Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN KERJA LAPANG

UPTD INSEMINASI BUATAN BENGKULU


“ MANAJEMEN SEMEN BEKU dan PENGUKURAN UKURAN
TUBUH PADA TERNAK SAPI JANTAN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Arnentis
NPM : E1C016023
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Endang Sulistyowati M.Sc

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya
saya dapat menyelesaikan laporan Kerja Lapang tanpa ada hambatan yang berarti dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat yang harus
saya kerjakan dalam memenuhi mata kuliah Kerja Lapang. Hasil yang saya buat di dalam
laporan ini diperoleh berdasarkan Praktek Kerja Lapang yang telah kami laksanakan selama
14 hari yang dilaksanakan di UPTD Inseminasi Buatan di Bengkulu, serta mencari dari
literature di internet.

Dalam penulisan laporan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini :

1. Kepada Dr. Ir. Endang Sulistyowati M.Sc selaku dosen pembimbing Kerja Lapang.
2. Kepada seluruh staf UPTD Inseminasi Buatan di Bengkulu
3. Teman-teman Kerja Lapang, Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama 14
hari kegiatan Kerja Lapang ini sehingga dapat membantu dalam penyelesaian laporan
KL ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan sebagai pedoman bagi saya
dalam penulisan laporan selanjutnya. Terima Kasih.

Bengkulu, 03 Januari 2019

Arnentis

E1C016023

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

BAB I.......................................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 5

1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 6

1.3 Manfaat ............................................................................................................................. 6

BAB II ........................................................................................................................................ 7

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 7

2.1 Profil UPTD-Inseminasi Buatan Provinsi Bengkulu ........................................................ 7

2.2 Struktur Organisasi ........................................................................................................... 9

BAB III ..................................................................................................................................... 21

PELAKSANAAN KL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 21

Jadwal KL ............................................................................................................................. 21

Nama Kelompok ................................................................................................................... 25

Waktu dan tempat ................................................................................................................. 25

Alat dan Bahan..................................................................................................................... 25

Cara Kerja ............................................................................................................................. 30

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 34

A. Pemeliharaan Bull ............................................................................................................ 34

1. Populasi Ternak Bull ..................................................................................................... 34

2. Perkandangan dan Sanitasi ............................................................................................ 36

3. Pakan ............................................................................................................................. 37

4. Kesehatan ...................................................................................................................... 38

5.Lahan Pastura ................................................................................................................. 39

B.. Produksi Semen Beku ..................................................................................................... 40

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 3


1. Prosesing Semen Beku .................................................................................................. 40

2. Post Thawing Mortility.................................................................................................. 48

3. Pemetaan dan Distribusi ................................................................................................ 48

4. Palpasi dan Teknik Inseminasi Buatan.......................................................................... 49

BAB IV ..................................................................................................................................... 52

PENUTUP ................................................................................................................................ 52

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 52

5.2 Saran ............................................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 53

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 55

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inseminasi buatan adalah suatu cara perkawinan dimana semen pejantan disadap untuk
disimpan dalam kondisi tertentu diluar tubuh hewan kemudian dengan menggunakan suatu
alat semen dimasukan kedalam saluran kelamin betina supaya terjadi kebuntingan. Inseminasi
buatan adalah suatu proses mengawinkan ternak dengan cara buatan atau secara modern yang
sangat efisien untuk meningkatkan produktifitas ternak. Pada perkawinan secara IB terdapat
banyak sperma yang dihasilkan oleh bull atau seekor pejantan dalam satu kali ejakulasi
(pengeluaran sperma) dapat digunakan untuk membuahi lebih banyak betina setelah semen
tersebut sudah diproses dan dalam bentuk straw dibandingkan dengan kawin alami.
Penerapan bioteknologi IB pada ternak ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu semen
beku, ternak betina sebagai akseptor IB, keterampilan tenaga pelaksana (inseminator) dan
pengetahuan zooteknis peternak. Keempat faktor ini berhubungan satu dengan yang lain dan
bila salah satu nilainya rendah akan menyebabkan hasil IB juga akan rendah, dalam
pengertian efisiensi produksi dan reproduksi tidak optimal. Penerapan bioteknologi IB pada
ternak ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu semen beku, ternak betina sebagai akseptor
IB, keterampilan tenaga pelaksana (inseminator) dan pengetahuan zooteknis peternak.
Keempat faktor ini berhubungan satu dengan yang lain dan bila salah satu nilainya rendah
akan menyebabkan hasil IB juga akan rendah, dalam pengertian efisiensi produksi dan
reproduksi tidak optimal.

Penampungan semen merupakan salah satu mata rantai kegiatan Inseminasi Buatan (IB)
untuk mendapatkan semen dengan kualitas yang optimal, sehingga seluruh mata rantai yang
terdiri dari pengamatan ternak di lapangan, pengamatan kesehatan ternak, hijauan makanan
ternak, konsentrat serta seluruh personil teknis dan nonteknis terlibat aktif dalam tugas
inseminasi buatan.

Bull bisa dikatakan sebagai pejantan yang unggul, dan semennya bisa dikoleksi untuk
program inseminasi buatan dapat dilihat dari performa fisiknya atau morfologi dari pejantan
itu sendiri, selain itu bisa juga dilihat dari recording atau catatan reproduksinya. Semen yang
berkualitas memang sangat menunjang keberhasilan IB dan juga bisa menurunkan pedet yang

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 5


berkualitas seperti pejantan yang dikoleksi semennya. Selain itu BCS, Lingkar dada, Panjang
Badan, Tinggi Gumba dan Berat Badan juga berpengaruh terhadap Produktifitas Pejantan
termasuk tentang pakannya. Oleh karena itu untukampungan semen, IB dan untuk bisa
mengetahui penampilan fisik ternak dan ukuran tubuh ternak kami melakukan KL ini.

1.2 Tujuan
1. Memberikan gambaran kepada mahasiswa kondisi aktual perkembangan dan
penerapan ilmu peternakan di lapangan.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai ilmu peternakan dalam
bidang industri peternakan.
3. Mengetahui manajemen pemeliharaan sapi pejantan untuk keperluan Inseminasi
Buatan.
4. Mengetahui cara handling sapi.
5. Mengetahui cara penampungan semen pada sapi.
6. Mengetahui proses pembuatan semen beku.
7. Mengetahui cara penilaian atau evaluasi semen.
8. Menegetahui ukuran tubuh yang penting yaitu panjang badan, tinggi badan dan lingkar
dada.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan dan aplikasi ilmu peternakan di
perusahaan ataupun industri peternakan.
2. Mahasiswa dapat membandingkan ilmu peternakan yang dipelajari di perkuliahan
dengan kondisi di lapangan.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 6


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil UPTD-Inseminasi Buatan Provinsi Bengkulu


UPTD Inseminasi Buatan merupakan UPTD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bengkulu, secara resmi berdiri tahun 2008 berdasarkan Peraturan Gubernur No. 22
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi UPT pada
Dinas dan Badan Provinsi Bengkulu yang sudah diperbaharui dengan peraturan Gubernur
Bengkulu Nomor : 63 Tahun 2017 yang mengatur tentang Pembentukan, Susunan organisasi,
Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.

Keberadaan UPTD Inseminasi Buatan ini diharapkan dapat menjawab tantangan dalam
pembangunan daerah melalui peningkatan produksi dan kualitas ternak, terutama ternak sapi.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan teknologi di daerah dan untuk
memenuhi permintaan masyarakat akan bibit ternak, maka sejak tahun 2010 UPTD
Inseminasi Buatan telah memproduksi semen cair dan pada tahun 2013 mulai mencoba
memproduksi semen beku. Kemudian pada tahun 2014 produksi semen beku produksi UPTD
Inseminasi Buatan sudah dapat digunakan oleh masyarakat Bengkulu untuk mendukung
program pemerintah dalam swasembada daging sapi.

Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas semen beku yang dihasilkan UPTD
Inseminasi Buatan, diperlukan beberapa terobosan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas.
Hal ini penting untuk mendukung pembangunan peternakan di provinsi Bengkulu dengan
peningkatan kualitas bibit ternak melalui Inseminasi buatan, terutama peningkatan
produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal.

Penerapan IB di Provinsi Bengkulu dilaksanakan mulai tahun1980-an melalui proyek


IFAD (International Found for Agricultural Development). Keunggulan IB ( Inseminasi
Buatan) dibandingkan dengan kawin alam antara lain :

 Meningkatkan mutu genetik


 Transportasi material genetic yang murah dan mencegah menyebarnya bibit
penyakit
 Tahan lama dalam penyimpanan semen

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 7


 Efisiensi, dengan recording yang baik semua induk terinseminasi meskipun tidak
ada gejala birahi
 Tidak perlu memelihara pejantan
 Mencegah penularan penyakit melalui perkawinan alam
 Pemanfaatan pejantan unggul cacat fisik
 Sinkronisasi kebuntingan

Gedung BIBD, tersedia pada awal tahun 2013 yang berlokasi di Jl. WR.Supratman KM.8
Talang Kering Pematang Gubernur Kec. Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Luas bangunan
9 X 12m2, kandang ternak kapasitas 8 ekor bull (pejantan), kebun rumput 2 Ha dan lahan
exercise 40 X 25 m2.

BIBD memiliki visi dan misi :

Visi : Menjadi produsen semen beku yang berkualitas untuk meemenuhi

kebutuhan ternak di Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

Misi : 1. Memproduksi dan mendistribusikan semen beku dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.

2. Menerapkan teknologi inseminasi buatan untuk meningkatkan populasi ternak sapi

Tugas Pokok

Melaksanakan produksi dan distribusi semen dan menerapkan teknologi Inseminasi


Buatan.

Fungsi :

Dalam Melaksanakan Tugas tersebut UPTD IB Provinsi Bengkulu menyelenggarakan


fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, teknis operasional, monitoring dan evaluasi kegiatan


b. Penerapan teknologi di bidang Produksi Semen
c. Pelaksanaan Teknis Produksi semen
d. Pelaksanaan ketatausahaan

Motto :

“Dengan Semen Wujudkan Harapan”

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 8


Janji layanan : SIAP

Sedia (Menyediakan semen untuk masyarakat)

Ikhlas (Memberi pelayanan sepenuh hati)

Aman (Bekerja sesui aturan)

Progresif (Mengupayakan untuk selalu maju)

2.2 Struktur Organisasi


Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor : 63 Tahun 2017 yang mengatur tentang
pembentukan, susunan organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, UPTD
IB memiliki struktur organisasi sebagai berikut

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 9


KEPALA DINAS

KEPALA UPTD

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

- Pengadministrasian Umum
- Analisis Tata Usaha
- Pengadministrasian
Persuratan
- Sekretaris
- Pranata Komputer
- Pengolah Data

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PENGKAJIAN DAN PEMELIHARAAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

- Pengawas Bibit Ternak - Pengawas Bibit Ternak


- Medik Veteriner - Pengawas Mutu Pakan
- Medik Veteriner
- Paramedik Veteriner

Berikut nama- nama pejabat sesuai struktur, tugas dan fungsi :

Kepala UPTD IB : Ir. Aliwar

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 10


Kasubbag Tata Usaha : Henny Fathimah, S.E

Kepala Seksi Pengkajian dan Pemeliharaan : Esi Novianti, S.Pt

Kepala Seksi Produksi dan Distribusi : Budi Setiawan, S.Pt.

Tinjauan Pustaka

Manajemen Pemeliharaan

a. Perkandangan

Kandang harus nyaman bagi sapi serta kandang harus dekat jaraknya dengan tempat
penyimpanan pakan dan minum agar mudah memberiu pakannya. Pembangunan kandang
harus memberikan kemudahan perawatan sapi, mencegah sapi supaya tidak berkeliaran, dan
menjaga kebersihan lingkungan serta dengan mudah dapat membantu untuk menghandling
sapi. Dengan adanya kandang, pengamanan terhadap pencuri sapi akan lebih terjaga dan sapi
akan lebih nyaman dari predator atau gangguan cuaca. Menurut Siregar (2006) pembuatan
kandang untuk sapi memerlukan beberapa persyaratan sebagai berikut :

 Memberi kenyamanan bagi sapi


 Memenuhi persyaratan bagi kesehatan sapi
 Memiliki ventilasi yang baik
 Mudah dibersihkan dan terjaga kebersihannya
 Memberi kemudahan bagi peternak ataupun pekerja kandang pada saat bekerja
sehinggaa efisiensi kerja dapat tercapai
 Bahan-bahan kandang dapat bertahan lama
 Tidak ada genangan air baik didalam maupun di luar kandang.

Kandang memiliki beberapa fungsi bagi ternak menurut (Deptan,2007)


 Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem
(panas,hujan dan angin)
 Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
 Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
 Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan,
minum dan pengelolaaan kompos
 Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 11


b. Pakan

Menurut Hartadi (1986) konsentrat adalah suatu bahan pakan yang digunakan bersama
bahan pakan lain untuk meningkatkan keseimbangan nutrisi dari keseluruhan bahan pakan
dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau pakan pelengkap. Menurut Murtidjo (1990)
bahan pakan digolongkan menjadi 3 yaitu pakan hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan.
1)Pakan hijauan yaitu semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan
berupa daun-daunan. Yang termasuk hijauan adalah rumput, leguminosa dan tumbuhan lain.
Semuanya dapat diberikan untuk ternak dengan 2 macam bentuk yaitu berupa hijauan segar
dan kering. 2) pakan penguat yaitu pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar
relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat meliputi bahan pakan yang berasal
dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, hasil ikutan pertanian atau pabrik seperti dedak,
bungkil kelapa, tetes. yang berfungsi untuk meningkatkan dan memperkaya nilai nutrient pada
bahan pakan lain yang nilai nutriennya rendah. 3) pakan tambahan biasanya berupa vitamin,
mineral, dan urea. Pakan tambahan dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif yang
hidupnya berada dalam kandang secara terus-menerus. Pakan tambahan tersebut antara lain
vitamin A dan D, mineral terutama Ca dan P, urea.

Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak ruminansia selain
merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, juga merupakan
komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak. Jenis hijauan seperti
rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah
tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi
oleh ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada ternak perlu memiliki sifat-sifatyaitu
disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam waktu yang pendek maupun
tumbuh kembali. Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua bagian yaitu bangsa rumput-
rumputan dan leguminosa (semak dan pohon). Hijauan merupakan makanan utama bagi
ternak ruminansia dan berfungsi tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga berfungsi
sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, energi, vitamin dan mineral. Hijauan yang bernilai gizi
tinggi cukup memegang peranan penting karena dapat menyumbangkan zat pakan yang baik
bagi ternak (Herlinae, 2003).
Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi
ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak
terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan,
produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau
tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali.
Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 12
Hijauan makanan ternak secara umum dapat dibagi atas 3 golongan yaitu rumput
(Gramineae), leguminosa/legum (Leguminoseae) dan golongan non rumput dan non
leguminosa. Rumput mempunyai produksi bahan kering (BK) dan kandungan serat kasar
yang lebih tinggi disbanding legum,sementara itu legum mempunyai kandungan protein kasar
yang lebih tinggi dari rumput. (Kamal, 1998).
2.4 Produksi Semen Beku
a. Teknik Penampungan Semen

Semen atau mani dalam alat reproduksi merupakan zat cair yang keluar dari tubuh melalui
penis sewaktu kopulasi (Partodiharjo, 1982). Penampungan semen bertujuan untuk
memperoleh semen yang jumlah volumenya banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih
lanjut untuk keperluan inseminasi buatan (Kartasudjana, 2001).
Metode penampungan semen khususnya pada ternak sapi telah mengalami perubahan dari
tahun ke tahun, dan perubahan – perubahan ini merupakan langkah yang penting dalam
peningkatan dan perkembangan IB, (Toelihere, 1981) menyatakan bahwa penampungan
semen merupakan suatu proses pengambilan semen pejantan yang sudah dewasa kelamin
pada saat ejakulasi dengan menggunakan vagina buatan, elektroejakulator dan pemijatan. Hal
yang penting didalam program inseminasi buatan adalah proses penampungan semen yang
benar, hal ini meliputi pengaturan interval pejantan yang baik pada saat penampungan semen,
persiapan pejantan, dan teknik yang benar didalam penampungan semen (Hafez, 1993).
Faktor yang mempengaruhi penampungan semen terbagi menjadi dua yaitu faktor internal
dan faktor eksternal, faktor internal meliputi hormonal, metabolisme, keturunan, umur dan
kesehatan. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, cuaca, sarana dan prasarana, dan
hewan pemancing. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh menjaga kualitas dan kuantitas
dari semen. Foster et al (1970) menyatakan bahwa seorang penampung harus mempelajari
agar dapat memanfaatkan tersebut semaksimal mungkin, khususnya dalam penampungan
semen. Penampungan semen dilakukan apabila penis sudah benar – benar tegang dan
tampak kemerahan serta sapi tersebut sudah menaiki pemancing sebanyak 3 – 4 kali.
Kolektor yang bertugas memegang vagina buatan dengan tangan kanan sementara tangan kiri
memegang praepetium dan berdiri di sebelah kanan teaser dengan posisi vagina buatan
memebentuk sudut 45 derajat garis dengan horizontal. Penis diarahkan ke vagina buatan yang
dipegang dengan menggunakan tangan kanan. Disusul dengan tekanan kedepan dan terjadi
ejakulasi. Saat ejakulasi pejantan harus dibiarkan mendorong penisnya sendiri kedalam
vagina buatan untuk memperoleh ejakulasi yang optimal (Salisbury dan van demark, 1985).
(Hale dan almquist, 1960) menyatakan bahwa rangsangan yang ditimbulkan oleh satu

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 13


pemancing akan terus menurun pada setiap penampungan berikutnya dan pada akhirnya
pejantan akan menolak menaiki pemancing tersebut, dengan mengganti pemancing umumnya
libido dapat dipulihkan kembali dan bahkan dapat dilakukan beberapa kali penampungan.

Semen atau air mani adalah cairan yang terdiri dari hasil sekresi kelenjar kelamin
aksesoris dan spermatozoa yang sudah masak dari epididimis seekor sapi pejantan dewasa.
(Hafez, 1993 ) menyatakan bahwa semen terdiri dari campuran spermatozoa yang dihasilkan
oleh jaringan testis didalam tubulus semineferus dan plasma semen yang berasal dari kelenjar
kelamin pelengkap. Plasma semen berfungsi sebagai medium semigelatinous yang membawa
spermatozoa dari saluran reproduksi hewan jantan kedalam saluran reproduksi hewan betina
(Toelihere, 1981).

Seorang penampung harus mempelajari agar dapat memanfaatkan tersebut semaksimal


mungkin, khususnya dalam penampungan semen. Penampungan semen dilakukan apabila
penis sudah benar – benar tegang dan tampak kemerahan serta sapi tersebut sudah menaiki
pemancing sebanyak 3 – 4 kali. Kolektor yang bertugas memegang vagina buatan dengan
tangan kanan sementara tangan kiri memegang praepetium dan berdiri di sebelah kanan teaser
dengan posisi vagina buatan membentuk sudut 45 derajat C garis horizontal. Penis diarahkan
ke vagina buatan yang dipegang dengan menggunakan tangan kanan (Foster et al 1970).

Saat ejakulasi penjantan harus dibiarkan mendorong penisnya sendiri kedalam vagina
buatan untuk memperoleh ejakulasi yang optimal (Salisbury dan Van Demark, 1985).

Rangsangan yang ditimbulkan oleh satu pemancing akan terus menurun pada setiap
penampungan berikutnya dan pada akhirnya pejantan akan menolak menaiki pemancing
tersebut, dengan mengganti pemancing umumnya libido dapat dipulihkan kembali dan bahkan
dapat dilakukan beberapa kali penampungan (Hale dan Almquist, 1960).

Jumlah semen dan konsentrasi antara spesies berbeda – beda. Sifat fisik dan kimiawi
semen sebagian besar ditentukan oleh plasma semen. (Hale dan Almquist 1960) menyatakan
bahwa berat badan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pejantan menjadi lamban, sulit
untuk berkopulasi karena kemalasannya, kelemahan kaki – kaki belakang dan penurunan
libido. Lebih lanjut dikatakan bahwa belum dapat dibuktikan bahwa gerak badan dapat
mempengaruhi produksi spermatozoa secara kualitatif dan kuantitatif.

Vagina buatan terdiri dari silinder karet tebal dan keras, di dalamnya dilapisi silinder karet
tipis dan merupakan kantung yang dapat diisi air panas. Salah satu ujung vagina buatan
dipasang karet berbentuk corong untuk menampung semen. Vagina buatan yang telah diisi air
Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 14
panas dan di bagian dalam diberi pelicin, akan berfungsi untuk menampung semen (Salisbury
and VanDemark, 1985).
b. Pemeriksaan Semen Segar

Pemeriksaan semen dapat dilakukan dengan cara makroskopis dan mikroskopis.


Pemeriksaan secara makroskopis meliputi pemeriksaan volume semen, konsistensi, warna dan
ph ejakulat (Toelihere, 1981). Hale dan Almquist 1960 menyatakan bahwa kisaran normal
volume semen sapi antara 8 ml (2ml – 15ml), motilitas 65% (50% - 80%), dan konsentrasi
sperma 1200 juta/ml (400 juta/ml – 2000 juta/ml). kisaran semen sapi jantan menurut (Hafez
1993) yaitu volume semen 5ml – 8ml, gerakan massa sperma (2+) – (3+), motilitas sperma
65% (50% - 80%), konsentrasi sperma 1000 juta/ml – 1800 juta/ml, persentase sperma hidup
70% dan abnormalitas sperma 20%.

Salisbury dan Van Demark, 1985 menyatakan bahwa volume semen akan bertambah
banyak sesuai dengan besar tubuh, Kesehatan reproduksi, daya kekuatan dan frekuensi
penggunaan pejantan. Produksi semen yang tinggi diperoleh dari volume tiap pancaran semen
yang tinggi dengan konsentrasi yang tinggi, (Hardjopranjoto, 1991).

Kisaran ph yang normal menurut ( Hale dan Almquist 1960) sebesar 6,2 – 6,7. pH semen
yang cenderung asam mencerminkan aktifitas sperma pada kondisi anaerob, sperma yang
menghasilkan asam laktat semakin rendah nilai ph, maka motilitas sperma akan semakin
rendah pula. pH semen biasanya berasal pada kondisi netral atau asam lemah 6,5 – 6,8). pH
semen dipengaruhi oleh sekresi kelenjar aksesori, pH semen yang berlebih memperlihatkan
fungsi abnormal organ tersebut atau kemungkinan tercampuri oleh bahan lain (urin).
Pemeriksaan semen secara mikroskopis meliputi gerakan massa, motilitas, konsentrasi,
persentase sperma hidup dan abnormalitas sperma dilakukan secara berurutan. Semen yang
baik memiliki pola mikroskopis gelombang massa baik hingga sangat baik. Sperma dikatakan
berkualitas apabila mengandung sperma yang bergerak aktif denagn gerakan massa yang
tinggi. Gerakan massa sperma dinilai berdasarkan dengan kecenderungan sperma bergerak ke
satu arah (Toelihere, 1985).

Pergerakan sperma meliputi gerakan massa maju atau progresif, mundur atau reverse,
bergetar atau vibratory, dan berbutir atau sirculatory (Partodihardjo, 1982). Stimulus awal
bagi motilitas sperma berasal dari isi kelenjar aksesoris saat semen diejakulasikan.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 15


c. Pengenceran

Semen yang telah ditampung harus segera mungkin untuk diencerkan dengan pengencer
semen karena semen yang dibiarkan pada suhu ruang tanpa diencerkan akan menyebabkan
kematian pada spermatozoa dengan cepat hanya dalam kurun waktu sekitar kurang dari 2 jam
(Rizal dan Herdis, 2008).
Pengenceran merupakan campuran dari bahan – bahan yang bisa mencukupi zat – zat
makanan bagi sel mani. Sehingga kebutuhan hidupnya diluar saluran reproduksi dapat
terpenuhi. Lebih lanjut dikatakan bahwa bahan yang banyak digunakan sebagai pengencer
adalah bahan – bahan yang berupa susu, kuning telur, glukosa dan gliserin dalam
perbandingan tertentu. Bahan tersebut masih ditambahkan antibiotic dan penicillin guna
mencegah penyebaran kuman – kuman.
Fungsi dari pengencer adalah untuk memperbanyak volume sehingga semen yang didapat
itu dapat dibagi - bagi untuk menginseminasi banyak betina dari satu ejakulat, sumber nutrisi
spermatozoa untuk mempertahankan hidupnya, melindungi spermatozoa dan sebagai
bakteriostatik dimana pengencer harus mengandung zat - zat ini sehingga zat - zat renik dalam
semen dapat dihentikan aktifitasnya serta sebagai pelindung spermatozoa terhadap perubahan
- perubahan temperature atau anti shok (Toelihere, 1981).

Pengenceran semen dapat dilakukan dengan menambahan bahan – bahan tertentu yang
mampu memberikan makanan sebagai sumber energi bagi spermatozoa dan dapat
memperpanjang daya hidup spermatozoa di luar tubuh (Rosmaidar et al, 2013). Konsentrasi
semen yang lebih pekat pada umumnya mempunyai konsentrasi sperma yang lebih tinggi.
Konsentrasi sperma berbeda nyata dari pejantan yang satu dengan yang lain diantaranya;
kelompok umur pejantan berbeda, Perbedaan musim dalam setahun, perbedaan tempat
geografis, perkembangan seksual dan kedewasaan sapi jantan, kualitas pakan yang diberikan
dan kesehatan reproduksinya (Salisbury dan Van Demark, 1985).
Konsentrasi merupakan jumlah sperma tiap unit volume semen dan penting untuk
menentukan rasio pengenceran semen yang akan diproses lebih lanjut (Hafez, 1993). Produksi
sperma dapat terganggu akibat chryptorchidismus, testis yang tersembunyi, penyakit kulit,
deman dan kelembaban yang tinggi. Penurunan semen normal (Toelihere, 1981). Pengenceran
dan penyimpanan semen merupakan usaha mempertahankan kualitas spermatozoa dalam
periode yang lebih lama yakni untuk memperpanjang daya hidup spermatozoa, motilitas, dan
daya fertilitasnya (Herdiawan, 2009).

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 16


d. Printing Straw

Printing straw adalah proses mencetak identitas pejantan pada yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan, identitas tersebut meliputi, jenis
pejantan, nama pejantan, nomor, kode pejantan, batch number dan nama produsen semen
beku. Warna straw yang digunakan juga bervariasi hal ini disesuaikan dengan jenis pejantan
yang semennya akan diproses atau diproduksi. Warna straw untuk jenis pejantan Brahman
(biru tua), Simmental (bening), limousine (merah muda), untuk FH (abu - abu). Menurut
Toelihere (1981). Pelaksanaan printing straw dilakukan bersamaan dengan waktu
pengenceran semen setelah diketahui jumlah straw yang akan dicetak. Volume semen yang
dapat ditampung untuk setiap straw adalah 0,25 cc. straw yang telah dibuat atau telah
diprinting disimpan dalam cool top.

e. Filling and Sealing

Filling dan sealing adalah suatu proses pengisian mini straw dengan 0,25 cc semen yang
telah diencerkan setelah itu menyumbat ujung straw dengan alat yang bekerja secara otomatis.
Proses filling dan sealing dilakukan didalam cool top yang bersuhu 40c hal ini bertujuan
untuk mempertahankan motilitas semen. Menurut Toelihere (1981) menyatakan bahwa
jumlah semen dalam straw adalah 0,5 ml, sedangkan untuk mimi straw 0,25 ml. Dimana
konsentrasi sperma harus jauh lebih tinggi dan tetap mengandung minimal 12 juta sel untuk
setiap straw. Proses filling dan sealing menggunakan mesin yang bekerja secara otomatis,
cara kerjanya sebagai berikut: 1) memasang jarum pengisap dan corong tempat semen dan
jarum pengisi pada tempatnya, 2) mejalankan mesin dan mengatur letak straw, 3) mengatur
jarum supaya bisa masuk kedalam straw dan memasukkan semen kedalam corong semen, 4)
menjalankan vacuum pengisap dan mesin bronsor, 5) mesin filling dan sealing dijalankan dan
mengawasi straw sedang diisi, kemudian menghitung straw dengan menggunakan rak. Waktu
pengisian semen untuk setiap straw adalah 0,18 detik.

f. Equilibrasi

Menurut pendapat Hafez (1987) yang mengatakan bahwa ekuilibrasi dapat mencegah
pengaruh negatif gliserol terhadap antibiotik yang ditambahkan kedalam pengencer dan lama
waktu yang disarankan berkisar antara 4-6 jam.
Pembekuan adalah suatu proses untuk menghentikan aktifitas sperma agar daya hidup
sperma dapat diperpanjang sampai batas waktu yang lama. Apabila suatu larutan dibekukan
maka pelarut air membeku menjadi kristal – kristal es dan bahan – bahan terlarut tidak bersatu

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 17


dengan kristal – kristal tersebut melainkan berakumulasi dan makin pekat. Lebih lanjut
dikatakan bahwa pada umumnya problem pembekuan semen berkisar antara dua fenomena
yaitu pengaruh cool shok terhadap sel yang dibekukan dan perubahan - perubahan intraseluler
akibat pengeluaran air yang bertalian dengan pembentukan kristal – kristal es.

Batas suhu terendah untuk penyimpanan semen sapi adalah pada suhu -196 derajat C.
bahan yang digunakan untuk membekukan semen tersebut adalah N2 cair (Salisbury dan Van
Demark, 1985). Toelihere (1993) mengetakan bahwa ekuilibrasi adalah waktu yang
dibutuhkan spermatozoa untuk menyesuaikan diri sebelum dilakukan pembekuan sehingga
kematian spermatozoa yang berlebihan dapat dicegah.

Straw yang telah terisi oleh semen dibekukan didalam mesin yang diatur penurunan
suhunya oleh uap nitrogen cair dan apabila suhu -80 derajat C sudah dicapai, semen
didinginkan lebih cepat lagi sehingga mencapai suhu -196 derajat C. Lebih lanjut dikatakan
pembekuan dapat pula dilakukan dengan menempatkan ampul – ampul didalam uap nitrogen
cair.

g. Penyimpanan

Penyimpanan semen beku pada suhu beku ditujukan agar semen tersebut dapat digunakan
secara optimal sebagai sarana pembuahan atau sebagai sarana untuk mempertahankan daya
fertilisasi dengan jalan menghambat seminimal mungkin secara fisik dan kimiawi semua
aktifitas yang penting dalam spermatozoa, sehingga proses metabolisme yang terjadi dapat
dikurangi (Hardjoprandjoto, 1991).

Penyimpanan semen merupakan usaha mempertahankan fertilitas spermatozoa dalam


periode yang lebih lama yakni memperpanjang daya hidup spermatozoa,motilitas dan daya
fertilitasnya (Rusdin dan Jumat, 2000). Penyimpanan dan pengangkutan semen beku
ditempatkan pada beberapa cantingan atau canister dan disimpan dalam bejana atau container
yang berisi nitrogen cair. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bentuk – bentuk straw dan pellet
dapat pula ditempatkan dahulu kedalam tabung – tabung plastic pendek (goblet) sebelum
ditaruh didalam canister (Toelihere dan Taurin, 1979).
Container yang mengandung semen yang baik dalam bentuk ampul, straw, atau pellet,
harus selalu mengandung nitrogen (Toelihere, 1985). Menurut Toelihere (1993) penyimpanan
semen dapat dilakukan dengan cara menyimpan dalam ampul, pembekuan dalam straw, dan
dalam bentuk pelet. Pada umumnya semen yang beredar dalam bentuk straw. Jerami plastik
atau strawyang digunakan umumnya berukuran 12 cm.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 18


h. Inseminasi Buatan

Konsep dasar dari teknologi Inseminasi Buatan adalah bahwa seekor pejantan secara
alamiah memproduksi puluhan milyar sel kelamin jantan (spermatozoa) per hari, sedangkan
untuk membuahi satu sel telur (oosit) pada hewan betina diperlukan hanya satu spermatozoon.
Potensi terpendam yang dimiliki seekor pejantan sebagai sumber informasi genetik, apalagi
yang unggul dapat dimanfaatkan secara efisien untuk membuahi banyak betina (Hafez, 1993).
Penerapan bioteknologi IB pada ternak ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu semen
beku, ternak betina sebagai akseptor IB, keterampilan tenaga pelaksana (inseminator) dan
pengetahuan zooteknis peternak. Keempat faktor ini berhubungan satu dengan yang lain dan
bila salah satu nilainya rendah akan menyebabkan hasil IB juga akan rendah, dalam
pengertian efisiensi produksi dan reproduksi tidak optimal (Toelihere, 1981). Penerapan
bioteknologi IB pada ternak ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu semen beku, ternak
betina sebagai akseptor IB, keterampilan tenaga pelaksana (inseminator) dan pengetahuan
zooteknis peternak. Keempat faktor ini berhubungan satu dengan yang lain dan bila salah satu
nilainya rendah akan menyebabkan hasil IB juga akan rendah, dalam pengertian efisiensi
produksi dan reproduksi tidak optimal (Toelihere, 1981).
Pada kawin alam, seekor pejantan hanya dapat melayani 50-70 ekor sapi betina dalam
sefahun, sedangkan dengan IB seekor pejantan mampu melayani 5000-10.000 ekor betina
dalam setahun. IB juga menjanjikan tingkat kebuntingan yang tinggi pada sapi betina yang
telah dewasa tubuh (+ 18 bulan), sehat, organ reproduksinya normal, dan tidak memiliki cacat
-genetik (Toelihere, 1 981).
i. Pengukuran Ternak
Menurut Guntoro (2002), umur sapi bali dapat diketahui dengan melihat gigi serinya. Sapi
dengan gigi seri tetap satu pasang, sapi berumur 1,5-2 tahun. Bila sapi dengan gigi seri tetap
dua pasang maka sapi berumur 2,5 tahun. Sapi dengan gigi seri tetap tiga pasang, sapi
berumur 3-3,5 tahun. Dan bila sapi dengan gigi seri tetap empat pasang berarti sapi berumur
empat tahun atau lebih. Jadi, umur sapi bisa dilihat dari rumus gigi walaupun belum akurat
berapa pasti umurnya.

Pengukuran lingkar dada dan panjang badan dapat memberikan petunjuk bobot badan
seekor ternak dengan tepat. (Wiliamson dan Payne, 1983). Ukuran tubuh ternak dapat
menggambarkan kemampuan dan produksi yang baik dari seekor ternak, ukuran-ukuran tubuh
tersebut antara lain,panjang badan, tinggi gumba, lingkar dada, dalam dada, lebar dada, dan
indeks kepala, (Sumadiet a, 2008).

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 19


Djagra (1994) menyatakan bahwa ukuran-ukuran tubuh perlu diketahui untuk
mengetahui produktivitas ternak. Abidin (2002) menyatakan bahwa rumus yang dikenal
sebagai rumus school menggunakan variable lingkar dada dan rumus modifikasi yang
menggunakan variable lingkar dada dan panjang badan.

Suharno & Nazarudin (1994) menyatakan bahwa sapi bali dewasa, tinggi badannya
mencapai 1-2 meter dengan berat antara 300-400 kg. Sapi bali kaki pendek tetapi badannya
panjang dan lingkar dada cukup besar. Pane (1986) menyatakan berat sapibali jantan dewasa,
sekitar 400 kg, lingkar dada 192 cm,tinggi gumba, 127 cm, dan panjang badan 140 cm. Berat
sapibali betina, dewasa,sekitar 260 kg, lingkar dada 165 cm, tinggi gumba 114 cm, dan
panjang badan 120 cm.

Menurut Gafar (2007), rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menduga bobot
badan adalah Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl yang
mengemukakan pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = (lingkar dada (cm) + 22)2
100

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 20


BAB III

PELAKSANAAN KL DAN PEMBAHASAN

Jadwal KL
Tabel 1. Jadwal KL

NO Hari/Tanggal Jam Materi


1 Selasa/18 Desember 08.00-10.00 Orientasi Lapangan
2018
10.30-12.00 Handling Bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Perawatan Bull
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
2 Rabu/19 Desember 06.00-09.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
09.30-11.00 Prosesing semen beku
11.00-12.00 Handling dan Penyimpanan semen beku
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Teknik dan penyiapan alat penampung
semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
3 Kamis/20 Desember 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosesing semen beku
Memeriksa semen segaar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Ketatausahaan
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 21


14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
4 Jumat/21 Desember 06.00-09.45 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.00-11.00 Exercise bull
11.00-12.00 Menyiapkan alat koleksi semen
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Pemetaan semen beku
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
5 Rabu/26 Desember 06.00-10.00 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.15-12.00 Kesehatan bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Teknik dan penyiapan alat penampung
semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
6 Kamis/27 Desember 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosesing semen :
Memeriksa semen segaar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.15-12.00 Managemen Pemeliharaan bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
7 Jumat/28 Desember 06.00-09.45 Memandikan bull, membersihkan kandang

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 22


2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.00-11.45 Teknik IB
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Menyiapkan alat koleksi semen dan
memberi konsentrat
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
8 Senin/31 Desember 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosessing Semen beku:
Memeriksa semen segar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Evaluasi prosessing semen
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
9 Rabu/02 Januari 2019 06.00-10.00 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.15-12.00 Pakan bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Penyiapan alat penampungan semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
10 Kamis/03 Januari 2019 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosessing Semen beku:

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 23


Memeriksa semen segar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Evaluasi prosessing semen
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan
bull dan membersihkan halaman
11 Jumat/04 Januari 2019 08.00-11.30 Presentasi
11.30-13.30 Istirahat
13.30-selesai Diskusi Pembuatan Laporan
12 Senin/07 Januari 2019 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosessing Semen beku:
Memeriksa semen segar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Perbaikan Laporan
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
13 Selasa/ 08 Januari 2019 06.00-10.00 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.15-12.00 Pengukuran Ukuran tubuh ternak
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Perbaikan Laporan
14.30-16.00 Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 24


16.00-16.30 Pengambilan Laporan
14 Rabu/09 Januari 2018 08.00-selesai Perpisahan dan Pengembalian Laporan

Nama Kelompok

Tabel 2. Nama Kelompok KL

No Nama NPM

1 Arnentis E1C016023

2 Nadia Erika E1C016047

3 Okta Vianita H. E1C016009

4 Isnaini Nikmatu Fauziyah E1C016039

5 Endang Khoirul M. E1C016074

6 Joko Susilo E1C014005

7 Gojo Kondeta E1C014043

8 Siti Nurul Akbari E1C016072

9 Alvionita Dewi E1C016073

10 Eka Pranita E1C016040

Waktu dan tempat


Pelaksanaan kegiatan KL (Kerja Lapang) dimulai pada tanggal 18 Desember 2018 s/d
9 januari 2019. Kegiatan KL ini dilaksanakan di UPTD Inseminasi Buatan Provinsi Bengkulu
yang beralamatkan di Jl.WR. Supratman KM.8 Pematang Gubernur. Kegiatan KL (Kerja
Lapang) ini dilaksanakan setiap hari kerja Senin-jumat dengan waktu pelaksanaannya mulai
pukul 06.00-16.30 selesai, dengan jam istirahat 12.00-13.00 wib.

Alat dan Bahan


Kebersihan Kandang dan Bull

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 25


Alat Bahan
1. Kelenteng (gerobak) 1. Air
2. Ember 2. Desinfektan
3. Selang air
4. Sekop
5. Sapu lidi
6. Sikat
7. Mesin steam
8. Sepatu boot
9. Camera (hp)

Pakan

 Alat Bahan
1. Ember 1. Konsentrat Pabrik, Pelet
2. Sekop 2. Garam
3. Arit 3. Cattle Mix
4. Kamera (hp) 4. Rumput
5. Motor roda tiga
6. Tali
7. Sarung tangan
8. Batu asahan
9. Bak pakan konsentrat
Kesehatan

 Alat Bahan
1. Injeksi 1. Desinfektan (destan)
2. Sepatu boot 2. Air
3. Alat tulis (rekording).
4. Kamera (HP).
5. Tangki semprot.
6. Masker.

Penampungan semen

 Alat Bahan
1. Handuk bersih 1. Air panas

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 26


2. Plastik glove 2. Pelicin/jelly
3. Sikat Pembersih
4. Kertas label
5. Stick gelas
6. Thermometer
7. Gelas ukur
8. Vagina buatan (Artificial Vagina)
9. Tali Pengikat
10. Kandang Jepit
11. Alas/karpet
12. Teaser
13. Stik pelicin
14. Teaser

Pemeriksaan (Evaluasi) semen.

 Alat Bahan
1. Cooltop 1. Air
2. Automatic photometer 2. Desinfektan
3. TV
4. Mikroskop
5. Layar monitor
6. Objek gelas
7. Gunting
8. Kontainer
9. Pinset
10. straw
11. Gelas ukur
12. Kamera (hp)

Pengenceran Semen

 Alat Bahan
1. Gelas Ukur Volume 10 ml 1, Andromed
2. Gelas Ukur Volume 100 ml 2.Aquabides

Printing Straw

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 27


 Alat
1. Straw volume 0,25 cc
2. Mesin Easy Coder
3. Komputer

Filling & Sealing

 Alat Bahan
1. Mesin Automatic Filling & Sealing 1. Semen yang sudah diencerkan
2. Straw Volume 0,25 cc
3. Selang
4. Rak straw

Ekuilibrasi

 Alat Bahan
1. Rak straw 1. Straw hasil filling & silling
2. Cold handling cabinet (cold top)
3. Tiang rak straw

Freezing (Pembekuan)

 Alat Bahan
1. Rak straw 1. N2 Cair
2. Tiang rak straw 2. Straw yang sudah di ekuilibrasi
3. Bull Freezing Semen

Penyimpanan Straw

 Alat Bahan
1. Canister 1. N2 Cair
2. Container 2. Goblet
3. Goblet
4. Straw

Post Thawing Motility (Pemeriksaan setelah Thawing)

 Alat Bahan

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 28


1. Straw 1. Air hangat
2. Container
3. Canister
4. Gunting
5. Mikroskop
6. Object Glass
7. Cover Glass
8. Kertas Tisue
9. Gunting

Distribusi

 Alat
1. Container
2. Canister
3. Straw

Sterilisasi Peralatan

 Alat Bahan
1. Object glass 1. Air
2. Cover glass 2. Air sabun
3. Gelas ukur
4. Lap
5. Sikat gosok

Pengukuran Ukuran Tubuh ternak

 Alat
1. Tongkat Ukur
2. Pita Ukur

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 29


Cara Kerja
Kebersihan Kandang dan Bull
1. Membersihkan dan membuang feses dan sisa pakan (rumput dan konsentrat) dari
kandang dengan menggunakan sekop dan sapu lidi, lalu memasukkannya kedalam
kelenteng, kemudian membawa kotoran tersebut ke lahan hpt untuk memupuk rumput
yang ada disana.
2. Memandikan dan membersihkan seluruh tubuh bull dengan air dan menggosok badan
bull dengan sikat serta menyiramkan air menggunakan selang dan ember pada seluruh
tubuh bull, agar cepat bersih dari kotoran.
3. Membersihkan kandang bull dengan menyiram lantai dan dinding kandang dengan air
dan menggosok dengan sikat dan sapu lidi, serta menguras sisa air minum yang ada di
bak air minum dan menggantinya dengan air yang baru.
4. Mengambil photo sebagai dokumentasi.
Pakan
1. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk memanen hijauan di lahan hpt.
2. Menyabit atau memotong rumput lalu mengikat rumput yang telah disabit apabila
rumput sudah dirasa cukup dengan menggunakan tali.
3. Mengangkut ikatan rumput keatas motor untuk dibawa ke kandang bull. Rumput
diletakkan dalam keadaan berdiri agar air yang ada di dalam rumput dapat berkurang.
4. Mencacah rumput yanga akan diberikan untuk bull dengan menggunakan arit. Pakan
hijauan rumput untuk bull diberikan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pakan
hijauan yang diberikan disesuaikan dengan berat badan ternak.
5. Pakan konsentrat yang akan diberikan untuk bull yaitu konsentrat pabrik (surya feed)
produksi CV Cepogo Agro Lestari yang sudah siap diberikan untuk ternak.
6. Mencampur konsentrat dengan garam dan cattle mix dengan menggunakan sekop, dan
memberikannya pada masing-masing bull kira-kira 5 kg/ekor. Konsentrat diberikan 2
kali sehari yaitu pada pagi dan siang hari.
7. Mengambil foto untuk dokumentasi.
Kesehatan
1. Menyemprotkan desinfektan (destan) dengan menggunakan alat semprot (tanki
semprot) didalam kandang dan lingkungan sekitar kandang, yang berguna untuk
membrantas lalat caplak pada kandang.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 30


2. Menyuntik atau menginjeksikan obat vitol dan calvidex pada ternak yang berada
dibalai pembibitan dan memberikan obat cacing dengan alat selang injeksi pada
seluruh ternak.
3. Mengambil photo sebagai dokumentasi
Penampungan semen
1. Menyiapkan semua peralatan dan sapi jantan (bull) yang akan untuk penampungan
sperma bull seperti vagina buatan yang terlah dirangkai dan disterilisasi sehingga siap
untuk digunakan.
2. Kolektor semen harus menggunakan sepatu boot dan plastic glove agar aman.
3. Menghandling bull yang akan ditampung semennya untuk melakukan eksersise.
4. Menyiapkan kandang penjepit, alas/karpet dan teaser. Memasukkan teaser atau
pemancing ke kandang jepit.
5. Menghandling bull kearah teaser dan mendekatkannya agar bull lebih teransang dan
libidonya semakin tinggi.
6. Kolektor semen harus berada disisi kanan dan berdiri sejajar dengan bagian belakang
teaser dan memegang vagina buatan dengan tangan kanan dengan posisi 45º serta
menggunakan plastic glove ditangan kiri.
7. Menampung semen dari bull apabila penis telah keluar dengan cirri-ciri penis
mengeras dan berwarna kemerahan. Setelah terjadi ejakulasi dan semen telah didapat,
vagina buatan diputar membentuk angka delapan agar semen seluruhnya turun ke
tabung penampung.
8. Menyerahkan tabung penampung yang berisi semen yang berhasil ditampung kepada
petugas laboratorium dan diberi tanda kode jantan kode ejakulasi untuk dilakukan
proses selanjutnya yaitu proses pembuatan semen beku. Tabung penampung yang
berisi semen tersebut diletakkan didalam gelas yang telah diisi kapas padat yang
berguna untuk mempertahankan kualitas spermatozoa.

Evaluasi (Pemeriksaan) Semen

1. Menguji atau memeriksa semen hasil penampungan apakah layak untuk diproses atau
tidak. Uji yang dilakukan yaitu uji makroskopis dan uji mikroskopis.
2. Semen hasil penampungan diproses yaitu dengan menguji semen secara makroskopis,
untuk mengetahui volume, kekentalan, warna, bau dan pH. Memperhatikan kecepatan
aliran semen pada tabung reaksi yang dimiringkan untuk menguji kekentalan serta
mengecek pH menggunakan pH meter (kertas lakmus).
Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 31
3. Selanjutnya yaitu menguji semen secara mikroskopis, untuk mengetahui uji gerakan
massa, gerakan individu dan konsentrasi, dengan menggunakan mikroskop.
Memperhatikan gelombang yang ditimbulkan untuk uji gerakan massa serta gerakan
masing-masing individu sperma untuk uji gerakan yang dapat dilihat pada layar
monitor yang telah terhung dengan mikroskop.
4. Mengambil sampel semen untuk diuji konsentrasinya menggunakan alat fotometer.
Pengenceran Semen

1. Melakukan pengenceran semen dengan nilai perbandingan yang didapatkan dari hasil
uji konsentrasi. Bahan yang digunakan sebagai pengemcer ialah andromed dan
aquabides
2. Menuangkan Andromed dan aquabides ke dalam gelas ukur. Lalu mencamput
keduaanya dalam 1 gelas ukut dan goyangkan gelas itu hingga larutan homogeny atau
tercamur merata.
3. Mencampurkan semen dan bahan pengencer menjadi satu atau hingga homogeny dan
masukkan kedalam cool top.
Printing Straw
1. Memeriksa bangsa bull dengan warna straw.
2. Mengatur posisi label bangsa pejantan, nama pejantan, kode pejantan, kode batch,
produsen (BIBD Provinsi Bengkulu) yang akan dicetak.
3. Menyiapkan jumlah straw yang akan dicetak.
4. Mencetak straw tersebut dengan mesin easy coder.
5. Mengecek hasil printing.
Filling & Sealing Straw
1. Menghubungkan alat Automatic Filling and Sealing didalam cooltop dengan semen
yang sudah siap menggunakan selang kecil serta menyusun straw kosong kedalam alat
tersebut, dan jangan sampai straw yang disusun terbalik, tidak rapi.
2. Menekan tombol power ketika sudah siap, serta mengontrol proses pengisian semen
kedalam straw tersebut.
3. Memeriksa hasil filling & sealing.
4. Menyusun straw yang telah terisi semen diatas rak straw dengan kapasitas 100 straw.
5. Memeriksa straw yang tidak bagus atau rusak.
Ekuilibrasi
1. Menyusun straw diatas rak straw dengan kapasitas hingga 100 buah straw.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 32


2. Mendinginkan straw yang telah disusun di atas rak straw dengan suhu 3-5ºC selama 4-
6 jam dengan tujuan untuk menyesuaikan antara spermatozoa dan pengencer dan suhu
sebelum pembekuan.
Pembekuan (freezing)
1. Menyiapkan kotak stereoform.
2. Memasukkan penyangga dan rak straw dan masukkan N2 cair, lalu menutupnya
dengan rapat dengan suhu -196 ºC.
3. Mengamati dan membuang straw yang rusak.
Penyimpanan Straw
1. Menyiapkan canister di dalam container berisi N2 cair.
2. Mamasukkan straw yang sudah selesai freezing ke dalam goblet yang telah diisi straw
tersebut.
3. Memindahkan goblet dengan cepat ke dalam canister dan container.
Post Thawing Motility (Pemeriksaan setelah Thawing)
1. Mengambil sampel semen untuk segera diperiksa secara mikroskopis, setelah straw
disimpan selama 24 jam.
2. Menyiapkan air hangat dengan suhu 37ºC di tempat thawing (seluruh bagian straw
terendam).
3. Menyiapkan mikroskop, object glass, cover glass, stik glass, dan kertas tisue.
4. Merendam straw selama 30 detik dengan posisi sumbat pabrik di bagian bawah atau
dalam posisi horizontal sehingga seluruh bagian straw terendam.
5. Mengangkat straw dan mengeringkan sisa air yang menempel dengan kertas tissue.
6. Memotong straw menggunakan gunting straw pada kedua ujungnya.
7. Meneteskan sampel pada object glass yang telah dipanaskan dalam heating plate, dan
menutupnya dengan cover glass.
8. Mengamati dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 20 atau 400 kali.
9. Memeriksa semen setelah thawing dengan syarat : motilitas post thawing minimal
40%, gerakan individu progresif (P) ++, persentase spermatozoa yang abnormal
maksimal 10%, konsentrasi 25 juta/ml, dan pH 6,8-7,2.
10. Apabila hasil pemeriksaan sampel tidak bagus, maka ambil satu straw baru untuk
diperiksa.
11. Mencatat data hasil pemeriksaan dan afkir pada straw yang tidak memenuhi syarat.
12. Membahas hasil pemeriksaan yang tidak bagus dan mencari penyebab dari kualitas
semen yang kurang bagus tersebut.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 33


Distribusi
1. Memeriksa lagi nama dan bangsa pejantan pada straw yang akan dikirim.
2. Memeriksa setelah thawing sekali lagi sebelum dilakukan pengiriman atau
pendistribusian, dengan nilai PTM minimal 40% ++.
3. Masukkan straw kedalam container.
4. Memeriksa kembali N2 cair di dalam container (menambahnya jika kurang).
5. Mencatat data-data : nama dan bangsa pejantan, kode batch, dosis, motilitas, dan
tempat produksi.

Sterilisasi Peralatan
1. Mencuci alat dengan air bersih dan air sabun.
2. Menggosok dengan sikat dan air sabun.
3. Membilas kembali dengan air bersih dan meniriskannya.
4. Mensterilisaisi dengan memasukkan alat-alat tadi ke dalam oven, memanaskan pada
suhu 99,9 ºC.
5. Setelah sterilisasi selesai, selama pendinginan pintu oven tidak boleh dibuka
(perbedaan suhu antara di dalam oven dengan di luar oven yang tinggi dapat
menyebabkan pecahnya alat-alat dari kaca.

PEMBAHASAN

A. Pemeliharaan Bull

1. Populasi Ternak Bull

Gambar 1. ARTHUR Gambar 2. ANTASENA ( BALI)


(LIMOUSINE)

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 34


Gambar 3. RAMAYANA ( Gambar 4. KING
BALI) (SIMMENTAL)

Gambar 5. BIMA (BALI) Gambar 6.BALADEWA


(BALI)

Gambar 7. KRISNA (BALI) Gambar 8. CAISAR


(SIMMENTAL)

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 35


Identitas Ternak bull

Tabel 3. Nama ternak bull, bangsa, kode, BB dan Asal ternak di UPTD IB Bengkulu
Nama
No. Bangsa Kode Berat Badan Asal
Ternak
1 Antasena Bali 10117 558 kg BPTU HPT Denpasar
2 Baladewa Bali 10116 570 kg BPTU HPT Denpasar
3 Ramayana Bali 10088 572 kg BPTU HPT Denpasar
4 Bima Bali 10134 578 kg BPTU HPT Denpasar
5 Krisna Bali 10103 610 kg BPTU HPT Denpasar
6 Caisar Simmental 60152 730 kg BPTU HPT Padang Mangatas
7 King Simmental 60153 770 kg BPTU HPT Padang Mangatas
8 Arthur Limousine 80151 844 kg BPTU HPT Padang Mangatas

Catatan : Tabel diatas merupakan jenis ternak, kode tenak , berat badan ternak, serta asal
ternak yang ada di UPTD Inseminasi Buatan di provinsi Bengkulu.
Populasi ternak di UPTD Inseminasi Buatan di Provinsi Bengkulu berjumlah 8 ekor
yang merupakan bull semua. Dari 5 ekor bull tersebut 5 ekor jenis sapi Bali, 2 ekor
Simmental dan 1 ekor Limousine.

2. Perkandangan dan Sanitasi


Kegiatan Kerja Lapang yang dilakukan di UPTD Inseminasi Buatan di Provinsi
Bengkulu dimulai pada pagi hari pukul 06.00 – 10.00 Wib yang terdiri dari memandikan Bull,
membersihkan kandang, dan halaman, mengarit rumput dan memberi pakan Bull.
Memandikan bull dilakukan setiap hari dengan menggunakan air mengalir. Kegiatan
memandikan bull ini dilakukan untuk membersihkan bull dari segala kotoran agar bull tidak
mudah terserang oleh penyakit. Badan bull dibersihkan menggunakan sikat agar kotoran di
badannya hilang. Bagian utama yang harus dibersihkan yaitu area sekitar alat kelamin bull,
karena jika alat kelamin bull kotor maka bull akan mudah terserang penyakit dan jika kotor
akan bermasalah dengan proses penampungan dari semen bull.

Setelah memandikan bull, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu membersihkan


kandang bull. Sisa air minum bull di kuras habis, selanjutnya sisa pakan bull dibersihkan,
kotoran bull dibersihkan menggunakan sekop dan dikumpulkan di klenteng atau di gerobak.
Kotoran bull dan sisa pakan tadi langsung digunakan untuk memupuk pada lahan pastura

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 36


berupa lahan rumput raja. Lantai kandang dibersihkan sampai tidak ada lagi kotoran dan sisa
pakan & juga disikat dengan sikat seperti sapu khusus untuk menyikat kandang Kebersihan
kandang merupakan komponen penting dalam manajemen pemeliharaan bull, hal ini di
karenakan kandang merupakan tempat tinggal bagi bull, jika kandang bull kotor dan tidak
nyaman hal ini dapat membuat bull lebih mudah terserang penyakit serta lebih mudah stress.

Kandang ternak jantan unggul (Bull) yang ada di UPTD Inseminasi Buatan di
Bengkulu dibangun dengan ukuran 3 x 3,5 m, lantai semen sebagian ditambah dengan karpet
dari karet berwarna hitam, berdinding tembok semi terbuka, atap menggunakan seng, tempat
pakan dan minum yang terbuat dari semen bangunan. Perawatan kandang dilakukan dengan
cara membersihkan kandang setiap hari, setiap pagi dan sore. Kandang dibersihkan bersamaan
dengan memandikan sapi, bagian yang dibersihkan meliputi tempat pakan, lantai dan dinding.
Untuk menjaga kandang agar tetap bersih dan bebas dari penyakit biasanya dilakukan
penyemprotan desinfektan dan pengapuran pada kandang juga ada juga penyemprotan untuk
menghilangkan caplak atau serangga lain yang mengganggu sapi. Sapi juga dimandikan
dengan sabun yang diracik khusus oleh dokter hewan yang ada di UPTD Inseminasi Buatan
ini.

3. Pakan
Pada kegiatan Kerja Lapang yang telah dilakukan, pemberian pakan bull dilakukan
pada pagi hari, agak siang setelah mengarit dan sore hari. Pakan yang diberikan yaitu berupa
hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan yaitu king grass ( Pennisetum purpuroides ) ,
indigofera dan Thailand grass, namun yang paling sering dan yang utama adalah king grass.
Pakan hijauan diberikan sebesar 10% dari berat badan. Pakan sangat dibutuhkan oleh ternak,
yaitu untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi. Dalam hal ini, yang dimaksud produksi
yaitu produksi sperma. Jika pakan yang dikonsumsi oleh ternak kurang, maka produksinya
tidak akan maksimal. Selain itu, jika kualitas pakan rendah dapat mengakibatkan kekurangan
nutrisi pada ternak yang juga mempengaruhi produksinya, sehingga dalam manajemen pakan
harus memperhatikan kualitas dan kuantitas pakan yang akan diberikan untuk ternak.
Kemudian biasanya sehari sebelum penampungan ternak diberikan toge yang jumlah totalnya
4,2 kg untuk 8 ekor ternak. Karena penampungan dilakukan setiap hari senin dan kamis, maka
toge diberikan hari minggu dan rabu. Toge disini berperan agar semen yang ditampung bagus
dan tidak encer serta membuat ternak memiliki libido yang tinggi jadi tidak susah untuk
menampung semennya.

Jenis pakan yang diberikan :

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 37


Pakan yang diberikan untuk sapi yang ada di UPTD Inseminasi Buatan ini ada tiga
jenis, yaitu pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan (feed supplement). Hijauan yang
diberikan adalah rumput, dengan dua jenis rumput, yaitu rumput kinggrass (Pennisetum
purpuroides) dan rumput Thailandgrass, Pakan hijauan diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu
pada pagi dan sore hari dengan proporsi yang berbeda. Hijauan yang diberikan saat pagi hari
hanya dalam jumlah sedikit, dan pemberian lebih banyak pada sore hari sekitar pukul 15.00
WIB dengan mencacah rumput berukuran sekitar 20 – 30 cm yang sedang diberikan sekitar
jam 09.30 ketika selesai mengarit rumput. Hijauan yang dicacah 20-30 cm bertujuan untuk
memudahkan sapi dalam mengunyah dan mengurangi limbah sisa pakan karena batang
rumput yang dicacah dapat dikonsumsi sapi, berbeda jika diberikan utuh tanpa dicacah.
Kemudian jika dilakukan penampungan maka tidak ada kegiatan mengarit karena waktu
mengaritdigunakan untuk menampung semen. Jadi, mengarit rumput dilakukan sehari
sebelum penampungan.

Pada pukul 05.00–06.30 memberikan hijauan dengan tujuan sebagai alas/pemancing


mikroba rumen. Kemudian diberikan pakan konsentrat dengan campuran Pelet, Cattle mix,
dan garam (NaCl), dan diberikan untuk 8 ekor bull ini dengan dosis yang berbeda- beda setap
pagi dan sorenya.. Pakan konsentrat ini diberikan setelah pemberian pakan hijauan.
Pemberian pakan selanjutnya yaitu pada pukul 10.00 dan dilanjutkan dengan pemberian
pakan pada sore hari yaitu sekitar pukul 15.00. Pakan konsentrat yang diberikan berupa pellet
ditimbang dulu dengan timbangan biasa, namun untuk pemberian garam dan cattle mix tidak
ditimbang tapi dikira-kira saja pemberiannya. Konsentrat yang diberikan disimpan dalam
gudang penyimpanan dan kadang- kadang ditemukan konsentrat berupa pellet yang busuk
karena lembab. Selain pakan hijauan ditambahkan juga feed suplemen yaitu yang bisa
dicampurkan pada pengadukan pakan konsentrat seperti cattle mix dan juga toge.

4. Kesehatan
Kesehatan hewan merupakan suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel
yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal.
Kesehatan hewan ternak adalah mengetahui ciri hewan ternak sapi yang sehat yaitu ciri hewan
ternak sapi yang sakit dan pencegahan penyakit. Jadi kesehatan ternak terutama bull itu sangat
penting.

Perawatan kesehatan pejantan yang dilakukan di UPTD Inseminasi Buatan Dinas


Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu yaitu: Penimbangan berat badan yang
secara berkala atau biasanya dilakukan sebulan sekali, pemberian vitamin (Hematodin) dan

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 38


pemberian butox, penyemprotan desinfektan pada lantai (gusanex), pemberian peka pada kaki
sapi yang bengkak, pemberian biosan dan vetedril. Sanitasi Bull dan kandang dilaksanakan
setiap hari dan bull juga dimandikan atau dibersihkan bagian tubuhnya ketika kandang di
sanitasi.

Beberapa pencegahan, pengobatan, pemvaksinan yang dilakukan pada ternak.

1. Pemberian Vitamin, Pemberian vitamin pada sapi dilakukan apabila kondisi ternak
dalam keadaan stress, seperti kurang nafsu makan, terkena infeksi dan sakit.Vitamin
yang diberikan antara lain vitamin B12 dan vitamin A, D, dan E.
2. Penanganan Kesehatan Hewan, Penanganan kesehatan hewan ini dilakukan dengan
cara pengontrolan penyakit pada ternak setiap hari pada pagi dan sore hari yang
dilakukan oleh dokter hewan yang bertujuan apabila ditemukan adanya bibit penyakit
pada hewan dapat segera ditangani. Tanda awal dari ternak yang sakit yaitu nafsu
makan yang berkurang, lesu, banyak mengeluarkan air liur, mata terlihat pucat dan
banyak terdapat lelehan bekas air mata.
3. Desinfeksi kandang, Desinfeksi kandang ternak dilakukan secara rutin minimal
satukali selama seminggu, apabila terlihat gejala-gejala penyakit, penyemprotan
desifektan dilakukan setiap hari. Tujuan desinfeksi kandang untuk membunuh
mikroorganisme patogen penyebab penyakit dan mengurangi lalat dan nyamuk yang
terdapat disekitar kandang dan selokan kandang.
4. Pengobatan, Pengobatan dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami ternak.
Apabila kondisi ternak tidak memungkinkan untuk ditampung semennya, maka ternak
di istirahatkan untuk sementara waktu sampai kondisi ternak tersebut pulih dan normal
kembali.

Untuk sapi Bali yang mudah stress, diberi penanganan khusus selama masa karantinanya
yaitu 14 hari. Untuk ternak yang didatangkan dari daerah lain misalnya dari Bali, Lembang,
dsb, harus memenuhi syarat yaitu terbebas dari 12 macam penyakit seperti PMK, Anthrax,
Brucellosis, Parasit Darah, Surra, Jembrana, SE.

5.Lahan Pastura
Luas lahan HMT dan kantor yang ada di UPTD Inseminasi Buatan di Bengkulu yaitu
2,5 hektar, lahan kantor 0,5 hektar dan yang 2 hektar lahan HMT. Akan tetapi dari luas lahan
2 hektar tersebut yang benar-benar memproduksi rumput dengan baik hanya 1 hektar, hal ini
dikarenakan sebagian lahannya masih berupa rawa gambut sehingga tidak menghasilkan

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 39


hijauan dengan baik, dan juga ada tanaman lain seperti kelapa sawit dan alang-alang didekat
rawa.

Waktu pemanenan hijauan itu sendiri dilakukan 45-60 hari sekali, dengan cara
membuat blok-blok atau dikira-kira untuk menentukan bagian mana yang akan dipanen
terlebih dahulu. Pemanenanya menggunakan alat manual yaitu disabit. Penyabitan dilakukan
pada pagi hari kemudian hijauan dibawa ke kandang dan ditegakkan (leacing). Setelah
dilakukan pemanenan rumput, pada keesokan harinya dilakukan penyiangan dan pemupukan
pada bagian pokok tanaman. Pupuk yang diberikan yaitu berupa feses baru dari kandang Bull
dan pelet yang busuk, selain itu ada juga pemberian pupuk urea. Biasanya rumput yang dicari
itu sebanyak 10 ikatan dan pulangnya rumput dibawa dengan mobil bak terbuka VIAR.

B.. Produksi Semen Beku

1. Prosesing Semen Beku


a. Penampungan

Penampungan semen dilakukan pada hari senin dan kamis. Sebelum melakukan
penampungan semen dimulai terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan agar
penampungan bisa berjalan. Persiapan yang di lakukan yaitu:

 Menyiapkan vagina buatan dan alat lain yang akan di gunakan seperti plastik glove,
dan sepatu besi. Vagina buatan yang akan digunakan untuk menampung semen
sebelumnya diisi dengan air hangat dengan suhu 410C-440C dan di ujung dari vagina
buatan dilengkapi dengan tabung penampung semen., menyiapkan juga pelicin untuk
mengolesi vagina buatan sehingga mirip seperti aslinya dan tidak keras atau kaku.
 Mempersiapkan teaser atau penggoda, teaser di letakkan di dalam kandang jepit dan di
ikat, teaser disini adalah sapi jantan lain yang jinak dan ukuran tubuhnya agak pendek
serta mudah dihandling.
 Menyiapkan Bull atau pejantan unggul yang akan di tampung semennya. Bull di bawa
dan dikendalikan oleh Master Bull atau orang yang bisa menghandlenya.
Dalam proses penampungan semen, orang yang menampung harus dalam keadaan siap
dan Master Bull juga selalu melihat pergerakan Bull dan mengendalikannya agar tidak
menyerang penampung dan juga orang yang menonton proses penampungan harus diam agar
bull yang akan ditampung tidak stress. Penampung melakukan penampungan pada saat penis
sudah tegang dan berwarna merah yang menandakan bahwa Bull sudah berada dalam puncak
ingin ejakulasi. Pada saat mounting yang ketiga kali dan tanda-tanda tadi sudah terlihat maka

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 40


langsung dilakukan penampungan semen. Penampungan semen dilakukan apabila penis sudah
benar – benar tegang dan tampak kemerahan serta sapi tersebut sudah menaiki pemancing
sebanyak 3 – 4 kali. Kolektor yang bertugas memegang vagina buatan dengan tangan kanan
sementara tangan kiri memegang preputium dan tangan kirinya harus memakai sarung tangan
glove dan berdiri di sebelah kanan teaser dengan posisi vagina buatan membentuk sudut 45
derajat garis dengan horizontal. Penis diarahkan ke vagina buatan yang dipegang dengan
menggunakan tangan kanan. Disusul dengan tekanan kedepan dan terjadi ejakulasi. Saat
ejakulasi penjantan harus dibiarkan mendorong penisnya sendiri kedalam vagina buatan untuk
memperoleh ejakulasi yang optimal (Salisbury dan Van Demark, 1985). Selain itu orang yang
menampung semen harus memakai sepatu yang safety agar ketika menampung semen tidak
mudah remuk kakinya ketika diinjak sapi.

b. Pemeriksaan Semen Segar


 Pemeriksaan Secara Makroskopis

Pemeriksaan makroskopis yaitu proses pemeriksaan semen segar yang dilakukan secara
langsung menggunakan mata telanjang. Pemeriksaan secara makroskopis antara lain yaitu
pemeriksaan warna, volume, pH, konsistensi. warna semen yang baik adalah krem dan putih
susu, jika ada warna coklat pada semen maka semen terkontaminasi kotoran. Untuk pH semen
yaitu berkisar antara 6-7, konsistensi yaitu kental, sedang, dan encer. Konsistensi semen yang
ditampung akan menentukan banyaknya pengencer yang akan digunakan. Standar operasional
pemeriksaan semen segar secara makroskopis di UPTD Inseminasi Buatan adalah volume
semen yang dapat diproses rata-rata 5 cc dan minimal 3 cc, warna putih susu sampai krem, pH
6-7, bau (khas sperma agak amis), kekentalan (kental). Apabila semen yang dihasilkan tidak
memenuhi standar yang ditentukan maka semen tersebut dibuang dan pejantannya
diperhatikan secara khusus (kesehatan dan pemberian pakan) agar semen yang dihasilkan
pada penampungan berikutnya dapat diproses lebih lanjut. Selain itu stress pejantan juga
harus diperhatikan karena stress juga mempengaruhi produksi semen.
 Pemeriksaan Secara Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis yaitu pemeriksaan semen segar yang dilakukan menggunakan


alat bantu. Pemeriksaan mikroskopis yaitu dengan menggunakan mikroskop, antara lain
pemeriksaan gerak, motilitas, gelombang dan konsentrasi. Dari hasil yang didapat saat kerja
lapang di UPTD Inseminasi Buatan didapat rata-rata gerak pada sperma hasil tampung yaitu
++ (dua plus) yang menunjukkan kualitas sperma bull tersebut bagus, sedangkan untuk
motilitasnya 65%-70%. Untuk menghitung konsentrasi sperma hasil tampung dengan

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 41


menggunakan alat photometer. Dari perhitungan konsentrasi, dapat diketahui jumlah
pengencer yang akan digunakan dan jumlah straw yang akan diproduksi.

Aspek-aspek yang diperhatikan dalam pemeriksaan secara mikroskopis adalah melihat


gerakan massa, motilitas/gerakan individu, dan konsentrasi spermatozoa pada semen segar.
 Gerakan massa
Gerakan massa merupakan gerakan bersama-sama spermatozoa yang membentuk
gelombang yang tebal atau tipis serta gerakan cepat dan lambat tergantung spermatozoa yang
hidup di dalamnya.
Selama KL hal yang dapat menentukan apakah sperma tersebut layak untuk diproses atau
tidak ialah gelombangnya. Standar gerakan sperma yang dapat diproses adalah 2 + dan 3 +.
Proses pemeriksaan gerakan massa sperma adalah sperma diteteskan di atas objek glass
menggunakan pipet tetes kemudian diamati di bawah mikroskop yang langsung tersambung
dengan tv, sebelumnya ditetesi dengan NaCl 0.9 % terlebih dahulu.
Feradis (2010) menyatakan bahwa penentuan kualitas semen berdasarkan penilaian
gerakan massa adalah sebagai berikut:
Sangat baik (+++) = Terlihat gelombang besar, banyak, gelap, tebal, dan
bergerak cepat
Baik (++) = Terlihat gelombang kecil, kurang jelas dan bergerak
lamban
Lumayan (+) = Tidak terlihat gelombang melainkan gerakan
individual yag aktif progresif

Buruk (N) = Necrospermia (0): Sedikit atau tidak ada gerakan


individual yang bergerak

 Motilitas
Motilitas/gerakan individu semen merupakan salah satu cara untuk mengetahui
persentase sperma hidup dalam setiap ml semen. Sesuai dengan pernyataan Afiati (2013)
bahwa motilitas merupakan satu-satunya cara penentuan kualitas semen sesudah pengenceran
sebagai ukuran kesanggupan membuahi pada saat digunakan untuk IB. Penentuan persentase
motilitas sperma yaitu dengan cara :
1. Semen 4 ml dicampur dengan 15 ml pengencer andromed dan aquabides dicampur secara
merata sampai homogen lalu diperiksa di bawah mikroskop.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 42


2. Sperma yang dapat diproses lebih lanjut minimal motilitasnya 70% yang ditandai banyak
spermatozoa yang hidup dan jika kurang dari 70% maka akan dibuang atau tidak diproses.
 Konsentrasi spermatozoa
Perhitungan konsentrasi spermatozoa yang dilakukan di UPTD Inseminasi Buatan
menggunakan Photometer (alat penghitung konsentrasi spermatozoa secara otomatis).
Prosedur untuk mengetahui jumlah konsentrasi spermatozoa ialah, mencampurkan sperma
segar sebanyak 4 ml ke dalam cuvet yang berisi larutan NaCL (Natrium Clorida) 4cc,
kemudian cuvet tersebut di masukkan ke alat penghitung (Sperma cue).

Hasil pemeriksaan semen segar


N Nama Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis
Kode
o. Pejantan Jdwl Tampung Warna Volume Gerak Motilitas(%)
1 Krisna/Bali 10103 20/12/2018 P.susu 2.5 ml ++ 70
2 Krisna/Bali 10103 24/12/2018 P.susu 3.5 ml ++ 70
Caisar/
3 60152 24/12/2018 P.susu 8.7 ml ++
simmental 65
Arthur/
4 80151 24/12/2018 P.susu 6.5 ml ++
limousine 65
Caisar/
5 60152 27/12/2018 Krem 9.3 ml ++
simmental 65
Arthur/
6 80151 27/12/2018 P.susu 4.3 ml ++
limousine 65
7 Krisna/Bali 10103 3/1/2019 Krem 5.4 ml ++ 70
Caisar/
8 60152 3/1/2019 Krem 5.8 ml ++
simmental 65

Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis Pengenceran


Jumlah
V. V. Jam
Konsistensi Gelombang Konsentrasi PH Straw
Semen Pengencer Mulai
Sedang Sedang 1112 juta 2.2 14 ml 7:55 77
Sedang 1332 juta 3.3 24 ml 7:57 123
Sedang 661 juta 8.5 25 ml 8:13 146
Sedang 6.3 9:30
Encer Tipis 369 juta 6.99 9 10 ml 8:50 86
Sedang Tipis 817 juta 4 15 ml 8:35 85

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 43


Sedang Sedang 719 juta 6.72 5.2 18 ml 7:55 104
Sedang Sedang 957 juta 5.5 24 ml 8:55 136

Data selama KL didapatkan bahwa, pada tanggal 20 desember 2018, dilakukan


penampungan semen yang ditampung yaitu krisna dengan volume 2.5 ml, cukup sedikit dari
volume standar yaitu 4-6 ml, warnanya putih susu, konsistensi atau kekentalannya sedang, Ph
nya belum diukur, geraknya ++ yang berarti gelombang massa tebal dan pergerakan sedang
atau gelombang massa sedang dan pergerakan cepat,, gelombangnya sedang, motilitasnya 70
%, konsentrasi nya 1112 juta jika dihitung dengan alat photometer, volume semennya 2.2 ml,
volume pengencer 14 ml, Jumlah strawnya 77. Kemudian pada tanggal 24 desember 2018,
ada 3 yang ditampung. Krisna ditampung dengan volume 3.5 ml, warnanya putih susu,
konsistensinya sedang, PH nya 6.65 setelah diukur dengan photometer, geraknya ++,
gelombangnya cepat, motilitas atau perbandingan jumlah sperma yang bergerak progresif
dengan yang bergerak mundur, berputar atau mati yaitu 70 %, konsentrasi nya 1332 juta,
volume semen 3.3 ml, volume pengencernya 24 ml, jumlah straw yaitu 123. Untuk caisar
volumenya agak banyak yaitu 8.7 ml, warnanya putih susu, konsistensi sedang, ph 6.94,
geraknya ++yaitu gelombang massa sedang dan pergerakan cepat atau gelombang massa tebal
dan pergerakan sedang., gelombangnya sedang,, motilitas 65 %, konsentrasi 661 juta, volume
semen 8.5 ml, volume pengencer 24 ml sama seperti krisna, jumlah straw 146. Kemudian
Arthur, volumenya 6.5 ml mendekati standar, warna putih susu, konsistensinya sedang, ph
nya belum diukur, gerak ++, gelombangnya sedang, motilitasnya 65 %, volume semennya 6.3
ml. Kemudian pada tanggal 27 desember 2018 dilakukan penampungan yaitu 2 ekor sapi
caisar dan Arthur. Volume semen caisar 9.3 ml cukup banyak, warnanya krem, konsistensinya
encer jika dimiringkan tabung reaksinya maka semen akan cepat kembali ke tempat
semulanya jadi encer.ph nya 6.99, geraknya ++ dan rata-rata geraknya selalu ++,
gelombangnya tipis dan lambat, motilitasnya 65 %, konsentrasinya 369 juta, volume
pengencernya 10 ml, jumlah strawnya 86. Untuk Arthur volumenya 4.3 memenuhi standar,
warnanya putih susu, konsistensinya sedang, geraknya ++, gelombangnya tipis dan lambat,
motilitasnya 65 %, konsentrasinya 817 juta, volume semen 4 dan volume pengencer 15 ml
dari alat photometer, jumlah straw 85. Selanjutnya pada hari kamis kemaren tanggal 03
januari 2019, volume krisna 5.4 ml memenuhi standar volume semen, warna krem berarti
normal, konsistensi sedang, ph nya 6.72, geraknya ++, gelombangnya sedang, motilitas 70 %,
konsentrasi 719 juta, volume semen, volume pengencer, dan jumlah straw berturut-turut
adalah 5.2, 18, 104 jika pakai alat photometer.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 44


Volume sesmen dari caisar adalah 5.8, warnanya krem, konsistensi sedang, ph jika
diukur dengan ph meter yang di kalibrasi dengan ph 4 dan 7 terlebih dahulu, maka ph nya
6.83 setelah muncul kata ready di ph meter, gerak seperti pada umumnya ++, gelombangnya
sedang, motilitasnya 65 %, konsentrasinya 957 juta, volume semen 5.5, volume pengencer 24,
jumlah straw 136. Demikianlah data dari lab. yang saya amati.

c. Pengenceran
Setelah semen selesai diperiksa secara makroskopis dan mikroskopis, jika semen
tersebut layak proses selanjutnya dilakukan pengenceran semen. Pengencer yang di gunakan
yaitu andromed dan aquabides. Perbandingan yang digunakan antara andromed dan aquabides
yaitu 1 : 4. Pengencerannya di lakukan dengan menggunakan alat berpa tabung yang
disiapkan takaran untuk andromed dan aquabides yaitu 1 banding 4 kemudian dilakukan
pengocokan secara perlahan, dan kemudian semen dicampurkan dengan bahan pengencer
memakai alat semen cone.

Fungsi dari pengencer adalah untuk memperbanyak volume sehingga semen yang
didapat itu dapat dibagi - bagi untuk menginseminasi banyak betina dari satu ejakulat, sumber
nutrisi spermatozoa untuk mempertahankan hidupnya, melindungi spermatozoa dan sebagai
bakteriostatik dimana pengencer harus mengandung zat – zat ini sehingga zat – zat renik
dalam semen dapat dihentikan aktifitasnya serta sebagai pelindung spermatozoa terhadap
perubahan – perubahan temperature atau anti shock (Toelihere, 1981).

Berdasarkan hasil yang telah dipelajari selama KL, diperoleh bahwa syarat bahan
pengencer yaitu murah, mengandung unsur yang hamper sama sifat fisisk dan kimianya
dengan semen, memiliki tekanan osmotic yang sama dengan spermatozoa. Fungsi bahan
pengencer adalah untuk penyedia makanan dan melindungi dari cold shock, hal ini sesuai
dengan literatur yang saya dapatkan.

d. Printing Straw

Printing Straw merupakan suatu proses mencetak straw. Yang dimaksud mencetak
straw disini adalah memberi informasi berupa tulisan pada permukaan straw yaitu berupa
bangsa sapi, kode sapi, nama sapi dan hal- hal yang diperlukan lainnya dengan pipet straw
sesuai bangsanya . Pencetak straw dilakukan oleh mesin yang dinamai Easy Coder yang dapat
mencetak straw dalam jumlah banyak. Hal yang harus diperhatikan dalam percetakan straw
adalah letak posisi straw itu sendiri, jangan sampai terbalik. Menurut Toelihere (1981) bahwa

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 45


straw dapat dibuat dalam berbagai warna, dimana setiap warna untuk identifikasi tertentu.
Pelaksanaan printing straw dilakukan bersamaan dengan waktu pengenceran semen setelah
diketahui jumlah straw yang akan dicetak. Volume semen yang dapat ditampung untuk setiap
straw adalah 0,25 cc dan bisa juga menggunakan medium straw yang 0.50 cc. Straw yang
telah dibuat atau telah diprinting disimpan dalam cooltop untuk kemudian diproses atau di
filling sealing agar straw nya bisa diisikan semen. Karena straw mempunyai banyak warna,
harus diperhatikan bangsa apakah yang diambil semennya sehingga mudah dalam
menentukan warna untuk printing straw.
e. Filling dan Sealing

Filling and Sealing merupakan suatu proses pengisian straw yang sudah di beri label,
proses ini dilakukan juga oleh mesin yang canggih yaitu dinamai Automatic feeling and
sealing ( dengan kapasitas 4235 straw perjam ). Proses pengisian straw dengan semen yang
sudah diencerkan secara homogen dan didiamkan selama 30 menit serta menyumbat ujung
straw dengan sumbat mesin kemudian menghitung straw dan menyusun diatas rak. Hal ini
sangat sesuai dengan pernyatan Feradis (2010), filling and sealing adalah proses pengisian
semen yang telah diencerkan dan penjepitan straw dengan menggunakan automatic filling and
sealing machine. Sesuai dengan pernyataan toelihere (1981) bahwa jumlah semen dalam
straw adalah 0,5 ml, sedangkan untuk mini straw 0,25 ml. Dimana konsentrasi sperma harus
jauh lebih tinggi dan tetap mengandung minimal 12 juta sel untuk setiap straw. Pada proses
filling and sealing, straw harus dipastikan benar-benar terisi semen. Kemudian, rak hitung
straw biasanya berisi 175 buah untuk mini straw.
f. Equilibrasi

Equlibrasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menurunkan suhu dalam straw
dengan cara straw dimasukkan ke cooltop dengan suhu 5 derajat celcius, setelah proses filling
and sealing. Straw yang kualitasnya bagus (terisi dan tertutup dengan sempurna) dihitung dan
disusun dalam rak penghitung straw. Rak penghitung straw yang ada di UPT IB Provinsi
Bengkulu memiliki kapasitas 175 buah. Suhu yang diperlukan dalam proses equilibrasi
dalam cold handling cabinet (cold top) adalah 5oC dengan waktu selama 4-6 jam.
Pada dasarnya prinsip dalam proses equilibrasi dalam cold handling cabinet (cold top)
adalah tidak diperbolehkan untuk dibuka selama waktu yang ditentukan karena dapat
mempengaruhi perubahan suhu dan kualitas straw. Apabila waktu yang ditentukan untuk
proses equilibrasi sudah tercapai (4 jam) maka dilanjutkan dengan proses freezing (proses
pembekuan). Sebelum pembekuan juga ada tahap pra freezing.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 46


Pada saat proses equilibrasi hal yang harus diperhatikan ialah menghindari terjadinya
kejutan atau stress dingin (cold shock) yang dapat menyebabkan turunnya kualitas sperma
yang berada dalam straw. Untuk menghidari hal tersebut maka sperma dapat dicampur dengan
bahan pengencer. Afiati (2004) menyatakan bahwa equilibrasi yaitu periode yang diperlukan
spermatozoa untuk menyesuaikan diri dengan bahan pengencer, sehingga pada waktu
pembekuan kematian spermatozoa yang berlebihan dapat dihindari dan kualitasnya dapat
dipertahankan semaksimal mungkin.

g. Pra freezing

Pada proses pra freezing, semen yang sudah di equilibrasi selama 4 sampai 6 jam
kemudian dikeluarkan dan dilakukan penguapan dengan nitrogen cair. Hal ini di lakukan
dengan cara menyiapkan nitrogen cair yang dimasukkan ke dalam alat bull freezing semen
yang diatur suhunya dari 5 derajat celcius. Straw kemudian dimasukkan kedalam alat tersebut
setelah proses equilibrasi.

h. Freezing

Proses pembekuan semen dilakukan dengan cara menempatkan straw yang telah diisi
dengan semen diatas N2cair dengan suhu – 1300C selama kurang lebih 10 menit agar sel
spermatoza yang ada dalam straw tetap terjaga kelangsungan hidupnya. Jika kurang dari
waktu yang ditentukan maka sel spermatozoa yang ada didalam straw kualitasnya kurang
baik, waktu ini didapatkan secara otomatis dari alat yang bernama bull semen freezing. Pada
saat pra freezing juga memakai alat ini. Selain itu freezing yang artinya pembekuan memang
khusus untuk menurunkan suhu sperma sebelum disimpan di container.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 47


i. Penyimpanan Straw

Untuk penyimpanan straw, straw disimpan di alat yang namanya container yang berisi
nitrogen cair. Straw disimpan dalam container dengan suhu -196 derajat celcius dengan
keadaan straw terendam di nitrogen cair. perlakuan ini dilakukan agar semen didalam straw
membeku. Straw yang sudah disimpan di container sebaiknya dilakukan evaluasi semen
setelah 24 jam dari proses penyimpanan. Selain itu tata cara mengambil straw harus
diperhatikan serta memperhatikan juga bahwa penyimpanan di container ini sangat
memerlukan nitrogen cair. Tanpa nitrogen cair semen bisa rusak. Straw yang sudah
dimasukkan ke container maka siap dilakukan distribusi.

2. Post Thawing Mortility


Setelah dilakukan penyimpanan selama ± 24 jam, dilanjutkan dengan evaluasi straw.
Evaluasi straw yaitu memeriksa layak atau tidak straw untuk digunakan, evaluasi straw
dilakukan dengan memeriksa PTM (Post Thawing Mortility). PTM yaitu memeriksa semen
beku setelah diencerkan kembali setelah dilakukan penyimpanan. Pada evaluasi straw ini
dapat dilihat gerakan sperma yang mengarah kedepan, apabila gerakan sperma mengarah
kebelakang atau mundur maka straw tidak layak digunakan, dilihat motilitas rPost Thawing
minimal 40 %, Gerakan individu progresif ( P ) ++, jika tidak memnuhi syarat maka semen
beku akan di afkir.

Perhitungan penyimpanan. Evaluasi straw di UPTD IB ini dilakukan 2 kali, yaitu


setelah penyimpanan selama ±24 jam, dan ketika ada pembeli atau konsumen. Evaluasi semen
beku dilakukan setelah straw di thawing di dalam waterbath bersuhu 370C selama 30 detik,
sampai semen dalam straw benar-benar mencair, kemudian sampel semen dikeluarkan untuk
dievaluasi secara mikroskopis dengan mikroskop yang perbesarannya 10 kali 10. Straw
diambil dari container dengan hati-hati kemudian dilakukan thawing selama 30 detik. Setelah
di thawing, straw di lap dengan tisu terlebih dahulu dan dilakukan evaluasi dengan cara
menggunting straw terlebih dahulu, straw harus digunting di kedua ujungnya agar semen bisa
keluar, selanjutnya semen dilihat dari mikroskop.

3. Pemetaan dan Distribusi


Pendistribusian straw atau semen beku produksi UPTD Inseminasi Buatan sudah
mencakup 9 kabupaten dan 1 kota yang ada di Bengkulu. Pemetaan ini berfungsi untuk
menghindari adanya inbreeding di daerah Bengkulu ini dari semen yang di produksi oleh
UPTD IB Provinsi Bengkulu. Hal ini berguna juga untuk memperbaiki kualitas/ mutu genetic

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 48


sapi. Intinya sebagai salah satu produsen straw sapi terbesar di Bengkulu, UPTD IB
memerlukan adanya suatu pemetaan dan distribusi dalam peredaran strawnya.

Tabel 4. Distribusi Straw dari UPTD Inseminasi Buatan Tahun 2018

Jumlah
No. Wilayah Ket
Straw
1 Bengkulu Utara Baik
2 Bengkulu Tengah Baik
3 Bengkulu Selatan Baik
4 Rejang Lebong Baik
5 Seluma Baik
2.000
6 Mukomuko Baik
straw
7 Lebong Baik
8 Kaur Baik
9 Kepahiang Baik
10 Kota Bengkulu Baik
2.000
Jumlah Baik
straw

Pada tahun 2018 hanya dimuko-muko saja karena SK dari UPTD Inseminasi Buatan
ini belum keluar atau baru keluar pada beberapa bulan mendekati akhir tahun.

4. Palpasi dan Teknik Inseminasi Buatan


Pada pembahasan palpasi rektal dilakukan praktek secara tidak langsung atau dengam
memakai boneka dami. Dilapangan, prinsip dari palpasi rektal itu sendriri harus dapat
menemukan servik dari ternak betina. Pada palpasi ini, dibuat tiruan servik sehingga bisa
mencoba untuk palpasi tanpa harus mengganggu sapi aslinya karena menggunakan boneka
dami.

Teknologi inseminasi buatan merupakan suatu teknik yang digunkan untuk


mempermudah peternak dalam melakukan proses perkawinan. Proses perkawinan dengan
adanya teknologi IB ini peternak tidak perlu memelihara pejantan untuk mengawini betina.
Adapaun keuntungan dari teknologi IB itu sendiri yaitu terhindar dari penyakit kelamin, bibit
Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 49
yang tersedia merupakan bibit unggul, tingkat kebuntingan tinggi dari pada perkawinan alami.
Kerugian dari teknologi IB sendiri adalah membutuhkan inseminator yang handal dan
menguasai teknik IB dengan baik serta jika peralatan IB tidak steril maka ternak dapat
terserang penyakit. IB menggunakan alat yaitu insemination gun yang terdiri atas plastic
sheat, straw dan juga diperlukan gunting untuk menggunting strawnya, serta container kecil
sekitar kurang lebih cukup untuk 1 liter air, agar straw bisa dibawa kemana-mana tanpa perlu
membawa container yang besar. Inseminator harus mengambil jarak yang sesuai dengan sapi
ketika akan meng- IB. Setelah palpasi rektal, insemination gun agak di tegakkan dulu menuju
vulva baru kemudian agak dimiringkan posisinya bukan langsung ditegakkan. Selain itu
tangan kiri juga berfungsi untuk menahadang ekor sapi yang terus bergerak. Biasanya
ketidakberhasilan IB karena waktu birahi nya yang tidak tepat. Jika sapi betina birahi, maka
akan diam saja ketika palpasi rektal dan sebaliknya, jika tidak birahi maka sapi akan lebih
memberontak ketika palpasi rektal untuk menemukan serviks.

Tabel 5. Beberapa ukuran tubuh ternak

Lingkar
No. Nama Bull Umur BB (kg) Tinggi Pundak
Skrotum
4.5
1 Antasena/ Bali 504 115 29
tahun
4.5
2 Baladewa/Bali 527 131 27
tahun
4.5
3 King/Simmental 562 138 35
tahun
6
4 Ramayana/Bali 536 126 27
tahun
7.5
5 Bima/Bali 502 127 28
tahun
7.5
6 Krisna/Bali 547 130 26
tahun
7 Caisar/Simmental 3 tahun 538 144 38
8 Arthur/Limousine 3 tahun 610 133 42.5

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 50


Panjang Badan Lingkar dada BCS
147 202 3
141 207 3
142 215 4
143 214 3
143 202 3
144 212 3
173 210 3
174 225 4

Berdasarkan data ini diperoleh bahwa ukuran tubuh ternak juga penting untuk
penampungan semen, terutama lingkar skrotum, karena di skrotum ada testis yang merupakan
tempat penghasil sperma. Untuk pengukuran berupa lingkar dada penting untuk memprediksi
berat ternak. Selain itu untuk mengetahui apakah BCS ternak sesuai dengan BCS untuk
ditampung semennya atau tidak. Jadi ukuran-ukuran tubuh ini sangat penting untuk diketahui
dan diukur dengan teratur seperti sebulan sekali. Untuk mengukur panjang badan dan tinggi
gumba alat yang disediakan di UPTD IB ini adalah tongkat ukur. Sedangkan untuk mengukur
lingkar skrotum dan lingkar dada disediakan pita ukur. Selain itu sebelum sapi akan diukur,
sapi diikat di kandang khusus terlebih dahulu, karena tidak semua sapi bisa jinak maka sapi
akan diberi pakan dan dielus perlahan badannya agar tenang. Orang yang mengukur juga
harus memperhatikan atau harus hati-hati karena jika salah gerakan dalam mengukur, sapi
bisa saja stress.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 51


BAB IV

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Praktek Kuliah Lapang yang dilaksanakan UPTD Inseminasi Buatan
di Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa :

1. Manajemen pemeliharaan Bull yang ada di UPTD IB Talang Kering Bengkulu dilakukan
dengan cara: sanitasi, penyemprotan desinfektan, pemberian vitamin dan antibiotik,
pengobatan kaki, penimbangan Bull rutin sebulan sekali, dan pemeriksaan penyakit
2. Manajemen pakan dan HMT dilakukan dengan cara memberikan pakan hijauan dan
konsentrat.
3. Manajemen produksi semen beku meliputi: tahap penampungan semen, pemeriksaan
semen, pengenceran semen, pencetakan straw, filling and sealing, equilibrasi, freezing,
pre freezing dan penyimpanan
4. Untuk Produksi Semen perlu juga diperhatikan ukuran tubuh ternak seperti, lingkar
skrotum, panjang badan, tinggi gumba, lingkar dada, dan berat badan karena mempunyai
pengaruh juga.
5. Ukuran tubuh bisa diukur dengan tongkat ukur dan pita ukur

5.2 Saran
Diharapkan UPTD IB Provinsi Bengkulu bisa menjaga kualitas dan kuantitas dari
semen beku ( Straw ) sehingga nantinya peternak ataupun inseminator tetap mendapatkan
bibit yang baik dan unggul. Kemudian diharapkan agar kekurangan sarana seperti mesin
pemotong rumput atau alat pemotong kuku sapi diadakan dan juga proses pengolahan hijauan
berupa hay atau silase dapat dilakukan serta pengolahan limbah atau feses sapi juga bisa
diterapkan ketika jumlah sapinya memadai. Terima Kasih.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 52


DAFTAR PUSTAKA

Afiati, F. 2013. Pembibitan Ternak dengan Inseminasi Buatan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Almquist , J.O. 1968. Dairy Cattle. Dalam : E.J Perry (E.d). The Artifical Inseminasi of Farm
Animal. Fourth Revised Edition. Rutgers University Press, New Jersey.

Darmono. 1992. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Jakarta.


Dirjen Peternakan, 2000. Prosedur Tetap Produksi dan Distribusi Semen Beku. Direktorat
Jendral Peternakan. Jakarta.
Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta. Bandung
Foster , J. .J.O Almquist and R.C. Martig, 1970. Reproductive.capacity Of Beef Bull. IV.
Changes In Sexual Behavior And Semen Characterisitic Among Sucsessive Ejaculation,
J. Anim. Sci. 30, 245.
Hafez, E. S. E. 1993. Anatomy of Male Reproduction. Dalam E. S. E. Hafez (E.d)
Reproduction in Farm Animals. Sixth Edition. Lea and Febiger, Philadelphia, USA.

Hartadi, H. S. 1986. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia.Universytas Gadjah Mada


Press, Yogyakarta.
Hardopranjoto, S. 1991. Fisiologi dan Reproduksi edisi kedua .Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Erlangga Surabaya.

Herdiawan.2004. Pengaruh Laju Penurunan Suhu dan Jenis Pengencer Terhadap Kualitas
Semen Beku Domba Priangan. JITV9(2): 98—107. Bogor.
Herdis, M.Rizal.2008. Viabilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa epididymis
kerbau belang pada penambahan maltosa dalam pengencer andromed®.Jurnal
Pengembangan Peternakan Tropis. Semarang : Undip Press.
Herlinae. 2003. Evaluasi nilai nutrisi dan potensi hijauan asli lahan gambut pedalaman di
Kalimantan Tengah sebagai pakan ternak [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Kartasudjana R.2001. Teknik Inseminasi Buatan Pada Ternak. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Laboratorium Makanan Ternak, Jurusan
Nutrisi dan Makan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
Murtidjo, B. 1990. Beternak sapi Potong. Penerbit Kanisius. Yogyakrta.
Rosmaidar.2013. Pengaruh Penambahan Sari Buah Tomat Dalam Media Pengencer Terhadap

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 53


Motilitas Dan Viabilitas Spermatozoa Kambing Boer Yang Disimpan Pada Suhu 3–5 °C .
Jurnal Ilmiah Peternakan 1 (1) : 7-17 (2013) . Unsyiah. Aceh.

Ruhyadi, S. F. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Agromedia. Jakarta.


Rusdin dan K, Jum’at, 2000.Motilitas dan Recovery Sperma Domba Dalam Berbagai
Pengencer Selama Penyimpanan Pada Suhu 5°C, Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako Palu.
Partodhihardjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. 2007. Teknis Perkandangan Sapi Potong . Departemen Pertanian. Jawa Timur.

Salisbury, G.W.dan N.L. Van Denmark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan
pada Sapi. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Siregar, S. B. 2006. Penggemukan Sapi. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Toelihere, M.R. dan M.B. Taurin. 1979. Semen Beku edisi ketiga. Departemen Reproduksi
Institute Pertanian Bogor, Bogor.

Toelihere, M.R. 1981. Fisiologi reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.


Toelihere, M.R. dan M.B. Taurin. 1993. Semen Beku edisi ketiga. Departemen Reproduksi
Institute Pertanian Bogor, Bogor.

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 54


LAMPIRAN

NO Hari/Tanggal Jam Materi


1 Selasa/18 Desember 08.00-10.00 Orientasi Lapangan
2018
10.30-12.00 Handling Bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Perawatan Bull
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
2 Rabu/19 Desember 06.00-09.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
09.30-11.00 Prosesing semen beku
11.00-12.00 Handling dan Penyimpanan semen beku
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Teknik dan penyiapan alat penampung
semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
3 Kamis/20 Desember 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosesing semen beku
Memeriksa semen segaar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Ketatausahaan
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
4 Jumat/21 Desember 06.00-09.45 Memandikan bull, membersihkan kandang

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 55


2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.00-11.00 Exercise bull
11.00-12.00 Menyiapkan alat koleksi semen
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Pemetaan semen beku
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
5 Rabu/26 Desember 06.00-10.00 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.15-12.00 Kesehatan bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Teknik dan penyiapan alat penampung
semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
6 Kamis/27 Desember 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosesing semen :
Memeriksa semen segaar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.15-12.00 Managemen Pemeliharaan bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
7 Jumat/28 Desember 06.00-09.45 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.00-11.45 Teknik IB

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 56


12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Menyiapkan alat koleksi semen dan
memberi konsentrat
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
8 Senin/31 Desember 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
2018 dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosessing Semen beku:
Memeriksa semen segar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Evaluasi prosessing semen
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
9 Rabu/02 Januari 2019 06.00-10.00 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.15-12.00 Pakan bull
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Penyiapan alat penampungan semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
10 Kamis/03 Januari 2019 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosessing Semen beku:
Memeriksa semen segar
Mengencerkan semen
Mencetak straw

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 57


Filling and sealing
10.00-12.00 Evaluasi prosessing semen
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
11 Jumat/04 Januari 2019 08.00-11.30 Presentasi
11.30-13.30 Istirahat
13.30-selesai Diskusi Pembuatan Laporan
12 Senin/07 Januari 2019 06.00-07.15 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
07.15-10.00 Menampung semen
Prosessing Semen beku:
Memeriksa semen segar
Mengencerkan semen
Mencetak straw
Filling and sealing
10.00-12.00 Perbaikan Laporan
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.00 Freezing
14.00-14.30 Evaluasi prosessing semen
14.30-selesai Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
13 Selasa/ 08 Januari 2019 06.00-10.00 Memandikan bull, membersihkan kandang
dan halaman,
Mengarit rumput dan memberi pakan bull
10.15-12.00 Pengukuran Ukuran tubuh ternak
12.00-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Perbaikan Laporan
14.30-16.00 Memberi pakan bull dan membersihkan
halaman
16.00-16.30 Pengambilan Laporan
14 Rabu/09 Januari 2018 08.00-selesai Perpisahan dan Pengembalian Laporan

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 58


Gambar 1. Memandikan Bull Gambar 2. Komposisi Konsentrat/ Pelet

Gambar 3. Desinfektan Gambar 4. Proses Pembuatan Semen Beku

Gambar 5. Pemberian Konsentrat Gambar 6. Pembuangan sisa hijauan

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 59


Gambar 7. Pemberian Hijauan Gambar 8. Konsentrat

Gambar 9. Alat Suntik Vitamin untuk Sapi Gambar 10. Vitamin Untuk Bull

Gambar 11. Alat menimbang berat badan sapi Gambar 12. Penyemprotan anti lalat di
kandang

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 60


Gambar 13. Foto Kelompok A Gambar 14. Proses Penampungan Semen

Gambar 15. Penampungan semen dengan VB Gambar 16. Vagina Buatan

Gambar 17. Bull Freezing Semen Gambar 18. Container

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 61


Gambar 19. Semen Cone Gambar 20. Mikroskop untuk mengevaluasi semen

Gamabar 21. Semen Gambar 22. Photometer

Gambar 23. Melihat pergerakan sperma atau melihat motilitas Gambar 24. Larutan
Pengencer,

andromed dan aquabides

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 62


Gambar 25. Cooltop Gambar 26. Easy Coder

Gambar 27. Mikropipet Gambar 28. Aquabides

Gambar 29. Automatic Filling and Sealing Gambar 30. Proses ketika akan menyusun di
rak

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 63


Gambar 31. Pembuangan Feses Gambar 32. Bull makan hijauan

Gambar 33. Penimbangan Berat badan Bull

Laporan Kerja Lapang UPTD Inseminasi Buatan Page 64

Anda mungkin juga menyukai