Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

ILMU NUTRISI TERNAK NONRUMINANSIA

“KUDA”

Disusun Oleh :

NAMA : NUR AWALIAH

NIM : B1D018208

KELAS : 4B2

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
BAB1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kuda merupakan ternak non ruminansia yang sudah dikenal lama oleh
manusia,meskipun kuda sebanarnya hewan liar yang sudah di domestikasi dan
telah dikekola oleh manusia baik sebagai kekemaran mapun sebagai sarana
mencari nafkah.namaun semakin berkembnagnya pola fikir manusia dengan
dirasaknnya bahwa kuda mampu membantu meringankan pekerjaan manusia
beberpa orang menjadikan kuda sebagai sahabat ubtuk menghilangkan lelah dan
bias dijadkan tarnsportasi.

Seiring pula dengan kemajuan zaman,manusia melakukan penelitian dan


dan identifikasi begitu banyak bangsa kuda yang terdapat diseluruh dunia yang
saat ini justru masih banyak yang belum mengenal banyak yang belum mengenal
banyaknya keragaman bangsa kuda.

1.2 Tujuan

Mengetahui sistem pemberian pakan,kebutuhan,dan kecukupan nutrisi


kuda tarik dan kuda pacuan pada sistem pemeliharaan rakyat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Ternak Kuda

Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari
sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama
merupakan alah satu hewan peliharaan yang penting secara ekonois dan historis
dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang
selama ribuan tahun (Anonim,2013). Kuda merupakan ternak non ruminansia hal
ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Dan juga memiliki lambung
sederhana atau monogastrik. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
hijaun dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif dibagian caecum.
Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran kapasitas saluran
pencernaan bagian belakang lebih besar dibandingkan bagian depan. Alat
pencernaan adalah organ-organ yang langsug berhubungan dengan penerimaan,
pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau metabolisme
(Kamal,1982)

2.2 Perkandangan kuda


Atap pada kandang kuda lebih baik jika jaraknya semakin tinggi, karena
dapat menghasilkan sirkulasi udara yang baik. Ketersediaan udara yang baik
sangat dibutuhkan pada perkandangan kuda karena kuda mudah terkena penyakit
pernafasan. Udara yang bersih sangat penting untuk kesehatan dan kenyaman
kuda serta akan mempengaruhi kekuatan dari kuda tersebut. Ventilasi yang baik
adalah berbentuk puncak pada atapnya dan akan sangat berpengaruh pada
penangan masalah kuda. Jendela pada kuda juga harus berada pada posisi sejajar
dengan kepala kuda bagian kandang harus tersedia air bersih. Air minum harus
diperhatikan bagi kuda betina yang sedang menyusui, karena jika kuda betina
tersebut kekurangan air dalam kondisi menyusui maka air susu induk akan
berkurang pula. Kandang juga harus memiliki sistem pembuangan kotoran yang
baik dan adanya ketersediaan listrik untuk lampu, kipas, dan lain sebagainya.
Kuda betina dan anaknya yang ditempatkan dalam satu kandang harus
memiliki ukuran kandang lebar agar anak kuda dapat bergerak bebas, sedangkan
kandang pejantan harus lebih kuat daripada kandang betina atau kandang anak.
Letak kandang jantan lebih jauh dari kandang betina agar kuda betina tidak
terganggu terutama saat merawat anaknya ,alas kandang kuda harus selalu dalam
keadaan bersih dan lunak serta beralaskan serbuk gergaji atau jerami. Alas yang
lunak bertujuan agar melindungi kuda ketika sedang berguling, memberikan
kehangatan dan untuk kenyaman kuda serta melindungi kaki kuda, terutama untuk
kuda olahraga dan kuda pacu (McBane,1994).
Peternakan kuda lebih baik dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti
tempat penyimpanan peralatan, tempat penyimpanan pakan, ruang groom pada
setiap kandang sehingga memudahkan dalam pengawasan kuda (McBane,1994).

2.3 Pakan
Ketersediaan pakan yang baik akan menunjangkelangsungan hidup dan
pertumbuhan kuda sehingga pakan merupakan faktor penting dalam peternakan
kuda. Pakan utama kuda adalah rumput dengan berbagai jenis rumput seperti
Panicum maticum dan Brachiaria mutica. Pakan rumput hanya cukup untuk
digunakan bagi kelangsungan hidup tetapi untuk kuda pacu atau olahraga perlu
tambahan konsentrat dan vitamin. Pakan konsentrat merupakan pakan tambahan
energi bagi kuda. Konsentrat yang dapat diberikan antara lain konsentrat sereal
yang terdiri dari gandum, jagung, produk tepung, sorgum, berbagai produk padi
dan produk non sereal yang terdiri dari gula bit, rumput kering, kacang-kacangan
(legum) seperti kedelai dan kacang.
Pakan kuda yang diberikan harus sesuai dengan umur dan fungsi kuda
tersebut. Umur kuda dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu 1-6 bulan, 6-12
bulan, 12-24 bulan, dan diatas 24 bulan. Kuda yang berumur 1-6 bulan tidak
disediakan pakan khusus, karena masih dalam masa menyusu dengan induknya.
Induk kuda yang sedang menyusui memerlukan kebutuhan pakan yang cukup
banyak baik untuk induk kuda maupun anaknya. Induk menyusui dan induk
bunting memerlukan pakan tiga kali lipat terutama untuk vitamin dan mineral,
kacang-kacangan dan bungkil yang dapat membantu pembentukan air air susu
dalam jumlah yang cukup. Pengaturan pemberian pakan dapat dilakukan 2-3 kali
sehari yaitu pagi, siang, sore hari tergantung dari kuda dan fungsi kuda tersebut
(Jacoebs, 1994).
.

2.4. Alat Pencernaan Ternak Kuda

Pencernaan merupakan ramgkaian proses perubahan fisik dan kimia yang


dialami bahan makanan didalam alat pncernaan. Proses pencernaan pada ternak
non ruminansia relatif lebih sederhana dibandingkan dengan proses pencernaan
pada ternak lainnya. Kuda dan bangsa kuda lainnya yang termasuk dalam genus
equus telah mengalami adaptasi terhadap lingkungan dengan makan dalam jumlah
sedikit sepanjang hari. Dialam bebas kuda merumput dipadang rumput dan
menempuh jarak cukup jauh agar memperoleh nutrisi yang cukup. Oleh karena itu
sistem pencernaan kuda berjalan optimal bila pakan yang masuk jumlahnya
sedikit namun kontinyu sepanjang hari. Proses pemecahan pakan yang terjadi
dimulut sampai lambung serupa yang terjadi pada babi. Perbedaan mulai terdapat
pada bagian sekum. Disini terjadi proses fermentasi atau pemecahan serat kasar
yang cukup efisien sehingga kuda dapat mencerna pakan hijauan seperti rumput
(Bowen,1996).
BAB III

WAKTU DAN METODE

3.1 Waktu pelaksanaan

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 04 Juni 2020 pukul
16.00- 17:30 WIB, peternakan kuda dibeberapa desa yang ada di kecamatan
Kempo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.

3.2 Metode
Adapun data yang diambil dalam praktikum ini adalah data diambil
dengan survei atau wawacara langsung dengan pemilik peternakan yang diselingi
dengan tanya jawab seputar manajemen beternak kuda.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum

KUDA PACU

Nama Petenak: Sahrudin

Alamat: Kempo, Desa Taa

Nomor Hp: 085339092150

Pendidikan: SMA

Jumlah ternak: 4

Umur Kuda: 3 tahun

Tipe Kuda: kuda pacuan

Lama kepemilikan: 10 tahun


Tujuan pemeliharaan:untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai hobi

Jenis pakan: dedak dan hijauan

Jumlah hijaun yang diberikan: 10 kg

Jenis konsentrat yang diberikan: dedak

Jumlah konsentrat yang di berikan : -

Frekuensi latihan kuda perhari : 2x seminggu

Permasalahan yang di hadapi: sakit perut

Usaha peternak mengatasi masalah: diberi sprait sebotol, untuk masa


penyembuhan butuh waktu 5-6 jam.

KUDA PACUAN
Nama Petenak: Rahma

Alamat: Padakrya, Kecematan Kempo

Nomor Hp: 082359039210

Pendidikan: SMP

Jumlah ternak: 2

Umur Kuda: 1 tahun

Tipe Kuda:kuda pacuan

Lama kepemilikan:2 tahun

Tujuan pemeliharaan:untuk dijadikan sebagai joki

Jenis pakan:hijaun dicampur dedak dan air

Jumlah hijaun yang diberikan:1 ember yang sudah dipotong

Jenis konsentrat yang diberikan: dedak

Jumlah konsntrat yang di berikan : -

Frekuensi latihan kuda perhari : 2x seminggu

Permasalahan yang di hadapi:

1. Sakit perut

2. makan tai ayam

3. makan dedak kacang hijau

Usaha peternak mengatasi masalah:

1. Diberi minum sprait 1x sehari sampai sembuh.

2. tumbuk daun kawi dan di campur garam lalu diberi air perasan tsb 1x sehari.
Kuda pacuan

Nama Petenak: irmansyah

Alamat: Padakrya, Kecematan Kempo

Nomor Hp: 085338931569

Pendidikan: SMA

Jumlah ternak: 2
Umur Kuda: +-1,5 tahun

Tipe Kuda: kuda pacuan

Lama kepemilikan: 25 tahun

Tujuan pemeliharaan:untuk joki

Jenis pakan:hijaun dan konsentrat

Jumlah hijaun yang diberikan: -

Jenis konsentrat yang diberikan: dedak

Jumlah konsntrat yang di berikan : 10 kg perhari

Frekuensi latihan kuda perhari: 2x seminggu

Permasalahan yang di hadapi:

1. Flu
2. Sakit perut

Usaha peternak mengatasi masalah:

1. Memberi makan cabe ½ kg


2. Diambil isi terong gunung lalu dicampur air seni manusia, dikocong dalam
botol aqua dan dari botol dikeluarin ke selang dimasukkan ke lubang
hidung setelah itu untuk memberikan tanda ternak sembuh ternak itu akan
bersin.
Kuda pacuan

Nama Petenak: Sandi Irawan

Alamat:Soro Kajenje

Nomor Hp: -

Pendidikan:SMA

Jumlah ternak: 4

Umur Kuda: 1 tahun

Tipe Kuda:kuda pacuan

Lama kepemilikan: 30 tahun

Tujuan pemeliharaan: jual dan untuk joki

Jenis pakan: dicampur hijaun, dedak dan air.

Jumlah hijaun yang diberikan:50 kg


Jenis konsentrat yang diberikan: dedak

Jumlah konsntrat yang di berikan : 20 kg

Frekuensi latihan kuda perhari: 2x seminggu

Permasalahan yang di hadapi:

1. Pilek
2. Cidera paha, akibat saling tabrakan saat joki

Usaha peternak mengatasi masalah:

1. Memberi makan cabe ½ kg


2. Mengobati dgn obat tradisional, menggunakan daun pete, kemiri, kunyit,
dan kepala lalu ditumbuk , setelah itu diperas ambil air aslinya tanpa
campuran .diusap pada tempat yang sakit dan dikasih minum, butuh waktu
seminggu untuk penyembuhan.
Kuda Pacuan

Nama Peteternak: Syafrian

Alamat: Dusun Kalate

Nomor Hp: 082253866338

Pendidikan:S1 biologi

Jumlah ternak: 1

Umur Kuda: 8 bulan

Tipe Kuda:kuda pacuan

Lama kepemilikan: 2 bulan

Tujuan pemeliharaan: hobi

Jenis pakan: hijaun dan konsentrat serta air.

Jumlah hijaun yang diberikan: 2 kg


Jenis konsentrat yang diberikan:dedak

Jumlah konsentrat yang di berikan : 2 kg

Frekuensi latihan kuda perhari: 1x seminggu

Permasalahan yang di hadapi: normal (tidak ada)

Usaha peternak mengatasi masalah: normal (tidak ada)

4.2 pembahasan
Biasanya pemeliharaan kuda oleh masyarakat tradisional hanya diberi
hijauan pakan ternak saja tanpa diimbangi nutrisi – nutrisi yang sebenarnya sangat
penting untuk kuda itu sendiri. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
pakan atau ransum kuda ini sudah disempurnakan dalam bentuk tidak hanya
hijauan ternak saja namun sudah dihasilkan pakan berupa dedak padi, dedak
jagung, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, dan onggok. “Dedak padi meru-
pakan hasil sisa dari penumbukan atau penggilingan gabah padi. Dedak terdiri
atas 3 bagian.” (manglayang.blogsome.com, 2006). “Dedak jagung merupakan
hasil sisa ikutan dari penggilingan jagung yang banyak terdapat di daerah-daerah
yang makanan pokok dari penduduknya adalah jagung. Dedak jagung sangat baik
diberikan pada ternak hanya cara penyimpanannya yang agak sukar karena
bersifat higroskopis sehingga mudah menjadi lembab sehingga cepat rusak.
Analisa nutrisi: 9.9% air, 9.8% protein, 61.8% bahan ekstrak tanpa N, 9.8 serat
kasar, 6.4% lemak dan 2.3% abu serta nilai Martabat Pati (MP) adalah 68.”
(manglayang.blogsome.com, 2006).
Pakan yang diberikan kepada kuda umumnya dibagi kedalam dua
golongan besar, yaitu rerumputan (hijauan) dan makanan penguat (konsentrat)
non hijauan. Konsentrat ini bukan merupakan konsentrat dalam arti yang
sebenarnya, seperti dalam PERRY et al. (2003). Bahan pakan non rerumputan ini
adalah dedak halus dan onggok, yang diberikan masing-masing sebanyak 6 kg per
hari. Jumlah yang diberikan ini tidak berdasarkan pada kebutuhan hidup, tetapi
lebih kepada kebiasaan yang diperoleh secaara turun-temurun. Pemberian rumput
berkisar antara 20 – 25 kg per ekor per hari. Pemberian dedak halus dan onggok
disertai dengan penambahan dedak kasar (kulit luar padi). Rata-rata pemberiannya
sebanyak 500 g per ekor per hari, dan campuran ini biasa di masyarakat disebut
dengan nama lolohan.
Pemberian pakan tambahan berupa mineral masih sangat jarang, kalaupun
ada pemberiannya tergantung kondisi keuangan dari para peternak. Hal yang
menarik dalam pemberian pakan tambahan berupa suplemen penambah tenaga,
seperti minuman penambah stamina biasanya hanya diberikan jamu. Begitu pula
dengan obat-obatan yang diberikan biasanya berupa jamu-jamu tradisional yang
dijual bebas dipasaran untuk ternak kuda para peternak kuda dalam memperoleh
rumput yaitu dengan cara menyabit dari beberapa data peternak kuda banyak
peternak yang hanya memberikan ternaknya hijaun tampa konsentrat sehingga
kebutuhan nutrient ternak yang diberikan konsentrat jauh lebih baik dari yang
hanya mendapatkan hijaun.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

5.1 KESIMPULAN
Sistem pemeliharaan dan pemberian pakan ternak kuda yang dilakukan
berdasarkan pada kebiasaan-kebiasaan yang turun temurun.serta cara beternak
masih menggunakan sistem tradisonal mulai dari perkandangan cara perawatan
dan manajemen pakan sehingga ternak masih sedikit mendapatkan gizi dan nutrisi
yang seimbang.

5.2 SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum sebisa mungkin praktikan tidak
mengerjakannya sendiri sehingga praktikan selalu bisa di kontrol agar praktikum
bias berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bowen,C,1996.Ternak Kuda.Jakarta.Intermedia

Jacoebs, T. N. 1994. Budidaya Ternak Kuda.Yogyakarta.Kanisius

Kamal,1982.Perkembangan Ternak Kuda.Jakarta.Warna Media.

McBane,1994.Pandai Beternak Kuda.Makasar.Media Baru

Parakksasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik vol.b1


UI Press Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai