shapped)
Jika ayam betina memiliki tingkat produksi yang rendah, umumnya memiliki kepala yang
panjang dan dangkal, dan bagian belakangnya agar sempit dan meruncing. Abdomennya relatif
kecil dan dangkal yang ukuran antara tualng pubis dan ujung keel hanya atau tiga jari.
Abdomennya agak keras, ketat dan berlemak.Tulang pubisnya tebal dan kaku. Kulitnya tebal,
ketat dan agak kasar dan tulang keringnya agak bulat dan sedikit kasar.

18
Ringkasan Kriteria Yang Digunakan Dalam Menilai Ayam Untuk Prosuksi Telur
Bagian Tubuh Petelur yang Baik Petelur yang Buruk

Kepala Seimbang, lebar dan kedalaman Panjang dan dangkal atau


sedang pendek dan dalam
Muka Berdaging, bersih, bebas dari kerutan Gembung, kasar
dan tidak kasar
Paruh Panjangnya sedang, melengkung Panjang, tajam, kuning
(curve) dengan baik, putih dan
memudar secara lengkap
Jengger dan pial Besar, merah cerah, lunak dan seperti Kecil, pucat, bersisik, kadang
berlapis lilin (waxy), teksturnya licin kisut, bertekstur kasar
Mata Cerah, waspada, menonjol Redup, cekung
Tulang pubis Melebar, tipis dan fleksibel (lebar Kaku, tebal, berdekatan satu
antar tulang, 2 atau 3 jari ) sama lain
Anus Basah, memudar, membesar Kuning, kering, kecil
Abdomen Dalam (jarak antara tulang pubis dan Dangkal (jarak antara tulang
ujung keel, 4 jari atau lebih), lunak, pubis dan ujung keel, 2 atau 3
lentur jari), keras, ketat dan berlemak
Tubuh Tubuhnya dalam, bagian belakang Tubuh dangkal, sempit dan
lebar meruncing ke belakang
Kulit Lembut, tipis dan lentur Ketat, tebal dan agak kasar
Kaki Memudar atau sebagian memudar, Kuning, bulat, agak kasar
licin, datar atau berbentuk baji
Bulu Rapuh, kasar, patah, kotor, terlambat Licin, lebih atraktif,
molting kemungkinan adanya bulu-
bulu baru, molting dini

19
Gambar 8.Urutan Pemudaran Dan Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Memudar Secara Penuh

Keterangan:

1. Anus (vent) – 1 minggu


2. Lingkar mata (eye ring) –7 sampai 10 hari
3. Cuping telinga (earlobes) – 7 sampai 10 hari
4. Paruh (beak), dari sudut sampai ujung paruh – 4 sampai 6 minggu
5. Tulang kering (shank) – 4 sampai 6 bulan
a. Bagian depan tulang kering yang memudar pertama
b. Selanjutnya bagian belakang tulang kering, diikuti
c. Ujung jari-jari
d. Sendi lutut (hock joint) yang terakhir memudar

Penilaian (Judging) Ayam Hidup Yang Siap Dipasarkan


Tujuan melakukan penilaian terhadap ayam hidup yang siap dipasarkan adalah untuk
menentukan tampilan ayam akan seperti apa atau bagaimana tampilan karkasnya ketika ayam
dipotong. Ketika penilaian ini dilakukan maka ayam perlu dipegang dan ditangani secara tepat.

20
Hal-hal yang perlu dipertimbangan ketika melakukanpenilaian atau penetapan grade
ayam hidup yang siap dipasarkan adalah sebagai berikut:
(1) Kesehatan dan vigor
(2) Kondisi bulu
(3) Konformasi
(4) Perdagingan
(5) Lapisan lemak (fat covering)
(6) Tingkat kebebasan dari cacat

(1) Kesehatan dan vigor


Kesehatan dan vigor sangat terkait dengan kondisi bulu, konformasi, perdagingan dan
lapisan lemak.Kerapatan dan kecerahan bulu merupakan indikasi dari kesehatan dan
vitalitas.Ayam yang sehat dan kuat sangat mungkin memiliki konformasi tubuh yang baik
daripada ayam yang memiliki vitalitas rendah karena vitalitas rendah biasanya menghasilkan
perkembangan yang tidak lengkap atau tidak normal.Otot dada dan kaki yang berkembang
dengan baik dan menggantung biasanya ditemukan pada ayam yang memiliki kesehatan dan
kekuatan yang baik dibandingkan dengan kaki yang kurus dan dada yang relatif tajam pada ayam
dengan vitalitas rendah.Ayam yang berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dalam jangka
waktu panjang atau ayam dengan vitalitas rendah biasanya tidak memiliki lapisan lemak yang
baik.ayam dengan vitalitas tinggi biasanya memiliki kepala yang kuat dan proporsional dengan
matabulat, bersinar dan waspada.

(2) Kondisi bulu


Biasanya ayam yang tertutup bulu dengan baik akan memiliki lebih sedikit bulu-bulu
halus (pinfeathers) daripada ayam dengan penutup bulu yang buruk. Karena bebas dari bulu-bulu
halus merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas karkas maka masalah ini
perlu mendapat perhatian khusus dalam menilai ayam hidup sebab ayam hidup pada akhirnya
akan dipotong dan diambil karjasnya. Ayam dengan penutupan bulu yang baik juga mempunyai
penampilan lebih baik daripada ayam dengan penutup bulu yang bru.

21
(3) Konformasi

Konformasi mengacu pada bentuk umum dari tubuh unggas.Dalam menilai konformasi,
lingkar dada, panjang dan lebar punggung, panjang dan lebar dada dan abdomen, dan panjang
kell atau tulang dada perlu dipertimbangkan baik secara individu maupun sebagai suatu
kesatuan.
Ayam dengan konformasi fisik yang baik memiliki lingkar dada yang besar serta badan
yang panjang dalam dan lebar yang memungkinkan pertumbuhan organ-organ vital seperti
jantung dan paru-paru dan organ pencernaan untuk mempertahankan kehidupan dan kemampuan
untuk mendukung produksi daging dan lapisan lemak.

(4) Perdagingan
Perdagingan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menilai ayam hidup
yang siap dipasarkan sebab pada akhirnya daginglah yang akan dibeli oleh konsumen. Karena
otot-otot yang besar terletak pada sepanjang tulang dada dan pada atas dan paha bawah ayam
maka sangat penting untuk memastikan bahwa bagian-bagian ini tertutup daging dengan
baik.Perdagingan berhubungan erat dengan kesehatan dan vigor, konformasi dan lapisan lemak.
Tanpa kesehatan yang baik, vigor yang cukup dan konformasi yang baik, ayam tidak akan bisa
tumbuh secara normal dan memiliki kemampuan memanfaatkan pakan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan pokok, produksi daging dan lapisan lemak yang baik.

(5) Lapisan lemak


Dari sudut pandang kualitas, aroma, tekstur dan kelembutan daging ayam yang sudah
masak, lemak merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan kualitas.Berdasarkan
alasan ini maka bagian dada, punggung dan paha ayam hidup yang berkualitas tinggi harus
dilapisi dengan lemak.Lapisan lemak yang tidak berlebihan berkaitan erat dengan kesehatan,
vigor dan konformasi yang baik sebab ayam harus memiliki karakter ini agar bisa memelihara
dirinya, menghasilkan daging dan lapisan lemak yang optimal.

(6) Bebas dari cacat


Cacat- cacat utama dari ayam yang siap dipasarkan adalah sebagai berikut: kulit sobek,
patah tulang dan memar. Kulit sobek dan tulang patah tidak hanya mengurangi penampilan

22
ternak hidup tetapi juga akan menurunkan kualitas ayam ketika dipotong. Jumlah dan parahnya
cacat yang diijinkan pada ayam berkualitas baik tergantung pada lokasi dimana cacat tersebut
berada.Cacat yang berada pada dada, paha atas dan paha bawah dianggap lebih serius daripada
cacat yang berada pada bagian lain dari tubuh ayam.
Sebagian besar memar disebabkan oleh penanganan yang kasar. Memar tersebut akan
mengurangi penampilan dan nilai jual dari ayam yang telah dipotong dan merupakan faktor yang
penting dalam grading ayam hidup.

Penilaian Ayam Yang Telah Dipotong


Ketika melakukan penilaian terhadap ayam yang telah dipotong, maka kriteria-kriteria
berikut perlu dipertimbangkan dalam menentukan kualitas masing-masing ayam:
(1) Konformasi
(2) Perdagingan
(3) Lapisan lemak
(4) Bebas dari bulu-bulu halus
(5) Bebas dari sobekan kulit dan tulang yang patah
(6) Bebas dari pemudaran warna kulit serta cacat dan memar pada daging
(7) Bebas dari “freezer burn”

(1) Konformasi
Konformasi membantu menentukan kualitas karena konformasi menentukan jumlah dan
distribusi daging dan penampilan dari ayam. Karkas ayam normal mestinya bebas dari kelainan
seperti dada yang melengkung atau meruncing atau punggung yang bengkok serta memiliki
tulang dada yang lurus dan hampir paralel dengan tulang belakang.

(2) Perdagingan
Salah satu faktor paling penting dari nilai dan kualitas adalah jumlah daging pada karkas
dalam kaitannya dengan ukuran dan umur ayam tersebut. Karkas ayam harus memiliki dada
panjang dan berkembang baik dan lebarnya sedang sehingga tulang dada tidak menonjol.

23
(3) Lapisan lemak
Barangkali faktor paling penting dari kualitas berdasarkan sudut pandang keunggulan
aroma, tekstur dan kelembutan adalah lapisan lemak yang ada pada pad karkas ayam.
Jumlah lemak yang dibutuhkan untuk karkas ayam grade A bervariasi sesuai dengan jenis
ayamnya. Contohnya broiler finisher yang baik mempunyai lemak yang relatif sedikit
dibandingkan dengan lemak yang dimiliki ayam betina.Lemak dideposisikan di dalam kulit dan
antara kulit dan daging pada bagian tertentu. Ada lapisan atau lemak yang mencolok sepanjang
duatempat tumbuhnya bulu utama (feather tracts) pada setiap sisi tubuh, dan jalinan lemak antara
kedua tempat tumbuhnya bulu utama. Lapisan lemak juga ditemukan disekitar daerah kantong
tembolok (crop sac) pada bagian depan dada. Ayam yang memiliki lapisan lemak yang baik akan
memiliki penampilan kuning keemasan, sedangkan ayam finisher yang jelek akan cenderung
memiliki penampilan abu-abu, gelap kebiruan.

(4) Bebas dari bulu-bulu halus


Adanya bulu-bulu halus pada karkas atau daging yang siap dimasak dianggap sebagai
salah satu cacat kualitas oleh banyak konsumen. Ada dua tipe bulu halus, yaitu: (1) yang tumbuh
keluar dari kulit dan (2) yang tidak keluar dari kulit (sering tampak seperti noktah kehitaman di
bawah kulit)

(5) Bebas dari potongan, sobekan dan patah tulang


Potongan, sobekan dan patah tulang atau tulang-tulang yang terpisah menurunkan
penampilan ayam dan, sebagai tambahan, juga menurunkan kualitas sebab memar dan
penggumpalan darah yang sering terjadi bersamaan dengan patah tulang. Sobekan bisa
menyebabkan daging mengering selama proses pemasakan, sehingga menurunkan kualitas
konsumsi (eating quality) daging ayam.Jumlah dan keparahan cacat seperti itu, yang diijinkan,
tergantung pada lokasi dari cacat. Bila cacat tersebut berada di bagian dada, paha atas dan paha
bawah maka akan dianggap serius. Jika cacat tersebut ada di bagian belakang, sisi atau sayap
maka akan dianggap kurang penting.

24
(6) Bebas dari pemudaran warna kulit dan dari cacat dan memar daging
Pemudaran warna dan cacat daging terjadi sebelum dan selama proses pemotongan dan
terutama disebabkan oleh penanganan yang kasar. Memar terjadi sebelum pemotongan dan
terutama disebabkan oleh penanganan yang kasar selama transortasi ayam dari peternakan ke
tempat pemotongan. Memar merupakan faktor kualitas yang penting dan akan menurunkan
penampilan serta nilai jual ayam.

(7) Bebas dari ‘freezer burn’


Pemudaran warna dan pengeringan kulit ayam selama penyimpanan dalam ruang
pendingin umumnya disebut freezer burn. Cacat ini juga akan menurunkan penampilan dan nilai
jual ayam.

6. 2. 5. Checklist untuk karakterisasi fenotip ayam

Pada saat ini masih banyak spesies, bangsa, varietas dan kelas unggas lainnya yang masih
belum dideskripsikan fenotipnya secara rinci. Pada saat yang sama, hampir setiap waktu bangsa
atau varietas unggas baru, yang sebagian besar merupakan ternak hybrid, diciptakan. Spesies,
bangsa, vatietas atau kelas-kelas unggas lainnya merupakan kekayaan sumberdaya genetik dan,
oleh sebab itu, perlu dikarakterisasi fenotipnya, dikatalogkan dan dilestarikan dalam upaya untuk
mendukung kelangsungan hidup masyarakat luas.FAO (2012) menyediakan checklist untuk
digunakan sebagai panduan dalam melakukan karakterisasi fenotip dari berbagai
ternak.Checklist untuk karekterisasi fenotip ternak unggas dideskripsikan di bawah ini.

(1) Panduan Umum


 Checklist ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai panduan dan perlu disesuaikan
dengan situasi yang dihadapi dan dituangkan ke dalam suatu kuestioner. Disarankan
untuk mencatat pengkelasan dengan menggunakan kode (misalnya untuk jenis
kelamin: 1= jantan, 2=betina).
 Pengukuran fisik harus dilakukan hanya pada sekelompok ternak dewasa (ditentukan
berdasarkan ukuran jengger dan pial) yang representatif: sekitar 100 – 300 betina dan
10 – 30 jantan.

25
 Ukuran linear pada ternak dewasa harus mencakup paling tidak panjang tubuh,
panjang tulang kering, rentang sayap (wing span) dan lingkaran dada, yang dapat
diukur dengan pita meter dengan skala sentimeter. Pengukuran bobot badan harus
disertai dengan pengumpulan informasi tentang umur ternak.
 Informasi deskriptif harus dikumpulkan pada ukuran populasi/kelompok, struktur dan
penggunaan ternak yang umum/lazim.

(2) Variabel diskrit atau kualitatif,


Variabel kualitatif yang harus dikumpulkan adalah sebagai berikut:
 Morfologi bulu: normal, walik, halus (silky)
 Distribusi bulu: normal, leher gundul, tulang kering dan kaki berbulu, muff dan
janggut, bulu di atas kepala (crest), vulture hock (bulu panjang dan kaku yang ada di
sendi lutut dan mengarah ke arah belakang dan bawah)
 Pola bulu (pola warna bulu, jika perlu sebutkan lokasi spesifiknya pada bagian tubuh
ayam): polos, bergaris (jelaskan jika terangkai kelamin atau autosomal), laced,
berbintik (mottled)
 Warna bulu: putih, hitam, biru, merah, wheaten (seperti warna gandum)
 Warna kulit: tidak berpigmen (putih), kuning dan biru-hitam
 Warna tulang kering: putih, kuning, biru, hijau, hitam, coklat
 Warna cuping telinga: tidak berpigmen (putih), merah, putih dan merah
 Tipe jengger: tunggal, kacang, ros, walnut, cushion (bantal), strawberi, duplex,
bentuk V, double.
 Ukuran jengger: kecil, sedang, besar
 Warna mata (frekuensi fenotip, %)
 Variasi fenotip (frekuensi fenoti, %): normal, crested, polydactyl, jari lebih, creeper,
kerdil, rumples, taji ganda
 Sifat lain yang spesifik dan tampak beda

(3) Variabel kuantitatif


 Bobot badan, jika timbangan gantung atau timbangan duduk tersedia

26
 Ukuran tubuh untuk jantan dan betina dewasa (hingga mendekati 0,5 cm)
A. Panjang badan (panjang antara ujung rostrum maxillare (paruh) dan cauda
(ekor, tanpa bulu); tubuh ternak harus direntangkan sepanjang tubuhnya.
B. Lingkar dada (diukur pada ujung pectus (dada belakang)
C. Panjang tulang kering (panjang tulang kering dalam cm dari sendi lutut
sampai taji pada salah satu kaki )
D. Rentang sayap (panjang dalam cm antara ujung sayap kanan dan ujung sayap
kiri setelah kedua sayap tersebut direntangkan sepenuhnya)

(4) Data pada tingkat kelompok ternak


 Sifat adaptabilitas yang diketahui
 Toleransi dan resistensi terhadap penyakit dan parasit
 Toleransi terhadap suhu yang ekstrem
 Tipe perusahaan: peternakan rakyat, breeding centre, peternakan komersil, statiun
penelitian, stasiun penggandaan
 Ukuran kelompok ternak
 Komposisi kelompok ternak (proporsi dari):
 Ayam betina dewasa
 Ayam dara
 Pejantan
 Anak ayam
 Gambara khas (typical images) dari pejantan dan betina dewasa dengan latar
belakang pembanding
 Gambaran khas dari kelompok ternak dengan lingkungan produksi yang biasanya di
latar belakang (Typical image of flock with its usual production environment in the
background)
 Catatan tentang laporan penggunaan ternak dalam urutan kepentingannya (misalnya
daging, telur, bulu, sosiokultural)

(5) Data terkait asal usul dan pengembangannya


 Nama bangsa dari ayam sampel

27
 Sinonim dan nama lokal
 Latar belakang dari pemberian nama
 Bangsa ternak yang diketahui terkait paling dekat dengan bangsa ini
 Asal-usul bangsa
 Sumber ternak, jika diimpor (sebutkan nama negara dan tahun ternak tersebut
diimpor)
 Distribusi geografis dari bangsa tersebut
 Tipe masyarakat atau perusahaan yang memelihara populasi bangsa tersebut: petani
komersil, petani sunsisten, breeding centre, stasiun penelitian
 Perkiraan ukuran populasi total, termasuk tahun dan sumber/referensi estimasi
 Informasi spesifik lain yang mungkin tersedia tentang bangsa tersebut

(6) Data yang dikumpulkan pada sifat-sifat yang memerlukan pengukuran berulang
 Karakteristik produksi telur (N, rataan, kisaran dan simpangan baku)
 Umur pertama kali bertelur (bulan)
 Produksi telur tahunan
 Ukuran clutch
 Interval clutch (hari)
 Sifat-sifat kualitas telur (N, rataan, kisaran dan simpangan baku):
 Bobot telur (g)
 Bobot kerabang (g)
 Bobot albumin (g)
 Bobot kuning telur (g)
 Berat jenis
 Warna kerabang (putih/coklat/cream atau bintik-bintik/lainnya)
 Indeks bentu telur
 Karakteristik reproduksi
 Pengeraman: biasa, kadang-kadang, jarang
 Fertilitas dan daya tetas (%)(N, rataan, kisaran dan simpangan baku)
 Persentase fertilitas adalah persentase telur-telur yang fertil dibagi
dengan jumlah telur yang dihasilkan)

28
 Daya tetas bisa dinyatakan berbasis pada jumlah telur fertil atau
berdasarkan pada jumlah total telur
 Karakteristik bobot badan dan pertumbuhan
Bobot badan pada Jantan Betina
Rataan Kisaran N Rataan Kisaran N
Saat menetas (g)
Umur 8 minggu (g)
Umur 12 minggu (g)
Berat dewasa (kg)

 Mortalitas (%)(N, rataan, kisaran dan simpangan baku):


- 0 – 1 minggu
- 1 – 8 minggu
- 8 – 20 minggu
- 20 – n minggu
 Karakter karkas (N, mean, range and standard deviation) untuk jantan dan betina
secara terpisah
- Umur pada saat pemotongan
- Bobot hidup pada saat pemotongan
- Bobot karkas
 Persentase karkas

6.3. PENUTUP

6.3.1. Ringkasan

1 Pembedaan jenis kelamin pada unggas umur satu hari dapat dilakukan dengan dua
metoda. Metoda pertama adalah dengan pemeriksaan kloaka sedangkan metoda
kedua adalah dengan pemeriksaan bulu sayap. Keberhasilan kedua metoda, terutama
metode periksaan kloaka, sangat dipengaruhi oleh pengalaman pemeriksa dan
kadang-kadang ketelitiannya tidak mencapai 100%.

29
2 Standarbibitternakdiatur menurut Permentan No 19/Permentan/OT.140/3/2012
Tentang Persyaratan Mutu Benih, Bibit Ternak, dan Sumber Daya Genetik Hewan.
Permentan tersebut merumuskan beberapa persyaratan untuk (1) bibit induk (parent
stock) ayam ras tipe petelur umur satu hari (DOC) di penetasan, (2) bibit induk
(parent stock) ayam ras tipe pedaging umur sehari (DOC), (3)bibit induk (parent
stock) itik Mojosari meri, (4) bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda, (5) bibit
induk (parent stock) itik Alabio meri, (6) bibit induk (parent stock) itik Alabio
muda.
3 Seleksi adalah memilih ternak sesuai kriteria penilaian untuk menjadi calon
tetua. Pada seleksi ternakunggas umur satu hari, jantan dewasa atau betina yang
sedang bertelur, secara alamiah membutuhkan ketrampilan yang berbeda. Karakter-
karakter yang dinilai menjadi lebih kompleks ketika berurusan dengan bangsa-
bangsa ternak yang berbeda (seleksi bangsa) yang memiliki penampilan, tingkah
laku dan kemanfaatan yang berbeda, seperti untuk menghasilkan telur atau daging.
4 Penilaian (judging) untuk produksi telur pertimbangkan tiga hal yaitu (1) produksi
waktu sekarang, (2) produksi waktu lalu, dan (3) tingkat intensitas produksi.
Penilaian atau penetapan grade ayam hidup yang siap dipasarkan mencakup (1)
kesehatan dan vigor, (2) kondisi bulu, (3) konformasi, (4) perdagingan (5) lapisan
lemak (fat covering), (6) tingkat kebebasan dari cacat. Penilaian terhadap ayam yang
telah dipotong perlu pertimbangkan kriteria-kriteria seperti (1) konformasi, (2)
perdagingan, (3) lapisan lemak, (4) bebas dari bulu-bulu halus, (5) bebas dari
sobekan kulit dan tulang yang patah, (6) bebas dari pemudaran warna kulit serta
cacat dan memar pada daging dan (7) bebas dari “freezer burn”.
5 FAO (2012) menyediakan checklist untuk digunakan sebagai panduan dalam
melakukan karakterisasi fenotipternak ayam. Checklist untuk karekterisasi fenotip
ternak meliputi (1) panduan umum (kuestioner, jumlah representatif, jenis
minimal dari ukuran tubuh ternak dewasa), (2) variabel kualitatif (morfologi
bulu, distribusi bulu, pola bulu, warna bulu, warna kulit, warna tulang kering,
warna cuping telinga, tipe jengger, ukuran jengger, warna mata (frekuensi fenotip,

30
%), variasi fenotip (frekuensi fenotip %), sifat lain yang spesifik dan tampak beda),
(3) variabel kuantitatif (bobot badan, ukuran tubuh seperti panjang badan, lingkar
dada, panjang tulang kering, rentang sayap), (4) data pada tingkat kelompok
ternak (sifat adaptabilitas, tipe perusahaan, ukuran kelompok ternak dan
komposisi kelompok ternak, gambaran khas (typical images) dari pejantan dan
betina dewasa, catatan tentang laporan penggunaan ternak), (5) data terkait asal
usul dan pengembangannya (nama bangsa dari ayam sampel, sinonim dan nama
lokal, latar belakang dari pemberian nama, bangsa ternak yang diketahui terkait
paling dekat dengan bangsa ini, asal-usul bangsa, sumber ternak, distribusi
geografis, tipe masyarakat atau perusahaan yang memelihara populasi bangsa
tersebut dan informasi spesifik lain) dan (6) data yang dikumpulkan pada sifat-
sifat yang memerlukan pengukuran berulang (karakteristik produksi telur,
karakteristik reproduksi, karakteristik bobot badan dan pertumbuhan, mortalitas
dan karakter karkas ).

6.3.2. Evaluasi

1. Soal latihan modul

1. Pembedaan jenis kelamin pada unggas umur satu hari dapat dilakukan dengan dua
metoda yaitu pertama dengan pemeriksaan kloaka dan kedua dengan pemeriksaan bulu
sayap. Uraikan prosedur pemeriksaan dari masing-masing metoda tersebut.

2.Uraikan persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur umur satu hari
(DOC) di tempat penetasan!

3.Bagaimana persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam ras tipe pedaging umur
satu hari (DOC) di tempat penetasan!

4. Jelaskan persyaratan bibit (parent stock) itik Alabio muda.

5. Anda ingin menyeleksi ayam grower yang baik dan sehat untuk dijadikan bibit. Apa
saja yang menjadi pertimbangan saudara.

31
6. Peternak melakukan penilaian (judging) untuk produksi telur sehingga memperhatikan
tiga hal berikut yaitu (1) produksi waktu sekarang, (2) produksi waktu lalu, dan (3)
tingkat intensitas produksi. Apa saja saran saudara agar penilaian (tehadap tiga aspek)
ini dapat dilakukan dengan teliti melalui pemeriksaan penampilan dan kondisi.

7. Jelaskan kriteria-kriteria dalam menilai ayam untuk prosuksi telur yang baik!

8. Sebutkan (6 aspek) dan uraikan dengan singkat hal-hal yang perlu dipertimbangan
ketika penilaian atau penetapan grade ayam hidup siap dipasarkan!

9. Saudara diharapkan untuk melakukan penilaian terhadap ayam yang telah dipotong.
Uraikan kriteria-kriteria (tujuh butir) yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
kualitas masing-masing ayam!

10. FAO (2012) menyediakan checklist untuk digunakan sebagai panduan dalam
melakukan karakterisasi fenotip ternak ayam. Uraikan dengan singkat enam butir
penting dari checklist untuk karekterisasi fenotip ternak unggas tersebut.

2. Tes formatif modul

1 Mempelajari ilmu tilik ternak unggas diarahkan agar mendalami serta menerapkan
cara-cara:
A. Pendugaan prestasi berdasarkan visualisasi tubuh ternak
B. Menghitung catatan produksi ternak
C. Seleksi berdasarkan performa ternak
D. Seleksi berdasarkan penampilan keturunan

2 Pembedaan jenis kelamin pada unggas umur satu hari dapat dilakukan dengan (1)
pemeriksaan kloaka (2) pemeriksaan bulu sayap dan (3) pemeriksaan vagina dan
testis. Pilihan yang betul adalah:
A. 1 dan 2 benar
B. 2 dan 3 benar
C. 1 dan 3 benar
D. Semua benar

32
3 Prosedur pembedaan jenis kelamin pada ayam umur sehari sama seperti pada anak
itik (meri) namun (1) pada anak ayam lebih sulit (2) pada anak ayam lebih
gampang (3) pada ayam tonjolan calon penis sangat kecil. Pilihan yang betul
adalah:
A. 1 dan 2 benar
B. 2 dan 3 benar
C. 1 dan 3 benar
D. Semua benar
4 Pada pemeriksaan bulu sayap untuk mengetahui jenis kelamin pada anak itik , maka:
A. kelamin betina bila panjang bulu-bulu pada sendi terluar adalah tidak sama.
B. kelamin jantan bila panjang bulu-bulu pada sendi terluar adalah tidak sama
C. kelamin betina bila panjang bulu-bulu pada sendi terluar adalah sama
D. kelamin betina bila panjang bulu pada sendi terluar adalah hampir sama.

5 Salah satu persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur umur
satu hari (DOC) adalah kesalahan sexing. Untuk jumlah 100 ekor DOC maka
kesalahan sexing maksimal …… ekor.
A. 5 ekor
B. 4 ekor
C. 3 ekor
D. 2 ekor
6 Persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam ras tipe pedaging umur satu hari
(DOC) adalah juga kesalahan sexing. Untuk jumlah 200 ekor DOC maka
kesalahan sexing maksimal …… ekor.
A. 5 ekor
B. 4 ekor
C. 3 ekor
D. 2 ekor
7 Persyaratan minimum bobot DOC-PS ayam ras tipe pedaging di penetasan adalah:
A. 30 gram per ekor
B. 33 gram per ekor
C. 35 gram per ekor
D. 37 gram per ekor
8 Salah satu persyaratan kualitatif dari bibit induk (parent stock) itik Mojosari untuk
jantan muda dan induk muda adalah postur tubuh condong membentuk sudut
sekitar:
A. 50 derajat
B. 60 derajat
C. 70 derajat
D. 80 derajat

33
9 Ayam grower yang baik dan sehat memiliki cirri-ciri yaitu (1) mata terang dan
cemerlang (2) lubang hidung basah dan (3) bulu sekitar anus bersih.
Pernyataan yang benar adalah pilihan:
A. 1 dan 2 benar
B. 1 dab 3 benar
C. 2 dan 3 benar
D. Semua benar.
10

Gambar 10 a adalah cirri dari ayam petelur yang:


A. Dalam masa bertelur
B. Di luar masa bertelur
C. Dalam masa mengeram
D. Semua salah

11 Ayam kerdil (kate) menunjukkan warna dan penutupan bulu standar, tetapi
cenderung memiliki ukuran tubuhnya 2/3 dari ukuran tubuh ayam normal. Hal ini
terutama disebabkan:
A. tulang leher yang pendek
B. tulang kering yang pendek
C. tulang sayap yang pendek
D. semua benar
12
Gambar a Gambar b Gambar c

34
Perhatikan exterior dari gambar ayam di atas. Gambar yang menunjukan ayam tipe
petelur adalah:
A. Gambar a
B. Gambar b
C. Gambar c
D. Semua salah
13 Lihat gambar pada soal no 12. Gambar yang menunjukan tipe pedaging adalah:
A. Gambar a
B. Gambar b
C. Gambar c
D. Semua salah

14 Konformasi mengacu pada bentuk umum dari tubuh unggas sehingga dalam menilai
konformasi maka eksterior yang diperhatikan adalah (1) lingkar dada, (2) panjang
dan lebar punggung, (3) panjang dan lebar dada serta abdomen. Pilihan yang benar
adalah:
A. 1 dan 2 benar
B. 2 dan 3 benar
C. 1 dan 3 benar
D. Semua benar
15 Dalam melakukan penilaian pada ternak ayam untuk produksi telur maka perlu
pertimbangkan hal-hal (1) produksi waktu sekarang, (2) produksi waktu lalu, dan
(3) tingkat intensitas produksi. Pilihan yang tepat adalah:
A. 1 dan 2 benar
B. 2 da 3 benar
C. 1 dan 3 benar
D. Semua benar
16 Ayam dengan vitalitas tinggi biasanya mempunyai cirri-ciri:
A. memiliki kepala yang kuat dan proporsional
B. matabulat, bersinar dan waspada.
C. Semua benar
D. Semua salah

35
17 Pada ayam tipe petelur yang baik maka warna dan kondisi anusnya adalah hal-
hal berikut, kecuali:
A. Basah
B. Memudar
C. Membesar
D. Kuning
18 Menurut FAO (2012) upaya karakterisasi fenotip ternak ayam berupa pengukuran
fisik harus dilakukan hanya pada sekelompok ternak dewasa (ditentukan berdasarkan
ukuran jengger dan pial) dengan jumlah representatif yaitu:
A. 50 - 100 betina dan 5 - 10 jantan
B. 100 – 300 betina dan 10 – 30 jantan
C. 300 – 400 betina dan 30 – 40 jantan
D. 400 – 500 betina dan 40 – 50 jantan

19 Pengukuran panjang badan pada ternak ayam merupakan (1) panjang antara ujung
rostrum maxillare (paruh) dan cauda (ekor, tanpa bulu) (2) tubuh ternak harus
direntangkan sepanjang tubuhnya (3) ternak harus telah mati. Pilihan yang paling
tepat adalah:
A. 1 dan 2 benar
B. 2 dan 3 benar
C. 1 dan 3 benar
D. Semua benar.
20 Ukuran panjang tulang kering pada ternak ayam adalah :
A. Panjang tulang kering (cm) dari sendi lutut sampai taji pada salah satu kaki.
B. Panjang tulang kering (mm) dari pangkal paha sampai taji salah satu kaki
C. Semua benar
D. Semua salah

3. Kunci jawaban tes formatif

No Jawaban Keterangan
1 A Mempelajari ilmu tilik ternak unggas diarahkan agar mendalami serta
menerapkan cara-cara pendugaan prestasi (produksi dan reproduksi)
berdasarkan visualisasi tubuh ternak (eksteriur).
2 A Pembedaan jenis kelamin pada unggas umur satu hari dapat dilakukan
dengan (1) pemeriksaan kloaka (2) pemeriksaan bulu sayap

36
3 C Prosedur pembedaan jenis kelamin pada ayam umur sehari sama seperti
pada anak itik (meri) namun (1) pada anak ayam lebih sulit karena (3)
pada ayam tonjolan calon penis kecil.

4 A Kelamin betina bila panjang bulu-bulu tidak sama sedangkan kelamin


jantan kalau pajnag bulu-bulu sama atau hamper sama.
5 D Persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur umur
satu hari (DOC) adalah kesalahan sexing maksimum 2%.. Untuk 100
ekor maka kesalahan sexing adalah maksimum 2 ekor.
6 B Persyaratan mutu bibit induk (parent stock) ayam ras tipe pedaging
umur satu hari (DOC) adalah kesalahan sexing juga maksimum 2%..
Untuk 200 ekor maka kesalahan sexing adalah maksimum 4 ekor
7 D Persyaratan minimum bobot DOC-PS ayam ras tipe pedaging di
penetasan adalah 37 gram per ekor.
8 C Salah satu persyaratan kualitatif dari bibit induk (parent stock) itik
Mojosari untuk jantan muda dan induk muda adalah postur tubuh
condong membentuk sudut sekitar 70 dearajat.
9 B Ayam grower yang baik dan sehat memiliki cirri-ciri yaitu (1) mata
terang dan cemerlang (2) lubang hidung kering dan (3) bulu
sekitar anus bersih. 1 dan 3 benar.
10 A Periksa dengan tangan jarak antara tulang-tulang pubis (bagian atas) jika
jaraknya setara denga duna jari maka ayam betina tersebut sedang
dalam masa bertelur .
11 B Ayam kerdil (kate) menunjukkan warna dan penutupan bulu standar,
tetapi cenderung memiliki ukuran tubuhnya 2/3 dari ukuran tubuh ayam
normal. Hal ini terutama disebabkan tulang kering yang pendek.
12 A Gambar a adalah tipe petelur
13 B Gambar b adalah tipe pedaging
14 D Konformasi mengacu pada bentuk umum dari tubuh unggas sehingga
dalam menilai konformasi maka eksterior yang diperhatikan adalah (1)
lingkar dada, (2) panjang dan lebar punggung, (3) panjang dan lebar
dada serta abdomen. Semua benar.
15 D Dalam melakukan penilaian pada ternak ayam untuk produksi telur
maka perlu pertimbangkan hal-hal (1) produksi waktu sekarang, (2)
produksi waktu lalu, dan (3) tingkat intensitas produksi. Semua benar.
16 B Ayam dengan vitalitas tinggi biasanya mempunyai cirri-ciri: memiliki
kepala yang kuat dan proporsional, matabulat, bersinar dan waspada.
Semua benar.
17 D Pada ayam tipe petelur yang baik maka kondisi anusnya Basah,
Memudar, Membesar. Tipe petelur yang kurang baik maka anusnya

37
warna kuning.
18 B Menurut FAO (2012) upaya karakterisasi fenotip ternak ayam berupa
pengukuran fisik harus dilakukan hanya pada sekelompok ternak
dewasa (ditentukan berdasarkan ukuran jengger dan pial) dengan jumlah
representative yaitu: 100 – 300 betina dan 10 – 30 jantan
19 A Pengukuran panjang badan pada ternak ayam merupakan (1) panjang
antara ujung rostrum maxillare (paruh) dan cauda (ekor, tanpa bulu) (2)
tubuh ternak harus direntangkan sepanjang tubuhnya. Ternak hidup
atau mati.
20 A Ukuran panjang tulang kering pada ternak ayam adalah panjang tulang
kering dalam cm dari sendi lutut sampai taji pada salah satu kaki..

4. Umpan balik dan tindak lanjut

Mahasiswa diharapkan belajar dengan sungguh sebelum mengikuti tes formatif.


Pada saat mengerjakan latihan soal tes formatif usahakan mahasiswa mengerjakan tanpa
melihat buku acuan. Apabila mahasiswa tidak dapat menjawab lebih dari 50% soal-soal
tersebut sebaiknya mahasiswa mengulang belajar lagi dan mahasiswa tidak melanjutkan
pada topik pembelajaran pada minggu berikutnya. Demikian seterusnya hingga mahasiswa
dapat menjawab lebih dari 75% dari latihan soal-soal tersebut. Apabila mahasiswa, dapat
menjawab pertanyaan soal-soal tersebut diatas dengan bahan-bahan penunjang lainnya di
luar yang diberikan dalam kuliah ataupun bahan ajar maka mahasiswa akan mendapatkan
nilai bonus.

Mahasiswa diperkenan untuk mempelajari topik pembelajaran berikutnya apabila


sudah menguasai minimal 75% topik pembelajaran ini. Mahasiswa juga diperbolehkan
membaca informasi yang berkaitan dengan topik ini lewat internet untuk kemudian kita
bahas bersama-sama pada saat diskusi di kelas. Apabila mahasiswa menginginkan
informasi yang lebih mendetail tentang kajian yang lebih baru mahasiswa dipersilahkan
membaca dari berbagai jurnal.

38
Daftar Pustaka

Anonim.2004. Keeping Village Poultry; A technical manual on small-scale poultry


production.Network for Smallholder Poultry Development. Copenhagen.

Anonim.2014. Pedoman Pembibitan Itik Lokal Yang Baik.Dirjen Peternakan Dan Kesehatan
Hewan, Kementerian Pertanian RI, Jakarta.

Anonim. 2016. Florida 4-H Poultry Judging Manual. Institute of Food and Agriculture Science,
University of Florida, Gaineville.

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri. SNI 7557:2009.
Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda.SNI 7556:2009.
Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri. SNI
7558:2009. Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 2009.Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda. SNI
7559:2009. Jakarta.

FAO. 2012. Phenotypic characterization of animal genetic resources.FAO Animal Production


and Health Guidelines No. 11. Rome.

Permentan No 19/Permentan/OT.140/3/2012 Tentang Persyaratan Mutu Benih, Bibit Ternak, dan


Sumber Daya Genetik Hewan. Departemen Pertanian RI, Jakarta.

Van der Meulen, S.J. dan G. den Dikken. 2004. Duck keeping in the tropics. Agromisa
Foundation, Wageningen.

39
Lampiran

Lampiran 1. Teknik mengukur panjang badan

Lampiran 2. Teknik mengukur rentang sayap (pandangan dari atas)

40
Lampiran 3. Teknik mengukur rentang sayap (pandangan dari bawah)

Lampiran 4. Teknik mengukur lingkar dada

41
Lampiran 5. Teknik mengukur panjang tulang kering

Lampiran 6. Teknik menimbang bobot badan

42
MODUL 6
ILMU TILIK TERNAK
(UNGGAS)

Oleh:
Ir.Heru Sutedjo, M.Agr.Sc, Ph.D
Ir.Yohanes Djegho, M.Agr.Sc

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
SEPTEMBER 2016

43
44

Anda mungkin juga menyukai