( Program Stocker)
Pengertian Stocker
Stocker adalah anak sapi betina (heifer) atau jantan maupun jantan- kebiri
(steer) sapihan yang belum di- finish atau untuk kepentingan/ usaha lain,
dipelihara/ diberi makan untuk tumbuh, kondisi relatif kurus, namun sehat. Materi
dari stocker digunakan antara lain untuk program finish (feeder ) ataupun
pejantan.
Bahan stocker dapat berasal dari usaha Cow Calf (CC) sendiri atau
dan program stocker. Dan yang disebutkan kemudian, dapat merupakan program
stocker khusus dan program finishing, kombinasi inilah yang sering didapatkan di
tertentu.
4. Program ini fleksibel, penyesuaian besar usaha mudah dilakukan.
5. Resiko kematian relatif lebih kecil dibanding program CC, karena stocker
yang ada merupakan sisa dari anak yang mati dalam program CC.
2. Memerlukan keahlian yang relatif tinggi dan spesifik dalam hal membeli
Pertumbuhan
guna mendapatkan efisiensi yang lebih besar, kita harus menghayati sifat daging
mempengaruhi sifat-sifat dasar dari daging sapi tersebut; dewasa ini masih banyak
variasi tipe karkas yang dikenal sebagai optimum di berbagai bagian dunia.
Tradisi, budaya, kebiasaan dan rasa pribadi dapat mempengaruhi jenis daging sapi
yang dicari oleh konsumen. Jumlah dan distribusi lemak memang mempengaruhi
minat terhadap daging sapi/kerbau tetapi hal ini bervariasi di berbagai negara yang
mempunyai budaya yang berbeda. Bila melampaui suatu nilai optimum, tentu
tidak diperlukan.
Pertambahan bobot badan yang dimaksud normal tersebut (untuk Bos taurus
) adalah antara 1/3 sampai 3/4 kg/ekor/hari – tergantung pada umur dan bangsa
ternak. Pertambahan bobot badan sangat cepat pada hewan yang relatif masih
muda. Kemudian menurun dengan bertambahnya umur. Pada umur dua tahun,
makanan yang dibutuhkan untuk hidup pokok amat banyak; oleh karena itu
ongkos bertambahnya bobot badan yang sedikit/lamban pada fase itu akan
menjadi lebih mahal; diketahui bahwa hampir semua program dalam usaha
pertumbuhan ini paling sedikit pada anak sapi yang diberi creep-feed pada waktu
menyusu yang langsung disambung dengan program finish setelah disapih dengan
berealimentasi dengan ransum bernilai nurtisi lebih baik, kemudian. Hal ini sudah
lama menjadi perhatian (lihat misalnya tinjauan literatur yang telah dibuat oleh
Fenomena ini ditandai dengan pertambahan bobot badan yang lebih cepat, luar
biasa, relatif terhadap umur kronologis (Bohman, 1955) atau pertambahan bobot
badan biasa. Dan untuk sapi pedaging, kelihatannya ada beberapa pendapat dalam
Verde, 1976; Ledger dan Sayers, 1977) – hewan-hewan yang diberi makanan
kurang dari semestinya tentu akan mempunyai bobot badan yang lebih rendah
sehingga kebutuhan untuk hidup pokonya akan lebih kecil pada waktu
karena jaringannya belum atau tidak banyak mengalami perubahan negatif selam
(Lihat Preston dan Willis, 1970). Cukup beralasan kalau dikatakan bahwa sistem
adalah karena:
makanan tidak terbatasi; kemudian juga oleh konsumsi (Osbourn dan Wilson,
1960).
Diketahui pula (Hogan, 1929) bahwa kebutuhan hidup pokok ternak yang
Jaringan yang dibentuk oleh ternak berealimentasi jauh lebih rendah kadar
kembali normal. Ternak yang lebih tua, lebih tahan terhadap kurang gizi (Joubert,
1954). Tingkat pemberian makanan selama proses kompensasi menentukan
penggemukan (lihat program finish) akan lebih untuk bila membeli hewan yang
sedang kurang gizi, walaupun sudah kompensasi, harganya rendah, karena bobot
badannya rendah. Dalam praktek, hal tersebut mungkin dapat dihindari dangan
pemeliharaan yang lebh murah di daerah dimana pastora banyak tersedia secara
murah.
metabolit dalam darah. N-urea darah meningkat dapat merupakan refleksi kadar
protein ransum yang tinggi/atau berlebihan (Lindberg, 1984; Park, 1985), atau
protein digunakan secara lebih efisien (Fox et al., 1972; Park et al., 1987)
sudah lama menjadi fokus perhatian para peneliti di samping sekedar manipulasi
pertambahan bobot badan tersebut di atas (Bohman, 1955; Koch, 1982; Nelsen et
Pandangan respons kompensasi dalam literatur masih tidak sama; hal ini
Keparahan under-nutrisi
Sifat dan
1960; Reid dan White, 1977; O’Donovan, 1984), kemungkinan adanya interaksi
yang kompleks antar ketiga anomali. Tetapi seperti dikatakan tadi di atas, pada
pertambahan bobot badan 0.29 kg/hari lebih rendah ( P< 0,01) dari pada
bobot badan 0.37 kg/hari lebih banyak ( P < 0,01) pada 80-81 hari periode finish (
yang sedang dan yang parah hanya kecil dan taknyata ( P> 0,10) demikian pula
Pertambahan bobot badan finish dan Grain/Feed (G/F) sedikit lebih tinggi
( P.0.13 dan 0.09) untuk sapi yang sebelumnya mendapat perlakuan pembatasan
energy jangka panjang (126 hari) disbanding degan jangka pendek (77 hari).
kecil, namun tidak berbeda nyata ( P.> 0.10) dengan angka pertambahan bobot
badan yang didapatkan pada sapi yang mengalami pembatasan pemberian energy
memerlukan waktu yang lebih lama ( P<0,001) dari pada sapi dengan pembatasan
energy ; cenderung lebih ringan dari pada awalnya dan lebih berat karkasnya di
sebelumnya ( P:0.12 dan 0.08 untuk pertambahan bobot badan finish dan efisiensi
pembatasan protein).
Pengaruh umur sapi yang digunakan dalam Pengamatan Deplesi dan Replesi
Tudor et al. (1980) melaporkan bahwa bila anak sapi Hereford umur 4
banya klemak bobot badan kosong /empry body weight (EBW) dibanding dengan
sapi (Holstein umur 50 hari sebelumnya dibatasi kadar protein ransumnya selama
Mader et al. (1989) melaporkan bahwa sapi darah berumur 8 bulan yang
menerus.
dari urat daging. Tidak ada kerusakan serat selama periode penurunan bobot
badan induk sapi Hereford 76 persen lemak, 7 persen protein dan 16 persen air.
pada musim hujan yang akan dating secara maksimum. Stocker yang diberi
kemarau maupun di pastora musim hujan akan bervariasi banyak factor yang
0,5 kg) di pastora musim hujan, dianggap normal. Pembatasan pertambahan bobot
badan yang seksama, bukan hanya penting dalam program stocker tetapi efek
Sangat penting diperhatikan bahwa stocker jangan sampai lapar, karena akan
memboroskan energy akibat gelisah yang disebabkan oleh karena lapar tersebut.
menyediakan hijauan yang baik dalam jumlah yang cukup untuk pertambahan
bobot badan normal dan penambahan hijauan bahan makanan lain yang rendah
ransum kering udara sebanyak 2.5 persen dari bobot badannya/ekor/hari bila
Bentuk hijauan yang dapat disimpan untuk musim kemarau adalah hay atau
silase dan jerami. Untuk daerah tropis, lebih baik dianjurkan silase. Hal ini
tidqk untuk stocker di musim kemarau ditentukan pula oleh sifat dan jumlah
hijauan yang di praktekkan, tingkat pemberian makanan (plane of nutrition) yang
akan dipraktekkan dalam musim hujan yang dihadapi. Stocker umur setahun
dengan 4,2 kg leguminosa. Hijauan berkualitas baik dapat digantikan dengan biji-
terkonsumsi lebih banyak pula. Pastora dimusim kemarau diasumsi hanya kaya
akan energy dibanding dengan kadar protein, terutama bila hijauan tersebut sudah
menjadi tua. Bila menggunakan grain untuk meningkatkan kadar protein, maka
jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai kadar protein yang sama akan lebih
tersebut diatas, tidak akan banyak lagi pengaruhnya. Penggunaan grain akan lebih
suplementasi protein paling lama. Tidak ada pengaruh pemberian vitamin. Hewan
yang mendapat suplementasi selama 40 hari nyata lebih kecil pertambahan bobot
badannya disbanding dengan suplementasi selama 70 hari (p < 0,01); tetapi tidak
ada perbedaan antara pemberian suplemen selama 70 hari dan yang diberi
baik, maka problema di musim hujan akan jauh kurang dibanding di musim
kemarau. Hijauan yang baik akan kaya zat-zat makanan yang penting untuk
pertumbuhan dan zat-zat tersebut dalam keadaan seimbang untuk prouksi tulang