TEKNOLOGI PAKAN
PENGOLAHAN FISIK PADA BUTIRAN
Oleh:
Kelompok 2
Kelas C
PENDAHULUAN
atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Salah satu metode
pengolahan pakan adalah pengolahan secara fisik. Pengolahan secara fisik merupakan
upaya mengubah bentuk pakan melalui proses atau perlakuan perubahan fisik sehingga
pakan pada akhir proses akan mengalami pengecilan ukuran dan perluasan permukaan
Salah satu bahan pakan yang biasa menggunakan metode pengolahan fisik
adalah bahan pakan jenis butiran seperti jagung. Jagung merupakan sumber energi dan
penyusun utama dalam campuran pakan untuk ayam pedaging dan juga biasa
3. Bagaimana bentuk bahan pakan yang telah diproses dengan screen yang
berbeda.
4. Bagaimana pengaruh yang terjadi jika kadar air dalam bahan pakan rendah.
1.3 Maksud dan Tujuan
3. Mengetahui bentuk bahan pakan yang telah diproses dengan screen yang
berbeda.
4. Mengetahui pengaruh yang terjadi jika kadar air dalam bahan pakan rendah.
Praktikum dilakukan dengan menonton video via Zoom Meeting, pada tanggal
28 September 2020.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai
bidang terutama bidang pertanian dan peternakan. Mutu jagung terutama ditentukan
oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air jagung, mutunya semakin rendah.
Tingginya kadar air jagung dapat berakibat pada kerusakan jagung. Menurut Kamal
(1994), perbedaan kadar air pada bahan pakan sangat dipengaruhi oleh kondisi ketika
panen dan pengolahan pasca panen, sedangkan Sutardi (2006) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu pengeringan dan kandungan air dari suatu
bahan pakan.
persyaratan mutu yang harus dipenuhi oleh jagung adalah memiliki kadar air sebesar
14%. Menurut Parajuli (2016), kadar air biji jagung yang beredar di masyarakat rata-
rata masih memiliki kadar air yang tinggi sehingga tidak bisa untuk dieksport ke luar
negri dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, terutama dalam
Penurunan kadar air dan berat biji jagung menyebabkan petani mengalami
kerugian, akan tetapi kadar air yang tinggi dapat menyebabkan harga jagung menurun
dan cepat mengalami kerusakan. Salah satu aspek penanganan pasca panen yaitu
pemanenan pada waktu yang tepat dan dimaksudkan agar jagung yang dipanen dapat
bertahan lama, tidak mengalami kerusakan serta kandungan gizi yang terdapat pada
bahan pangan tidak banyak mengalami perubahan. Pratomo dkk. (1982) menyatakan
bahwa pada proses penggilingan kering kadar air bahan sangat mempengaruhi terhadap
kapasitas giling, rendaman hasil, kenaikan temperatur hasil gilingan, serta mutu tepung
yang dihasilkan terutama kehalusan tepung dan kadar air tepung yang dihasilkan.
III
3.1 Alat
1. Hammer mill.
5. Timbangan analitik.
6. Karung.
7. Stopwatch.
3.2 Bahan
3.3 Metode
2. Jagung sebagai sampel bahan diambil dari karung dan ditimbang sebanyak 3
kg.
6. Jagung halus di dalam karung yang telah dihasilkan kemudian ditimbang lalu
dicatat.
satuan kg/jam.
8. Metode yang sama dilakukan pada screen 2. Dan dihasilkan jagung yang
menggunakan screen no. 3 agak besar dibanding screen no. 2 sehingga screen
9. Menyiapkan sampel bahan pakan (tepung jagung) hasil penggilingan dari hasil
penggilingan tadi.
10. Menyiapkan saringan dari ukuran 14, 18, dan 30 serta baki penampung.
12. Hasil yang lolos saringan 14 kemudian disaring kembali menggunakan saringan
14. Sehingga yang lolos pada saringan 30 merupakan kriteria paling halus.
IV
(B0) (B1)
disebutkan
dalam video
detik), maka :
3𝑘𝑔
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛/𝑗𝑎𝑚 = 110 𝑥3600 = 98,18 𝐾𝑔/𝑗𝑎𝑚
2. Bandingkan proporsi ukuran partikel jagung dalam (%) masing-masing
Menggunakan screen 2 :
e. Kehilangan bahan
% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E
= -1 %
Menggunakan screen 3 :
Bahan : Jagung giling 1 kg = 1000 gram
e. Kehilangan bahan
% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E
Menggunakan screen 2
e. Kehilangan bahan
% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E
= 0,2%
Menggunakan screen 3
% kehilangan = 100% - A - B - C - D - E
= 0,4%
4.3 Pembahasan
kecil. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung. Jagung yang digunakan sebanyak
3 kg. Jagung dimasukkan ke mesin hammer mill dengan menggunakan screen 2 dan
produktivitas mesin yaitu, 240 kg/jam. Jagung hasil penggilingan mesin hammer mill
screen 3, karena screen 2 memiliki ukuran lubang penggilingan yang relatif lebih kecil
kecepatan putaran mesin (rpm), ukuran alat dan diameter lubang saringan. Pemberian
pakan yang lebih halus pada ternak memiliki kelebihan karena pakan yang halus lebih
mudah untuk dihomogenkan dengan bahan lain dan lebih mudah diserap oleh usus
halus.
Prinsip dari adanya proses penyaringan adalah memperkecil bahan pakan
butiran dengan menggunakan saringan, bahan diperkecil dengan cara disaring dan lolos
melewati saringan, tujuan dilakukannya penyaringan ini adalah untuk mengetahui hasil
penyaringan dari berbagai ukuran saringan dan menentukan proporsi hasil saringan
menggunakan screen 2 yaitu pada saringan 14 sebesar 1,3% saringan 18 sebesar 23,2%,
dan saringan 30 sebesar 32,5%. Sedangkan screen 3, pada saringan 14 sebesar 35,8%,
saringan 18 sebesar 21,1%, dan saringan 30 sebesar 19,5%. Perbedaan hasil saringan
1,414 mm, saringan nomor 18 berdiameter 1 mm, dan saringan nomor 30 berdiameter
0,59 mm. Semakin besar nomor saringan maka diameter saring semakin kecil.
V
KESIMPULAN
atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang
lebih tinggi, waktu penggilingan lebih tinggi namun hasil penggilingan lebih kasar.
Penyaringan berfungsi untuk memisahkan bahan pakan menjadi partikel halus supaya
yang digiling dengan screen 3 yang disaring lebih kecil karena partikel lebih mudah
disaring.
kapasitas giling, rendaman hasil, kenaikan temperatur hasil gilingan, serta mutu tepung
yang dihasilkan, terutama terhadap kehalusan tepung dan kadar air tepungnya. Mutu
jagung ditentukan oleh kadar airnya. Semakin tinggi kadar air jagung, mutunya
semakin rendah. Tingginya kadar air jagung dapat mengakibatkan kerusakan pada
Arsyad, M. 2018. Pengaruh Pengeringan terhadap Laju Penurunan Kadar Air dan Berat
Jagung (Zea mays L.) untuk Varietas Bisi 2 dan NK22. Agropolitan. 5(1), 44-
52.
Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4483-1998. Jagung Bahan Baku Pakan.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Parajuli, Rahim. 2016. Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Laju Penurunan Kadar
Air dan Berat Jagung Hibrida (Zea mays L.) Skripsi. Universitas Ichsan
Gorontalo. Gorontalo.
Pratomo, M., A.K. Irwanto dan D. Pakpahan. 1982. Alat dan Mesin Pertanian 2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah
Keguruan. Jakarta.
Sutardi, T. 2006. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1. Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Lampiran Pembagian Tugas