BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuahan masyarakat Indonesia akan protein hewani semakin meningkat. Kebutuhan protein
hewani sebagian besar berasal dari ternak sapi potong. Sapi potong adalah salah satu ternak
ruminansia yang dibudidayakan di Indonesia.
Produksi sapi potong sampai saat ini masih jauh dari permintaan, hal ini disebabkan banyak
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi produktifitas peternakan sapi potong. Faktor
internal seperti breed atau genetik berpengaruh terhadap produktivitas ternak yaitu 30%
sedangkan yang 70% dipengaruhi oleh faktor eksternal atau lingkungan.
Salah satu faktor eksternal yang sangat penting diperhatikan adalah manajemen
perkandangan. Manajemen perkandangan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam
setiap usaha peternakan. Pembuatan kandang harus memperhtikan beberapa hal, yaitu
diantaranya adalah kontruksi kandang yang meliputi lantai kandang, dinding kandang, atap,
kandang, tempat pakan dan minum serta ukuran kandang. Pembuatan kandang harus
memberikan kemudahan perawatan sapi, mencegah sapi supaya tidak berkeliaran, dan menjaga
kebersihan lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui
manajemen perkandangan yang baik di perusahaan sapi potong.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui:
1. Fungsi kandang bagi ternak sapi potong
2. Syarat syarat letak kandang yang baik untuk sapi potong
3. Bentuk dan ukuran yang ideal untuk sapi potong
BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN
2. Persyaratan kandang
Pembuatan kandang untuk sapi potong menurut Sukmawati, F.,dkk (2010) perlu
memperhatikan beberapa persyaratan antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan
kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisiensi pengelolaan dan kesehatan
lingkungan sekitarnya.
a) Pemilihan lokasi:
Pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih lokasi antara lain adalah : Ketersediaan
sumber air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak, dan dekat dengan
sumber pakan, kemudahan akses transportasi untuk penyediaan pakan dan pemasaran,
tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan, lokasi lebih tinggi dari sekelilingnya sehingga
memudahkan untuk pembuangan limbah dan menghindari genangan air pada waktu hujan,
jarak kandang dengan bangunan umum dan perumahan minimal 10 m, tidak mengganggu
kesehatan lingkungan, relatif jauh dari jalan umum dan limbah ternak dapat tersalur dengan
baik.
b) Konstruksi:
Konstruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat sekokoh
mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan yang kuat dari
ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab
dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya. Kandang dan
perlengkapan ditata dengan baik sehingga dapat memberikan kenyamanan pada ternak
serta memudahkan peternak bekerja untuk memberi pakan, minum, membuang kotoran dan
menangani kesehatan ternak.
Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah setempat, tujuan
pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model kandang sapi potong
yang baik adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca dingin, sedangkan untuk
dataran rendah.
2. Bahan kandang:
Bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan tujuan usaha dan kemampuan ekonomi.
Dalam memilih bahan kandang hendaknya dipilih bahan lokal yang banyak tersedia dan
minimal tahan digunakan untuk jangka waktu 5 – 10 tahun (Sukmawati, F.,dkk, 2010).
Gambar 1. Konstruksi kandang tampak depan
b) Kerangka kandang
Kerangka kandang dapat dibuat dari bahan yang tersedia di tempat seperti kayu turi,
kelapa, pinang dan bambu dan disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan kondisi yang
ada.
c) Atap kandang.
Gambar 3, Model atap kandang
d) Dinding kandang.
Menurut Sukmawati, F.,dkk, (2010) untuk daerah kering beriklim kering seperti di Nusa
Tenggara Barat harus terbuka dan sebaiknya hanya berupa kayu palang untuk menjaga ternak
tidak keluar dan kayu palang tertinggi harus lebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Dindin
kandang menurut Krishadi,R, (2013) bisa terbuat dari papan kayu, beton ataupun bambu. pada
daerah dataran tinggi yang cukup dingin dinding dibuat paling tidak setinggi sapi ketika berdiri
dan lebih rapat, sedangkan pada daerah dataran rendah yang cukup panas bisa tanpa dinding
tetapi cukup pagar pembatas agar sapi tidak keluar kandang.
e) Lorong Kandang
Menurut Krishadi,R, (2013), lorong kandang, pada kandang dua baris lorong kandang
merupakan sekat/ antara baris satu dengan lainnya, lorong kandang ini di buat agak lebar (1 -
2meter) agar memudahkan mengangkut pakan untuk kandang kepala saling berhadapan (head to
head) dan memudahkan pembersihan untuk kandang yang saling membelakangi (tail to tail).
Gambar 4. Lorong kandang pada kandang sapi potong
Diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat bertahan lama, ukuran
minimal 4 x 6 m untuk kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan dengan 3 ekor betina,
menampung proses perkawinan malam hari, kandang kawin sebaiknya disediakan tempat pakan
dan minum.
c) Kandang sapih
Untuk kelompok kandang dengan jumlah induk 50 sampai 100 ekor dapat dibuat kadang
sapih berukuran 3 x 4 m.. Kandang sapih disediakan tempat pakan dan minum, jika tidak
memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan dengan cara induk dan anak diikat
terpisah diusahakan agar anak tidak dapat menyusu pada induknya selama 21 hari
d) Kandang pejantan
Kandang pejantan berukuran 3 x 4 m, diusahakan kokoh/kuat, dinding terbuka, lantai padat , dan
disediakan tempat pakan dan minum
e) Rumah kompos
Untuk jumlah ternak 50-100 ekor diperlukan ukuran kotak tampung kotoran 6 m x 4 m x 1 m
Gambar 9. Rumah kompos
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Fungsi kandang diantaranya adalah untuh melindungi ternak dari perubahan cuaca atau
iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin), mencegah dan melindungi ternak dari penyakit,
menjaga keamanan ternak dari pencurian dan meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
b) Persyaratan pembuatan kandang yang baik antara lain dari segi teknis, ekonomis,
kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisiensi pengelolaan dan
kesehatan lingkungan sekitarnya.
c) Bentuk dan ukuran pembuatan kandang sapi potong harus menyesuaikan jumlah ternak, biaya
yang dimiliki dan tujuan pemeliharaannya. Kandang yang baik harus memperhatikan
kenyamanan ternak serta efisiensi dalam biaya maupun teknis pelaksanaanya.
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN :
- Melindungi ternak kambing dan domba dari sinar matahari yang berlebihan, angin, hujan, penyakit
dan predator.
- Melindungi ternak kambing dan domba dari bahaya-bahaya luar, seperti pencuri, hewan-hewan liar
sebagai pemangsa maupun pembawa penyakit.
- Kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan
ternak.
- Sebagai tindakan preventif agar supaya kambing tidak merusak taneman dan fasilitas lain yang
berada di sekitar lokasi kandang, menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi
kesehatan kambing dan memanfaatkan serta mengefisienkan lahan yang sempit.
b. Syarat dan Lokasi kandang untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba.
Sesuai dengan fungsinya untuk memberikan kenyamanan bagi ternak, manusia dan lingkungan,
maka pembuatan kandang harus direncanakan secara baik dan memenuhi beberapa syarat,
sebagai berikut :
1. Kandang dibuat di daerah yang relatif tinggi dari daerah sekitarnya (Agar air hujan tidak
tergenang), tidak lembab serta jauh dari kebisingan.
2. Pertukaran udara baik sehingga udara dalam kandang selalu segar.
3. Sinar matahari pagi diusahakan masuk dalam kandang, oleh karena itu kandang sebaiknya
menghadap timur. Sinar matahari Berguna untuk : membunuh bibit penyakit, membantu proses
pembentukan Vitamin D dan mengurangi kelembaban kandang
4. Kandang dan lingkungnnya harus mudah dibersihkan serta diupayakan semaksimal mungkin
untuk menggunakan bahan-bahan lokal yang murah.
5. Letak kandang paling kurang 10 m dari perumahan.
6. Jauh dari sumber mata air yang dipergunakan masyarakat sehingga kotoran ternak tidak
mencemari air.
7. Cukup kuat dan tahan lama.
Selain itu ada juga beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih
lokasi untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba, sebagai berikut :
1. Mudahnya komunikasi.
Usahakan agar areal yang dipilih mudah untuk mengadakan hubungan ke luar demi memperoleh
informasi, terutama dalam memperlancar usaha dan pemasaran.
2. Mudahnya Transportasi.
Angkutan antara lokasi terpilih dengan sumber-sumber bahan baku dan pasar hasil produksi,
mudah, cepat, biaya murah, tidak menyebabkan rusak atau susut banyak terhadap produk.
3. Potensi alam yang menunjang
- Faktor iklim: suhu (temperatur) lingkungan, kelembaban, ketinggian tempat, kecepatan angin,
harus sesuai dengan kondisi fisiologik yang optimum bagi ternak.
- Tidak jauh dari sumber air. Air bagi ternak sangat vital
4. Tenaga kerja (pegawai) : mudah diperoleh dan murah
5. Tanahnya cukup subur : terutama untuk usaha ternak yang
membutuhkan hijauan
6. Terisolir : tidak terlalu dekat dengan kandang ternak lain dan dengan pemukiman penduduk.
1. Atap.
Atap sebagai pembatas kandang bagian atas memegang peranan yang besar sebagai pelindung
terhadap hujan, terik sinar matahari dan pengatur panas dalam kandang. Panas dalam kandang
sebagian besar berasal dari atap dan hilang juga melalui atap. Oleh karena itu bahan dan konstruksi
atap perlu mendapat perhatian.
Peranan bahan atap terletak pada daya pantul, penghantaran panas, dan keawetannya. Suatu
contoh bahan atap seng, mempunyai daya pantul yang tinggi namun daya hantar panas dan
radiasinya sangat besar sehingga ruangan kandang sangat panas pada waktu terik, & dingin pada
waktu malam. Asbes yang baru mempunyai daya pantul dan penghantar panas yg baik namun
mudah berubah setelah digunakan beberapa saat.
Bahan atap yang termasuk baik adalah genteng, karena tahan lama, menghantar panas dan radiasi
yang kecil. Genteng sangat baik menahan panas sehingga dapat mempertahankan suhu kandang
konstan, aliran udara bisa melalui celah, lagi pula kecil kemungkinan dijadikan sarang tikus atau
binatang lain.
Bahan sirap juga sangat baik, hanya harganya cukup mahal. Atap dari daun nipah, rumbia, alang-
alang sangat baik untuk memelihara suhu dalam kandang, harganya murah, namun tidak dapat
tahan lama.
Konstruksi atap dapat dibuat berbentuk huruf A (miring ke kanan dan kiri) atau dapat dibuat miring
ke belakang (untuk atap seperti ini bagian depan kandang harus lebih tinggi dari belakang).
2. Ventilasi.
Ventilasi adalah jalan keluar-masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk
menggantikan udara kotor di dalam kandang. Hanya ventilasi yang baik yang bisa memberikan
kemungkinan meningkatkan taraf kesehatan, pertumbuhan, dan efisiensi penggunaan ransum.
- Mempermudah udara kotor (CO2 dan NH3) keluar dari kandang dan diganti dengan udara segar
dari luar.
- Mengurangi suasana panas dan pengap dalam kandang.
Ventilasi yang tidak baik menyebabkan kadar O2 dalam kandang berkurang, CO2 uap air, NH3' dan
gas-gas lain hasil proses pembusukan menjadi meningkat sehingga menimbulkan bau yang
menyengat. Hal ini mengakibatkan ternak menjadi sesak nafas, menurunnya konsumsi ransum,
kekurangan darah, efisiensi ransum jelek, setelah itu pertumbuhan dan produksi menjadi turun.
Besar kecilnya ventilasi bisa dipengaruhi oleh sistem atap, tinggi kandang atau pemasangan kipas
secara khusus
3. Lantai Kandang.
Berfungsi sebagai tempat berpijak, berbaring dan beraktivitas. Untuk memenuhi fungsi tersebut
maka lantai kandang harus dibuat rata, tidak keras, tidak licin, tidak mudah tembus air, tahan lama
dan tidak cepat panas atau dingin.
Lantai kandang pada pokoknya ada dua macam yaitu sistem lantai padat yaitu lantai kandang yang
langsung rapat dengan tanah dan digunakan untuk tipe kandang lemprak atau berlantai, dan sistem
lantai bercelah yaitu lantai dengan alas yang berlubang untuk lewatnya kotoran dan digunakan pada
tipe kandang panggung..
Ternak kambing dan domba umumnya cenderung menggunakan lantai kandang bercelah. Jenis
lantai kandang bercelah ini bisa berbentuk alur, sistem wire (ram kawat) atau kombinasi antara litter
dan wire.
Lantai kandang bercelah ini bertujuan agar keadaan lantai selalu bersih karena kotoran bisa jatuh ke
kolong kandang, disamping peredaran udara lebih terjamin karena bagian bawah lantai ditembusi
angin. Namun demikian biaya dan tenaga untuk membuat lantai kandang relative lebih besar
disamping perlunya waktu ekstra untuk memperhatikan alas penampung kotoran. Bahan lantai bisa
terbuat dari kayu, bambu, kawat atau pelat besi yang berlubang. Besar lubang perlu diperhitungkan
sehingga kaki ternak tidak terperosok. Lebar celah pada umumnya 1,5 – 2,0 cm.
4. Dinding Kandang.
Berfungsi sebagai pelindung ternak dari gangguan luar dan penghalang agar ternak tetap berada di
dalam kandang. Dengan demikian dinding kandang harus terbuat dari bahan yang kuat dan
memberikan kondisi nyaman bagi lingkungan kandang.
Pada daerah panas kontstruksi kandang sebaiknya terbuka, kecuali pada waktu melahirkan dan
anak prasapih, tidak seluruh kandang terbuka.
Bahan dinding terbuat dari kayu, bambu, atau besi. Jarak antara dinding selebar 5-10 cm untuk
meminimalkan resiko saling mengganggu antar sesama ternak. Pada bagian depan khususnya
tempat makan, jarak antar dinding dibuat lebih lebar sekitar 20-30 cm sehingga kepala ternak dapat
dengan leluasa mengambil makanan.
5. Posisi Kandang.
Untuk mendapatkan cukup sinar matahari pagi secara langsung dan untuk menghindari teriknya
sinar matahari waktu siang, posisi kandang sebaiknya dibuat menghadap ke timur. Dengan
demikian sinar matahari sebagai pembunuh kuman dan pengering kandang dapat dimanfaatkan
secara optimal.
6. Kolong Kandang.
Sebagai tempat untuk menampung kotoran, air kencing dan sisa-sisa pakan yang jatuh dari
kandang, maka sebaiknya tanah dasar kolong digali sedalam 40 -50 cm dengan tujuan agar semua
bahan yang jatuh dari kandang tidak tercecer keluar. Tanah bekas galian kolong kandang ditata
sedemikian rupa sehingga merupakan benteng atau penghalang yang dapat mencegah air hujan
masuk dan tergenang di bawah kandang. Ukuran tinggi kolong kandang yang disarankan adalah 50-
70 cm dari permukaan tanah.
d. Tipe dan Ukuran Kandang Ternak Kambing dan Domba.
Pada hakekatnya tipe kandang untuk ternak kambing dan domba dapat dibedakan menjadi 2 (Dua)
tipe, yaitu :
Kelebihan kandang ini : Kotoran & kencing mudah mengalir sehingga kebersihan kandang terjaga;
lantai kandang tidak becek sehingga kelembapan dapat dihindari; perkembangbiakan kuman
penyakit, cendawan dan parasit dapat ditekan.
Kelemahan kandang ini : Biaya pembangunan kandang sangat mahal; resiko kecelakaan jika lantai
kandang sudah lapuk; kandang memiliki beban sehingga apabila konstruksinya tidak baik dapat
menimbulkan kecelakaan.
Kelemahan kandang ini : Tidak terdapat tempat penampungan kotoran yang khusus sehingga
kebersihan kandang kurang terjamin. Dengan demikian kandang harus selalu dibersihkan; Lantai
kandang sering becek dan lembab sehingga merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan kuman, cendawan dan parasit yang merugikan ternak kambing dan domba ;
Kesehatan ternak kurang terjamin karena lebih mudah terserang penyakit.
@. Kandang induk.
Merupakan tempat bagi ternak kambing dan domba untuk beristirahat, makan, tidur dan membuang
kotoran. Ukuran kandang induk/utama, per ekor ternak kambing dan domba adalah 1 x 1 meter.
@. Kandang Pejantan.
Merupakan kandang yang khusus digunakan untuk seekor jantan pemacek. Kandang untuk ternak
kambing dan domba jantan sebaiknya cukup luas, memperoleh sinar matahari pagi dan udara segar
serta bersih. Selain itu diusahakan agar kandang domba jantan pemacek terpisah dari kandang
domba lainnya, tetapi tidak terlalu jauh dengan kandang kambing atau domba betina lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak gaduh dan terjadi perkelahian. Dianjurkan kandang pemacek dibuat
bersekat-sekat. Luas kandang yang diperlukan untuk seekor kambing dan domba jantan pemacek
adalah 1 x 1,5 m.
@. Kandang Kawin.
Merupakan kandang yang khusus digunakan untuk proses perkawinan ternak kambing dan domba.
Kandang tersebut sebaiknya cukup luas dengan ukuran minimal 4 x 6 m atau digunakan untuk
kapasitas tampung 4 ekor : 1 ekor pejantan dengan 3 ekor betina. Kandang ini digunakan untuk
menampung ternak kambing dan domba betina yang diduga sedang berada dalam masa berah
untuk dikawinkan. Umumnya pada perkawinan alamiah, betina tersebut akan ditempatkan bersama
pejantan selama satu kali periode berahi/estrus.
Dalam budidaya ternak kambing dan domba, ada beberapa peralatan kandang yang harus selalu
ada dan dibutuhkan dalam sebuah lokasi kandang kambing dan domba.Yang dimaksud dengan
peralatan kandang disini adalah alat-alat yang penggunaannya dikhususkan di kandang. Berbagai
Peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tempat makan / Palung makanan.
Merupakan tempat makanan di dalam kandang yang dibuat sedemikian rupa sehingga bahan pakan
yang diberikan tidak tercecer. Pada palung / tempat makanan ini juga perlu disediakan ember untuk
pemberian air minum.
2. Gudang makanan.
Merupakan tempat penyimpanan sementara untuk pakan yang belum diberikan kepada ternak.
Umumnya gudang pakan akan disimpan konsentrat maupun hijauan yang belum diberikan.
Penanganan khusus terhadap hijauan perlu dilakukan. Hijauan pakan yang disimpan dalam gudang
sebaiknya tidak dalam ikatan agar tidak mengalami fermentasi yang menimbulkan panas dan akan
mengurangi kualitas hijauan. Demikian pula terhadap makanan penguat hendaknya disimpan pada
tempat yang terhindar dari proses pembusukan dan serangan hama.
3. Tempat Umbaran.
Merupakan bagian dari kelengkapan sistem perkandangan ternak kambing dan domba. Tempat
umbaran ini digunakan sebagai tempat excersice ketika kandang sedang dibersihkan. Tempat
umbaran akan sangat bermanfaat bagi ternak kambing dan domba yang tidak pernah digembalakan
(intensif) sehingga kesehatannya selalu terjaga sekaligus merupakan tempat olahraga atau jalan-
jalan bagi induk yang sedang bunting. Kesulitan induk untuk beranak (Distokia) umumnya sering
disebabkan akibat kurangnya aktivitas bergerak dari induk yang sedang bunting.
4. Tempat kotoran.
Merupakan perlengkapan kandang yang sedah sewajarnya tersedia. Pada kandang tipe lemprak,
sisa makanan atau kotoran akan menumpuk jadi satu dan sangat mengganggu kesehatan.
Sebaliknya pada tipe panggung, kotoran akan tertumpuk pada kolong kandang sehingga akan
mudah diolah untuk pembuatan pupuk.. Oleh sebab itu jarak lantai kandang tidak boleh terlalu rapat.