Anda di halaman 1dari 31

PERSYARATAN TEKNIS MUTU PAKAN KERBAU SUMBAWA

YANG DIPERSIAPKAN UNTUK KARAPAN

YUNITA EKA PRALISTIYA


B1D017327

Proposal Penelitian
Proposal Diajukan Untuk Menyusun Skripsi

Program Studi Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021

i
USULAN PENELITIAN

PERSYARATAN TEKNIS MUTU PAKAN KERBAU SUMBAWA

YANG DIPERSIAPKAN UNTUK KARAPAN

Oleh
YUNITA EKA PRALISTIYA
B1D017327
Menyetujui :

Dr. Ir. Syamsul Hidayat Dilaga, B.Sc., MS Ir. H. Oscar Yanuarianto, MP


NIP : 196001011985031011 NIP : 196901171993031002
Tanggal : Tanggal :

Mengesahkan :
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Program Studi Peternakan
Ketua,

Dr.Ir. I Wayan Wariata, M.Si


NIP : 196112311987031016

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-

Nya semata sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Efisiensi

Penggunaan Pakan dan Protein Pada Sapi Sumbawa Yang Mendapat Pakan Komplit

Di Kelompok Tani Ternak Buen Pedi Raberas” sebagai syaratuntuk menyelesaikan

program sarjana (S1) pada Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini tidak luput dari

berbagai kekurangan, hambatan, serta rintangan yang penulis hadapi. Dan pada

akhirnya penulis dapat melalui berkat adanya bimbingan dan bantuan berbagai pihak

baik secara materi, moril dan spritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat, nasehat

serta doa untuk kelancaran studi penulis sehingga penulis mampu melewati hal

tersulit sekalipun.

2. Bapak Dr.Ir. Syamsul Hidayat Dilaga,B.Sc.,MS dan Bapak Ir. H. Oscar

Yanuarianto, MP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan telah membuka wawasan penulis tentang ilmu-ilmu peternakan.

3. Seluruh pimpinan, tenaga pengajar, dan tenaga administrasi Fakultas Peternakan

Universitas Mataram yang telah memungkinkan penulis untuk menuntut ilmu di

Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

iii
4. Tim penelitian bimbingan bapak Dr.Ir. Syamsul Hidayat Dilaga,B.Sc.,MS (Nanda

Jaman Gita Kamula ).

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, dan untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam proposal

ini. Penulis berharap dapat menjadi tambahan informasi yang bermanfaat dan berguna

bagi semua orang yang membutuhkan. Serta dapat menjadi inspirasi atau acuan

dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan

ilmu nutrisi ternak ruminansia.

Mataram, April 2021

Yunita Eka Prilistiya

iv
DAFTAR ISI

Halaman judul

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................ii

KATA PENGAN TAR..............................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................5

1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

1.4. Kegunaan Penelitian....................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................6

2.1. Sejarah Ternak Kerbau...............................................................................6

2.2. Potensi dan Keunggulan Kerbau di NTB ..................................................8

2.3. Pemeliharaan Ternak Kerbau.....................................................................9

2.3.1. Pemeliharaan di Padang penggembalaan umum (LAR)......................9

2.3.2. Pemeliharaan di Kandang....................................................................10

2.4. Jenis Pakan Kerbau Sumbawa...................................................................11

2.4.1. Pakan di padang penggembalaan.........................................................11

2.4.2. Pakan di kandang..................................................................................11

v
BAB III MATERI DAN METODE...........................................................................14

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................14

3.2. Pengambilan Data........................................................................................14

3.3. Variabel yang di Perlukan............................................................................14

3.3.1. Variabel Pokok ....................................................................................14

3.3.2. Variabel Penunjang .............................................................................14

3.4. Sumber dan Cara Pengambilan Data............................................................15

3.4.1. Sumber Data ........................................................................................15

3.4.2. Cara Pengambilan Data .......................................................................15

3.5. Analisis Data ...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

LAMPIRAN...............................................................................................................20

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerbau (Bubalus) adalah jenis ternak ruminansia besar yang mempunyai

potensi tinggi dalam penyediaan daging dan merupakan ternak asli daerah panas

dan lembab, khususnya daerah belahan utara tropika. Kerbau memiliki

keunggulan yaitu mempunyai daya adaptasi yang luas mulai dari daratan rendah

sampai pada daerah perbukitan, hutan dan rawa serta kawasan yang sangat kering

dengan tetap dapat melanjutkan daya reproduktivitas untuk melanjutkan

keturunan serta kemampuan produktivitas baik sebagai penghasil daging, susu,

kulit dan tenaga kerja bagi keluarga peternak/petani.

Pada umumnya kerbau di Indonesia menunjukan variasi yang berbeda baik

dalam ukuran, konformasi tubuh, ciri-ciri tanduk, warna kulit dan bulu. Dengan

demikian kerbau Indonesia dapat dibagi menjadi 2 kelompok yakni; kerbau liar

dan kerbau jinak (kerbau sungai dan lumpur). Kerbau tersebut berkembang

hamper di seluruh Indonesia dengan pemberian nama sesuai dengan tempat

berkembang biaknya maupun berdasarkan ciri khas yang dimilikinya, seperti

kerbau Kalimantan Timur (Kalimantan Timur), kerbau Kalimantan Selatan

(Kalimantan Selatan), kerbau moa (Maluku), kerbau toraya (Sulawesi Selatan),

kerbau pampangan (Sumatera Selatan), demikian juga Pulau Sumbawa memiliki

kerbau Sumbawa.

1
Kerbau Sumbawa merupakan salah satu rumpun kerbau lokal Indonesia

yang mempunyai sebaran asli geografis di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa

Tenggara Barat, dan telah dibudidayakan secara turun-menurun, mempunyai

keseragaman bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi

dengan baik pada keterbatasan lingkungan.

Masyarakat di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat pada

umumnya memelihara kerbau masih bersifat tradisional yang pemeliharaan

masih dilepas di padang pengembalaan atau yang disebut LAR. Memelihara

ternak kerbau masih dijadikan sebagai pengolah sawah dan tabungan hidup, akan

tetapi di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat justru memiliki

manfaat yang cukup luas dan bahkan menjadi budaya atau kearifan lokal

masyarakat Tanah Samawa. Budaya yang sampai sekarang masih terjaga dan

dilestarikan oleh masyarakat Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa

Barat adalah Budaya Karapan Kerbau (Barapan Kebo sebagai sebutan

masyarakat setempat).

Karapan kerbau adalah tradisi yang hanya ada di Kabupaten Sumbawa dan

Kabupaten Sumbawa Barat. Biasanya kegiatan karapan dilakukan pada musim

hujan dan sesudah panen. Selain sebagai wahana adu keterampilan, tradisi

karapan kerbau juga sebagai wahana saling tukar menukar informasi dalam

pengembangan ternak kerbau sekaligus dapat mengangkat harga jual dari ternak

karapan.

2
Karapan kerbau adalah salah satu kesenian yang identik dengan Kabupaten

Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat yang mana karapan kerbau merupakan

jenis atraksi yang diangkat dari budaya Sumbawa dan untuk diperlombakan

seperti karapan sapi yang terkenal di Madura. Kelebihan karapan kerbau ini

merupakan aset berharga, karena jika dapat dikelola dengan maksimal, maka

dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat

Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Salah satu bentuk pengelolaan yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten

Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat selama ini adalah dengan menjadikan

karapan kerbau sebagai salah satu daya tarik wisata di bidang kebudayaan.

Namun kenyataannya, pengembangan karapan kerbau sebagai daya tarik wisata

belum dilakukan secara maksimal. Animo wisatawan yang datang menyaksikan

karapan kerbau masih sangat kurang. Alangkah baiknya jika kesenian budaya

seperti ini bisa lebih diperkenalkan. Bahkan ke depannya, karapan kerbau bisa

dijadikan sebagai ikon parawisata Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten

Sumbawa Barat. Dengan demikian, para wisatawan baik wisatawan lokal

maupun pancanegara akan mengagendakan karapan kerbau sebagai salah satu

tujuan wisata budaya mereka.

Kabupaten Sumbawa merupakan daerah yang sangat cocok untuk

pengembangan ternak besar, dimana sampai saat ini populasi ternak kerbau

trennya dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Tahun 2020 ini jumlah

populasinya 28.410 ekor sementara 2019 lalu sebanyak 36.574 ekor. Berdasarkan

3
registrasi ternak yang dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

(Disnakeswan) setempat, diketahui penurunannya mencapai 23,32%.

Pada umumnya pakan ternak kerbau Sumbawa terdiri atas bahan hijauan

makanan ternak, limbah pertanian, dan penguat (konsentrat). Misalnya, susunan

pemberian makanan ternak kerbau Sumbawa untuk tiap ekor dengan bobot 300

kg dalam satu hari terdiri rumput segar (hijauan) 20 kg, jerami padi hasil

pengolahan atau urean 7 kg, dedak halus 3,3 kg, kacang-kacangan segar 0,5 kg,

garam 100 gr, serta vitamin dan mineral (premix).

Persyaratan teknis yang harus dilengkapi adalah pakan yang didaftarkan

harus lulus uji mutu dan keamanan pakan. Kelulusan uji mutu dan keamanan

pakan ditentukan oleh pemenuhan kandungan nutrisi dan anti nutrisi pakan/bahan

pakan. Banyaknya jenis pakan/bahan pakan adalah jenis yang kebutuhannya di

lapangan relatif tinggi. Selain itu, agar penjamin mutu dan keamanan pakan dapat

dilakukan secara berkelanjutan idealnya 5 tahun sekali dilakukan peninjauan.

Pakan yang tidak memenuhi persyaratan teknis mutu (PTM), dapat

mengakibatkan kerugian terhadap peternak karena produksi dan produktivitas

ternak kerbau yang diharapkan tidak dapat tercapai secara optimal. Oleh karena

itu, peran pemerintah dalam pengawasan sangat diperlukan dalam proses

pembuatan pakan secara menyeluruh sebagai suatu sistem manajemen mutu yang

dimulai dari pengadaan bahan pakan, penyiapan bahan pakan, penyimpanan

bahan pakan, penggilingan, pencampuran, pembuatan pellet (pelleting),

pengemasan, pelabelan, penyimpanan pakan, dan pengeluaran pakan.

4
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan

judul “Persyaratan Teknis Mutu Pakan Kerbau Sumbawa yang

Dipersiapkan untuk Karapan”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, dapat

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Persyaratan Teknis Mutu Pakan Kerbau

Sumbawa yang Dipersiapkan untuk Karapan.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persyaratan teknis mutu pakan

kerbau Sumbawa yang dipersiapkan untuk karapan.

1.4 Kegunaan Penelitian


Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan

refrensi serta bahan informasi tentang persyaratan teknis mutu pakan kerbau

Sumbawa yang dipersiapkan untuk karapan, serta mendapat jawaban dari

permasalahan yang dihadapi oleh peternak terkait dengan mutu pakan kerbau

saat ini dan menjadi bahan acuan bagi mahaiswa dan kampus.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Ternak Kerbau

Kerbau adalah ternak asli daerah panas dan lembab, khususnya di daerah

belahan utara tripoka (Murni, 2002). Tenak kerbau merupakan hewan

ruminansia yang berkembang di banyak belahan dunia dan diduga berasal dari

daerah India. Kerbau domestikasi atau weter buffalo yang ada pada saat ini

berasal dari spesies Bubalos arnee. Spesies kerbau lainnya yang masi liar

adalah B. Mindorensis, B. Depressicornis dan B. Cafer (Hasinah dan

Handiwirawan, 2006). Kerbau Asia terdiri dari dua sub spesies yaitu kerbau liar

dan kerbau domestik. Kerbau domestik terdiri dari dua tipe yaitu kerbau rawa

(swamp buffalo) dan kerbau sungai (river Buffalo) (Lita, 2009)

Kerbau (Bubalus bubaline linn) merupakan ternak ruminansia besar yang

mempunyai potensi tinggi dalam menyediakan daging. Kerbau di tinjau dari

habitatnya, digolongkan dalam dua tipe, yaitu: swamp buffalo dan river buffalo.

Swamp buffalo (kerbau rawa) tipe habitatnya adalah area daerah rawa yang

tempat berkembangnya di lumpur, sedangkan river buffalo (kerbau sungai)

menetap di daerah basah dan lebih suka berenag di sungai atau kolam yang

dasarnya keras (Lita, 2009).

6
Sumaprastowo (2003), menyatakan di Indonesia ada dua bangsa kerbau yang

diternakkan di duia yaitu kerbau lumpur (swamp buffalo), dan kerbau sungai

(river buffalo). Kerbau lumpur memiliki 28 pasang kromosom dan kerbau

sungai memiliki 50 pasang kromosom. Walaupun berbeda dalam jumlah

kromosom tetapi perkawinan keduanya menurunkan keturunan yang juga fertil

baik pada ternak jantan maupun betina, hanya diduga bahwa daya reproduksi

crossdred tersebut lebih rendah dari masing-masing ketuanya. Indonesia

mempunyai berbagai bangsa kerbau (Talib, 2008).

Ternak kerbau di Indonesia termasuk jenis kerbau rawa. Ternak kerbau lebih

menyenangi daerah yang berair seperti rawa, danau dan sawah. Hal ini karena

badan kerbau tidak tahan terhadap terik matahari, maka secara periodik

badannya harus direndam didalam air (Pribadi, 2010). Kebnayakan kerbau di

Indonesia adalah tipe kerbau rawa/lumpur (swamp buffalo), hanya beberapa

ratus ekor kerbau tipe sungai yang terdapat di Sumatera Utara (Situmorang,

2005).

Ternak kerbau merupakan ternak tradisional di Kabupaten Sumbawa yang

dimanfaatkan sebagai pengolah sawah, ternak karapan, dan tabungan hidup.

Pada era tahun 70-an ternak kerbau Sumbawa telah di ekspor ke mancanegara,

misalnya Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Keunggulan ternak kerbau di

Kabupaten Sumbawa di antranya yaitu: dapat tumbuh berkelanjutan tanpa

menimbulkan efek negatif terhadap kualitas lingkungan, memiliki keterkaitan

antara subsektor bahkan antara wilayah, memiliki “moltiplier impact” yang

7
tinggi, sebagai ternak kerja sekaligus penghasil daging, dan tersebar luas

(Disperse) (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa,

2016).

2.2. Potensi dan Keunggulan Kerbau di NTB

Muthalid (2005), menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Nusa

Tenggara Barat adalah masyarakat agraris, dimana subsektor peternakan

dengan berbagai komoditas yang dihasilkan telah ikut mendorong kegiatan

prekonomian masyarakat. Berdasarkan beberapa sifat produktivitas, ternak

kerbau mempunyai potensi yang cukup baik untuk terus dikembangkan agar

kebutuhan konsumen akan daging dapat terpenuhi (Rohaeni, 2007).

Muthalid (2005), menyatakan bahwa jumlah peternak di NTB mencapai

409.611 kk dengan jumlah ternak sekitar 513.500 animal Unit/AU (terbesar

terdiri dari ternak sapi dan kerbau yaitu 464.689 AU), di mana sekitar 55,5%

populasi ternak sapi potong diusahakan secara intensif oleh masyarakat di pulau

Lombok, sedangkan sekitar 82,0% populasi ternak kerbau dikembangkan

masyarakat di pulau Sumbawa. Nusa Tenggara Barat telah lama dikenal sebagai

salah satu daerah produsen dan pemasok utama ternak sapi dan kerbau (potong

dan bibit) untuk kebutuhan berbagai daerah di Indonesia. Ternak kerbau

merupakan salah satu komoditas ternak yang cukup baik dan perkembangannya

di NTB,namun harus juga diakui bahwa perhatian pemerintah (pusat/daerah)

selama ini terhadap pengembangan ternak kerbau masi sangat minim.

8
2.3. Pemeliharaan Ternak Kerbau

Sistem pemeliharaan ternak kerbau di bagi menjadi dua sistem, yaitu:

2.3.1. Pemeliharaan di Padang penggembalaan umum (LAR)


Pemeliharaan ternak kerbau di Nusa Tengara Barat contohnya di

Kabupaten Sumbawa banyak di serahkan kepada alam tanpa campur

tangan peternak secara langsung. Menejemen seperti ini tidak dapat lagi

diterapkan karena padang pengembalaan yang semakin sempit dengan di

bukanya lahan pertanian dengan pengairan teknis. Poerwoto dan Dania

(2006), menyatakan bahwa dengan menyempitnya pada pengembalaan

yang tersedia menyebabkan terbatasnya pakan, sehingga produktivitas

ternak akan semakin menurun.

Pada ternak kerbau di Sumbawa sistem tata laksana pemeliharaan

pada umumnya dilakukan secara ekstensif tradisional, yaitu di lepaskan

begitu saja di padang pengembalaan (Lar sebutan penduduk setempat)

ataupun lahan Bara setelah panen dan atau ada pula dilepas namun pada

sore harinya dikandangkan (Muthalid, 2005).

LAR dalam bahasa Sumbawa berrarti suatu tempat atau lokasi

mmelepas ternak yang berada diluar batas lahan pertanian milik

masyarakat pada suatu wilayah tertentu. Kebiasaan masyarakat Sumbawa

khususnya dalam memelihara ternaknya yang jumlah kepemilikannya

pada tahun 80 sampai 90-an, rata-rata peternak mempunyai ternak lebih

kurang 100 ekor, sedangka pada tahun 90 sampai saat ini berkurang

9
menjadi 30 ekor, sehingga sangatlah wajar jika pola pemeliharaan ternak

dilakukan dengan cara dilepas di area Lar (Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, 2014).

Pemeliharaan ternak dengan sistem LAR merupakan tradisi

masyarakat Kabupaten Sumbawa. Selain sudah menjadi tradisi turun

menurun, juga merupakan kearifan lokal yang tidak terdapat di daerah

lain. Dengan pola ini juga memberikan ruang gerak kepada peternak

untuk mengerjakan usaha tani lainnya. Sehingga bagi para peternak kecil

memelihara ternak di LAR adalah pilihan terbaik dan efisien. Luas LAR

di Kabupaten Sumbawa lebih kurang 26.776 Ha yang tersebar di 56

lokasi (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa,

2016).

2.3.2. Pemeliharaan di Kandang


Menempatkan kerbau di tempat terbuka seperti hamparan rumput

yang luas ternyata juga tidak selamanya baik, karena ini akan

mengakibatkan kerbau cepat stres karena terpaan sinar matahari pagi

hingga siang hari. Apalagi panas matahari siang bukanlah sahabat yang

baik untuk kulit kerbau. Oleh karena itu, kita harus menempatkan dalam

kandang agar kerbau bisa bernaung dari panas matahari dan terhindar dari

kehujanan. Memang panas matahari diperlukan untuk kulit kerbau, tapi

jangan sampai membuat kerbau justru jatuh sakit dan mengalami stres.

Kandang yang lebar dan luas pun sangatlah dibutuhkan. Tidak lupa

10
kebersihan menjadi andalan untuk mendapatkan kerbau yang sehat dan

dapat menghasilkan daging serta susu yang optimal.

2.4. Jenis Pakan Kerbau Sumbawa

2.4.1. Pakan di padang penggembalaan

Kerbau digembalakan pada pedok penggembalaan rumput bintang

dari jam 8-10 pagi. African Star Grass (Cynodon Plectostachyus) dapat

berproduksi sebanyak 47,0-55,6 ton/ha/tahun, dengan pemberian 150 atau

300 kg nitrogen/ha/tahun dan interval pemanenan selama 21 hari (Tedi et

al, 2006). Kandungan nutrient African Star Grass adalah 32% bahan

kering; 3,4% abu; 0,6% lemak kasar; 9,6% serat kasar; 15,4% BETN; dan

2,8% protein kasar, DE atau Digestible Energy dari rumput African Star

Grass adalah 10,66 MJ per kg bahan kering, satu joule sama dengan 0,24

kal, maka 10,66 MJ sama dengan 2,56 Mkal.

2.4.2. Pakan di kandang


Jenis pakan yang diberikan didalam kandang berupa jerami padi,

jerami jagung, dedak halus padi, dan lamtoro serta pemberian air minum

secara adlibitum dengan mengunakan air keran yang berasal dari sumur.

1. Jerami padi
Jerami padi tidak diberikan seetiap hari karena persediaannya

masih kurang karena musim kemarau sehingga diberikan secara

berkala. Kandungan nutrient jerami padi adalah 31,87% BK; 52,11%

PK; 26,78% SK; dan 51,50% TDN.

11
2. Lamtoro
Menurut Jones (1979) dan Haryanto (1993) daun lamtoro

mengandung protein yang relative rendah tingkat pemecahannya

didalam rumen sehingga merupakan sumber protein yang baik untuk

ternak ruminansia. Kandungan protein berkisar antara 25-23% dari

bahan kering, sedangkan kalsium dan fosfornya berturut-turut antara

1,9-3,2% dan 0,15-0,35% dari bahan kering. Berdasarkan tabel

komposisi bahan pakan, kandungan nutrisi lamtoro segar dengan

bahan kering 30%, protein kasar 23,40%, serat kasar 21,00%, TDN

77%, ME 2,96 Mcal/kg, kalsium 1,40%, dan fosfor 0,21%.

3. Rumput lapang
Rumput lapang adalah istilah yang sering digunakan untuk

campuran hijauan non budidaya yang berasal dari lahan yang tidak

dikelola. Rumput lapang biasanya tumbuh di lahan perkebunan, lahan

tegalan atau sawah yang belum diolah/ditanam. Kandungan nutrisi

rumput lapang adalah 24,4% BK; 8,2% PK; 31,7% SK; 56,2 TDN;

0,37% Ca; dan 0,23% fosfor.

4. Jerami jagung
Jerami jagung adalah bagian batang dan daun jagung yang telah

dibiarkan mengering di ladang setelah dipanen. Jagung memiliki

kandungan serat sebesar 27,8% dan protein 7,4% (Subandi dan

Zubachtirodin, 2004).

12
5. Dedak halus padi
Dedak halus padi mudah didapat dan terjamin ketersediaannya,

serta mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu PK sebesar

13,80% dan BENT sebesar 53,30%. Hanya saja mengandung serat

kasar agak tinggi. Kandungan serat kasar inilah yang menyebabkan

pemakaian dedak halus padi menjadi sangat terbatas. Dedak halus padi

hanya diberikan dua kali dalam satu bulan dengan pemberian sekitar

80 kg.

13
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan mei 2021

sampai juli 2021 di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa barat.

3.2 Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan data penelitian adalah surve

menggunakan Angket yaitu cara pengumpulan data apabila seluruh elemen

populasi diselidiki satu per satu. Adapun responden penelitian ini terdiri masing-

masing 30% pelaku karapan kerbau dari Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten

Sumbawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan kuesioner untuk

mewawancarai sejumlah pelaku karapan kerbau di Kabupaten Sumbawa dan

Kabupaten Sumbawa Barat.

3.3 Variabel yang Diperlukan

3.3.1. Variabel Pokok

a. Populasi ternak kerbau karapan

b. Mutu pakan kerbau karapan

3.3.2. Variabel Penunjang

a. Keadaan umum Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat

b. Identitas responden

14
3.4 Sumber dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan

dengan bantuan kuisioner melakukan wawancara langsung baik dengan

pihak-pihak terkait mengenai mutu pakan kerbau Sumbawa yang

dipersiapkan untuk karapan di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten

Sumbawa Barat.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan sumber tertulis atau

dokumentasi, maupun instansi terkait seperti Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa dan buku pustaka yang

mempunyai kaitan dengan penelitian.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

1. Deskriptif Kualitatif

Mulyana (2008), menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif

adalah penelitian dengan menggunakan metode ilmiah untuk

mengungkapkan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan

fakta melalui kata-kata menyeluruh terhadap subjek penelitian.

2. Deskriptif kuantitatif

15
Syamsuddin, dkk (2011), menyatakan bahwa deskriptif kuantitatif

adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan

angka-angka untuk mencadarkan karakteristik induvidu atau kelompok.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan dicatat, diolah,

ditabulasi dan dicari x ± DS, kemudian dianalisis secara deskriptif.

3.6

16
DAFTAR PUSTAKA

Dairy Feed. https://dairyfeed.ipb.ac.id/feed/detail/2. Diakses pada tanggal 17 April


2021.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, 2014. Peternakan


Sumbawa Menggapai Masyarakat Peternakan yang Maju dan Mandiri, Tangguh
dan Berdaya Saing. Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa. Diakses pada
tanggal 02 April 2021.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, 2016. Pengembangan


Potensi Unggulan Daerah dan Meningkatkan Produktivitas Usaha Masyarakat
Demi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat, Penurunan Angka Kemiskinan
dan Perluasan Lapangan Pekerjaan. Diakses pada tanggal 02 April 2021.

Haryanto. 1993. Pemenuhan Kebutuhan Zat-Zat Makanan Ternak Ruminansia Kecil.


Sebelas Maret University Press. Hal 192-194.

Jones, R. J. 1979. The Value of Leucaena Leucccocephala as a Feed for Ruminants


in Tropicas. Worl Anim. Rev., No. 31. Hal 12-23.

Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Hijauan. https://1.bp.blogsspot.com/-


NJlIHPhLpz4/XacFUtLM_ql/AAAAAAAACgE/pvNJXjXgUykFAkNDbLGyr3L-
WDny7JE5wCLcBGAsYHQ/s320/kandungan%2Bnutrisi%2Bbahan%2Bpakan
%2Bhijauan.jpg. Diakses pada tanggal 12 April 2021.

Lita.M. 2009. Produktivitas Kerbau Rawa di Kecamatan Muara Muntai. Kabupaten


Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Skripsi S1. Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian.

Mulyana, D. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:


Salemba Humanika.

17
Muthalib,H.A. 2005. Potensi Sumber Daya Ternak Kerbau di Nusa Tenggara Barat.
Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Kecukupan Daging:
Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Perancangan Promosi Barapan Kebo (Karapan Kerbau) Sebagai Wisata Budaya


Kabupaten Sumbawa Melalui Desain Komunikasi Visual.
https://core.ac.uk/download/pdf/16508464.pdf. Diakses pada tanggal 02 April
2021.

Poerwoto.H., Dania,I.B., 2006. Perbaikan Manajemen Ternak Kerbau Untuk


Meningkatkan Produktivitas Ternak. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau
Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Fakultas Peternakan Universitas
Mataram, Mataram.

Pribadi, Dkk. 2010. Pengembangan Usaha Ternak Sapi dan Kerbau di Kalimantan
Selatan. Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Tani Kerbau. BPTP.
Kalimantan Selatan.

Subandi dan Zubachtiroin. 2004. Prospek Pertanaman Jagung dalam Produksi


Biomassa Hijauan Pakan. Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertanian
Republik Indonesia.

Sumoprastowo.R.M. 2003. Penggemukan Sapi dan Kerbau. Cetakan Pertama.

Situmorang.P. 2005. Effect the Administration of Human Chorionic Gonadotrophin


(HCO) Honnone Following Superovulation in Buffalo. Ilmu Peternakan dan
Veteriner 10:286-292. Muthali,H.A. 2005. Potensi Sumber Daya Ternak Kerbau
di Nusa Tenggara Barat. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung
Kecukupan Daging. Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Syamsuddin, Dkk. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

18
Tedi D., Mansyur, H.K. Mustafa, Dan H. Supratman. 2006. Imbangan Rumput Afrika
(Cynodon Plectostachyus) Dan Leguminosa Sentro (Centrosema Pubescans)
Dalam Sistem Pastura Campuran Terhadap Produksi Dan Kualitas Hijauan.
Fakultas peternakan Universitas Padjadjaran. Jurnal Ilmu Ternak, Desemberv
2006, Vol. 6 No.2, 163-168.

19
LAMPIRAN

Apapun kegiatan penelitian seperti pada tabel dibawah ini:


Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Analisis Data
4 Penyusunan Skripsi
5 Evaluasi

20
LEMBARAN QUESIONER
PERSYARATAN TEKNIS MUTU PAKAN KERBAU SUMBAWA
YANG DIPERSIAPKAN UNTUK KARAPAN

WAWANCARA UNTUK PEMILIK KERBAU KARAPAN

I. Identitas Responden

1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Telpon :
5. Pendidikan terakhir :
6. Jumlah anggota keluarga ….. Orang
a. Anak …… orang (<16 tahun)
b. Dewasa ….. orang (>16 tahun)
7. Mulai beternak kerbau :
8. Beternak kerbau sebagai …..
a. Usaha utama
b. Usaha sambilan
c. Usaha tabungan
9. Jika usaha tampilan maka pekerjaan utamanya
a. Petani/tani
b. Buruh tani/kerja
c. Pegawai Negeri
d. Pegawai Swasta
e. Pedagang
10. Pendapatan keluarga/bulan
a. <500.000
b. >500.000-1.000.000
c. >1.000.000-2.000.000

21
d. >2.000.000-5.000.000
11. Apa tujuan pemeliharaan ternak kerbau
a. Tenaga kerja
b. Sumber pendapatan
c. Tabungan hidup
d. Tradisi budaya
12. Bagaimana pengaruh pemeliharaan kerbau dari sisi ekonomisnya?
a. Biaya tenaga kerja rendah/tidak ada
b. Biaya pakan rendah/tidak ada
c. Penjualan mudah dan harga memadai
d. Keuntungan yang cepat
13. Apa yang mendorong anda, sehingga anda memilih untuk beternak kerbau?
a. Mempertahankan warisan
b. Prestasi keluarga
c. Meningkatkan gizi keluarga
d. Untuk melestarikan budaya tanah samawa
14. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan-pelatihan dalam pengembangan
ternak kerbau
a. Jika Ya, sebutkan
b. Tidak, alasannya

II. Populasi Ternak Kerbau

1. Jumlah ternak kerbau yang dipelihara ….. ekor


2. Perbandingan jantan : betina = ….. ekor

Umur Ternak Kerbau


Juml
Jantan Betina
ah
>1 1-2 <2 >1 1-2 <2
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
(Anak) (Mudah) (Dewasa) (Anak) (Mudah) (Dewas

22
a)

Total
3. Status kepemilikan ternak kerbau
a. Milik sendiri ….. ekor
b. Gaduhan/bagi hasil
 ….. ekor untuk peternak
 ….. ekor untuk pemilik

III. Strategi Pemeliharaan Kerbau

1. Ketika menjelang musim kemarau apakah ternak kerbau anda


a. Dikandangkan, apa jenis pakan yang diberikan (sebutkan)
b. Digembalakan, apa jenis pakan yang diberikan (sebutkan)
c. Lainnya (sebutkan)
2. Ketika menjelang musim hujan apakah ternak kerbau anda
a. Dikandangkan, bagaimana dengan strategi pemberian pakannya
(sebutkan)
b. Digembalakan, bagaimana dengan strategi pemberian pakannya
(sebutkan)
c. Lainnya (sebutkan)
3. Dari mana anda mendapatkan pakan untuk ternak kerbau anda
a. Dibeli (sebutkan jenis pakan)
b. Pakan olahan sendiri (sebutkan pakan olahan)
c. Lainnya (sebutkan)

23
IV. Manajemen Pemeliharaan

1. Sistem pemeliharaan apakah yang anda terapkan


a. Ekstensif (pemeliharaan ternak dilepas di padang pengembalaan atau
dengan sistem LAR)
b. Intensif (kerbau dikandangkan pada malam hari dan dilepas pada siang
hari)
2. Bagaimana dengan sistem perkandangan dari ternak anda
a. Kandang sendiri
b. Padang pengembalaan
c. Komunal
3. Kapan kandang dibersihkan
a. Satu bulan sekali
b. Setiap hari
c. Tidak dibersihkan
4. Apakah diberi ciri pada ternak kerbau anda
a. Ya
b. Tidak
5. Aspek apa saja yang dicatat selama ini
a. Perkawinan
b. Kelahiran
c. Tidak ada pencatatan

V. Pakan Ternak Kerbau

1. Bagaimana sistem pemberian pakan pada ternak kerbau anda

a. Digembalakan
b. Pakan diberikan oleh peternak
2. Dari mana sumber pakan rumput yang diberikan pada ternak kerbau anda

24
a. Tumbuh sendiri
b. Ditanam
3. Apa saja jenis pakan yang diberikan
a. Jerami padi
b. Jerami jagung
c. Rumput lapang
d. Lamtoro
4. Apakah ternak kerbau anda diberikan konsentrat
a. Ya
b. Tidak

VI. Penanganan Kesehatan

1. Apakah pernah melakukan pemberian obat atau vitamin pada ternak kerbau
anda
a. Pernah
b. Tidak

2. Penyakit apa saja yang sering menyerang ternak kerbau anda


a. SE (ngorok)
b. Mencret
c. Kurang nafsu makan
d. Kembung
3. Bagaimana cara mengobati ternak kerbau anda yang terserang penyakit
a. Tangani sendiri
b. Memanggil teman yang berpengalaman
c. Memanggil menteri atau dokter hewan

25

Anda mungkin juga menyukai