Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PAKAN
PENGOLAHAN FISIK PADA BUTIRAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum


Teknologi Pakan

Oleh:

Kelompok 2

Kelas C

Sholihah Amrina Rosyada 200110180275

Aulia Azzahra 200110180286

Annisa Ayu Lestari 200110180299

LABORATORIUM NUTRISI TERNAK UNGGAS,


NONRUMINANSIA DAN INDUSTRI MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal

atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Salah satu metode

pengolahan pakan adalah pengolahan secara fisik. Pengolahan secara fisik merupakan

upaya mengubah bentuk pakan melalui proses atau perlakuan perubahan fisik sehingga

pakan pada akhir proses akan mengalami pengecilan ukuran dan perluasan permukaan

bahan pakan. Pengolahan ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pemakaian

ransum dan juga mempermudah untuk proses dan pencampuran selanjutnya.

Salah satu bahan pakan yang biasa menggunakan metode pengolahan fisik

adalah bahan pakan jenis butiran seperti jagung. Jagung merupakan sumber energi dan

penyusun utama dalam campuran pakan untuk ayam pedaging dan juga biasa

digunakan sebagai sumber energi dalam pakan konsentrat non-ruminansia.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana produktivitas mesin hammer mill.

2. Berapa persentase kehilangan bahan yang telah disaring dengan menggunakan

screen yang berbeda.

3. Bagaimana bentuk bahan pakan yang telah diproses dengan screen yang

berbeda.

4. Bagaimana pengaruh yang terjadi jika kadar air dalam bahan pakan rendah.
1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui produktivitas mesin hammer mill.

2. Mengetahui persentase kehilangan bahan yang telah disaring dengan

menggunakan screen yang berbeda.

3. Mengetahui bentuk bahan pakan yang telah diproses dengan screen yang

berbeda.

4. Mengetahui pengaruh yang terjadi jika kadar air dalam bahan pakan rendah.

1.4 Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan dengan menonton video via Zoom Meeting, pada tanggal

28 September 2020.
II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai

bidang terutama bidang pertanian dan peternakan. Mutu jagung terutama ditentukan

oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air jagung, mutunya semakin rendah.

Tingginya kadar air jagung dapat berakibat pada kerusakan jagung. Menurut Kamal
(1994), perbedaan kadar air pada bahan pakan sangat dipengaruhi oleh kondisi ketika

panen dan pengolahan pasca panen, sedangkan Sutardi (2006) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu pengeringan dan kandungan air dari suatu

bahan pakan.

Berdasarkan standar SNI 01-4483-1998 tentang jagung bahan baku pakan,

persyaratan mutu yang harus dipenuhi oleh jagung adalah memiliki kadar air sebesar

14%. Menurut Parajuli (2016), kadar air biji jagung yang beredar di masyarakat rata-

rata masih memiliki kadar air yang tinggi sehingga tidak bisa untuk dieksport ke luar

negri dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, terutama dalam

kebutuhan industri, kadar air biji jagung maksimal 14%.

Penurunan kadar air dan berat biji jagung menyebabkan petani mengalami

kerugian, akan tetapi kadar air yang tinggi dapat menyebabkan harga jagung menurun

dan cepat mengalami kerusakan. Salah satu aspek penanganan pasca panen yaitu

pemanenan pada waktu yang tepat dan dimaksudkan agar jagung yang dipanen dapat

bertahan lama, tidak mengalami kerusakan serta kandungan gizi yang terdapat pada

bahan pangan tidak banyak mengalami perubahan. Pratomo dkk. (1982) menyatakan

bahwa pada proses penggilingan kering kadar air bahan sangat mempengaruhi terhadap
kapasitas giling, rendaman hasil, kenaikan temperatur hasil gilingan, serta mutu tepung

yang dihasilkan terutama kehalusan tepung dan kadar air tepung yang dihasilkan.
III

ALAT, BAHAN, DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat

1. Hammer mill.

2. Saringan no 14 (1,414 mm), 18 (1mm), 30 (0,59 mm).

3. Screen no. 2 dan 3.


4. Baki.

5. Timbangan analitik.

6. Karung.

7. Stopwatch.

3.2 Bahan

1. Jagung 3 kg (dengan kadar air 18-20%).

2. Jagung 3 kg (dengan kadar air 10-12%).

3.3 Metode

1. Persiapkan alat dan bahan.

2. Jagung sebagai sampel bahan diambil dari karung dan ditimbang sebanyak 3

kg.

3. Screen 2 dan 3 disiapkan lalu mesin hammer mill dinyalakan kemudian

dibiarkan beberapa saat sampai mesin stabil.

4. Jagung sebanyak 3 kg dituangkan secara bertahap ke dalam mesin dengan

ukuran screen 3 sambil stopwatch dinyalakan.


5. Stopwatch dimatikan apabila jagung sudah digiling secara keseluruhan (sudah

semua masuk ke dalam karung) dan catat waktunya.

6. Jagung halus di dalam karung yang telah dihasilkan kemudian ditimbang lalu

dicatat.

7. Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh jagung halus dihitung dengan

satuan kg/jam.

8. Metode yang sama dilakukan pada screen 2. Dan dihasilkan jagung yang
menggunakan screen no. 3 agak besar dibanding screen no. 2 sehingga screen

no. 2 agak halus.

9. Menyiapkan sampel bahan pakan (tepung jagung) hasil penggilingan dari hasil

penggilingan tadi.

10. Menyiapkan saringan dari ukuran 14, 18, dan 30 serta baki penampung.

11. Pertama sampel ditimbang lalu sampel mulai disaring menggunakan

penyaringan 14, dan yang tidak lolos saring ditimbang beratnya.

12. Hasil yang lolos saringan 14 kemudian disaring kembali menggunakan saringan

18, dan yang tidak lolos saring ditimbang kembali.

13. Selanjutnya hasil yang lolos saringan 18 disaring kembali menggunakan


saringan 30, dan yang tidak lolos saring ditimbang kembali.

14. Sehingga yang lolos pada saringan 30 merupakan kriteria paling halus.
IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan 1

4.1.1 Hasil Pengamatan Penggilingan

Kel. Jenis Screener Berat Awal Berat Akhir Waktu

(B0) (B1)

1. 3 3 kg 2,93 kg 1 menit 50 detik

2. 2 3 kg Tidak 2 menit 30 detik

disebutkan

dalam video

4.1.2 Jawaban Perhitungan

1. Berapa produktivitas mesin perjam?

Produktivitas mesin perjam (1 jam = 3600 detik).

a. Jika menggunakan screen 2

Untuk menghancurkan 3 kg jagung memerlukan waktu 2 menit 30 detik (150


detik), maka :
3𝑘𝑔
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛/𝑗𝑎𝑚 = 150 𝑥3600 = 72 𝐾𝑔/𝑗𝑎𝑚

b. Jika menggunakan screen 3

Untuk menghancurkan 3 kg jagung memerlukan waktu 1 menit 50 detik (110

detik), maka :
3𝑘𝑔
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛/𝑗𝑎𝑚 = 110 𝑥3600 = 98,18 𝐾𝑔/𝑗𝑎𝑚
2. Bandingkan proporsi ukuran partikel jagung dalam (%) masing-masing

hasil penghancuran dengan screen 2 dan 3!

Menggunakan screen 2 :

Bahan : Jagung giling 1 kg = 1000 gram

a. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 14


𝑇𝑠14 45
B = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 4,5%

b. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 18


𝑇𝑠18 300
C= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 30%

c. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 30


𝑇𝑠30 335
D = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 33,5%

d. Perhitungan bahan yang lolos dengan saringan 30


𝐿𝑠30 330
E = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 33%

e. Kehilangan bahan

% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E

= 100% - 4,5% - 30 % - 33,5% - 33 %

= -1 %

Menggunakan screen 3 :
Bahan : Jagung giling 1 kg = 1000 gram

a. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 14


𝑇𝑠14 545
B = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 54,5%

b. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 18


𝑇𝑠18 200
C = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 20%
c. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 30
𝑇𝑠20 135
D = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 13,5%

d. Perhitungan bahan yang lolos dengan saringan 30


𝐿𝑠30 120
E = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 12%

e. Kehilangan bahan

% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E

= 100% - 54,5% - 20 % - 13,5 % - 1%


= 0%

4.2 Hasil Perhitungan 2

4.2.1 Jawaban Perhitungan

1. Berapa produktivitas mesin perjam?

Produktivitas mesin per jam (1 jam = 3600 detik)

a. Jika menggunakan screen 2

Untuk menghancurkan 3 kg jagung memerlukan waktu 45 detik, maka :


3𝑘𝑔
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛/𝑗𝑎𝑚 = 𝑥 3600 = 291,9 𝐾𝑔/𝑗𝑎𝑚
45
b. Jika menggunakan screen 3
Untuk menghancurkan 3 kg jagung memerlukan waktu 37 detik, maka :
3𝑘𝑔
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛/𝑗𝑎𝑚 = 𝑥3600 = 240 𝐾𝑔/𝑗𝑎𝑚
37
2. Bandingkan proporsi ukuran partikel jagung dalam (%) masing-masing

hasil penghancuran dengan screen 2 dan 3!

Menggunakan screen 2

Bahan : Jagung giling 1 kg = 1000 gram


a. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 14
𝑇𝐿𝑠14 13
B= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 1,3%

b. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 18


𝑇𝐿𝑠18 232
C= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 23,2%

c. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 30


𝑇𝐿𝑠30 325
D= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 32,5%

d. Perhitungan bahan yang lolos dengan saringan 30


𝐿
𝑠30 428
E = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 42,8%

e. Kehilangan bahan

% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E

= 100% - 1,3% - 23,2% - 32,5% - 42,8%

= 0,2%

Menggunakan screen 3

Bahan : Jagung giling 1 kg = 1000 gram

a. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 14


𝑇𝐿𝑠14 358
B= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 35,8%

b. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 18


𝑇𝐿𝑠18 211
C= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 21,1%

c. Perhitungan bahan yang tidak lolos dengan saringan 30


𝑇𝐿𝑠30 195
D= 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 19,5%

d. Perhitungan bahan yang lolos dengan saringan 30


𝐿
𝑠30 232
E = 𝐴(𝑔𝑟) 𝑥 100% = 1000 𝑥 100% = 23,2%
e. Kehilangan bahan

% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E

= 100% - 35,8% - 21,1 % - 19,5 % - 23,2%

= 0,4%

4.3 Pembahasan

Pengolahan pakan secara fisik, meliputi penggilingan dan penyaringan bahan


pakan. Penggilingan dilakukan untuk mendapatkan ukuran bahan pakan yang lebih

kecil. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung. Jagung yang digunakan sebanyak

3 kg. Jagung dimasukkan ke mesin hammer mill dengan menggunakan screen 2 dan

screen 3. Untuk menghancurkan 3 kg jagung, mesin yang menggunakan screen 2

memerlukan waktu 45 detik dengan produktivitas mesin yaitu, 291,9 kg/jam.

Sedangkan mesin yang menggunakan screen 3 memerlukan waktu 37 detik dengan

produktivitas mesin yaitu, 240 kg/jam. Jagung hasil penggilingan mesin hammer mill

yang menggunakan screen 2 lebih halus dibandingkan mesin yang menggunakan

screen 3, karena screen 2 memiliki ukuran lubang penggilingan yang relatif lebih kecil

dibandingkan screen 3. Tetapi waktu yang dibutuhkan mesin yang menggunakan


screen 2 lebih lama dan produktivitasnya lebih rendah. Menurut Sudigdo dkk, faktor

yang berpengaruh terhadap kemampuan kerja alat, yaitu keterampilan operator,

kecepatan putaran mesin (rpm), ukuran alat dan diameter lubang saringan. Pemberian

pakan yang lebih halus pada ternak memiliki kelebihan karena pakan yang halus lebih

mudah untuk dihomogenkan dengan bahan lain dan lebih mudah diserap oleh usus

halus.
Prinsip dari adanya proses penyaringan adalah memperkecil bahan pakan

butiran dengan menggunakan saringan, bahan diperkecil dengan cara disaring dan lolos

melewati saringan, tujuan dilakukannya penyaringan ini adalah untuk mengetahui hasil

penyaringan dari berbagai ukuran saringan dan menentukan proporsi hasil saringan

yang lolos dan tidak lolos.

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan penyaringan bahan yang tidak lolos

menggunakan screen 2 yaitu pada saringan 14 sebesar 1,3% saringan 18 sebesar 23,2%,
dan saringan 30 sebesar 32,5%. Sedangkan screen 3, pada saringan 14 sebesar 35,8%,

saringan 18 sebesar 21,1%, dan saringan 30 sebesar 19,5%. Perbedaan hasil saringan

diakibatkan perbedaan ukuran partikel penyaringnya. Saringan nomor 14 berdiameter

1,414 mm, saringan nomor 18 berdiameter 1 mm, dan saringan nomor 30 berdiameter

0,59 mm. Semakin besar nomor saringan maka diameter saring semakin kecil.
V

KESIMPULAN

Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal

atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang

dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan kualitas.

Penggilingan menggunakan hammer mill berfungsi untuk mengefisiensikan

penyimpanan pakan. Penggilingan dengan menggunakan screen 3 produktivitasnya

lebih tinggi, waktu penggilingan lebih tinggi namun hasil penggilingan lebih kasar.

Penyaringan berfungsi untuk memisahkan bahan pakan menjadi partikel halus supaya

mengefisiensikan dalam proses pencernaan. Presentase kehilangan pada bahan pakan

yang digiling dengan screen 3 yang disaring lebih kecil karena partikel lebih mudah

disaring.

Proses penggilingan kering kadar air bahan sangat berpengaruh terhadap

kapasitas giling, rendaman hasil, kenaikan temperatur hasil gilingan, serta mutu tepung

yang dihasilkan, terutama terhadap kehalusan tepung dan kadar air tepungnya. Mutu

jagung ditentukan oleh kadar airnya. Semakin tinggi kadar air jagung, mutunya

semakin rendah. Tingginya kadar air jagung dapat mengakibatkan kerusakan pada

jagung itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M. 2018. Pengaruh Pengeringan terhadap Laju Penurunan Kadar Air dan Berat
Jagung (Zea mays L.) untuk Varietas Bisi 2 dan NK22. Agropolitan. 5(1), 44-
52.

Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4483-1998. Jagung Bahan Baku Pakan.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Parajuli, Rahim. 2016. Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Laju Penurunan Kadar
Air dan Berat Jagung Hibrida (Zea mays L.) Skripsi. Universitas Ichsan
Gorontalo. Gorontalo.

Pratomo, M., A.K. Irwanto dan D. Pakpahan. 1982. Alat dan Mesin Pertanian 2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah
Keguruan. Jakarta.

Sutardi, T. 2006. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1. Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Lampiran Pembagian Tugas

NO NAMA NPM URAIAN TUGAS


1 Sholihah Amrina R. 200110180275 - BAB I
- Pembahasan
- Editor
2 Aulia Azzahra 200110180286 - BAB IV
- BAB V
3 Annisa Ayu Lestari 200110180299 - BAB II
- BAB III

Anda mungkin juga menyukai