Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK UNGGAS

PEMBATASAN PAKAN PADA AYAM PETELUR

OLEH :

KELOMPOK 2

RHAHMA LUKMANA

DWI ANANTA

YULIA MIMI

AHMAD FAUZI

JEFRI AGUSTRA

DELFI ADRI

BUDI RAMANDA

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan bahan makanan asal hewan baik yang berasal dari daging

maupun telur ayam ras semakin meningkat Hal ini karena pemenuhan gizi,

khususnya protein hewani, juga semakin meningkat. Salah satu upaya untuk

mencukupi kebutuhan protein hewani adalah melalui peternakan unggas, karena

ternak unggas mempunyai keunggulan komparatif dibanding dengan ternak

lainnya. Namun kenyataan yang ada hasil ternak unggas terutama daging masih

berkualitas rendah.

Pemberian pakan ayam pedaging saat ini hanyak dilakukan secara ad

ibitum. Pemberian pakan dengan pola demikian akan membuat ayam makan

setiap saat tanpa pernah mengalami lapar, sehingga pertumbuhan dan kandungan

lemak dagingnya sangat tinggi. Pola pakan tersebut di atas sampai saat ini masih

dipertahankan karena peternak selalu mengejar pertumbuhan cepat dengan waktu

panen pendek dan berat badan tinggi tanpa mempedulikan kualitas daging yang

dihasilkan.

Pembatasan pakan dapat dilakukan dengan jalan pembatasan waktu dan

jumlah pakan yang diberikan. Pembatasan pakan pada ayam dapat memperbaiki

efesiensi penggunaan pakan sehingga konversi pakan menjadi lebih rendah

dibandingkan dengan pemberian pakan secara ad libitum. Pembatasan pakan 5-

15% dari pakan standar tidak akan mempengaruhi performance ayam dan tidak

mengubah berat badan akhir saat pemotongan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembatasan Makanan (Restricted Feeding) pada

Unggas

Pada dasarnya pembatasan pakan merupakan program untuk memberikan

pakan pada ternak sesuai dengan kebutuhan hidup pokoknya pada umur dan

periode tertentu. Program ini didasarkan kepada asumsi bahwa pemberian pakan

secara terus menerus (ad libitum) merupakan kondisi buatan, sedangkan

pembatasan pakan pada ayam petelur adalah upaya mengembalikan ternak pada

kondisi alami (Santoso, 2008).

Bila dilihat hubungan antara sekresi growth hormone (GH) dengan

pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan ada kemungkinan untuk

menghasilkan daging yang berkadar lemak rendah dan berkadar protein tinggi.

Pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan yang tepat diharapkan terjadi

peningkatan sekresi GH sehingga akan diikuti peningkatan efek metabolik pada

seluruh jaringan tubuh. Efek metabolik GH meliputi peningkatan kecepatan

sintesis protein di seluruh tubuh, peningkatan pangangkutan asam lemak dari

jaringan lemak, peningkatan penggunaan asam lemak sebagai sumber energi dan

menghemat karbohidrat.

Peningkatan sekresi GH akan merangsang hepar untuk meningkatkan

sekresi IGF-I. Growth hormone mengatur pertumbuhan tulang dan jaringan

extraskeletal dengan mengontrol sekresi IGP-I. Insulin-like growth factor I

berperan sebagai regulator pertumbuhan postnatal dengan jalan meningkatkan


pertumbuhan skeletal melalui proliferasi chondrocyte dan meningkatkan

pertumbuhan jaringan extraskeletal dengan jalan meningkatkan pembelahan sel

dan sintesis protein.

Pembatasan pakan 5-15% dari pakan standar tidak akan mempengaruhi

performa ayam dan tidak mengubah bobot hidup saat pemotongan (Washburn dan

Bondari 1977), secara umum pembatasan pakan berpengaruh terhadap konsumsi,

pertambahan bobot badan dan konversi pakan namun ayam broiler yang dibatasi

pakannya dari umur 7-14 hari tidak jauh berbeda bobotnya pada umur 42 hari.

Program pemuasaandi awal pertumbuhan menunjukkan adanya indikasi

penurunan lemak karkas, memperbaiki efisiensi penggunaan pakan (Plavnik et

al.,1986). Demir et al. (2004) dalam Idayat (2012) menunjukkan bahwa

pembatasan waktu makan menyebabkan penurunan pertambahan bobot badan

dan bobot badan di akhir periode pembatasan dan ayam broiler yang mendapat

pembatasan waktu makan melalui pengosongan ransum (feed withdrawal) selama

16 jam dengan ketersediaan ransum selama 8 jam per hari dari umur 13 hingga

21 hari nyata menurunkan pertambahan bobot badan.

Menurut Santoso (2001) dalam Idayat (2012) bahwa program pembatasan

pakan memperbaiki konversi ransum dan menurunkan penimbunan lemak pada

ayam pedaging unsex. Rincon dan Leeson (2002) dalam Idayat (2012)

menunjukkan bahwa pembatasan pakan secara kuantitatif dengan cara

memberikan pakan hingga 85% ad libitum dapat menurunkan proporsi bagian

karkas dan lemak abdominal sehubungan dengan rendahnya tingkat konsumsi

energy selama pembatasan pakan. Pendekatan pembatasan pakan melalui

pembatasan waktu makan (feeding time restriction) dengan membatasi atau


mengosongkan ketersedian ransum dalam rentang waktu tertentu lebih rendah

dibandingkan dengan pembatasan ransum lainnya (Susbilla et al,. 2003).

Pembatasan pakan 75% ad libitum dan 50 % ad libitum dengan periode

pembatasan pada umur 5, 7 dan 9 hari mempunyai nilai kecernaan nitrogen dan

retensi nitrogen lebih tinggi daripada pemberian pakan ad libitum (Novele,

2009) dalam Idayat (2012).

Ternak mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serta zat-

zat pakan dalam tubuh. Ayam akan merasa tertekan dan menjadi stres bila suhu

lingkungan tinggi, sehingga ayam akan berusaha mengeluarkan panas tubuh

dengan mekanisme panting (Hamidi 2006) dalam Idayat (2012). Pertambahan

berat badan diperoleh melalui penimbangan setiap akhir minggu. Menurut

Zhan et al. (2007) dalam Idayat (2012), tidak ada peningkatan pertambahan

bobot badan selama periode pemberian ransum ad libitum sebagai akibat dari

pembatasan ransum sebelumnya.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan pertambahan

bobot badan selama periode pembatasan waktu makan antara lain dikarenakan

terbatasnya suplai nutrisi dan energi untuk menunjang pertumbuhan jaringan

(Hornick et al., 2000) dalam Idayat (2012).

B. Tujuan Pembatasan Makanan (Restricted Feeding)

Pembatasan makanan (restricted feeding) bertujuan agar ayam tidak cepat

masak dini atau cepat. Ayam tidak gemuk atau berat badan terkontrol. Cepat

bertelur, telur kecil-kecil, jumlah telur sedikit dan ayam cepat berhenti bertelur.

Pembatasan makanan dilakukan mulai umur 4 sampai 20 minggu. Nutrisi

pakanprotein 15-16% ME 2600-2800 Kcal/kg. dengan cara mengurangi jumlah


konsumsi pakan, membatasi/mengurangi 5% dari jumlah konsumsi serta

mengurangi kadar protein pakan (Jamaluddin, 2011).

Strategi pemberian ransum melalui pendekatan pembatasan waktu makan di

awal kehidupan ayam ras petlur dimaksudkan untuk mengoptimalkan produksi

yang ekonomis dengan bobot badan normal pada umur panen (Azis et al.,

2010) dalam Idayat (2012).

Keunggulan penerapan pembatasan waktu makan pada ayam ras petelur

di awal kehidupan ayam dapat memberikan indeks produksi lebih tinggi

daripada kontrol (356,16 vs 349,17) dengan biaya ransum yang lebih rendah

(3,28%) dalam produksi per kg/ekor (Azis et al., 2010) dalam Idayat (2012).

Mohebodini et al. (2009) bahwa konsumsi ransum nyata menurun (14,64%) pada

ayam yang diberi ransum dengan pembatasan waktu makan selama 8 jam/hari dari

pukul 06:00-08:00, 12:00-14:00, 18:00-20:00 dan jam 24:00-02:00 dari umur 7

hingga 14 atau 21 hari.

C. Strategi Pembatasan Makanan (Restricted Feeding)

Pengurangan waktu pemberian pakan sehari

• Sikp a day feeding : selang sehari


• Never on suday : puasa pada hari minggu (Jamaluddin, 2011).

Menurut Dozier et al. (2002) dalam Idayat (2012) bahwa ayam broiler yang

mendapat pembatasan ransum secara berselang sehari (skip-a-day) selama 4 hari

dari umur 7 hingga 14 hari memperlihatkan pertambahan bobot badan yang lebih

tinggi daripada kontrol selama periode setelah pembatasa.Peternak ayam broiler

menghendaki pertumbuhan yang relative cepat dengan makanan yang lebih

sedikit, maksudnya jumlah ransum yang digunakan ayam mampu menunjang

pertumbuhan yang cepat. Menurut pendapat Ozkan et al. (2006) dalam Idayat
(2012) bahwa konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan

lebih baik dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum ad libitum selama 2

minggu periode pemulihan (umur 11 hingga 25 hari), dan secara menyeluruh dari

umur 5 hingga 46 hari tidak terdapat perbedaan konversi ransum diantara

perlakuan pembatasan ransum dengan kontrol. Abidin (2003) dalam Idayat

(2012) menyatakan bahwa konversi ransum ayam broiler umur 5 minggu

adalah 1,576.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pembatasan pakan merupakan program untuk memberikan pakan pada

ternak sesuai dengan kebutuhan hidup pokoknya pada umur dan periode

tertentu.
2. Pembatasan makanan (restricted feeding) bertujuan agar ayam tidak cepat

masak dini atau cepat. Ayam tidak gemuk atau berat badan terkontrol. Cepat

bertelur, telur kecil-kecil, jumlah telur sedikit dan ayam cepat berhenti

bertelur.
3. Pembatasan makanan dilakukan mulai umur 4 sampai 20 minggu. Nutrisi

pakan protein 15-16% ME 2600-2800 Kcal/kg. dengan cara mengurangi

jumlah konsumsi pakan, membatasi/mengurangi 5% dari jumlah konsumsi

serta mengurangi kadar protein pakan


4.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pembatasan Makanan pada Unggas.

http://ayampedaging.blogspot.com/2008/11/kebutuhan-bahan-makanan-

asal-hewan-baik.html. Diakses pada Februari 2013.

Anonim. 2006. Pembatasan Makanan pada Unggas.

http://www.poultryindonesia.com/tag/tips/page/4. Diakses pada Februari

2013.

Idayat, dkk. 2012. Pengaruh Berbagai Frekuensi Pemberian Pakan Pada

Pembatasan Pakan Terhadap Performans Ayam Broiler, Effect of Feeding

Frequencies on Feed Restriction on Broiler Chickens Performance. Animal

Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 379 – 388.

Jamaluddi, Hardianti. 2011. Pengaturan Cahaya Pada Unggas. http://hardianti-

jamaluddin.blogspot.com/2011/02/tatalaksana-pengaturan-cahaya-

pada.html. Diakses pada Februari 2013.

Santoso, Urip. 2008. Aplikasi Teknologi Pembatasan Pakan Pada Industri Broiler.

https://uripsantoso.wordpress.com/2008/05/03/aplikasi-teknologi-

pembatasan-pakan-pada-industri-broiler. Diakses pada Februari 2013.

Anda mungkin juga menyukai