PENDAHULUAN
2.2.2. Bahan
Kambing PE
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Dalam pemeliharaan ternak perah, mempelajari teknik pemerahan yang baik
merupakan suatu keharusan bagi peternak. Pemerah susu kambing harus memiliki
kategori persyaratan yaitu sehat tanpa menderita penyakit menular: tidak merokok pada
saat memerah susu; mengenakan pakaian bersih; dan sebelum memerah susu, pemerah
membersihkan tangannya terlebih dahulu (Sitepoe, 2008). Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi susu kambing perah.
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk memerah dipersiapkan dan harus
dalam keadaan steril (bebas dari kontaminasi mikroorganisme). Selain itu, pemerah juga
diharuskan membersihkan tangan sebelum memegang ambing. Air bersih yang akan
digunakan untuk membersihkan ambing diisi pada ember. Setelah kambing sudah siap
untuk diperah, pemerah membersihkan ambing dengan air dan kain lap. Tujuannya
adalah untuk merangsang hormone oxytocin bekerja untuk menurunkan susu ke ambing
ternak. Setelah dibersihkan pemerah harus cepat memerah susu, karena kerja dari
hormone oxytocin sangat singkat yaitu sekitar 6 -7 menit. Teknik pemerahan yang
digunakan ada beberapa cara, penggunaanya tentu memperhatikan panjang atau
pendeknya puting, besar ambing dan sebagainya.
Ada 3 tahapan yang dilakukan dalam pemerahan susu pada kambing perah:
1. Tahap persiapan
Sebelum pemerahan dimulai, pemerah harus mencuci tangannya
sampaibersih, kuku tangan pemerah juga harus dipotong pendek agar tidak melukai
putting kambing, kambing yang akan diperah dibersihkan dari dari segala kotoran,
tempat dan peralatan yang telah disediakan dalam keadaan bersih dan pemerah juga
harus mengecek kesehatan putting kambing.
2. Pelaksanaan Pemerahan
Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat,
dikerjakan dengan kelembutan, pemerahan dilakukan sampai tuntas, menggunakan
prosedur sanitasi, serta efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Pemerahan dapat
menggunakan 2 teknik pemerahan yaitu: a) teknik pemerahan dengan menggunakan
mesin perah dan b) pemerahan dengan teknik manual/tangan.
Pada kegiatan praktikum ini, teknik pemerahan yang digunakan adalah
teknik pemerahan secara manual/tangan. Menurut Asih (2004) teknik pemerahan ini
dapat dibedakan menjadi 3 cara, yaitu:
a) Pemerahan Legeartis
Pemerahan ini dilakukan dengan menggunakan kelima jari tangan. Putting susu
dipegang antara ibu jari dan keempat jari lainnya, kemudian seluruh jari
menekan putting secara bersamaan sampai susu keluar.
b) Pemerahan Kunevelens
Pemerahan ini dilakukan dengan cara memijit antara ibu jari yang ditekkukan
dengan dua jari lainnya.
c) Pemeraha cara Strip Method (Voipens)
Pemerahan ini dilakukan dengan cara menarik putting, yang berada diantara ibu
jari dan jari telunjuk.
Pada praktikum ini, teknik pemerahan yang digunakan adalah pemerahan
Kunevelens. Pemerahan susu hanya dilakukan sekali yaitu pada pagi hari setelah
ternak kambing diberikan pakan. Teknik pemerahan sangat penting diperhatikan
karena mempengaruhi produksi susu dan kualitasnya, hal ini sesuai dengan yang
dijelaskan oleh Sarwono (2006), bahwa teknik pemerahan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produksi susu kambing selain dari faktor lingkungan
yang lainnya. Untuk memerah susu dibutuhkan keterampilan yang khusus dari
pemerah. Keahlian dari seseorang pemerah sangat menentukan hasil produksi susu
dan lamanya masa laktasi.
3. Pasca Pemerahan
Setelah selesai memerah, ambing dibersihkan menggunakan kain lap yang
telah dibasahi oleh air bersih. Selain air bersih, kain lap juga dapat dibasahi dengan
desinfektan. Semua peralatan yang digunakan untuk memerah juga harus
dibersihkan dan dikeringkan (Budiansyah, 2013).
Kondisi kebersihan kandang dan peralatan penting sekali untuk perhatikan
pada saat pemerahan ternak, karena dapat mempengaruhi kualitas susu yang
diperoleh. Sunarko et al. (2009) menjelaska bahwa air susu mudah sekali menyerap
bau-bauan yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum
pemerahan harus dibersihkan terlebih dahulu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari uraian laporan praktikum pemerahan
ternak kambing, antara lain:
1. Teknik pemerahan yng digunakan pada praktikum ini adalah pemerahan
Kunevelens.
2. Kebersihan kandang dan peralatan pemerah perlu diperhatikan untuk mendapatkan
susu yang hieginis dan berkualitas.
3. Keahlian dari seorang pemerah juga sangat mempengaruhi hasil produksi susu dan
lamanya masa laktasi.
4.2 Saran
Saran kami, untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan mau mencoba
satu-persatu memerah susu. Selain itu,sebelum praktikan memerah susu, disaranka
untuk membersihka tangan terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Atabany, A. 2001. Studi Kasus Produksi Kambing Peranakan Ettawa dan Kambing
Saanen pada Peternakan Kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. Tesis
Program Pasca Serjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Domba dan Kambing Organik. PT Indeks. Jakarta.
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penanganan penyakit
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari laporan manajemen kesehatan
kambing perah, antara lain:
1. Pemotongan kuku bertujuan untuk mengembalikan kondisi normal kuku,
membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang serta untuk mencegah
terserangnya ternak kambing dari penyakit karena infeksi kuku.
2. Pemberian vitamin B12 dilakukan dengan cara injeksi intramuscular (dalam otot)
dengan dosis 3 cc/ekor cempe.
3. Pemberian antibiotik dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Untuk
pencegahan dapat dilakukan 3 bulan sekali sedangkan untuk pengobatan dilakukan
secara rutin 1 minggu 3 kali sampai kambing benar-benar sembuh dari infeksi
penyakit. Dosis pemberian antibiotik adalah 3 cc/ekor cempe.
4.2 Saran
Saran yang perlu disampaikan bahwa kesehatan dalam pemeliharaan kambing
perah sangat penting untuk diperhatikan. Sebaiknya penanggulangan yang tepat
terhadap penyakit tertentu sangat diperlukan, baik pencegahan ataupun pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Simanjuntak dan Rasmini. 1984. Petunjuk Beternak Kambing Perah. Direktorat Bina
Produksi Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.
Sodiq, A. dan Abidin, Z. 2002. Kambing Peranakan Ettawa Penghasil Susu Berkhasiat
Obat. Agro Media Pustaka. Jakarta.
LAMPIRAN