Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

INDUSTRI TERNAK POTONG


SISTEM USAHA
BERKAH BUKIT TURGO

Disusun oleh:

Ryzka Nandra Kurnia Putra


17/409785/PT07374
Kelompok I

Asisten Pendamping: Yuli Sumantri

LABORATORIUM TERNAK POTONG, KERJA, DAN KESAYANGAN


DEPARTEMEN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
Pemilihan dan Seleksi Ternak
Kriteria bakalan untuk penggemukan. Berdasarkan hasil
praktikum diketahui kriteria bibit untuk penggemukan adalah bentuk fisik
yang menarik seperti leher pendek, tulang relative kecil, moncong datar,
tulang iga cembung, ekor pada bagian pangkal lebar dan besar relative
pendek, kuku rapat dan tebal, tulang kaki lurus, testis rapat ke atas,
bentuk kepala sesuai spesies, kulit tipis, tulang kecil. Diketahui pada
kandang rata-rata sapi berjenis kelamin jantan. Sapi yang dipilih
perusahaan Berkah Bukit Turgo yaitu bangsa Simmental, Limousin, PFH
Simmental, dan Simpo. Bangsa sapi tersebut dipilih karena pasar lebih
menyukai sapi bangsa tersebut untuk digunakan sebagai sapi potong.
Kushartono et al. (2005) menyatakan bahwa bakalan adalah ternak yang
disiapkan untuk tujuan tertentu. Wiyono dan Aryogi (2007) menyatakan
bahwa kriteria ternak untuk penggemukan antara lain berkelamin jantan,
sudah dewasa tubuh dan dewasa kelamin, sehat dan tidak cacat, aktif,
dada lebar, dan rahang yang besar. Susanti et al. (2015) menyatakan
bangsa sapi Simmental, Limousin, dan Simpo sering digunakan untuk sapi
potong karena memiliki badan lebih besar dari sapi lokal, daging lebih
banyak, dan kualitas marbling lebih baik. Berdasarkan hasil praktikum
apabila dibandingkan dengan literatur maka hasil yang didapat adalah
sudah sesuai.
Metode seleksi ternak
Seleksi ternak merupakan metode pemilihan ternak sesuai yang
peternak inginkan. Fungsi dari seleksi ternak untuk pemilihan ternak yang
ingin diternakan. Rukmana (2009) menjelaskan bahwa metode
pengadaan ternak merupakan metode yang digunakan untuk pemilihan
ternak di perusahaan yang bersangkutan. Setiap perusahaan memiliki
kriteria ternak berbeda pada setiap perusahaan. Pengadaan ternak dapat
melalui lelang maupun perantara. Hakim et al. (2010) menyatakan seleksi
ternak berfungsi sebagai suatu cara untuk memilih ternak dan untuk
peningkatan produksi pada generasi selanjutnya. Rachmawati (2011)
menyatakan bahwa pemilihan sapi bakalan pada usaha fattening sapi
potong harus memenuhi kriteria bangsa sapi murni atau persilangan, umur
1 sampai 2 tahun, berat sapi lokal 100 sampai 150 kg, untuk sapi
persilangan 250 sampai 350 kg.
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa metode seleksi
ternak yang dilakukan di Berkah Bukit Turgo adalah pengadaan ternak
untuk fattening. Metode seleksi ternak pada usaha penggemukan dilihat
dari berat badan dan kemampuan bakal untuk digemukkan. Jenis ternak
yang biasa dibeli adalah sapi jenis Simmental, Limousin dan Simpo. Jenis
kelamin yang dipilih adalah jantan. Seleksi yang dilakukan pada Berkah
Bukit Turgo yaitu memenuhi permintaan pasar. Sapi merah lebih disukai
pada Idul Fitri. Sapi-sapi yang dipilih untuk digemukkan yaitu sapi yang
memiliki potensi untuk dapat digemukkan sesuai dengan standar
perusahaan. Kemendikbud (2013) menjelaskan bahwa seleksi
pengadaan ternak harus memperhatikan kondisi pasar. Ternak yang
harus dipelihara harus memperhatikan antara lain survei pasar,
penempatan sumber daya manusia (SDM), seleksi ternak, transaksi
pembayaran, penimbangan ternak, pengangkutan, serta cara dan metode
pembayaran. Berdasarkan hasil praktikum apabila dibandingkan dengan
literatur, maka hasil yang didapat adalah sudah sesuai.
Replacement ternak Commented [a1]:

Replacement ternak adalah mengganti ternak dengan ternak yang


lebih produktif. Fungsi dari replacement ternak yaitu untuk mengganti
ternak yang lebih produktif. Perusahaan Berkah Bukit Turgo melakukan
pemesanan bakalan sapi potong ketika ada ternak yang sudah siap jual
untuk pemeliharaan selanjutnya. Replacement pada Berkah Bukit Turgo
ternak hanya dilakukan saat ada ternak yang siap jual dan memebeli
bakalan baru. Pribadi (2017) menyatakan bahwa metode seleksi ada 2
yaitu ternak pengganti (replacement) dan afkir (culling). Replacement
berfungsi untuk penggantian ternak dalam suatu usaha ternak untuk
mengganti ternak yang lebih produktif. Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan sesuai dengan literatur.

Proses Transaksi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Berkah Bukit Turgo
diketahui bahwa proses pembelian ternak berupa sapi secara langsung
dengan mengunjungi pasar-pasar hewan yang berada dia sekitar Jateng
dan DIY sepert pasar hewan Muntilan, pasar hewan Grabag, pasar hewan
Ambarawa, pasar hewan Pujon dan lainnya. Pemilik dan beberapa orang
seperti manager kandang akan mengunjungi bebagai pasar hewan
disekitar Jateng dan DIY untuk mencari bakalan. Ternak-ternak di pasar
hewan yang sesuai dengan kriteria bakalan akan dibeli dan diangkut
menggunakan alat transportasi khusus untuk dibawa ke peternakan.
Sesampainya di peternakan ternak biasanya diberi identitas berupa nama
dengan ear tag. Handayanta et al. (2016) menyatakan bahwa metode
pembelian ternak yang lazim dilakukan yaitu dengan melihat langsung
ataupun penempatan SDM (seseorang) utusan ke pasar hewan dan
peternak, metode dengan melihat langsung dapat dilakukan dengan
pegamatan secara visual tentang kriteria ternak yang akan dipilih,
sedangkan metode penempatan SDM biasanya dilakukan dengan cara
menunjuk atau meminta bantuan seseorang atau biasanya orang yang
sudah dipercaya dan berpengalaman dalam bidang pembelian dan
pemasaran ternak. Berdasarkan hasil praktikum apabila dibandingkan
dengan literatur, maka hasil yang didapat adalah sudah sesuai yaitu
pemilik usaha bersama orang atau karyawan perusahaan meninjau
langsung ternak di pasar hewan.
Berdasarkan hasil praktikum di perusahaan Berkah Bukit Turgo
diketahui bahwa transaksi dilakukan dengan sistem tafsir mengikuti harga
pasar. Rusdianto et al. (2015) menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi
antara dua orang dengan tujuan jual-beli yang membutuhkan suatu biaya
dengan memperhatikan tugas dan tanggung jawab serta usaha-usaha
yang dilakukan oleh semua yang berhubungan dengan perihal tersebut.
Berdasarkan hasil praktikum apabila dibandingkan dengan literatur maka
hasil yang didapat adalah sudah sesuai.
Berdasarkan hasil praktikum diketahui cara pembayaran dilakukan
secara tunai (cash) atau langsung antara penjual dan pembeli dan dengan
hutang satu sampai dua hari. Rusdianto et al. (2015) menyatakan bahwa
pembayaran dapat dilakukan dengan cara cash ataupun transfer melalui
bank atau media lain seperti kantor pos atau semacamnya. Hasil
praktikum apabila dibandingkan dengan literatur, maka hasilnya adalah
sudah sesuai dengan literatur, bahwa pembayaran dapat dilakukan secara
cash.
DAFTAR PUSTAKA

Handayanta, E., E. T. Rahayu, dan M. Sumiyati. 2016. Analisis finansial


usaha peternakan pembibitan sapi potong rakyat di daerah
pertanian lahan kering. Jurnal Sains Peternakan. 14(1):13-20.
Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar. Jakarta.
Kushartono, B., M. S. Hidayat, N. Iriani. 2005. Profil Usaha Penggemukan
Ternak Domba dalam Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga
Fungsional Pertanian 2005.Balai Penelitian Ternak Bogor. Bogor.
Pribadi, S. H. 2017. Cara Melaksanakan Seleksi Bibit Ternak. Dinas
Peternakan Aceh. Aceh.
Rachmawati, Nailla. 2011. Penerapan Good Farming Practice Sapi
Penggemukan di PT Lembu Jantan Perkasa Serang-Banten.
Skripsi. Institu Pertanian Bogor. Bogor.
Rukmana. 2009. Usaha Penggemukan Sapi Potong Secara Insentif.
Piliran Ilmu. Bandung.
Rusdianto,S. W., H. K. S. Daryanto, Kuntjoro dan A. Priyanti. 2015.
Pengaruh perubahan harga sapi terhadap permintaan dan
penawaran output usaha penggemukan sapi Bali. Informatika
Wiyono, D. B., dan Aryogi. 2007. Sistem Perbibitan Sapi Potong. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai