Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) TAHAP 1

MANAJEMEN PENAMPUNGAN SEMEN BEKU


BIB BANYUMULEK LOMBOK BARAT

Oleh:

MIFTAHUL JAUHARI
M0C020013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PRODUKSI TERNAK

PROGRAM VOKASI PSDKU BIMA

UNIVERSITAS MATARAM

2022

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING


PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)
TAHAP 1 MANAJEMEN PENAMPUNGAN SEMEN BEKU
BIB BANYUMULEK LOMBOK BARAT
Oleh:

MIFTAHUL JAUHARI
M0C020013

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Diserahkan Sebagai Syarat Kelengkapan Studi Pada Program Sarjana (D-III)
Program Studi Produksi Ternak – Fakultas Vokasi Bima Universitas Mataram

Disetujui Pada 2022

MENGETAHUI MENYETUJUI

Ketua Prodi Produksi Ternak Pembimbing

Ir. H. Oscar Yanuarinto,M.P M.Ridwan Saedi,S.Si.,M.Si


NIP. 196901171993031002 NIDN.0012068507

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI


DI PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) TAHAP 1
MANAJEMEN PENAMPUNGAN SEMEN BEKU
BIB BANYUMULEK LOMBOK BARAT
Oleh:

MIFTAHUL JAUHARI
M0C020013

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Diserahkan Sebagai Syarat Kelengkapan Studi Pada Program Sarjana (D-III)
Program Studi Produksi Ternak – Fakultas Vokasi Bima Universitas Mataram

Disetujui Pada 2022

Tim Penguji :

Dosen Pembimbing Penguji I

M. Ridwan Saedi,S.Si.,M.Si Burhan,S.Pt.,M.Si


NIDN.0012068507 NIDN.0021068408

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di “BIB
BANYUMULEK” tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
tugas dari mata kuliah Praktek Kerja Lapang.
Laporan ini merupakan bukti nyata bahwa penulis telah mengikuti Praktek Kerja
Lapang (PKL) tahap I yang ditetapkan oleh Program Studi Produksi Ternak sebagai salah
satu tanggung jawab dalam meraih gelar A.Md.Pt pada program Vokasi PDD Bima
Universitas Mataram.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad
SAW.,Keluarga beliau, sahabat beliau serta para pengikutnya yang setia sampai akhir
jaman. Praktik Kerja Lapang ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari
pihak-pihak terkait, baik dari lingkungan kampus maupun di instansi tempat
diselenggarakannya Praktik Kerja Lapang. Oleh karna itu, kami menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D., selaku Rektor Universitas Mataram

2. Dr. Ir. H. Lukman, HY.,MP selaku Direktur Vokasi Universitas Mataram PDD Bima

3. Burhan, S. Pt., M.Si., selaku Wakil Direktur 1 Fakultas Vokasi Universitas Mataram
PDD Bima

4. Dr. Ir. H. Lukman, HY.,MP., selaku Wakil Direktur I Vokasi Universitas Mataram
PDD Bima

5. Awan Dermawan, S.Pi.,M.Si., selaku Wakil Direktur III Vokasi Universitas Mataram
PDD Bima

6. Ir. H. Oscar Yanuarinto, M.P., selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak.

7. M.Ridwan Saedi, S.Si.,M.Si., selaku Sekretaris Prodi Produksi Ternak Sekaligus


Dosen Penguji Praktek Kerja Lapang

8. Bapak/Ibu Dosen Pengajar pada Program Vokasi Universitas Mataram PDD Bima

9. Keluarga yang telah memberikan dukungan, baik dalam bentuk moril maupun materil.

10. Teman-teman Praktek Kerja Lapang yang telah memberikan semangat serta kerjasama
yang baik selama kegiatan PKL berlangsung

Praktikan merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini terutama
pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki saya,
untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.

Akhirnya, saya berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.

Bima, 23 Desember 2022

MIFTAHUL JAUHARI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................6
BAB I.....................................................................................................................................8
PENDAHULUAN................................................................................................................8
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................8
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapang (PKL)...........................................9
1.3 Kegunaan Praktik Kerja Lapang (PKL).................................................................9
BAB II.................................................................................................................................10
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)........................................................10
2.1 Gambaran Umum BIB BANYUMULEK..............................................................10
2.2 Macam – Macam Kegiatan.....................................................................................10
2.3 Profil Balai Inseminasi Buatan (BIBD) NTB.........................................................10
2.4 Struktur Organisasi Balai Inseminasi Banyumulek.............................................12
2.5 Tujuan Inseminasi buatan.......................................................................................12
2.6 Keuntungan dan kerugian Inseminasi Buatan......................................................12
2.7 Teknik Inseminasi Buatan Pada Sapi....................................................................13
BAB III................................................................................................................................14
HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)..........................................14
3.1 Sistem Penampungan Semen..................................................................................14
BAB IV................................................................................................................................15
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inseminasi buatan (IB) Adalah teknologi reproduksi yang bertujuan untuk
meningkatkan populasi dan genetik dari ternak. Saat ini teknologi reproduksi sudah
sangat maju tetapi untuk kondisi Indonesia, IB masih merupakan satu-satunya
teknologi reproduksi yang paling aplikatif digunakan secara luas, terutama pada ternak
sapi. Rangkaian kegiatan IB di mulai dari seleksi dan manajemen sapi jantan, koleksisi,
evaluasi dan pengolahan semen cair atau semen beku, deteksi berahi, pelaksanaan IB
(deposisi semen), evaluasi keberhasilan IB, sampai dengan laporan dan penyuluhan
bagi peternak.
Koleksi semen bertujuan untuk memperoleh semen dalam kuantintas dan kualitas
yang tinggi untuk dapat di proses lebih lanjut sebagai semen cair atau semen beku
untuk keperluan IB semen menggunakan berbagai Teknik di antaranya vagina buatan,
elektroejakulator, masasek, dan epididymal recovery. Vagina buatan merupakan suatan
Teknik yang paling efektif yang di terapkam pada ternak besar (sapi, kuda, kerbau)
ataupun ternak kecil (domba dan kambing) yang normal (tidak cacat) dan memiliki
libido yang baik. Kelebihan koleksi semen menggunakan vagina buatan ini adalah
bersifat fisiologis sehingga semen yang di hasilkan akan maksimal.
Koleksi semen dengan elektroejakulator merupakan metode yang digunakan untuk
hewan liar, seperti harimau, banteng, bison, dan macaca fascicularis. Elektroejakulator
dapat digunakan pada ternak sebagai metode alternative jika ternak tersebut
mempunyai libido yang rendah atau terdapat gangguan pada bagian kaki, sehingga
tidak memunggkinkan jantan untuk menaiki (mounting) betina. Kualitas semen yang
dihasilkan biasanya lebih rendah dibandingkan dengan metode vagina buatan dan tidak
semua orang mampu mengoperasikan mesin tersebut karena dibutuhkan persiapan dan
Teknik tertentu agar di dapatkan kualitas semen yang baik.
Teknik koleksi yang tepat dan dilakukan dengan benar akan memengaruhi semen
yang dihasilkan. Semen yang di koleksi harus sesegera mungkin di evaluasi. Indonesia
merupakan negara teropis yang mempunyai suhu lingkungan yang panas, seperti suhu
di daerah bogor antara 27-28 derajat C. pada suhu tersebut, spermatozoa akan bergerak
hampir optimal sehingga membutuhkan nutrisi untuk melakukan aktivitas serta akan
mengeluarkan sisa metabolisme.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapang (PKL)


Adapun tujuan dilakukan praktik kerja lapang (PKL) adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan mengerjakan kegiatan-kegiatan yang ada di unit kerja di BIB
BANYUMULEK, Kediri Lombok Barat
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis dalam melaksanakan kegiatan
yang berkaitan dengan peternakan, kesehatan hewan dan kewirausahaan
Menumbuh kembangkan rasa kebernian

1.3 Kegunaan Praktik Kerja Lapang (PKL)


Adapun kegunaan praktik kerja lapang adalah sebagai berikut :

a. Menghasilkan mahasiswa yang memiliki kemampuan profesional dengan tingkat


pengetahuan, keterampilan dan siap kerja dalam mengelola suatu usaha
peternakan maupun dalam penanganan kasus atau penyakit.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan kesehatan
hewan.
c. Menciptakan mahasiswa yang terampil dan mandiri dalam mengaplikasikan ilmu
yang di peroleh di kampus pada masyarakat.
d. Meningkatka rasa kebersamaan antara mahasiswa dan para pegawai di lokasi
praktek kerja lapangan.
BAB II

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

2.1 Gambaran Umum BIB BANYUMULEK


Praktik kerja lapang (PKL) dilakukan di BIB BANYUMULEK yang berada
Banyumulek, Kec. Kediri, Lombok Barat Nusa Tenggara Barat.

Gambar 1. Pelepasan Mahasiswa PKL Di Kantor Balai Inseminasi Buatan Banyumulek

2.2 Macam – Macam Kegiatan


a. Sanitasi Kandang
b. Pemberian Pakan
c. Mempersiapkan kandang untuk penampungan
d. Mempersiapkan vagina buatan
e. Pengambilan sperma pejantan bull
f. Pemeriksaan kualitas dan kuantitas sperma penjantan

2.3 Profil Balai Inseminasi Buatan (BIBD) NTB


BIBD NTB didirikan tahun 1967 dan diresmikan pada tahun 2008 oleh Gubernur
NTB,Pergub Nomor 23 Tahun 2008: melaksanakan sebagai fungsi teknis dinas
melalui upaya produksi semen beku dan pengolahan sumber daya yang didasarkan
pada perencanaan strategis dalam upaya menciptakan calon Bull sebagai prosedur
semen beku yang berkualitas melakukan tugas lainnya berdasarkan perintah pimpinan
dalam upaya peningkatan populasi dan produksi melalui pelaksanaan kegiatan
SIKOMANDAN.

a) Tujuan

a) Menyiapkan bibit berkualitas melalui produksi semen beku yang


berasal dari pejantan unggul yang telah bersertifikat SNI
b) Melaksanakan pelayanan kepada akseptor melalui koordinasi dan
penguatan kelembaban Inseminasi Buatan dalam upaya meningkatkan
kelahiran
c) Membangun kemitraan dengan perguruan tinggi, Balitbang,
Kemenristek, LIPI dan BIB Nasional dalam rangka peningkatan
produksi dan kapasitas SDM Inseminasi Buatan

b) Visi dan Misi

UPTD Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan


Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki komitmen melakukan peningkatan Sistem
Manajemen Mutu secara terus menerus memberikan kepuasan pelanggan melalui:

a. Menjadi pusat keunggulan produksi semen beku\ sexing yang bersumber dari
ternak unggul sapi bali
b. Melakukan penyebaran semen beku \ sexing sapi bali secara efektif dan
efesien.
c. Senantiasa berupaya merealisasikan “Industrialisasi Peternakan menuju
NTB Gemilang (Intan Gemilang)
d. Melaksanakan pengujian kualitas produksi semen beku\ sexing ternak Sapi
Bali dengan peralatan dan metode mutakhir
e. Senantiasa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengolahan
asset dan teknologi yang relevan untuk memperbaiki efektif Sistem
Manajemen Mutu.
f. Beriorientasi kepada peningkatan kinerja yang berkelanjutan untuk menjamin
kepuasan pelanggan
g. Mendukung peningkatan pendapatan Asli Daerah
h. Senantiasa mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku
2.4 Struktur Organisasi Balai Inseminasi Banyumulek

KEPALA UPTD BALAI IB

Muhammad Nur, S.Pt., M.Si

KEPALA SEKSI
PRODUKSI DAN KEPALA SEKSI PENGUJIAN kKPALA TATA USAHA
DISTRIBUSI PENGAWASAN MUTU

Armin Alamsyah, M.Si Ram, S.Sos


drh. Diah Arlita Sahidu, M. Rural. Dev.

Gambar 2. Gambar Struktur Organisasi Banyumulek

2.5 Tujuan Inseminasi buatan


a. Memperbaiki mutu genetika ternak.
b. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk di bawa sehingga mengurangi
biaya.
c. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam
jangaka waktu lebih lama.
d. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dengan teratur.
e. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin

2.6 Keuntungan dan kerugian Inseminasi Buatan

A. Keuntungan dari inseminasi buatan yaitu

1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan


2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina atau inbriding.
4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama
5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walapun
pejantan telah mati
6. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.

B. Kerugian dari Inseminasi Buatan yaitu

1. Kesulitan dalam kelahiran (Distokia), apabila penggunaan pejantan lebih


besar dibandingkan dengan betina turunan kecil
2. Identifikasi birahi (Estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tetap akan
mengakibatkan tidak terjadinya kebuntingan
3. Menyebabkan turunnya sifat genetik, jika penggunaan semen beku dari
pejantan yang tidak dilakukan seleksi terlebih dahulu
4. Bisa terjadi kawin sedarah (Inbreeding), apabila penggunaan semen beku
dari pejantan yang sama dalam waktu yang cukup lama.

2.7 Teknik Inseminasi Buatan Pada Sapi

Teknik inseminasi buatan adalah cara baku dan standar yang di gunakan dalam
melakukan inseminasi buatan (Ihsan,M.N., 1992). Teknik yang biasa digunakan
pada sapi biasanya mengunakan teknik rekto vaginal dengan mengunakan semen
beku. Ada 4 hal penting yang harus di ketahui inseminator untuk mendukung
keberhasilan inseminasi buatan yaitu:

1. Dapat memahami organ reproduksi sapi betina beserta fungsinya


2. Dapat mengetahui ciri-ciri sapi birahi dan deteksi sapi birahi
3. Harus memahami waktu yang tepat dalam melakukan inseminasi buatan (IB)
pada sapi betina
4. Harus memahami prosedur melakukan IB pada sapi betina secara baik dan
benar
BAB III

HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)


3.1 Sistem Penampungan Semen
a. Sanitasi Kandang
Melakukan pembersihan untuk menjaga kesehatan ternak sapi. Dengan sanitasi
yang baik dan benar, ternak sapi dapat terbebas dari penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dan parasit.
b. Pemberian Pakan
Memberikan pakan pada ternak sapi jantan bull. Untuk memaksimalkan
pertumbuhannya dan kualitas sperma dari sapi jantan
c. Mempersiapkan kandang untuk penampungan
Mengambil sapi dari kandang dan membawanya ke tempat penampungan
sperma calon penjantan sapi. Dan menyediakan cairan pembersih penis sapi
dan air panas. Untuk mensterilkan sperma yang di ambil.
d. Mempersiapkan vagina buatan
Vagina buatan berguna untuk menampung sel spermatozoa yang di ambil dari
sapi penjantan bull
e. Pengambilan sperma pejantan bull
Melakukan pengambilan sel spermatozoa
f. Pemeriksaan kualitas dan kuantitas sperma penjantan di laboratorium
Melakukan pemeriksaan di laboratorium dan melakukan pengecekan kualitas
spermatozoa untuk mendapatkan hasil calon sapi penjantan yang berkualitas
dan menghasilkan kuantitas sperma yang di hasilkan lebih baik.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perawatan Tubuh Ternak

Perawatan tubuh ternak dilaksanakan setiap pagi mulai pukul 06.00 WITA dengan
cara memandikan ternak untuk membersihkan kotoran ternak yang menempel pada bagian
tubuhnya.

Perawatan Kandang dan Perlengkapan
            Kandang dibersihkan setiap pagi hari bersamaan dengan memandikan ternak,
pembersihan bak pakan dibersihkan sebelum distribusi pemberian pakan. Untuk
pembersihan alat kandang dari kotoran dengan sekop dan menempatkannya kedalam
wadah baskom, kemudian alas kandang disiram dengan air dan disikat sehingga tidak licin.

Pemberian pakan
Ternak sapi penjantan di berikan pakan 2 kali sehari. Pakan hijau-hijauan seperti
rumput odot dan satria.
Pemberian vaksinasi
Ternak sapi penjantan di berikan vaksin seperti vitamin untuk menjaga Kesehatan
dan untuk kebugaran sapi

Pemeriksaan Semen Segar


            Semen yang telah ditampung menggunakan vagina buatan, disetorkan ke
laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan semen segar dilakukan secara
makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik merupakan tahap evaluasi
semen pertama sebelum dilakukan pemeriksaan mikoskopik. Apabila evaluasi semen
secara makoskopik dan mikoskopik memenuhi syarat maka semen dicampur dengan
pengencer untuk kemudian dibekukan.

Penyimpanan dalam Container


            Semen beku yang telah diproduksi selanjutnya disimpan dalam container (storage)
kecil. Semen beku dimasukkan dalam goblet sesuai kode straw dan dicelupkan dalam 
nitrogen cair yang berada di container. Sebelum semen beku siap dipasarkan maka
dilakukan pemeriksaan kembali yang dinamakan Post Thawing Motility.

Pemampungan Semen
Penampungan semen merupakan salah satu bagian dari proses produksi semen
beku. Penanganan dan perlakuan terhadap pejantan harus tepat dan teliti untuk
mendapatkan kualitas dan kuantitas semen yang maksimal. Beberapa metode yang dapat
dilakukan dalam melakukan penampungan semen antara lain metode menggunakan
elektroejakulator, pemijatan atau massage dan metode dengan menggunakan vagina
buatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pemeliharaan ternak pejantan unggul meliputi perkandangan, pemberian pakan
dan kesehatan ternak. Pakan yang diberikan pada ternak pejantan unggul adalah
hijauan, konsentrat dan pakan tambahan (tauge dan feed mix). Persiapan
penampungan terdiri dari persiapan pejantan, meliputi bullteaser, kolektor dan
handling dan persiapan peralatan meliputi persiapan artificialvagina (AV)
dan vaseline. Processing semen beku antara lain pemeriksaan semen
segar, freezing dan postthawingmortility (PTM). Pola distribusi yang dilaksanakan
BIB Lembang yaitu DIPA, kerjasamaoprasional (KSO) dan penjualan langsung.

4.2 Saran
Perlu adanya ketenangan dalam proses penampungan agar ternak tidak stres dalam
proses penampungan. Perlu adanya ketelitian dalam processingsemen beku. Promosi
harus lebih digencarkan .
DAFTAR PUSTAKA

Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta. Bandung.


Kamal, M. 1999. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan UGM. Edisi ketiga, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Siregar, M, E. 1989. Produksi hijauan dan nilai nutrisi tiga jenis rumput Pennisetum dengan
system potong angkut. Dalam proceding pertemuan ilmiah ruminansia besar. Puslitbang
Peternakan. Departemen Pertanian.

Soetarno, T. 2003. Manajemen Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

Toelihere, M, R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.


Addas, P.A. 2011. Effect of age and body condition score on sperm productrion potential amog

someindegenous bull cattle in Mubi Adamawa State, Nigeria. Agric. Biol. J.N. Am.2(2): 203-206.

Adhyatma M, Isnaini N, dan Nuryadi. 2013 pengaruh Bobot Badan Terhadap kualitas dan
kuantitas semen sapi Simmental. J. ternak Tropika. 14(2): 53-62.

BPS. 2014. Data Pertanian. www.bps.go.id diakses. 12 Desember 2014.Brito, L,F. C.

Anda mungkin juga menyukai