SKRIPSI
OLEH
i
PENGARUH SUPLEMENTASI KONSENTRAT YANG MENGANDUNG
TEPUNG TONGKOL JAGUNG TERFERMENTASI YANG
DITAMBAHKAN Zn-BIOKOMPLEKS TERHADAP KINERJA
PERTUMBUHAN KAMBING KACANG
SKRIPSI
OLEH
ii
PENGARUH SUPLEMENTASI KONSENTRAT YANG MENGANDUNG
TEPUNG TONGKOL JAGUNG TERFERMENTASI YANG
DITAMBAHKAN Zn-BIOKOMPLEKS TERHADAP KINERJA
PERTUMBUHAN KAMBING KACANG
SKRIPSI
OLEH
Menyetujui
Komisi Pembimbing
iii
PENGARUH SUPLEMENTASI KONSENTRAT YANG MENGANDUNG
TEPUNG TONGKOL JAGUNG TERFERMENTASI YANG
DITAMBAHKAN Zn-BIOKOMPLEKS TERHADAP KINERJA
PERTUMBUHAN KAMBING KACANG
SKRIPSI
OLEH
Mengesahkan
iv
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIASI
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
karena atas kasih dan Karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penelitian
hingga penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar serjana peternakan
pada Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana.
Seluruh rangkaian pendidikan yakni selama perkuliahan, penelitian dan
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan, motivasi
dan bimbingan dari Bapak Ir. M. S. Abdullah, M.Si Selaku pembimbing utama,
Bapak Ir. Johny Nada Kihe, MS Selaku pembimbing anggota yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan penulisan skripsi.
Ucapan terimakasih yang sama pula penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Ir. Gustaf Oematan, M.Si selaku Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Nusa Cendana serta Staf Pengajar dan Staf Admitrasi yang
telah membantu penulis dalam urusan akademik selama masa studi.
2. Bapak Ir. Yohanis Umbu L. Sobang, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana dan sekaligus
telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian ini.
3. Bapak Ir. Yohanis Umbu L. Sobang, M.Si, selaku Penasehat Akademik
yang telah memberikan didikan dan motivasi selama penulis duduk
dibangku perkuliahan.
4. Keluarga tersayang Ayahanda Nggaji Walu Wanja, Ibunda Djera
Atayewa dan Ridja Ana Amah. Kakak Lusia Kanora Mburu, Lidya
Konda Atahau, Elviany Danga Wotung, Adik Matelda Loda Nangi,
Marlina Ata Kupang, Elviany Ngguna Atarua, Benedikta Mburu
Anahammu, Lukas Maka Mborang, Jefryanto Umbu Mehang Kati serta
seluruh keluarga besar Lewa tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.
yang memberikan dorongan, nasihat serta Doa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Studi di Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana.
i
Semoga Tuhan Yesus menyertai setiap langka perjalanan hidup kita.
5. Kepala Laboratarium Lapangan Fakultas Peternakan Undana Kupang
yang telah bersedia menerima penulis untuk melakukan kegiatan
penelitian selama 10 minggu dan Bapak Ir. Marten Yunus, MP selaku
Dosen pembimbing penelitian yang selalu memberikan motivasi, masukan
maupun sarana selama penelitian ini berlangsung sampai selesai.
6. Rekan-rekan penelitian: Nindy Langga, Maryati Kaliang, Desyana Desy,
Silva Moruk, Maya Tahun, Beatriks Riwu, Novi Dima, Oskar, Kraeng
dan Beny Rangga.
7. Putry Intan, Rambu Sia, Ebsan Nabut, Davit Nguru, Ivan Dalle, Rony
Ndamung, Andika Permana, Albert Babies, Yelin Sanda, Feby Eka Elma
dan teman-teman angkatan 2015 yang tidak sempat disebutkan namanya.
8. Rekan-rekan mahasiswa KKN BPU Undana Mata Air 4 2018.
9. Semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini dan
tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa sebagai manusia, tentunya dalam
penulisan skripsi ini masih banyak sekali kekurangan. Untuk itu maka segala
saran dan kritik yang bertujuan untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini
sangat penulis harapkan.
ii
Orang Yang Berjalan Maju Dengan
Menangis Sambil Menabur, Pasti Pulang
Dengan Membawa Berkas-Berkas-Nya.
Mazmur, 126 : 6
iii
PENGARUH SUPLEMENTASI KONSENTRAT YANG MENGANDUNG
TEPUNG TONGKOL JAGUNG TERFERMENTASI YANG
DITAMBAHKAN Zn-BIOKOMPLEKS TERHADAP KINERJA
PERTUMBUHAN KAMBING KACANG
Email:mersy.lucy@gmail.com
ABSTRAK
iv
EFFECT OF SUPPLEMENTATION OF CONTAINING FERMENTED
CORN COB CONCENTRATE WITH Zn BIO-COMPLEX ON KACANG
GOAT PERFORMANCE
Email:mersy.lucy@gmail.com
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
ABSTRACK ..................................................................................................................... v
vi
BAB III. MATERI DAN METODE PENELITIAN ..................................................... 20
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 41
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
ix
BAB I
PENDAHULUAN
memelihara ternak kambing kacang (kambing lokal) secara semi intensif dimana
ternak digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari.
Kambing lokal yang telah dipelihara dan akrab dengan kehidupan masyarakat
petani memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan cocok dengan iklim di NTT
sehingga kendala untuk memeliharanya tidak begitu berarti. Kendala klasik bagi
asupan nutrisi relatif tidak memenuhi kebutuhan khususnya pada musim kemarau.
beda, ada bahan pakan yang mengandung protein tinggi namun karbohidrat dan
lemaknya rendah ataupun sebaliknya, oleh karena itu dalam kaitannya dengan
usaha untuk meningkatkan kualitas dan kontinuitas pakan ternak, maka diperlukan
ransum yang mengandung semua zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak.
1
Kebutuhan pakan dalam keadaan segar harus sebesar 10%-12% dari berat badan
per ekor per hari. Kartadisastra (1997) mengemukakan bahwa untuk mendapatkan
alam selama setahun sangat ditentukan oleh kualitas dan kontinuitas hijauan
penurunan berat badan, hal ini sangat berpengaruh terhadap angka kelahiran
dan menyebabkan tingginya angka kematian. Salah satu strategi yang disarankan
mempunyai kecernaan, karbohidrat mudah larut dan Nitrogen (N) terlarut rendah.
susu, pertambahan bobot badan harian (PBBH) menekan angka kematian anak
meningkatkan produktivitasnya.
Salah satu bahan pakan lokal yang dapat dijadikan pakan suplemen yaitu
tongkol jagung. Produksi jagung di NTT dari luasan lahan 273.194ha dengan
2
produksi jagung 685.081 ton dan 47.955 ton limbah tongkol jagung (BPS NTT,
2016). Penggunaan tongkol jagung untuk bahan baku penyusunan pakan ternak
sudah menyebar ditiap daerah tetapi belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Hal tersebut disebabkan kandungan - kandungan serat kasar yang tinggi yaitu
protein yang sangat rendah 5,62% sehingga diperlukan pengolahan secara fisik
fermentasi.
hidup dan produksi, serta mendukung dan memasok kebutuhan mikroba yang
ternak.
rumen ternak ruminansia. Zn penting untuk aktivitas enzim yang terlibat dalam
metabolisme asam nukleat, metabolisme protein dan juga proses dalam pergantian
sel enzim yang mengandung Zn antara karbonat, urease (POWER and HOGAN,
2000) Defesiensi zink akan mengakibatkan aktifitas mikroba rumen tidak optimal
sehingga tingkat pemanfaatan pakan menjadi rendah dan pada gilirannya akan
3
menurunkan produktifitas ternak. Keunggulannya teknologi ini tidak memerlukan
Zn lebih cepat dan terarah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
kacang betina ?
4
1.3.Tujuan dan kegunaan
kacang.
limbah dari produksi jagung sebagai pakan ternak yang berkualitas dan dapat
pemanfaatan limbah sebagai salah satu sumber bahan pakan di Nusa Tenggara
Timur.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keunggulan antara lain pemeliharaan yang mudah serta memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap kondisi alam setempat. Kambing Kacang juga merupakan
salah satu bangsa kambing lokal yang berpotensi baik dalam menghasilkan karkas
dan non karkas (Kusuma et al, 2013). Kegunaan dari kambing Kacang adalah
memiliki ukuran tubuh relatif kecil dan laju pertumbuhan bobot badannya relatif
relatif kecil dengan bobot badan kambing jantan dapat mencapai 36 kg dan betina
ternak kambing bersifat prolifik dengan rata-rata jumlah anak perkelahiran 1,78
ekor pada kondisi laboratorium dan berkisar antara 1,45 – 1,76 pada kondisi usaha
peternakan di pedesaan.
lahir sampai sapih 79,4%, sifat prolifik anak kembar dua 52,2%, kembar tiga 2,6%
dan anak tunggal 44,9%. Kambing Kacang dewasa kelamin rata-rata umur 307,72
hari, persentase karkas 44-51%. Rata-rata bobot anak lahir 3,28 kg dan bobot
6
2.2. Pakan Ternak Kambing
Pakan kambing adalah semua bahan yang dapat dimakan atau dicerna oleh
ternak yang mampu menyediakan semua nutrisi pakan yang diperlukan untuk
yaitu tidak bersaing dengan manusia, kebutuhan terjamin dan selalu ada, kualitas
baik, dan harganya murah.Pakan yang dikonsumsi oleh ternak dimanfaatkan untuk
kebutuhan hidup pokok dan juga untuk produksinya. Kebutuhan pakan ternak
ruminansia dipenuhi dengan hijauan sebagai pakan utama dan konsentrat sebagai
pakan penguat. Untuk menunjang hidup pokok dan produksi ternak membutuhkan
protein, energi, vitamin dan mineral dalam jumlah yang seimbang dan tepat.
Pemberian pakan yang efisien mempunyai pengaruh lebih besar dari pada faktor-
faktor yang lainnya, dan merupakancara yang sangat penting untuk peningkatan
produktivitas.
kuantitas dan kualitas pakan terutama pada musim kemarau di daerah tropis.
menurunkan kuantitas dan kualitas dari hijauan pakan ternak sehingga ternak
bobot badanumumnya sifat yang dimiliki hijauan pakan ternak didaerah tropis
adalah nilai gizinya rendah, cepat menua dan kualitasnya menurun. Nilai gizi yang
rendah ini dapat terlihat pada kandungan protein kasar hijauan rumput alam
sebesar 3-5 % dari bahan kering (BK) pada musim kemarau dan 8-10% pada
musim hujan. Pemberian pakan pada kambing yang hanya mengandalkan pakan
7
hijauan rumput di daerah tropis akan kurang berarti, sebab kambing tidak dapat
memenuhi kebutuhan tubuh yang berkaitan dengan zat pakan khususnya protein,
oleh karena itu perlu disuplementasikan dengan bahan pakan lainnya yang
kandungan proteinnya lebih tinggi, sehingga kebutuhan ternak akan hidup pokok,
2.3. Lamtoro
berasal dari Amerika Tengah dan m empunyai daya guna yang besar di negara-
negara tropis. Lamtoro dapat digunakan sebagai pakan ternak karena memiliki
untuk kepentingan lainnya seperti kayu bakar, bahan bangunan dan pencegah
erosi. Sebagai bahan pakan hijauan kandungan protein lamtoro sebesar 22,30% (
Rosnah, 1998). Sobang 2005 menyatakan bahwa lamtoro pada umumnya tumbuh
lebih lanjut bahwa tanaman ini juga dapat melindungi protein ransum dari
degradasi mikroba dalam rumen. Tanaman lamtoro beradaptasi dengan tanah yang
tinggi keasamannya, tanah yang kaya akan kandungan kalsium dan phosfor
lamtoro mengandung sejenis zat beracun yang disebut mimosin yang dapat
8
macam. Pada umumnya ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing, dan biri-
kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. Parakkasi (1999)
menyatakan bahwa konsentrat atau pakan penguat adalah bahan pakan yang tinggi
kadar zat-zat nutrisinyaseperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat
kasar (dibawah 18%). Konsentrat merupakan salah satu bentuk pakan suplemen
yang diberikan kepada ternak khususnya ruminansia yang dibuat dari berbagai
campuran jenis pakan yang kaya akan energi, protein, lemak dan mineral.
peningkatan konsumsi dan daya cerna dari rumput atau hijauan kualitas
bertujuan agar zat pakan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di
zat pakan, sehingga akan diperoleh produksi yang tinggi.Selain itu dengan
1984).
9
2.4.1. Dedak Padi
Dedak padi adalah limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya
pakan ternak, karena mempunyai kandungan gizi tinggi, harganya relatif murah,
broeck, 2011). Dedak padi mengandung nilai gizi dengan komposisi sebagai
berikut: 87.5% bahan kering, 13.6% protein, 8.2 % lemak, 8.5% abu, dan 58.5%
BETN. Menurut Bamualim (1988), dedak padi mengandung lemak yang cukup
.Selain itu jagung mengandung karbohidrat dan lemak. Namun demikian, jagung
tidak dapat diberikan sebagai bahan tunggal karena kandungan proteinnya rendah
dengan kandungan serat kasar rendah ± 18%. Kandungan gizi utama jagung
adalah pati (72-73%), Jagung mempunyai kandungan zat gizi dengan komposisi
10
yaitu bahan kering 88,83%, bahan organik 87,41%, protein kasar 8,16 (Richana
dkk.2007).
tumbuh dan tahan hidup di musim kamarau,juga tahan terhadap pemotongan yang
pengunaan daun gamal sebagai pakan dalam bentuk segar kurang disukai ternak
kerena baunya ya ng kurang sedap dan mengadung zat anti nutrisi coumarinuntuk
berikan pada ternak atau pun di jadikan tepung (Sobang, 2005). Nilai nutrisi daun
gamal dalam bentuk segar adalah sebagai berikut bahan kering 19,47%, bahan
organik 93,65%, protein 23,42, lemak 6,42% dan serat kasar 15%.
Tongkol jagung merupakan bagian terbesar dari limbah jagung. Dari berat
xilan tertinggi (12,4%) dibanding limbah pertanian lain (Richana dkk. 2004).
Tongkol jagung mengandung lignoselulosa yang terdiri dari lignin, selulosa dan
hemiselulosa (Aylianawaty dan Susiani, 1985). Janggel atau tongkol kosong yang
berbentuk batang berukuran cukup besar, sehingga tidak dapat dikonsumsi ternak
Hardiyanto (2004) kandungan nutrisi tongkol jagung yaitu bahan kering 76,608%,
11
protein kasar 5,616%, lemak kasar 1,576%, serat kasar 25,547%, Total Digestible
Nutrien 53,075%. kadar air 29,54, bahan kering, 70,45%. protein kasar 2,67% dan
dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi. Secara
1. Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu
galaktosa
2. Disakarida
Gula lontar merupakan hasil pemasakan dari nira lontar. Lontar (Borassus
sundaicus) adalah sejenis tanaman palma yang terdapat di daerah bercurah hujan
terbatas dan di NTT terdapat di pulau Timor, Rote dan Sabu kandungan sukrosa
pada gula air tidak jauh berbeda dengan kandungan yang terdapat dalam molases.
Sudjono (1989) dikutip Alam et al, (2016) melaporkan bahwa gula air
mengandung sukrosa 14%, air 85%, protein 2,98%, lemak 0,25% dan abu 0,27%.
Sementara dilaporkan bahwa sugar pada gula air sebesar 86,03% dan molases
12
85,7%. Jalaludin, (1987) menyatakan bahwa gula lontar dapat digunakan sebagai
bahan perekat dan sumber energi yang dapat menggantikan peran molases dalam
hewani dengan kadar protein kasar yang tinggi bersifat escape dan dicerna di usus
bahwa tepung ikan yang bermutu baik harus mempunyai sifat-sifat diantaranya:
butiran-butirannya relative seragam, bebas dari sisa tulang dan mata ikan serta
benda asing. Lebih lanjut dinyatakan tepung ikan dapat meningkatkan nilai guna
pakan yang umumnya terdiri dari serat kasar tinggi dengan kandungan
nitrogen sangat rendah. Penggunaan tepung ikan dalam ransum ternak sapi dan
analisis kandungan nutrisi dan energi tepung ikan dari Laboratorium Kimia Pakan
2.4.7. Starbio
Probiotik starbio adalah koloni bibit mikroba (berasal dari lambung sapi)
yang dikemas dalam campuran tanah dan akar rumput serta daun-daun atau
13
menghasilkan enzim yang menguraikan serat kasar pada pakan sapi, dengan
begitu daya cerna pakan oleh sapi lebih efesien sehingga akan meningkatkan
berat badan.
2.4.8. Garam
kalium yang tinggi dan kalsium yang rendah. Garam berfungsi sebagai mineral
2.4.9. Urea
membentuk asam amino.Oleh karena itu urea dapat digunakan sebagai sumber
nitrogen pada ternak ruminansia. Urea didalam rumen akan dihidrolisis menjadi
14
2.5. Zn-Biokompleks
dan kegunaan penting bagi tubuh, seperti kulit, mukosa saluran cerna dan hampir
suatu bahan adalah bahan permulaan yang digunakan untuk determinasi jenis
6. Mineral memiliki sifat kepekaan otot dan saraf (Tillman et al. 1991)
alam maupun dalam makluk hidup. Mineral merupakan unsur penting dalam
tanah,bebatuan, air dan udara, sedangkan pada tubuh makluk hidup sendiri
mineral merupakan salah satu komponen penyusun tubuh4-5% berat badan kita
terdiri atas mineral,sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium ,25% fosfor
dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.Tubuh memerlukan mineral dari luar
kelompok yaitu makro mineral antara lain : kalsium ( Ca), fosfor (P), kalium (K),
magnesium (Mg), natruim (Na), klor (Cl), sulfur (S), dan amkro mineral atau
15
trace mineral terdiri dari besi (Fe), cuprum (Cu), Zn, molybdenum (Mo), mangan
(Mn), kobalt (Co), krom (Cr), nikel (Ni), dan yodium (I).
mikro.Beberapa mineral memiliki lebih dari satu fungsi (Church and Pond, 1982).
Mineral tidak dapat dibuat didalam tubuh hewan, sehingga harus disediakan
ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linear dan
peningkatan tinggi pundak , panjang badan, ukuran lingkar dada dan bobot badan
yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan dan minum.
ransum menjadi daging, ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan dari ternak
tersebut. Pertambahan bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan
16
untuk mengukur pertumbuhan (Anggorodi,1991). Menurut Rose (1997),
adanya peningkatan bobot otot yang terdiri dari protein dan air, peningkatan
ukuran skeleton, peningkatan total lemak tubuh dalam jaringan adiposa dan
bentuk dan bobot jaringan-jaringan tubuh seperti urat daging, tulang, jantung,
otak, dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali lemak). Kemampuan ternak
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk
pertambahan bobot badan setiap hari, setiap minggu atau dalam waktu tertentu
berat dan komposisi kimia komponen-komponen tubuh termasuk tulang, otot dan
17
Pertumbuhan umumnya diukur melalui peningkatan dan pertambahan
berat badan. Hal tersebut disertai oleh perubahan dalam bentuk dan komposisi
perubahan adalah suatu rangkaian yang terjadi pada ternak meliputi dua aspek
komponen tubuh yang lain. Williamson dan Payne (1993) menyatakan bahwa
pemakaian berbagai ukuran badan seperti lingkar dada, panjang badan dant inggi
pundak dapat memberikan petunjuk tentang bobot badan seekor ternak dengan
luar serta bagian yang nampak dari luar dapat menentukan tipe seekor ternak dan
umum ukuran panjang badan dan lingkar dada bertambah sesuai dengan
ukuran-ukuran tubuh yang lebih cepat pada umur muda berkorelasi secara kuat
dengan ukuran dewasa yang lebih besar (Devendra dan Burn,1994). Individu
18
ternakyang besar akan tumbuh lebih cepat dan lebih besar ukurannya pada saat
faktor pakan. Kambing yang mendapat pakan yang baik (kebutuhan bahan kering
terpenuhi) akan lebih cepat dewasa tubuh jika dibandingkan dengan yang
mendapat pakan yang kurang baik (kebutuhan bahan kering tidak terpenuhi)
dengan kata lain pertambahan bobot badan perhari tergantung bahan pakan yang
dikonsumsi seekor ternak. Koefisien korelasi bobot badan dengan lingkar dada
kambing kacang pada masing-masing tingkat umur tidak nyata dipengaruhi oleh
ukuran tubuh relatif (panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, lebar dada)
19
BAB III
Penelitian ini berlangsung selama 10 minggu yang terbagi dalam 2 tahap yaitu 2
3.2.Materi Penelitian
ekor, umur 6-8 bulan dengan rata-rata berat badan awal 9,3-13,5kg dan koevesien
3.2.2. Kandang
tempat makan dan minum serta penampungan feses dibuat dibawah kandang
secara terpisah.
3.2.3. Peralatan
dengan kapisitas 50kg untuk menimbang ternak dan pakan hijauan, merk Kitchen
Scale kapisitas 2kg untuk menimbang suplemen, 2) silo untuk tempat fermentasi,
20
3) tongkat ukur dan pita ukur untuk mengukur linear tubuh. Alat-alat lain yang
lamtoro,ember air minum dan tempat pakan ternak, sapu lidi untuk membersihkan
kandang.
Pakan yang diberikan yaitu pakan basal berupa hijauan gamal, konsentrat
yang terdiri dari tepung jagung kuning, dedah halus, tepung daun gamal, tepung
tongkol jagung terfermentasi (TTJT), tepung ikan,urea, garam, gula air dan
starbio. Komposisi bahan pakan penyusun konsentrat disajikan dalam Tabel 1 dan
Bahan Pakan R0 R1 R2 R3
Dedak halus 50 45 40 30
Jagung giling 20 15 10 10
Tepung daun gamal 15 15 15 15
TTJT - 10 20 30
Gula Air 5 5 5 5
Tepung ikan 5 5 5 5
Starbio 2 2 2 2
Garam 2 2 2 2
Urea 1 1 1 1
Jumlah 100 100 100 100
21
Tabel 2. Kandungan nutrisi bahan pakan penelitian
GE
BK BO PK LK SK CHO BETN
Pakan
(%) (%BK) (%BK) (%BK) (%BK) (%BK) (%BK)
Mj/kg Kkal/kg
Lamtoro 19,77 79,151 24,367 4,32 14,358 50,464 36,106 14,239 3.132,42
TJTF 88,321 74,135 2,932 2,21 41,263 68,993 27,73 11,321 2.705,72
TJFerm 89,32 78,654 9,367 4,887 29,562 64,400 34,838 14,687 3.069,58
R0 83,717 68,179 13,904 6,345 13,360 47,930 34,571 13,826 3.291,99
R1 85,894 70,976 14,912 8,016 9,569 48,048 38,479 14,661 3.490,78
R2 85,076 68,828 12,783 5,368 14,806 50,677 35,871 13,697 3.261,09
R3 84,505 66,858 11,853 4,010 18,213 50,995 32,782 13,063 3.110,21
Keterangan : Hasil analisis Laboratarium Kimia PakanUniversitas Nusa Cendana Kupang 2018,
TTJ: Tepung tongkol jagung, TTJF: Tepung tongkol jagung tanpa terfermentasi.
2,06g.
untuk mengetahui berat badan awal kemudian ternak kambing tersebut diberi
22
Tabel 3. Pengacakan
No Kandang Perlakuan
1 R1.2
2 R1.1
3 R2.2
4 R2.3
5 R0.1
6 R1.3
7 R0.3
8 R0.2
9 R3.1
10 R3.2
11 R3.3
12 R2.1
Keterangan :
1. R0.1, R0.2 dan R0.3 = Perlakuan menggunakan tepung tongkol jagung tanpa
fermentasi
2. R1.1, R1.2 dan R1.3 = Perlakuan menggunakan TTJF 10%
3. R2.1, R2.2 dan R2.3= Perlakuan menggunakan TTJF 20%
4. R3.1, R3.2 dan R3.3= Perlakuan menggunakan TTJF 30%
Lima (5) liter aquades dicampur degan 500 ml EM4 gula air 500 ml dan
urea 50 gram, lalu diaduk searah sampai tercampur merata. Tepung tongkol
Tumpuk kembali tepung tongkol jagung di atasnya dengan ketebalan yang sama,
dimasukan kedalam wadah silo dan ditutup rapat dengan plastik untuk menjaga
masuknya mikroba pencemar dari udara. Lama fermentasi selama 7 hari (hasil
23
perlakuan terbaik) kemudian siap dipanen dan dikeringkan pada suhu ruangan
Penyiapan bahan pakan berupa dedak halus, jagung giling, tepung daun
gamal, tepung tongkol jagung terfermentasi, urea, garam, gula air dan starbio.
dimulai dari bahan pakan yang paling sedikit sampai dengan jumlah yang paling
pencampuran.
Pemberian pakan basal dan air minum dilakukan secara adlibitum pada
makan dan minum. Cara pengukuran panjang badan diukur dengan tongkat ukur
yang dilakukan membentuk garis miring dari benjolan depan pangkal kaki depan
sampai benjolan tulang duduk atau tulang tapis. Lingkar dada diukur dengan
melingkar pita ukur dari tulang dada dibelakang tulang bahu dan belikat
menggunakan pita ukur dan tinggi pundak diukur dengan tongkat ukur.
Pengukuran tinggi pundak dilakukan dari dasar tanah sampai titik tertinggi
24
1. Pertambahan panjang badan harian (PPBH)
PB ak− PB aw
PPBH =
t(hari)
LD ak− LD aw
PLDH =
t(hari)
TP ak− TP aw
PTPH =
t(hari)
25
3.6. Analisis Data
Data yang diperoleh selama penelitian ini ditabulasi dan di analisis menurut
prosedur sidik ragam ANOVA ( Analysis Of Variance )untuk mengetahui pengaruh
perlakuan terhadap variabel yang diukur (Steel dan Torrie, 1993).
Yij=μ+ i +εij
Di mana:
26
BAB IV
Berdasarkan pengamatan secara eksterior pada tahap awal, ternak kambing yang
digunakan dalam penelitian ini dalam keadaan yang sehat, yang ditandai dengan
pergerakan tubuh yang lincah, pancaran mata yang tajam serta nafsu makan yang baik
dan tidak ditemukan hal-hal yang mengganggu proses penelitian. Meskipun minggu awal
penelitian (masa adaptasi) semua ternak menunjukkan gejala yang kurang baik dengan
beradaptasi dengan ransum yang diberikan serta kandang penelitian yang ditempati. Hal
ini diduga karena ternak dalam proses adaptasi dengan ransum yang diberikan akan
Pada minggu pertama masa pengumpulan data (minggu pertama), ternak yang
mendapatkan perlakuan R0, R1, R2 dan R3 menunjukkan respon yang kurang baik
terhadap ransum ditandai dengan tidak menghabiskan ransum yang diberikan sehingga
ternak kambing disuapi dengan suplemen yang tersisa. Akan tetapi minggu ke-2 masa
pengumpulan data semua ternak menunjukkan respon yang baik terhadap ransum yang
konsumsi, fermentasi, metabolisme dan penyerapan zat-zat pakan di dalam tubuh ternak
(Jesse et al, 1976). Rataan pertambahan berat badan harian ternak kambing kacang
27
Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing
Kacang (gram/ekor/hari)
Perlakuan
Ulangan Total Rataan
R0 R1 R2 R3
I 47.19 50.77 43.88 57.65 199.49 49.87
II 53.57 81.12 49.49 38.78 222.96 55.74
III 55.87 66.58 45.15 29.85 197.45 49.36
Total 156.63 198.47 138.52 126.28 619.9
Rataan 52.21 66.16 46.17 42.09 38.74
pertambahan berat badan yang tertinggi sebesar 66,16 g/ekor/hari, R0 52,21 g/ekor/hari,
tersebut sebagai akibat dari tingginya nutrisi yang dikonsumsi dan dicerna dalam bentuk
bahan kering dan bahan organik. Menurut Iswoyo dan Widiyaningrum (2008)
keterkaitan dengan banyaknya pakan yang dikonsumsi dan tingkat kecernaan pakan.
Semakin tinggi konsumsi dan tingkat kecernaan pakan, akan menghasilkan pertambahan
bobot badan yang lebih baik. Menurut Parakkasi (1999) konsumsi dan kecernaan pakan
demikian juga jumlah pakan yang dikonsumsi mempengaruhi pertambahan bobot badan
dan kecepatan pertumbuhan, dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju
pertumbuhan.
tidak nyata terhadap pertambahan bobot badan harian (P>0,05). Hal ini menunjukkan
28
harian ternak kambing yang disebabkan karena keseragaman konsumsi pakan ternak
dalam memenuhi kebutuhan protein dan energi untuk hidup pokok. Pertambahan bobot
hidup terjadi apabila ternak mampu mengubah zat-zat pakan yang diperoleh menjadi
produk ternak seperti lemak dan daging, setelah kebutuhan pokok terpenuhi Rianto dkk,
(2006) menjelaskan bahwa konsumsi protein yang tinggi ternyata tidak memberikan
harapan terhadap peningkatkan pertambahan bobot badan. Hal ini karena pertambahan
bobot badan pada ternak tidak hanya merupakan fungsi deposisi protein, melainkan juga
berpengaruh pada pertambahan bobot hidup. Menurut Mc Dowell (1992) dan NRC
(2001), kebutuhan harian Zn untuk ternak domba sekitar 20-33 mg/ kg per bobot hidup,
dimana pada penelitian ini ternyata penambahan Zn-Biokomples sebesar 2,06g tidak
memberikan respon yang signifikan. Tidak ada perbedaan yang nyata antara keempat
perlakuan terhadap PBBH yang diduga karena konsumsi juga menunjukkan perbedaan
yang tidak nyata. Hal ini berarti bahwa metode pemberian pakan tidak memberikan
pengaruh terhadap pertambahan bobat harian hidup. Menurur Soeparno (1992) dan
Parakkasi (1999), salah satu faktor yang mempengaruhi PBBH adalah konsumsi pakan,
semakin tinggi jumlah pakan yang dikonsumsi, semakin tinggi pula laju pertumbuhan
ternak. .
tulang pinggang. Nilai rataan panjang badan harian kambing kacang dilihat pada Tabel
5.
29
Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Panjang Badan Kambing
Kacang (cm/ekor/hari)
Perlakuan
Ulangan Total Rataan
R0 R1 R2 R3
I 0.12 0.16 0.12 0.12 0.52 0.13
II 0.22 0.20 0.17 0.16 0.75 0.18
III 0.17 0.24 0.24 0.13 0.78 0.19
Total 0.51 0.59 0.54 0.41 2.05
Rataan 0.17 0.20 0.18 0.14 0.12
Pada Tabel 5 terlihat bahwa ternak yang mendapat perlakuan R0 memiliki rataan
pertambahan panjang badan harian sebesar 0,17 cm/ekor/hari, kemudian ternak yang
tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan panjang badan ternak kambing kacang. Hal
tongkol jagung fermentasi dengan level berbeda memberikan pengaruh yang relatif sama
terhadap pertambahan panjang badan kambing kacang betina. Hal ini diduga karena
kandungan nutrisi ransum penelitian yang relatif hampir sama terutama protein dan
energi sehingga menyebabkan konsumsi dan kecernaan pakan yang tidak berbeda untuk
mineral yang berperan dalam menunjang pertumbuhan ternak (kalsium, fosfor dan
kalium) diduga relatif sama dan cukup seimbang antar ransum perlakuan.Defisiensi
mineral kalsium dapat mengganggu proses pencernaan (Soetan et al, 2010), maka akan
berdampak pada pertambahan panjang badan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa mineral
tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan pada ternak. fosfor memiliki peran dalam proses metabolisme, komponen
30
adenosine trifosfat (ATP) dan asam nukleat. Dalam proses pencernaan, fosfor terdapat
pada air liur, berperan untuk membantu proses mencerna pakan. Kalium merupakan
mineral yang berperan pada otot dan saraf terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan
kofaktor pada sintesis protein, kalium berfungsi sebagai kation sel, pengatur osmotik
cairan dan keseimbangan asam basa. Ditambahkan Pujiastari et al, (2015) menyatakan
bahwa kalsium dalam tubuh memiliki peranan yang penting sehubungan dengan
badan.
Perlakuan
Ulangan Total Rataan
R0 R1 R2 R3
I 0.23 0.30 0.30 0.22 1.05 0.26
II 0.20 0.28 0.15 0.15 0.78 0.19
III 0.23 0.22 0.24 0.21 0.9 0.22
Total 0.66 0.81 0.69 0.57 2.73
Rataan 0.22 0.27 0.23 0.19 0.16
Pada Tabel 6 terlihat bahwa ternak yang mendapat perlakuan R0 memiliki rataan
PLDH sebesar 0,22 cm/ekor/hari, kemudian ternak yang mendapat perlakuan R1 sebesar
0,27 cm/ekor/hari perlakuan R2 sebesar 0,23 cm/ekor/hari dan perlakuan R3 sebesar 0,19
cm/ekor/hari.
(P>0,05) terhadap ukuran lingkar dada kambing kacang betina. Hal ini berarti bahwa
pemberian hijauan lamtoro dan konsentrat memberikan pengaruh yang relatif sama untuk
31
menunjang pertumbuhan tulang dan otot selama masa pertumbuhan. Hal ini juga
disebabkan karena pakan yang diberikan mengandung protein dan energi yang tidak
jaringan otot lemak tubuh pada bagian dada.Menurut Gunawan dkk, (2016) bahwa
kandungan nutrisi berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air dalam
pakan yang diberikan hampir sama tidak memberikan pengaruh terhadap lingkar dada
ternak. Kondisi yang sama menyebabkan pertumbuhan kambing relatif sama. Apabila
kebutuhan hidup pokok tidak terpenuhi dari pakan, maka kebutuhan tersebut akan
dipenuhi dari degradasi jaringan (Tillman et al, 2005) sehingga akan berpengaruh
terhadap lingkar dada. Malelak (1988) menyatakan bahwa lingkar dada merupakan
komponen yang di pengaruhi dua faktor sekaligus yaitu pertumbuhan kerangka tubuh
(tulang) dan pertumbuhan jaringan otot diantara kedua komponen tersebut pertumbuhan
tulang paling besar disusul pertumbuhan otot dan lemak, selanjutnya dinyatakan bahwa
perototan ternak berpengaruh langsung terhadap konfirmasi tubuh demikian juga dengan
menyebabkan ternak tambah besar dan di ikuti dengan pertambahan dan perkembangan
otot yang ada di daerah dada sehingga ukuran lingkar dada semakin meningkat.
32
4.5.Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Tinggi Pundak Ternak
Kambing Kacang
tulang penyusum punggung hasil rataan tinggi pundak kambing kacang dalam
Perlakuan
Ulangan Total Rataan
R0 R1 R2 R3
I 0.15 0.18 0.20 0.12 0.65 0.16
II 0.11 0.21 0.11 0.10 0.53 0.13
III 0.18 0.13 0.13 0.17 0.51 0.12
Total 0.44 0.53 0.44 0.39 1.69
Rataan 0.15 0.18 0.15 0.13 0.10
0,15 cm/ekor/hari dan pada ternak yang mendapatkan perlakuan R3sebesar 0,13
cm/ekor/hari.
seimbang dalam ransum. Mc Donald et al, (2002) yang menyatakan bahwa dalam
berimbang dalam ransum terutama protein dan karbohidrat karena akan digunakan
33
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh
tidak nyata (P>0,05) terhadap tinggi pundak ternak kambing kacang. Hal ini diduga
kecukupan nutrisi dari ternak dan ketika ransum tersebut ditambahkan pakan
pertumbuhan otot dan pertumbuhan tulang dengan kecepatan yang sama. Sugeng
(2004) bahwa ukuran tinggi pundak dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang dimana
meningkat atau tinggi sejak ternak lahir sampai dengan umur penyapihan kemudian
menurun sampai ternak dewasa. Menurut Herd, (1986) dikutip Gunawan (2016)
bahwa pertumbuhan ternak secara langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor eksternal dan faktor intenal, fakor eksternal yang dominan dalam
34
BAB V
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
35
DAFTAR PUSTAKA
Aberte DE, Forrest JC, Gerrard DF, Mills EW. 2001. Principles of Meat Science. 4th
Edition. Freeman WH and Company. San Francisco, United States of America
Alam MK, Ogata Y, Sato Y, Sano H. 2016. Effects of Rice Straw Supplemented
with Urea and Molasses on Intermediary Metabolism of Plasma Glucose and
Leucine in Sheep. Asian Australas. J. Anim. Sci. 29 (4): 523-529.
Anggraeny YN, Umiyasih U. 2005. Tinjauan tentang upaya penyedian hijauan pakan
ternak sepanjang tahun dilahan kering. Prosiding. Seminar Nasional
Pengembangan Usaha Peternakan Berdaya Saing di Lahan Kering, hal. 125-
130
Anggorodi R. 1991. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Aylianawaty E, Susiani. 1985. Pengaruh berbagai pre-treatment pada limbah tongkol
jagung terhadap aktivitas enzim selulase hasil fermentasi substrat padat
dengan bantuan Aspergillus niger. Available at http:// www .lppm. wima. ac.
id/ailin.pdf. Accession date: 15 Juni, 2009.
Church DC, Pond WG. 1982. Basic animal nutrition and feeding 2nd ed. John Wiley
and Son. New York. Singapore.
36
Darwin P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Perpustakaan Nasional: Sinar
Ilmu.
Doho SR.1994. Parameter fenotipik beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif pada
domba ekor gemuk. Thesis, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Gunawan IW, Suwiti NK, Sampurna P. 2016 . Pengaruh pemberian mineral terhadap
lingkar dada, panjang dan tinggi tubuh sapi bali jantan. Buletin Vateriner
Udayana. 8 (2) : 128-134
Herman AS. 1985. Prinsip dasar pembuatan dan pengawasan mutu tahu. BPPIHP,
Bogor.
Iswoyo dan Widiyanigrum. 2008. Pengaruh jarak waktu pemberian pakan konsentrat
dan hijauan terhadap produktivitas kambing peranakan etawa lepas sapih.
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan XI (2) : 70-74
Jalaludin, 1987. Kualitas rumput alam kering hasil amoniasi dengan urea sebagai
amoniak ( NH3). Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana.
Kupang.
Jesse GW, Thomson GB, Clark JL, Hedrick HB, Weimer KG. 1976. Effectof ration
energy and slaughter weighton composition of empty body and carcass
gain of cattle. J. Anim. Sci. 43:418-425.
37
Kusuma A. 2013. Persentase Non Karkas Kambing Kacang, Kambing Peranakan
Ettawa (PE) dan Kambing Kacang Jantan Umur Satu Tahun. Skripsi. Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro.
Lukman MA, Saefuddin, Mansjoer SS. 1987. Pendugaan beberapa ukuran kambing
kacang di Unit Pendidikan dan Penelitian Jonggol. Media Peternakan 12 : 94-
103
Mc DOWELL LR. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press,
USA.
Pujiastari NNT, Suastika P, Suwiti NK. 2015. Kadar Mineral Kalsium dan Besi Pada
ternak di Lahan Persawahan. Buletin Veteriner Udayana, 7(1):67-72.
38
Richana NP, Lestina, Irawadi, TT. 2004. Karakterisasi lignoselulosa : xilan dari
limbah tanaman pangan dan pemanfaatannya untuk pertumbuhan bakteri RXA
III-5 penghasil xilanase. J. Penelitian Pertanian 23(3): 171-17.
Richana Nur, Susilo BA, Santosa. 2008. Teknologi pengolahan pangan lokal dari
jagung. Teknologi pengolahan untuk penganekaragaman konsumsi pangan.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor. 7
(20) ISBN : 978-979-1116-14-5.
Rosnah Upik S. 1998. Studi pengaruh ketinggian tempat terhadap status faali dan
produktivitas sapi Bali di Timor Barat. Tesis. Program Pascaserjana
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Saputra Y, Sudewo ATA, Utami S. 2013. Hubungan antara lingkar dada panjang
badan tinggi badan dan lokasi dengan produksi susu kambing sapera. J. Ilmiah
Peternakan 1 (3) : 1173-1182
Sugeng YB. 2004. Sapi Potong Cetakan xiv. Penebar Suardaya. Jakarta
Sobang YUL. 2005. Kinerja Fisiologis, Hematologi dan produksi sapi bali
penggemukan yang diberi pakan konsentrat berbasis pakan lokal. Laporan
Penelitian. Fakultas Peternakan Undana.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Revisi Cetakan keempat. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Soetan KO, Olaiya CO, Oyewole OE. 2010. The importance of mineral elements for
humans, domestic animals and plants : A Review. African J.Food Sci, 4 (5):
200-222.
39
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan Bambang
Suanti. Gramedi, Jakarta.
Schal broeck. 2011. Toxicologikal evalution of red mold rice. DFG- Senate
Comision on Food Savety. Ternak monogastrik. Karya Ilmiah. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Sri Rachma. 2007. Pertumbuhan dimensi tubuh pedet jantan sapi Bali di kabupaten
Bone dan Barru Sulawesi Selatan. Jurnal Sains dan Teknologi. Fakultas
Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.7 (2) : 103–108.
Wahyono DE, Hardiyanto R. 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal untuk
pengembangan usaha sapi potong. Loka karya Nasional Sapi Potong. IPB
Bogor. hal 66-76.
40
LAMPIRAN
Perlakuan
Ulangan Total
R0 R1 R2 R3
I 47.19 50.77 43.88 57.65 199.49
II 53.57 81.12 49.49 38.78 222.96
III 55.87 66.58 45.15 29.85 197.45
Total 156.63 198.47 138.52 126.28 619.9
Rataan 52.21 66.16 46.17 42.09
∑𝑦2
FK =
𝑟𝑡
(619,9)²
= 12
= 32,023
JKTotal = ∑ Yu2- FK
u
= 11917,711
𝑌²𝑖1 + …….+𝑌²𝑖𝑛
JKPerlakuan = −FK
𝑟
= 996,2414
41
JK perlakuan
KTPerlakuan =
t−1
996,2414
=
3
= 332,0805
JK galat
JKGalat =
(t−1)(r−1)
921,4698
=
8
= 115,1837
ANOVA
Sumber Keragaman SS Df MS F P-value F crit
Perlakuan 996.2414 3 332.0805 2.88305 0.102731 4.066181
Galat 921.4698 8 115.1837
Total 1917.711 11
tn
tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
42
Lampiran 2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Panjang Badan Ternak
Kambing Kacang (cm/ekor/hari)
Perlakuan
Ulangan Total
R0 R1 R2 R3
I 0.12 0.16 0.12 0.12 0.52
II 0.22 0.20 0.17 0.16 0.75
III 0.17 0.24 0.24 0.13 0.78
Total 0.51 0.59 0.54 0.41 2.05
Rataan 0.17 0.20 0.18 0.14
∑𝑦2
FK =
𝑟𝑡
(2,05)²
=
12
= 0,350208
JKTotal = ∑ Yu2- FK
u
= 0.022378
𝑌²𝑖1 + …….+𝑌²𝑖𝑛
JKPerlakuan = −FK
𝑟
= 0,005681
43
JK perlakuan
KTPerlakuan =
t−1
0,005681
=
3
= 0.001894
JK galat
JKGalat =
(t−1)(r−1)
0,016696
=
8
= 0,002087
ANOVA
Sumber Keragaman SS Df MS F P-value F crit
Perlakuan 0.005681 3 0.001894 0.907393 0.479151 4.066181
Galat 0.016696 8 0.002087
Total 0.022378 11
tn
tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
44
Lampiran 3. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Lingkar Dada Ternak
Kambing Kacang (cm/ekor/hari).
Perlakuan
Ulangan Total
R0 R1 R2 R3
I 0.23 0.30 0.30 0.22 1.05
II 0.20 0.28 0.15 0.15 0.78
III 0.23 0.22 0.24 0.21 0.9
Total 0.66 0.81 0.69 0.57 2.73
Rataan 0.22 0.27 0.23 0.19
∑𝑦2
FK =
𝑟𝑡
(2,73)²
=
12
= 0,621075
JKTotal = ∑ Yu2- FK
u
= 0,028216
𝑌²𝑖1 + …….+𝑌²𝑖𝑛
JKPerlakuan = −FK
𝑟
= 0,009329
45
JK perlakuan
KTPerlakuan =
t−1
0,009326
=
3
= 0,003109
JK galat
JKGalat =
(t−1)(r−1)
0,01889
=
8
= 0,002361
ANOVA
Sumber Keragaman SS Df MS F P-value F crit
Perlakuan 0.009326 3 0.003109 1.316528 0.334745 4.066181
Galat 0.01889 8 0.002361
Total 0.028216 11
tn
tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
46
Lampiran 4. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Tinggi Pundak Ternak
Kambing Kacang (cm/ekor/hari).
Perlakuan
Ulangan Total
R0 R1 R2 R3
I 0.15 0.18 0.20 0.12 0.65
II 0.11 0.21 0.11 0.10 0.53
III 0.18 0.13 0.13 0.17 0.61
Total 0.44 0.53 0.44 0.39 1.8
Rataan 0.15 0.18 0.15 0.13
∑𝑦2
FK =
𝑟𝑡
(1,8)²
=
12
= 0,27
JKTotal = ∑ Yu2- FK
u
= 0,015741
𝑌²𝑖1 + …….+𝑌²𝑖𝑛
JKPerlakuan = −FK
𝑟
= 0,003343
47
JK perlakuan
KTPerlakuan =
t−1
0,003343
=
3
= 0,001114
JK galat
JKGalat =
(t−1)(r−1)
0,012398
=
8
= 0,00155
ANOVA
Sumber Keragaman SS Df MS F P-value F crit
Perlakuan 0.003343 3 0.001114 0.718964 0.568091 4.066181
Galat 0.012398 8 0.00155
Total 0.015741 11
tn
tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
48
RIWAYAT HIDUP
49