FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala Rahmat, petunhuk
dan Ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Penuntun Praktikum mata Kuliah Ilmu
Ternak Perah
Materi Praktikum Ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dan terampil dalam
kekurangan juntuk itu saran-saran perbaikan dari pembaca dan pengguna masih sangat kami
harapkan
Team Penyusun
II. Potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1)
kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang
berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar
di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari
Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan
Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster
(dari Australia)
Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling
cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Friesien Holstein
(FH).
1. Sahiwal
2. Red Sindhi
Sapi ini berasal dari India. Dalam segala hal hampir sama dengan Sahiwal tetapi
dengan ukuran yang lebih kecil dengan kriteria sebagai berikut :
Bobot sapi betina dewasa 300-350 kg, jantan dewasa 400-454 kg.
Bobot anak sapi betina baru lahir 18-20 kg, anak sapi jantan baru lahir 21-24 kg.
Produksi rata-rata untuk satu masa laktasi 1.662 atau berkisar 5-6 liter per hari.
Kadar lemaknya 4,9%.
Sapi Friesian Holland sering dikenal dengan nama Friesien Irgistein atau disingkat
FH. Sapi ini berasal dari negara Belanda Utara. Tanda-tandanya warna belang hitam putih,
Bobot badan Ideal sapi FH betina dewasa seitar 682 kg dan jantan dewasa sekitar 1000
kg.
Produksi susu sapi FH di Indonesia rata-rata 10 liter/ ekor per hari atau lebih kurang
30.050 kg per laktasi.
Kadar lemak susu FH 3,65% dengan rata-rata 7.245 kg per laktasi di Amerika Serikat.
Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran (globuli) lemaknya kecil, sehingga baik
untuk konsumsi susu segar.
Bulu sapi FH pada umumnya bewarna hitam dan putih, namun ada juga yang bewarna
merah dan putih dengan batas-batas warna yang jelas.
Bobot anak sapi FH yang baru dilahirkan mencapai 43 kg.
5. Jersey
Bangsa Sapi ini terbentuk di Pulau Jersey yang terletak di selat Channel antara
Prancis dan Inggris. Nenek moyang dari sapi Jersey adalah sapi liar Bos (Taurus) Typicus
Longifrons yang kemudian dikawin silangkan dengan sapi di Paris dan Normandia
(Prancis). Kriteria sapi Jersey sebagai berikut :
a. Badan sapi Jersey memiliki badan paling kecil diantara bangsa sapi perah lainnya.
b. Kadar lemak susunya tinggi 4,85%
6. Guernsey
Sapi Guernsey berasal dari sapi liar sub-spesies Bos (Taurus) Typicus longifrons di
pulau Guernsey (Inggris). terletak disebelah barat laut pulau Jersey, di selat Channel.
Warnanya kuning tua dengan belang-belang putih. Warna putih tersebut umumnya terdapat
pada bagian muka, sisi perut, dan keempat kakinya. Tanduknya menjurus keatas dan agak
condong kedepan, dengan ukuran sedang .
Sifatnya lebih tenang dari sapi Jersey walaupun tak setenang sapi FH. Badannya
lebih besar dari pada sapi Jersey. Bentuknya menyerupai Jersey, tetapi lebih kuat dan lebih
besar .
7. Brown Swiss
Bangsa sapi Brown Swiss adalah bangsa sapi perah tertua yang berasal dari spesies
sapi liar sub-spesies Bos (Taurus) Typicus Longifrons yang berasal dari lereng-lereng
gunung di Swiss. Kriteria sebagai berikut :
8. Ayrshire
Sapi ini berasal dari Scotlandia selatan, warnanya belang merah atau belang merah
atau belang coklat dan putih, tanduknya agak panjang dan menjurus keatas, sedikit lurus
dengan kepala, sifatnya agak tenang. Badannya lebih besar dari sapi Jersey, tetapi lebih
kecil dari sapi FH. Sapi in pandai merumput di padang rumput yang tidak terlalu besar .
9. Milking Shorthorn
Warna bervariasi dari hampir putih sampai merah semua, dan ada yang bewarna
campuran merah dan putih.
Bobot badan ideal jantan 955 kg, berat pada saat lahir 34 kg
Kadar lemak susunya 3,65%, Produksi susunya 5.126 kg per laktasi.
10.Sapi Ayrshire
Bangsa sapi Ayrshire dukembangkan di daerah Ayr, yaitu di bagian barat daya
Skotlandia. Wilayah tersebut dingin dan lembab, padang rumput relatif tidak banyak
tersedia. Dengan demikian maka ternak terseleksi secara alamiah akan ketahanan serta
kesanggupannya untuk merumput. Bangsa sapi Ayrshire terbentuk di Ayr yang terletak di
barat daya Skotlandia. Nenek moyang sapi Ayrshire adalah Bos (Taurus) Typicus
Primigenius dan Bos (Taurus) Typicus Longifrons
Warna sapi Ayrshire bervariasi dari merah dan putih sampai warna mahagoni dan
warna merahnya amat terang atau hampir hitam. Sifat sapi Ayrshire sangat aktif, kurang
tenang, peka dengan keadaan di sekitarnya dan cerdik. Sapi Ayrshire cakap merumput
karena stamina yang kuat dan keaktifannya. Sapi ayrshire memiliki kisaran berat badan
untuk yang betina mencapai 1250 pound dan yang jantan mencapai 2300 pound. Kriteria
sapi Ayrshire adalah :
Badan sapi Aryshire lebih besar dari sapi Guernsey dan Jersey.
Warna bulu bervariasi dari merah dan putih sampai warna mahoni dan putih.
Bobot badan betina 545 kg, jantan 841 kg dan bobot saat lahir 34 kg.
Keberhasilan suatu usaha peternakan sapi perah sangat ditentukan oleh potensi
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu ada beberapa
faktor yang berkaitan dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
menentukan tingkat produktivitas dan keberhasilan suatu usaha peternakan sapi perah antara
lain:
Potensi Sumber daya Alam (SDA) Peternakan Sapi Perah
Selanjutnya ada beberapa faktor yang penting dalam perencanaan usaha peternakan
sapi perah antara lain:
1. Mencari Pemasaran yang Baik
Untuk mendapatkan keuntungan yang baik dari penjualan susu, maka peternak harus
mencari tempat dimana pengangkutan/transport yang mudah atau mudah memasarkan susu
yang dihasilkan secara ekonomis dan cepat, karena susu merupakan produk yang
mudah/cepat busuk. Peternak harus dapat menyalurkan susu ke konsumen atau membentuk
koperasi distribusi penjualan susu. Dalam hal lain mereka harus mencari pasaran pada
tingkat harga yang lebih tinggi serta mempunyai reputasi menjual hasil yang berkualitas
tinggi.
2. Lahan dan Ketersediaan Air
Tipe lahan dimana peternakan akan didirikan merupakan hal yang penting dan harus
diselidiki tingkat kesuburan lahan tersebut. Dimana lahan yang subur dapat menghasilkan
produksi hijauan pakan yang melimpah untuk ketersediaan pakan sapi perah tersebut secara
kontinyu. Pada dasarnya lahan harus cocok untuk ditanami jagung, rumput-rumputan dan
leguminosa. Disamping itu tipologi iklim (curah hujan dan temperatur) perlu diperhatikan.
Hal penting yang tidak dapat diabaikan adalah tersedianya air bersih dalam jumlah
yang banyak, karena peternakan sapi perah selalu membutuhkan air untuk minum,
pembersihan kandang, sapi dan kamar susu serta pengairan tanaman pakan di musim
kemarau. Untuk setiap liter susu yang dihasilkan sapi membutuhkan air minum sebanyak
3,5 – 4 liter.
3. Besarnya Usaha Peternakan
Besarnya usaha peternakan sapi perah tergantung pada luasnya lahan yang tersedia
dan daerah dimana peternakan tersebut didirikan. Di Indonesia, pada sekitar kota-kota
Sudono (1999) mengemukakan bahwa untuk menjadi peternak perah yang baik dan
berhasil dalam usahanya, maka peternak harus memiliki sifaf-sifat sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa sayang pada hewan. Untuk menjadi peternak yang baik maka peternak
harus memiliki sifat menyayangi ternak sapi perahnya agar sapi perah merasa nyaman
dalam proses kehidupannya sehari-hari ketika dipelihara.
2. Mempunyai ketekunan bekerja dari hari ke hari dalam waktu yang lama. Ketekunan
bekerja adalah syarat yang sangat perlu dalam beternak sapi perah.
3. Mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar pemuliaan sapi perah (sistem perkawinan
dan seleksi), pemberian makanan dan tatalaksana pemeliharaan sapi perah yang baik.
Seorang peternak harus mengetahui sapi mana yang baik dijadikan bibit, dan mana
yang harus diafkir.
4. Mengetahui hal-hal mengenai rumput atau hijauan pakan lainnya, cara-cara menanam
rumput dan tanaman pakan lainnya. Disamping itu memperhatikan hasil-hasil pertanian
yang dibutuhkan oleh sapi perah, misalnya dedak, jagung, bungkil kelapa, bungkil
kedelei dan lain-lain, sehingga dapat mengetahui bahan makanan ternak mana yang
ekonomis dipakai dalam ransum sapi perah.
5. Mempunyai jiwa atau semangat kerja sama serta hubungan yang baik dengan peternak-
peternak sapi perah lainnya. Dengan adanya sifat ini maka peternak akan mudah
bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam beternak sapi perah.
6. Dapat mengatasi kekecewaan. Seorang peternak sapi perah yang baik akan cepat
bangun dari kegagalan dan mencoba mendapatkan keuntungan dari pengalamannya dan
bila perlu berusaha untuk mendapatkan kesuksesan dalam peternakannya.
7. Dapat mengambil keputusan–keputusan yang baik.
Lokasi Kandang
Syarat-syarat Kandang
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembengunan kandang antara lain:
1. Cahaya matahari. Kandang harus dapat diterangi secara langsung maupun tidak
langsung oleh sinar matahari. Jadi kandang harus selalu terang guna mencegah
berkembangnya mikroorganisme yang akan mengganggu ternak di dalam kandang serta
memudahkan pembersihan.
2. Ventilasi. Ventilasi berfungsi untuk memperlancar keluar masuknya udara dari dalam
dan luar kandang. Jika ventilasi sempurna, maka ruangan kandang tidak akan pengap,
lembeb, kotor, berdebu, berbau dan panas.
3. Luas kandang. Tepat untuk ternak sesuai dengan kondisi dan umurnya.
4. Terang tidak terlindung oleh pepohonan. Kandang yang terlindung oleh banyak
pepohonan yang rimbun akan menghalangi sirkulasi udara dan sinar matahari.
5. Letak kandang. Tidak tergenang air lebih tinggi dari pada lokasi padang rumput,
sehingga kotoran lebih mudah dialirkan ke kebun rumput. Kandang harus berdekatan
dengan rumah petugas supaya dapat mempermudah pengawasan terhadap kesehatan,
keamanan, tatalaksana dan lain-lain.
6. Tenang dan aman. Agar ternak sapi perah nyaman di dalam kandang.
1. Dinding kandang. Dinding kandang dibedakan atas 2 yaitu dinding pembatas sekeliling
kandang dan dinding penyekat. Dinding penyekat untuk per ekor sapi bisanya terbuat
dari tembok, pipa besi atau kayu.
2. Atap kandang. Bahan atap bisa terbuat dari; asbes, genteng, seng dan bahan lain yang
tersedia.
3. Lantai kandang. Syarat-syarat lantai kandang antara lain: keras, mempunyai kemiringan,
tidak licin, tidak mudah lembab, tidak becek, dan tidak kasar.
4. Tempat makan dan tempat air minum. Tempat makan dan tempat air minum bias
terbuat dari beton, ember atau papan yang berbentuk kotak.
5. Parit/selokan/drainase. Air pembersih kandang dan air mandi ternak agar mudah
mengalir ke lubang pembuangan.
6. Gang. Gang tengah lebarnya antara 2 – 3 m, rata-rata 2,5 m. Untuk deretan ternak yang
bertolak belakang, gang tengah lebarnya 3 m sedang yang berhadapan lebarnya 2 m.
7. Lubang pembuangan kotoran. Sanitasi sangat penting karena merupakan mencegah dan
pengontrolan terhadap penyakit.
Peralatan Kandang
Peralatan kandang yang selalu dipakai antara lain:
1. Copper. Untuk memotong dan mencacah rumput yang akan diberikan kepada ternak.
2. Timbangan. Untuk mengukur jumlah pakan yang akan diberikan kepada ternak.
3. Karpet karet. Untuk menghindari cedera pada ternak sapi akibat bersentuhan langsung
dengan lantai semen dan menghindari terpelesetnya sapi akibat lantai yang licin serta
menghindari gangguan atau luka pada kuku ternak sapi.
4. Kendaraan. Untuk pemasaran hasil produksi dan operasional lain, juga dibutuhkan untuk
mengangkut pakan dan air susu.
5. Skop. Untuk menangani kotoran dan untuk mengaduk/mencampur makanan penguat.
6. Sapu. Untuk membersihkan kandang.
7. Ember. Untuk mengangkat air, makanan penguat, memandikan ternak.
8. Sikat. Untuk menggosok badan ternak waktu dimandikan, dan juga untuk lantai kandang.
Jenis-jenis Kandang
c. Kandang pedet
Kandang pedet ada 2 macam yaitu individual dan kelompok. Untuk kandang
individual sekat kandang sebaiknya tidak terbuat dari tembok supaya sirkulasi udara
lancar, tinggi sekat + 1 m. Dalam satu kelompok sebaiknya tidak dari 4 ekor.
d. Kandang pejantan.
Sapi pejantan pada umumnya dikandangkan secara khusus. Ukuran lebih besar dari
pada kandang induk dan konstruksinya lebih kuat. Bentuk yang paling baik untuk
kandang pejantan adalah kandang yang berhalaman atau Loose Box.
f. Kandang melahirkan.
Ukurannya 6 x 6 m, perlengkapannya sama dengan kandang sapi dewasa.
Lantainya miring ke arah pintu tiap 1 m turun 1 cm dan dibuat kasar. Sebaiknya kandang
Tipe Kandang
Bentuk dan tipe kandang sapi perah pada dasarnya tergantung pada jumlah sapi perah
yang dipelihara, keadaan iklim, dan luas lahan yang tersedia.
Proses pemerahan bukanlah pekerjaan yang sederhana, akan tetapi pemerahan adalah
pekerjaan yang memerlukan keterampilan dan kelembutan dalam menghadapi ternak.
Apabila ternak mengalami stress akibat pelakuan pemerahan yang benar akan
mengakibatkan menurunan produksi susu. Sehingga teknik pemerahan turut mempengaruhi
kelangsungan produksi susu. Teknik pemerahan terdiri dari dua cara yaitu :
a. Lebih higenes
b. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
c. Efisiensi dalam hal waktu
d. Peralatan disetting dalam satu unit, tidak terpisah-pisah.
Kelebihan teknik pemerahan dengan menggunakan tangan yaitu sapi perah dapat
dideteksi langsung apakah puting dan ambingnya bermasalah atau tidak pada saat diperah.
Umumnya pemerahan dengan menggunakan jari dan telapak tangan dimulai dengan
menekan pangkal putting susu dan memerasnya sampai air susu iru keluar. Teknik
pemerahan dengan tangan ada 2 cara yaitu:
Memegang pangkal puting susu antara ibu jari dengan jari tengah.
Kedua jari ditekan dan sedikit ditarik ke bawah sampai air susu terpencar keluar.
Teknik ini dilakukan pada sapi yang memiliki puting susu yang pendek.
Teknik pemerahan ini tidak dianjurkan karena menyebabkan puting susu turun.
Setelah selesai kegiatan pemerahan segera dilakukan penyaringan air susu yaitu pada
saat memindahkan air susu dari ember perah ke milk can. Kain yang berwarna putih, bersih
dan berukuran sekitar 60 x 60 cm dapat digunakan sebagai alat penyaring.
Persiapan Pemerahan
Semua peralatan dan mesin yang akan digunakan dalam proses pemerahan harus
dalam keadaan bersih dan sebaiknya terbuat dari bahan stainless steel.
2. Membersihkan Kandang dan Sapi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Memcuci lantai kandang, membersihkan kandang, tempat makan dan tempat minum.
Memandikan sapi.
Mencuci lipatan paha dan bagian belakang sapi, ambing dan puting susu dibersihkan
dengan air hangat lalu dikeringkan dengan lap halus.
Sapi yang akan diperah diikat dengan tali pada tempat yang telah disiapkan begitu
juga pada kaki belakang dan ekor.
4. Menenangkan Sapi
Jika sapi perah tersebut baru pertama kali akan diperah, sebaiknya dilakukan
perkenalan terlebih dahulu dengan menepuk-nepuk atau mengelus-ngelus badannya. Cara
yang dilakukan untuk menenangkan sapi antara lain:
Air hangat diperlukan untuk membersihkan ambing dan puting susu sebelum
melakukan pemerahan. Selain itu juga bertujuan untuk meransang ambing agar
mensekresikan air susu.
6. Mencuci Tangan
7. Melicinkan puting
Puting yang akan diperah diolesi dengan minyak kelapa atau vaselin agar licin,
sehingga memudahkan proses pemerahan dan tidak terasa sakit.
Air susu tidak boleh tercemar dengan pelicin puting (minyak kelapa atau vaselin).
Sapi yang pertama kali diperah kadang-kadang sulit keluar air susunya. Hal yang
perlu dilakukan antara lain:
Agar proses pemerahan susu berjalan dengan baik dan kualitas air susu yang
dihasilkan terjaga maka diperlukan beberapa jenis peralatan antara lain:
1. Mesin pemerah susu, mesin pemerah susu akan mengurangi kontak air susu dengan
manusia dan lingkungan kandang. Oleh karena itu air susu hasil perahan lebih bersih dan
higienes.
2. Ember susu, digunakan sebagai wadah penampungan air susu yang diperah secara
manual.
3. Botol susu, mulut dan leher botol sebaiknya lebar supaya mudah dibersihkan. Sebagai
pengganti botol susu, sekarang ini banyak dipakai kertas yang dilapisi dengan zat yang
tidak tembus air, yang hanya dipakai sekali saja..
4. Takaran susu/literan dan corong, harus terbuat dari aluminium atau logam yang dilapisi
dengan email atau timah untuk mencegah karatan.
5. Milk can atau drum susu, adalah tempat penampungan dan penyimpanan air susu hasil
pemerahan sebelum dikirim ke konsumen, juga harus terbuat dari bahan anti karat dan
mudah dibersihkan seperti stainless, aluminium dan tidak mudah berkarat.
Air susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk kesehatan.
Disamping itu air susu juga sangat baik sebagai media pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu
untuk mempertahankan kualitas air susu perlu pencegahan terhadap kerusakan.
Air susu sapi perah yang baik harus memenuhi criteria sebagai berikut:
1. Bebas dari mikroba atau kuman (bakteri pathogen).
2. Bebas dari zat-zat yang berbahaya ataupun toxin seperti logam berat, insektisida,
residu atau sisa antibiotik dari dalam tubuh ternak.
3. Tidak tercemar oleh debu, foeces dan kotoran lainnya.
4. Memiliki rasa yang normal; khas rasa susu, manis dan segar.
5. Tidak menambah atau mengurangi bahan (menambah air, santan, tepung atau bahan
lain).
Sifat-sifat fisik air susu sangat unik dan kompleks. Sifat fisik yang menonjol ialah
mengenai warna, flavor, rasa, berat jenis, pH, tegangan permukaan, viskositas, panas
spesifik, titik didih, titik beku, dan sifat penggumpalannya. Tidak semua sifat-sifat ini
dapat ditentukan di lapangan, karena memerlukan peralatan laboratorium yang lebih
kompleks. Air susu yang normal dan sehat memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat diamati
seperti:
1. Warna Air Susu
Warna air susu yang sehat adalah putih kekuning-kuningan dan tidak tembus cahaya.
Warna kekuning-kuningan biasanya disebabkan oleh kandungan karotein yang melekat pada
pada butir lemak dan terapung ke permukaan, sehingga akan tampak jelas di permukaan
cairan. Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari
bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna. Warna
air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari susu
merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloidal dari
casein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat
larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.
Air susu yang warnanya agak merah, dan encer seperti air, berarti air susu tersebut
tidak normal.
Selain air susu dijual dalam bentuk segar, peternak bias juga mengolahnya sehingga
harga jual bisa menjadi lebih mahal. Sebagian air susu yang diproduksi juga dapat diolah
menjadi produk turunan, seperti susu pasteurisasi, yogur, susu bubuk, susu kental manis,
keju dan lain-lain sesuai dengan permintaan. Berbagai jenis/bentuk air susu untuk dapat
dipasarkan sebagai berikut:
1. Susu segar
Susu segar adalah air susu murni dari hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau
ditambah apapun dan tidak mengalami proses pemanasan. Sedangkan susu murni adalah
cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat yang diperoleh dengan cara pemerahan
yang benar tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen. Air susu yang sudah
direbus, dicampur gula, dicampur dengan susu hasil pemerahan sebelumnya sudah tidak
bisa lagi dikategorikan sebagai susu segar. Begitu pula susu sapi yang berasal dari sapi yang
tidak sehat seperti sapi yang terserang penyakit mastitis.
2. Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi adalah susu murni yang telah mengalami proses pemanasan dan
susu sterilisasi adalah susu murni yang telah mengalami proses sterilisasi secara sempurna.
Susu cair yang banyak dijual adalah susu pasteurisasi dan susu Ultra High Treatment
(UHT). Susu pasteurisasi dan susu UHT telah melalui proses pengawetan untuk
memperpanjang umur menyimpanan melalui proses pemanasan tanpa bahan pengawet,
sehingga susu tergolong fresh atau segar. Artinya, nilai gizi air susu baik susu pasteurisasi
maupun susu UHT relative masih asli.
3. Susu skim
a. Susu kental tanpa gula, adalah air susu segar yang separuh airnya telah diuapkan
(proses evaporasi) di dalam ruang hampa pada suhu 125o – 130o F. Kemudian susu
tersebut dimasukkan ke dalam kaleng tertutup dan disterilkan pada suhu 140o F selama
15 menit.
b. Susu kental manis, adalah susu segar yang langsung ditambah gula terlebih dahulu lalu
diuapkan seperti pada susu kental tanpa gula. Kadar gula yang ditambahkan adalah
sebagai bahan pengawet sebanyak 40 – 44 % sedangkan kadar lemaknya minimal 8,5 %
dan bahan kering tanpa lemak 28 %.
a. Susu tepung whole, adalah susu segar yang kandungan airnya diuapkan sehingga
menjadi tepung (dengan kadar air tinggal 2 %).
b. Susu tepung skim, adalah susu segar yang kadar lemaknya telah dikurangi sehingga
tinggal 0,1 % dan kadar airnya diuapkan hingga tinggal 3 %. Susu tepung skim ini
kandungan proteinnya tinggi dan kadar lemaknya rendah sehingga cocok untuk bayi
atau anak-anak yang sedang bertumbuh.
Selain menjual air susu dalan bentuk segar dan awetan seperti di atas, juga dapat
diolah menjadi berbagai produk. Dengan menghasilkan produk turunan ini, peternak bisa
mendapatkan nilai tambah terhadap produk susu yang dihasilkan dan dapat menambah
penghasilannya. Produk-produk turunan yang dapat dihasilkan antara lain :
2. Cream
Cream merupakan susu yang mengandung banyak lemak. Biasanya susu cream
dibuat dalam bentuk bubuk/powder. Susu cream banyak dimanfaatkan untuk pembuatan es
cream ataupun susu untuk menggemukakan badan.
3. Mentega.
Mentega mempunyai kadar lemak sekitar 80 – 82 %, kadar air sekitar 14 – 16 %,
dan kadar garam sekitar 1 – 4 %. Pembuatan mentega dimulai dengan melakukan
pasteurisasi pada cream, yang mempunyai kadar lemak cream 34%. Pemisahan cream dari
skim dilakukan dengan alat cream separator. Butter milk dipisahkan dari bahan mentega
dan bahan mentega ini dicuci dengan air dingin untuk menghilangkan sisa-sisa butter milk.
Untuk mengurangi kadar air dilakukan dengan pencucian (kneeding) pada suhu rendah.
4. Cheese (keju)
Bentuk lain hasil olahan susu adalah keju, di Indinesia, keju lebih sering digunakan
untuk bahan tambahan dalam pembuatan kue atau topping pada roti dan hidangan lain.
Secara umum, pembuatan keju terbagi atas tiga tahap, yaitu pengumpulan, pemisahan whey,
dan pematangan (Murti, dkk., 2009). Adapun tahapan pembuatan keju adalah diawali dari
susu dipasteurisasi, lalu ditambah rennet yang mengandung enzim pepsin 20% dan
chymosin 80% yang ditujukan untuk membentuk gumpalan.
5. Dangke
Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang,
Sulawesi Selatan, Indonesia. Dangke terbuat dari susu kerbau atau sapi yang diolah secara
tradisional. Dangke memiliki tekstur seperti tahu dan memiliki rasa yang mirip dengan keju.
Dangke juga terkenal memiliki kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi. Dangke
dibuat dengan merebus campuran susu kerbau atau sapi, garam, dan sedikit getah buah
pepaya. Hasil rebusan tersebut kemudian disaring, dibuang airnya, dan kemudian dicetak
6. Yoghurt
Yoghurt adala susu yang diasamkan melalui proses fermentasi dengan
menggunakan bakteri Lactobacillus bulgariens dan Streptococcus thermophilus. Cara
pembuatannya adalah menambahkan bakteri Lactobacillus bulgariens pada susu yang tidak
pasteurisasi. Kemudian diinkubasi pada suhu 40ᵒC - 45ᵒC selama 2-6 jam lalu diaduk.
Setelah diaduk kemudian didinginkan pada suhu 4ᵒC - 8ᵒC. Setelah itu bisa juga ditambah
flavor, seperti rasa vanila, coklat, strawberry, dan sebagainya. Nilai tambah produk susu
fermentasi adalah; nilai pH menjadi asam sehingga dapat menghambat pertumbuhan
bakteripatogen, meningkatkan daya cerna produk, meningkatkan cita rasa, menurunkan
kadar kolesterol dan menghasilkan senyawa antimikroba (Fardiat, 1992 dalam Hayati dkk,
1999).
Adiarto. 2012. Beternak Sapi Perah Ramah Lingkungan. Penerbit PT. Citra Aji Parama.
Yogyakarta.
Alim, A. F. dan T. Hidaka. 2002. Teknologi Sapi Perah di Indonesia: Pakan dan
Tatalansana Sapi Perah. Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah. JICA-
Dairy Technology Improvement Project. Bandung.
Djaja, W., R. H. Matondang dan Haryono. 2009. Aspek manajemen usaha sapi perah.
Dalam Buku Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Penerbit LIPI Press, Jakarta.
Firman, A. 2010. Agribisnis Sapi Perah, Bisnis Sapi Perah dari Hulu sampai Hilir.
Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung.
Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Penerbit Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Murti, T. W., H. Purnomo dan S. Usmiati. 2009. Pascapanen dan teknologi pengolahan
susu. Dalam Buku Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. LIPI Press, Jakarta.
Prihadi, S. dan Adiarto. 2008. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan, Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Soeharsono. 2008. Laktasi. Produksi dan Peranan Air Susu Bagi Kehidupan Manusia.
Penerbit Widya Padjadjaran. Bandung.
Sudono, A., Ernawati dan R. Ratih. 1999. Milking Technique, Milk Handling,
Evaluation and Processing. Study Program of Animal Product Technology
(APTEC). Dairy Lab. Fac. of Animal Science-IPB. Bogor.
Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
PENDAHULUAN
METODE PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
KARTU KONTROL
Makassar, 2018
( ) ( )
Mengetahui
Koordinator Praktikum
( )