Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BUDIDAYA ANEKA TERNAK

LEBAH MADU

Disusun Oleh :

YUSUF : 170730147

NURAINI :

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN

UNVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER

KOLAKA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa taala yang telah


melimpahkan segala nikmat dan karuniaNya terutama nikmat kesehaan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul, Lebah Madu.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang membantu


menyelesaikan makalah ini, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi generasi
bangsa. Saya yakin makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pihak lain sangat kami butuhkan
untuk pembuatan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan penulisan ................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI................................................................................. 3


Gambaran Umum Madu ............................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 4


A. Pengenalan Lebah Hutan ...................................................................... 4
B. Kehidupan Lebah Madu ........................................................................ 5
C. Siklus Hidup.......................................................................................... 8
D. Pakan Lebah Madu Hutan ..................................................................... 9
E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Lebah Madu Hutan .. 11

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 13


A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan sebagai salah satu sumber daya yang telah memberikan mafaat
yang besar bagi kehidupan manusia, sejak kehidupan primitif sampai dengan
kehidupan modern. Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi mengakibatkan semakin meningkat pula kemampuan manusia dalam
memahami manfaat yang lebih besar dari keberadaan hutan diantaranya hutan
dapat memberikan konstribusi yang besar baikyang berupa kayu maupun non
kayu. Namun kegiatan eksploitasi hutan dengan orientasi hasil kayu yang
berlebihan seperti perambahan menjadi ancaman yang merusak tatanan kehidupan
sekelilingnya . dengan kondisi seperti itu hutan masih dapat memberikan manfaat
berupa komoditi hasil hutan non kayu.

Hasil non kayu banyak diusahakan oleh petani di Indonesia salah satunya
adalah lebah madu hutan, karena dapat menambah penghasilan yang sangat
menguntungkan. Khasiat madu sudah dikenal sejak zaman dahulu kala dimana
madu digunakan sebagai bahan pemanis dan juga obat obatan, ini yang membuat
manusia ingin mengonsumsi madu karena memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan.

Kehidupan lebah madu (Apis dorsata) sangat bergantung pada pakannya,


karena pakan merupakan salah satu faktor utama yang harus dipenuhi dalam
kelangsungan hidupnya. Pada saat musim kemarau dan tidak musim bunga,
sumber nektar dan polen menjadi terbatas. Kompetisi terjadi apabila dua spesies
atau lebih memanfaatkan sumber daya yang sama dalam waktu yang sama
(Oldroyd et al. 1992). Hal ini didukung Johnson dan Hubbel (1975) bahwa
kompetisi dalam memperebutkan sumber pakan antar A. Cerana dan A. mellifera
akan terjadi apabila kondisi koloni dari spesies itu sama. Keberadaan A. cerana
dari sumber pakan (Thapa 2006).

1
Potensi tanaman pakan lebah madu di Indonesia diyakini cukup besar, tapi
belum besar informasi tentang tanaman tanaman tersebut. Rusfidra (2006)
menyataka, sekitar 25.000 tanaman berbunga tumbuh dan berkembangbiak di
Indonesia, dan keragaman jenis tanaman yang sangat besar itu memungkinkan
ketersediaan nektar sepanjang tahun.

Agar menjaga keberadaan lebah tetap ada didalam kawasan hutan maka
yang perlu dilakukan adalah menjaga pohon yang merupakan jenis pakan lebah,
yaitu dengan tidak melakukan penebangan pohon sembarangan yang dapat
merusak habitat aslinya, juga menggunakan teknik pemanenan yang benar dan
tidak melakukan pembakaran yang bisa saja membuat lebah madu hutan (Apis
dorsata) berpindah tempat atau mengalami kepunahan.

Perlindungan akan kelestarian hutan perlu ditingkatkan di mana hutan


menghasilkan vegetasi yang menjadi pakan lebah madu hutan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengenal salah satu hasil hutan non kayu yaitu lebah madu hutan
2. Mempelajari kehidupan lebah madu hutan
3. Faktor faktor yang mempengaruhi keberadaan lebah madu hutan

C. Tujuan penulisan

Agar dapat mempelajari kehidupan dan faktor faktor yang mempengaruhi


keberadaan dari lebah madu hutan.

2
BAB II

DASAR TEORI

Gambaran Umum Madu

Lebah termasuk serangga bersayap yang merupakan keluarga yang bersifat


social. Lebah madu termasuk golongan serangga berdarah dingin, sehingga dalam
aktifitas kehidupan dipengaruhi perubahan suhu sekitarnya. Pada suhu 33°C −
34°C merupakan suhu optimal bagi lebah dalam melakukan kegiatannya. Di
Indonesi, temperatur rata rata 26°C sehingga belum menganggu kehidupan lebah.
Lebah madu tergolong pada suku Apidae (Samade, 2004).

Sebagai serangga social, lebah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
yang hidup soliter dan yang hidup berkoloni. Yang hidup soliter lebih banyak
jenisnya dibandingkan yang berkoloni. Lebah berkoloni adalah lebah yang hidup
bersama dalam suatu kelompok besar dan membentuk suatu masyarakat. Setiap
anggotanya tidak bisa dipisahkan dari anggota lainnya (Sarwono, 2001), menurut
Boror dan Delong (1998), taksonomi lengkap ebah madu adaah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Super Phylum (divisio) : Invertebrata
Sub Phylum : Mandibulata
Kelas : Insecta (Hexapoda)
Ordo : Hymnenopetra
Suku : Apidae
Sub suku : Apodae
Genera : Apis
Jenis : Apis cerana, Apis mellifera, Apis dhorsta, Apis florae
Jenis lebah sangat banyak sedangkan yang paling umum dikenal yaitu
jenis lebah madu : Apis mellifica atau sering disebut dengan Apis mellifera, Apis
indica atau sering disebut juga Apis mellifera indica atau Apis cerena, Apis
dorsata, Apis florae, dan Trigoma (Arminudin, 2017).

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Lebah Hutan

Lebah madu Apis dorsata hanya berkebang dikawasan sub-tropis tropis


Asia, seperti indonesia, Philipina, dan pulau pulau lainnya. Sarang Apis dorsata
dibangun secara tunggaldengan jumlah sisiran sarang hanya selembar. Sarang
tersebut digantung dicabang pohon, tebing, batuan,atau pada celah celah
bangunan. Ukurran sarang bervariasi dengan ukuran terpanjang dan tertinggi
dapat mencapai dua meter. Oleh karena keagresifan dan keganasannya, sampai
sekarang Apis dorsata belum berhasil dibudidayakan. Produksi madu sangat
bervariasi, tergantung musim dan komposisi populasi dalam koloni.

Di Indonesia lebah ini tersebar hampir diseluruh kepulauan. Madu alam


yang banyak dihasilkan dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian, dan
pulau pulau di Nusa tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT)
berasal lebah A. Dorsata. Sarang lebah menggantung pada dahan pohon yang
tinggi dihutan primer maupun sekunder. Lebah jenis ini juga merupakan penghasil
madu yang cukup potensial. Suatu penelitian di Sulawesi menunjukkan bahwa
produktivitas madu mencapai puncaknya pada saat bergabungnya pohon
Eucalyptusyang hampir mendominasi kawasan hutan di seluruh Sulawesi.

Jenis lebah hutan hidup dihutan yang jauh dari pemukiman penduduk yaitu
pada pohon pohon yang tinggi dengan kanopi sedikit terbuka. Biasanya pohon
yang dihinggapi atau sebagai habitat lebah hutan ini disebut “sialang”. Jenis jenis
pohon yang biasa sebagai habitat lebah antara lain : Kempas (Koompasia spp),
Shorea (Shore sp), Rengas (Glutarenghas), Beringin (Ficus sp), Keruing
(Dipterocarpus sp), Pulai (Alstonia sp), Pudak air (Gonoithalamus sp), Jelutung
(Alstonia sp), Asam (Tamarindus Indica), Angsana (Pterocarpus indica),
Eucaliptus (Eucalyptus sp).

4
B. Kehidupan Lebah Madu

Koloni lebah mempunyai sifat polimorfisme, yaitu setiap anggota koloi


mempunyai keunikan anatomi, fisiologis dan fungsi biologis yang berbeda satu
golongan dengan golongan yang lainnya. Setiap koloni (keluarga) lebah biasanya
dihuni oleh tiga kasta lebah yang mempunyai tugas sendiri sendiri. Pembagina
tugas tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya masing masing. Ketiga kasta
tersebut adalah lebah ratu (queen), lebah jantan (drones) dan lebah pekerja
(worker bees). Menurut Warisno (1996) setiap koloni lebah biasannya dihuni oleh
tiga macam lebah. Ketiga macam lebah tersebut terdiri dari ratu lebah, lebah
jantan, dan lebah pekerja.

1. Ratu Lebah

Ratu lebah mempunyai ukuran tubuh dua kali panjang lebah pekerja dan
lebah jantan. Tugas wajibnya adalah bertelur terus menerus sampai kemampuan
bertelur berakhir. Ratu lebah mampu bertelur sebanyak 1000-2000 butir telur
perhari. Umumnya dapat mencapai 3−5 tahun. Dalam satu koloni lebah madu
hanya ada seekor ratu lebah.

Setiap meninggalkan sarangnya, ratu lebah selalu diikuti oleh ribuan lebah
ribuan lebah lainnya, baik lebah jantan maupun lebah pekerja. Selain itu ratu
lebah juga mengeluarkan bau yang spesifik yang dapat menarik lebah lebah
lainnya. (Warisno, 1996).

Setiap koloni lebah dalam periode tertentu akan mengalami pergantian,


dimana ratu baru yang dihasilkan akan mempunyai kemampuan menghasilkan
telur lebih tinggi. Terbentuknya ratu baru didasarkan pada keadaan sebagai
berikut : koloni sudah terlalu padat, kemampuan ratu lama dalam menghasilkan
telursudah terlalu rendah atau ratu lama mati. Pergantian ratu baru diawali dengan
pembentukan sel ratu yang baru. Pada saat ratu baru ini lahir, ratu lama akan
keluar dari sarang dan diikuti dengan sebagaian koloninya (The Nature
Convervacy,1997).

5
Bila terjadi induk lebah baru (ratu baru) dari telur yang menetas, maka segera
induk lebah (ratu) tersebut memisahkan diri dan membentuk koloni lebah yang
baru (Warisno, 1996).

2. Lebah Jantan

Bentuk badan lebah jantan lebih besar daripada lebah pekerja tetapi lebih
kecil dari ratu lebah. Lebah jantan tidak mempunyai sengat sehingga tidak dapat
menyengat (Warisno, 1996). Lebah jantan memiliki corak berwarna hitam,
sekutelum dan segmen pada abdomennya berwarna hitam kecoklatan. Lebah
jantan tidak mempunyai organ untuk mengumpulakan sari sari (pollen basket),
proboscis lebih pendek dari lebah pekerja, dan mata lebih besar. Lebah jantan
berasal dari telur yang tidak dibuahi jumlahnya berasal dari beberapa puluh sapai
beberapa ratusdalam satu koloni.lebah jantan hanya berfungsi mengawinkan lebah
ratu dan diberi makan oleh lebah pekerja.

Lebah jantan merupakan kasta lebah yang mempunyai peranan sangat


sedikit. Mereka hanya mau keluar dari sarang pada saat hari cerah, dan hanya
terbang tinggi jika ingin mengawini ratu. Kejantanan lebah jantanyang jumlahnya
cukup banyak tidak temanfaatkan secara optimal. Pada musim yang sulit dimana
lebah pekerja sulit mendapatkan makanan dialam, lebah pekerja akan membunuh
lebah jantan. Hal ini dimaksudkan agar koloni dapat bertahan hidup dengan
terbatasnya jumlah makanan dialam (The Nature Convervacy,1997).

Didalam suatu koloni lebah terdapat beberapa ratus lebah jantan, yakni
rata rata sekitar 200 ekor (Warisno, 1996). Lebah jantan yang terbang bersuara
keras, bahkan dapat menimbulkan kebisingan. Lebah jantan hanya hilir mudik
saja didalam sarang lebah. Bila cuaca siang hari cukup panas lebah jantan akan
terbang keluar sarang untuk berusaha mengawini ratu lebah (Sumoprastowo dan
Suprapto, 1993).

6
3. Lebah Pekerja

Bentuk badan lebah pekerja sangat kecil dibandingkan lebah jantan dan
ratu lebah. Lebah pekerja dikenal juga sebagai lebah lapangan yang bertugas
mencari nektar, polen dan air yang dilakukan mulai pagi hari hingga matahari
terbenam (Warisno, 1996). Lebah ini dapat mengidentifikasi letak pakan serta
dapat memilih bunga yang mengandung nektar paling banyak. Kemampuan
terbangnya dapat mencapai radius 2-3 km. kecepatan terbangnya sewaktu
berangkat bekerja sekitar 65 km per jam, dan ketika membawa beban kira kira
seberat 2/4 kali badannya ia masih mampu terbang dengan kecepatan sekitar 35
km per jam. Aktivitas Apis cerana mencari pakan pada bunga Fagopyrum
asculentum di Kirtipur, Kathmandudimulai pukul 06.14 dan berhenti pada pukul
17.28. puncak aktivitas Apis cerana mencari pakan pada pukul 08.30-11.30 dan
11.30-14.30 (Singh, 2008).

Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak


berkembang sempurna. Lebah pekerja yang mengatur segala hal didalam sarang
disebut lebah rumah tangga, sedang tugas diluar sarang menjadi tanggungjawab
lebah lapangan. Jenis tugas yang harus dikerjakan oleh lebah pekerja dipengaruhi
oleh keadaan anatomi dan fisik lebah, rangsangan lingkungan dan ketentuan
koloni dalam melakukan tugas yang dilakukan pada saat tertentu tergantung pada
umur sejak keluar dari pupa (Damayanti E, 2008).

Keistimewaan lain dari lebah pekerja adalah kemampuannya untuk


mengenali jalan yang telah dilewati sehingga lebah pekerja tidak akan tersesat
saat mengumpulakan nektar, polen dan air. Hal ini disebabkan lebah mempunyai
alat pembau (home sense) yang sangat kuat untuk dapat kembali ke sarangnya
(Sumoprastowo dan Suprapto, 1993).

7
Tabel 1. Pembagian Tugas Lebah

Umur
Tugas
(hari)
3 Membersihkan kandang
4−9 Merawat dan menyuapi larva
10 −16 Membangun sel sarang
17 −19 Menerima nektar dan pollen yang dibawa
lebah pekerja lapangan untuk disimpan
20 Menjaga sarang dari musuh musuhnya
21 −mati Menjadi lebah lapangan untuk mencari nektar,
pollen dan air
Sumber :Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, 1996)

Sistem pembagian pekerjaan berdasarkan umurseperti pada tabel 1, tidak


berlaku mutlak. Pada musim bunga berlimpah, lebah yang bertugas sebagai
pengumpul nektar dimulai pada umur 14−18 hari, dengan konsekuensi umurnya
menjadi lebih pendek. Selain itu pada kondisi lain, bila koloni kekurangan lebah
pekerja muda sebagai perawat larva, tugas perawat dapat diambil alih oleh pekerja
lapangan (Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, 1996).

C. Siklus Hidup

Siklus hidup lebah madu adalah siklus hidup sempurna


(holometabola)dengan urutan sebagai berikut; telur ulat/larva, kepompong/pupa
dan dewasa. Siklus hidup setiap jenis lebah madumemiliki lama yang berbeda
tergantung dengan jenisnya. Secara ringkat waktu yang dibutuhkan dalam
perkembangan lebah madu dari stadium telur hingga dewasa ditampilkan pada
tabel 2.

8
Tabel 2. Siklus Hidup Lebah Madu
Tingkat Kehidupan Ratu Pekerja Pejantan
(Stadium) (Hari) (Hari) (Hari)
Telur 3 3 3
Larva (anakan) 5 5 7
Pupa 8 13 14
Dewasa 21 16 24
Sumber : Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, 1996

D. Pakan Lebah Madu Hutan

Pakan lebah madu hutan terdiri atas nektar, tepung sari, dan air. Nektar
adalah suatu zat yang memiliki susunan sangat kompleks yang dihasilkan oleh
kelenjar kelenjar nektaria dalam bunga, berbentuk larutan gula yang pekat dan
terdiri atas gula gula monosakarida terutama glukosa,fruktosa, dan disakarida
(sukrosa) serta senyawa organik lainnya. Apabila cairan nektar tersebut dihisap
oleh lebah madu maka zat zat tersebut akan mengalami proses menjadi madu.
Faktor faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas mencari pakan antara lain:
ketinggian, temperature udara, intesitas cahaya, kelembapan udara, kecepatan
angin, dan curah hujan (Faheem et al, 2004).

Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar


“necteritier” tanaman dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang
berfariasi. Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa
disampin terdapat juga dalam jumlah sedikit zat zat gula lainnya. Zat zat yang
jumlahnya sangat sedikit juga terdapat seperti asam asam organik, resin,
protein,garam, dan mineral.tepung sari sangat besar peranannya bagi serangga,
karena merupakan sumber gizi utamanya, disamping air dan karbohidrat yang
diperlukan oleh serangga (Winarno, 1982).

9
Rahman (1992) dan Lucky Lucia Purnama (2001), menyatakan bahwa semua
jenis jenis tanaman sumber pakan lebah didaerah tropika terdapat didalam tipe
tipe sebagai berikut :

1. Hutan hujan tropika daratan rendah, vegetasi hutan ini biasanya sangat kaya
akan jenis dan iklim tang hampir hampir tidak mengalami musim kering,
memungkinkan lebah mendapatkan nectar dan pollen sepanjang tahun. Jenis
jenis anggota dorio merupakan tanaman sumber pakan lebah yang paling
penting.
2. Hutan pegunungan tropika, jenis jenis yang penting pada tipe hutan ini adalah
anggota famili Mimosaceae, Paraserianthes sp, dan lain lain.
3. Vegetasi savana dan hutan monsoon. Vegetasi ini terdapat di Indosesia, bagian
timur seperti Sumbawa dan NTT, dimana daerah ini mempunyai musim
kering yang sangat panjang dan banyak pohon pohon luruh daun. Jenis
Tamarinus indica banyak dijumpai pada tipe ini dan merupakan pakan lebah
yang penting.
4. Hutan payau atau mangrove,. Dari segi pemeliharaan lebah madu, diantara
hutan hutan rawa, hutan mengrove dianggap yang penting. Di pantai Brithis
Guiana dan Floida, genus Avicennia merupakan jenis tumbuhan utama sebagai
jenis utama pakan lebah madu
5. Vegetasi lain, disamping jenis jenis tanaman yang utmbuh secara alami, alami
banyak lagi jenis tanaman yang tumbuh secara alami, masih banyak lagi jenis
tanaman yang tumbuh secara alami masih banyak lagi tanaman yang sumber
pakan lebah yang merupakan tanaman budidaya maupun tumbuhan liar
lainnya. Jenis jenis biasa yang ditanam oleh kehutanan antara lain Euccalyptus
alba dan Paraserianthes sp.

Keserasian suatu habitat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain


suplai makanan dan air hendaknya selalu tersedia bagi satwa didalam habitat
aslinya. Jika kedua komponen habitat tidak ada ataupun kurang persediaannya
dari jumlah yang dibutuhkan sebagai tempat untuk berkembangbiak (Alikodra dan
Labiro, 2001).

10
E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Lebah Madu Hutan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan lebah madu dalam


kaitannya dengan kontinuitas dan kelangsungan hidupnya. Diantaranya adalah
factor ketersediaan pakan, iklim, kebutuhan air da nada tidaknya gangguan.
Masing masing faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Ketersediaan pakan

Lebah madu sebagaimanamakhluk hidup lainnya memerlukan makan


untuk mempertahankan hidupnya. Sumber pakan bagi lebah madu sebagian besar
dihasilkan oleh tanaman, yaiut berupa pollen (tepung sari) dan nektar (cairan
manis dibunga) atau eksrafloral (cairan manis pada bagian tanaman selain bunga).
Jenis jenis bagian tanaman yang dapat menghasilkan pakan bagi lebah dinamakan
pakan lebah (Perum Perhutani Jakarta, 1992).

b. Kebutuhan Air

Di daerah tropis dimana musim kemarau panjang, sumber nektar dan air
sangat kurang, koloni akan pindah ketempat lain yang lebih subur. Sama halnya
dengan cukup persediaan makanan tetapi tidak ada air, koloni juga tidak suka
tinggal ditempat itu. Tiap koloni memerlukan air sebanyak setengah liter sehari
(Sumoprastowo dan Suprapto, 1993).

Air merupakan kebutuhan pokok lebah selain pollen dan nektar. Air
diperlukan untuk melarutkan dan mencampur senyawa senyawa dan garam garam
organik didalam sarang sebelum dimanfaatkan oleh larva.(Gery, 1992 dan
Anendra, 2010).

c. Iklim

Secara langsung maupun tidak langsung, iklim mempengaruhi aktivitas


hidup seperti mencari makan, perkembangan populasi lebah madu hutan
perawatan keturunan serta mempengaruhi tanaman yang dapat menjadi sumber
pakan lebah.

11
d. Pohon Pohon Jenis Tanaman yang Menjadi Pakan Lebah Madu

Jenis jenis pohon maupun tanaman yang menjadi pakan lebah madu ialah:
Enau, asam, belimbing, kembang pengantin, jagung, kedelai, cempaka, padi,
jeruk, kacang tanah, kelapa, pisang, salam, ketimun, durian, tomat, kosambi,
rambutan, kopi, dan kapok (Teguh Hariyanto, 2011).

e. Hama dan Penyakit

Gangguan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup lebah dapat


berupa hama, penyakit atau makhluk hidup lain seperti manusia atau binatang
besar. Hama yang sering menganggu adalah semut, kecoa ngegat lilin dan laba
laba. Sedangkan untuk mempertahankan koloni juga didukung dengan keberadaan
lebah penyengat (stinger) lebah penyengat memiliki usia rata rata 19 hari. Lebah
ini akan memberikan respon terhadap adanya gangguan dari luar (Breed et
al,2004).

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perlebahan memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi


masyarakat karena menghasilkan produkpakan yang berkualitas untuk
meningkatkan gizi dan penghasilan masyarakat.
2. Lebah merupakan ternak yang memiliki metamorphosis lengkap, sehingga
terdapat empat tahap kehidupan yaitu : telur, larva, (berbentuk ulat), pupa,
(kepompong), dan imago (lebah dewasa).
3. Makanan pokok lebah yaitu serbukan (pollen) nektar dan honeydewatau
nambur madu. Bagi lebah, serbuk sari adalah sumberprotein, sementara
nektar adalah sumber karbohidrat.
4. Faktor yang mempengaruhi keberadaan lebah madu adalah ketersediaan
pakan, kebutuhan air, iklim, pohon, atau jenis tanaman yang menjadi
pakan pakan lebah madu, hama dan penyakit.

B. Saran

Mengingat peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar, maka
keberadaanya perlu dijaga dan pemanfaatannya perlu ditingkatkan, serta perlu
menjaga kelestarian tanaman dan pohon penghasil pakan lebah madu seperti
bunga.

13
DAFTAR PUSTAKA

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, 1996. Petunjuk Pengusahaan Ternak Lebah
Madu (Apis cerana dan Apis mellifera). Biro Produksi Perum Perhutani Unit
II Jawa Timur, Surabaya.

Perum Perhutani Jakarta, 1992. Petunjuk Praktis Budidaya Lebah Madu (Apis
cerana). PHT, Jakarta.

Rusfidra A. 2006. Tanaman Pakan Lebah Madu.


http://www.bunghata.info/content.php.article.141.2. [6 Juli 2006]

Samadi, B., 2004. Budidaya Lebah Madu. Aneka ilmu. Semarang.

Sarwono, B., 2001. Lebah Madu. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sidiyasa., 2006. Hutan Desa Setulung dan Segayan Malinau, Kalimantan Timur.
Center For InternationalForestry Reserch (CIFOR). Bogor.

Sihombing, D.H.T., 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Segianto, A., 1994. Ekologi Kuantitatif. Usaha Nasional. Surabaya.

Sumoprastowo, C.D.A., dan Suprapto, B.A., 1993. Beternak Lebah Madu.


Penerbit Bharata Niaga Media, Jakarta.

Teguh Hariyanto, 2001. Budidaya Lebah Madu. Caraka Darma Aksara, Mataram,
Nusa Tenggara Barat.

Thapa RB. 2006. Honeybees and other insect pollinators of cultivated plants: A
review. J Ints Agric Anim Sci 27:1-23.

The Nature Converservacy, 1997. Materi Pelatihan Pemeliharaan Lebah Madu.


Palu Field Office, Palu.

Warisno, 1996. Budidaya Lebah Madu . Kanisius. Yogyakarta.


Winarno, F. G., 1982. Madu Teknologi dan Khasiat. Graha Indonesia, Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai