MODUL 3
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PROGRAM PRODUKSI STOCKER
PENDAHULUAN
Stocker adalah periode pertumbuhan anak-anak sapi yang telah disapih dari usaha cow calf (CC)
atau dari perusahaan lain, sampai pada waktunya untuk dijual sebagai bibt, digemukkan dan sehat.
Dalam program ini resiko kematian lebih sedikit dari program CC karena stocker yang ada adalah
merupakan sisa dari anak yang mati dalam program CC. Sumber keuntungan dari program
pembesaran ini adalah sebaran harga dan feeding margin selama proses pembesaran. Ini
didapatkan dari beberapa hal yaitu ongkos pertambahan berat badan didapatkan semurah mungkin,
perputaran modal relatif lebih cepat, dapat memanfaatkan suasana dan program ini fleksibel serta
biaya makanan relatif murah. Secara keseluruhan untuk kesuksesan peternakan ternak potong
program ini merupakan lanjutan dari program CC sebelum ternak masuk dalam program
pembibitan dan penggemukan. Dengan suksesnya program ini yang termasuk manajemen
pemberian pakannya maka akan tersedia ternak yang siap untuk masuk program akhir.
Setelah mempelajari materi ini dan menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan Anda
mampu:
1. Mengetahui teknik dan strategi untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
2. Mampu memberi petunjuk pada pengusaha mengenai ternak yang akan dibeli agar
mendapat keuntungan yang maksimal.
Dalam mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa dituntut untuk memperdalam wawasannya
dengan menelusuri pustaka yang berkaitan dengan tugas yang diberikan dalam bentuk reviue.
Apabila mahasiswa mengerjakan latihan mendapat nilai minimal 70 dan mengerjakan tugas
dengan baik maka mahasiswa akan lulus dengan nilai skor minimal B. Urut-urutan materi dalam
modul ini adalah: Stocker dan Feeder Cattle, Pengaruh Metode Pemberian Pakan, Pemeliharaan
Stocker, Pemberian Pakan, Penggunaan Urea, Pemberian Pakan Tambahan
PENYAJIAN
sebelumnya mendapat pembatasan protein jangka pendek lebih tinggi daripada pembatasan
pemberian protein jangka lama.
Pengaruh Jenis Zat Makanan yang Dibatasi dalam Periode Pembatasan Pemberian
Makanan
Penampilan sapi dengan pembatasan konsumsi protein umumnya lebih inferior dibanding
dengan pembatasan pemberian energi sebelum berealimentasi. Pertambahan berat badan sapi yang
mengalami pembatasan pemberian protein walaupun angkanya lebih kecil, namun tidak berbeda
nyata dengan angka pertambahan bobot badan yang didapatkan pada sapi yang mengalami
pembatasan pemberian energi yang parah dalam jangka waktu/periode yang pendek.
Sesudah periode fonish (realimentasi) hasil analisis perbandingan ortogonal menunjukkan
bahwa pertambahan bobot badan konsumsi dan efisiensi tidak berbeda. Sapi yang mendapat
pembatasan pemberian protein memerlukan waktu yang lebih lama daripada sapih yang
pembatasan energi; cenderung lebih ringan pada awalnya dan lebih berat karkasnya di akhir
periode penggemukan.
3. PEMELIHARAAN STOCKER
Pemeliharaan Stocker di Musim Kemarau
Pemeliharaan stocker di musim kemarau hendaknya merupakan suatu persiapan untuk
menggunakan hijauan pasture pada musim hujan yang akan datang secara maksimum. Stocker
yang diberi makan cukup baik (dan mempunyai kondisi cukup baik) di musim kemarau, umumnya
tidak akan memenuhi harapan tersebut. Lihat keterangan tentang kompensatory grouth malah
terkanadang memperlihatkan penurunan bobot badan selama beberapa minggu di pasture.
Sebagai patokan, stocker yang akan dipelihara dengan murah (dengan hijauan) pada musim
hujan, hendaknya pertambahan bobvot badannya tidak melebihi ± 0,75 kg/ekor/hari. Selanjutnya
walaupun pertambahan bobot badan tersebut (di musim kemarau maupun di pasture musim hujan)
akan bervariasi (banyak faktor yang mempengaruhinya) namun dapat dikatakan bahwa setiap kg
pertambahan bobot badan di musim kemarau (x kg/ekor/hari) di ikuti dengan pertambahan bobot
badan (X – 0,5 kg) di pasture musim hujan, dianggap normal. Pembatasan pertambahan bobot
badan yang seksama, bukan hanya penting dalam program stocker tetapi efek keuntungan tersebut
akan terasa pula pada program berikutnya (finishing).
maka jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai kadar protein yang sama akan lebih banyak; karena
jumlahnya banyak maka hewan tidak akan banyak mengkonsumsi hijauan dan tidak ekonomis.
Biasanya bila jumlah bungkil kedelai yang dibutuhkan melebihi kisaran tersebut di atas,
tidak akan banyak lagi pengaruhnya. Penggunaan grain akan lebih efisien bila rumput pasture lebih
tinggi kadar proteinnya. Disamping penambahan protein suplemen dapat pula ditambahkan
monensin (antibiotika – bersifat ionophore). Tentu saja kuantitas penambahan protein suplemen
tersebut akan lebih rendah. Sebagi contoh, dapat dilihat hasil penelitisn dalam tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Penampilan Stocker Dipasture Asli dengan atau Tanpa Penambahan Protein
Bungkil Kedelai
Kriteria Kontrol b
0,3 kg 0,6 kgc 1,2 kgd
Jumlah Hewan 21 21 21 20
Bobot Awal, kg 215,6 214,8 215,6 220
Bobot Akhir, kg 267,6 282,4 285 283,5
PBB, kg/ek/hr 0,5 0,7 0,7 0,5
a) Tanpa suplemen ; b) Kadar protein 39% ; c) Kadar protein 43% ; d) Kadar Protein 10%
bahan makanan yang ideal bagi stocker adalah pasture yang baik, maka problema di musim hujan
akan jauh kurang dibanding di musim kemarau. Hijauan yang baik kaya akan zat-zat makanan
yang penting untuk pertumbuhan dan zat-zat tersebut dalam keadaan seimbang untuk produksi
tulang dan daging; disamping itu baik untuk kesehatan sistem pencernaan.
Pertambahan bobot badan stocker di musim hujan banyak tergantung pada kondisi ternak
ketika mulai dilepas dipasture (perhatikan kompensatory grouth) dan jenis hijauan yang tersedia
(banyak dipengaruhi oleh cuaca).
4. PEMBERIAN MAKANAN
Pada mulanya, steer hanya dibiarkan merumput di padang rumput pada waktu banyak
rumput dan diberikan hay pada waktu kemarau. Setelah dibiarkan bertumbuh selama 3-4 bulan
baru diberikan makanan secara feedlot, atau ditempatkan pada padang rumput yang lebih subur
sampai mencapai dewasa. Pada system pertumbuhan yang semacam ini harus diberikan rumput
atau hay yang baik dengan kadar protein yang tinggi, demikian pula vitamin dan mineral.
Pada sapi-sapi tua, periode pemberian makanan tidak perlu lama bila dibandingkan dengan
pedet atau yearling yang mencapai finish pada system drylot fattening. Vitamin dan protein tidak
begitu banyak dibutuhkan.
Sekarang para konsumen lebih menyukai sapi-sapi muda sebab dagingnya lebih empuk dan
sedikit lemak. Tapi orang-orang Jepang tidak menyukai daging sapi sebab kurang mengandung
lemak dan tidak enak untuk dimakan. Dengan meningkatnya daya suka masyarakat terhadap
daging anak sapi maka mengakibatkan naiknya jumlah anak sapi yang digemukkan dengan jangka
waktu yang lebih singkat dari yang dulu. Penggemukkan dilakukan secara feedlot, menghasilkan
baby beef yang besar. Sapi-sapi yang demikian ini dipaksa untuk menjadi besar sebab
pertumbuhannya lebih cepat dan cepat pula menjadi gemuk. Oleh sebab itu, kebutuhan zat-zat
makanan lebih penting daripada sapi tua, terutama protein, energy, mineral dan vitamin.
Kebutuhan protein untuk sapi-sapi muda, terutama untuk pertumbuhan dan bagi induknya
dibutuhkan untuk laktasi.
Tabel 4. Perbandingan Kebutuhan Hijauan Dengan Makanan Penguat Dari Berbagai Jenis Ternak
5. PENGGUNAAN UREA
Sekarang semakin di tingkatkan penggunaan urea dalam ransum sapi sebab merupakan sumber
N yang murah dengan memperhatikan faktor – faktor sbb:
- Kekurangan protein yang berasal dari bungkil , biji – bijian dan bahan makanan penguat
lainnya.
- Kemajuan pengetahuan mengenai kebutuhan zat – zat makanan .
Melalui penelitian – penelitian , para ahli telah menemukan kebutuhan zat – zat makanan dari
mikroorganisme rumen sehingga mengizinkan penggunaan uera dalam makanan ruminansia. Bila
penggunaan uera secara tepat , hasilnya sangat memuaskan sebaliknya kalau penggunaannya tidak
tepat merugikan timbul pada sapi maka hal – hal sebagai berikut perlu di perhatikan :
a. Mutu Urea sebagai bahan makanan.
Pada umumnya N urea adalah 42% sehingga protein urea adalah 42% x 6,25 , dimana angka
6,25 adalah faktor proyein , pada saat sekarang ini protein telah mencapai 45 – 46%.
b. Nilai Urea dalam ransum
Telah dilakukan percobaan – percobaan untuk memprsa makana urea dengan bungkil dengan
brmacam – macam tingkat perbandingan dalam ransum umpama ; 11b bisa di tambah dengan
71 b biji kapas atau 61 b jagung.
c. P engunaan urea oleh rumunansia
Tuhan telah melengkapi sapi dengan sistem pencernaan yang menarik, yaitu dengan adanya
rumen . dalam hal ini rumen terjadi fermentasi di mana berjuta–juta bakteri dan protozoa yang
hidup dan berkembang biak bila di berikan makanan yang tepat . mikroorganisme rumen
inilah yang memegang peranan penting pada pencernaan / penguraian urea dalam rumen.
d. Keseimbangan makan yang mengunakan urea .
Urea sangat baik di gunakan bila keseimbangan makan baik, yaitu bila enersi tinggi sebab
dapat mengaktifkan bakteri rumen . karbohidrat dalam rumput dan hay nampaknya lambat di
gunakan oleh bakteri sebagai sumber enersi bila bersamaan di berikan dengan urea .
e. Pengunaan urea yang maksimal.
Penggunaan urea bisa sukses dan efektif tapi dapat pula merugikan bila salah
menggunakannya.
Faktor – faktor yang perlu di perhatikan dalam penggunaan urea dalam ransum sapi
( Ruminansia ) adalah:
- Tidak boleh lebih penggunaan urea dalam ransum sapi (Ruminansia).
- Tidak boleh lebih dari 1% dari jumlah seluruh makanan kering (kering udara) dalam
ransum.
- Dalam makanan penguat dapat di tambahkan 2 – 3%
- Dalam protein pelengkap bisa mencapai 5%
- Pemberian 0,054 kg /hari pada ternak sapi jantan dengan ransum yang sebagian besar
terdiri dari hijauan , hasilnya sangat dan apabila hanya di beri jagung anak sapi bisa
makan 0,0998 kg/hari tanpa menimbulkan keracunan dan dengan hasil yang baik.
- Jangan menggunakan urea lebih dari 1% dari total N ransum penggemukan atau lebih dari
¼ dari total N dalam ransum sapi yang masih bertumbuh.
- Untuk tiap 2,72 kg makanan penguat yang mengandung enersi tinggi (jagung, tetes, sagu,
sorgum) ditambahkan 0,4536 kg urea untuk menggantikan protein makanan penguat
sebanyak 3,175 kg.
- Ransum harus di campur dengan baik bila menggunakan urea dan paling baik jika
menggunakan mixer.
- Penambahan mineral , misalnya P dan S di perlukan bila sejumlah besar urea di gunakan
untuk menggantikan NPN yang lain.
- Perbandingan N urea dengan sulfur ( S ) tidak boleh lebih dari 15 : 1.
- Penambahan garam sebanyak 0,5% dalam ransum yang komplet dan 3,5% dalam protein
pengganti.
- Ransum di lengkapi dengan vitamin A yang tepat dan vitamin lain dan juga bisa di
tambahkan hormon dan antibiotik.
- Ransum harus mengandung “protein protection “.
- Jangan di campur dengan kacang kedelei mentah , kacang panjang dan biji alfalfa. Hal ini
mungkin disebabkan karena bahan – bahan makanan tersebut mengandung enzim yang
menyebabkan sapi – sapi bisa keracunan urea.
- Maksimal pemberian urea pada sapi sebagai berikut:
=berat 375 kg =0,135 kg/ekor/hari
=berat 225-375 kg =0,09kg/ekor/hari
=berat 235-225 kg =0,045kg/ekor/hari
=sapi – sapi yang lebih ringan ( terlalu kecil ), dan jangan di berikan urea.
Contoh : 40% protein pelengkap yang mengandung uera 5% ini berarti bahwa
bila N urea adalah 42%, maka protein urea sebagai pelengkap = 42/100 x
6,25x5% = 13,1%. Jadi persentase protein urea dalam protein pelengkap
=13,1 : 40% = 32,75%. Nampaknya protein urea kurang dari 1/3 dari protein
pelengkap.
Vitamin
Vitamin yang terpenting adalah vitamin A. Kekurangan vitamin A pada sapi menyebabkan :
a. Conception rate rendah
b. Calf corp rendah
c. Anak yang dilahirkan buta.
d. Induk mengalami abortus dan berat lahir anak rendah
e. Anak sapi gampang dikenai penyakit Scour.
f. Pada pejantan , aktifitas sexual berkurang dan kulitas semen rendah.
Pada pemberian rumput kering yang rendah kwalitasnya , diperlukan penambahan 20.000 – 30.000
I.U. vitamain A dan bila udara sangat panas, diperlukan penembahan 50.000 I.U/hari/ekor.
Vitamin D sangat penting untuk pedet yaitu untuk pembangunan tulang yang baik dan kuat,
terutama jika kurang kena sinar matahari. Biasanya penambahan vitamin D sebanyak 1/7 dari
vitamin A. Untuk daerah–daerah tropis , penambahan vitamin A ke dalam ransum tidak begitu
penting sebab sinar matahari yang mengandung vitamin D cukup.
Vitamin E juga penting untuk penggunaan vitamin A dan untuk mencegah penyakit White muscle.
Antibiotic
Stasion penelitian di Kansas State College dan Purdu University di Amerika serikat
melaporkan bahwa penambahan antibiotik dalam ransum anak sapi (pedet) setelah di sapih sampai
umur 18-20 bulan bila diberikan hijauan adlibitum menanbah pertambahan berat badan dan
efisiensi penggunaan pakan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada sekelompok heifer yang
diberi Aureomycin menghasilkan pertambahan berat badan 1,16 lbs/hari selama 19 hari.
Kebutuhan antibiotik untuk pedet yaitu 10 mg/hari/100kg berat badan . bila terlalu banyak
diberikan , dapat napsu makan.
Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa antibiotik seperti Auremycin, Terramycin,
Eretthromycin dan Penicillin yang di tambahkan kedalam ransum sapi yang di gemukan sebanyak
70-80 mg/ekor/hari, menambah berat badan 0,09-0,25 pound/ekor/hari lebih tinggi dari yang tidak
diberi antibiotik, sedang efisiensi penggunaan makanan naik 5-15%.
Meskipun sapi diberikan ransum berkualitas baik, tidak akan sama jika ditambahkan antiboitik.
Keuntungan yang maksimal pada penggemukan diperoleh pada 3-4 bulan pertama pemberian
antibiotik. Bila sapi–sapi mengalami stres yang hebat, dibrikan sebanyak 300-500 mg/ekor/hari
selama 7-10 hari.
Jika pada periode pertama penggemukan di beri hijauan adlibitum, dengan kwalitas hijauan
yang tinggi dan pada akhir periode diberikan makanan penguat dengan kwalitas tinggi pula
ataukah selama penggemukan terus menerus diberikan makanan penguat yang berkwalitas tinggi,
maka antibiotik tidak perlu diberikan.
Metode dan Frekuensi Range Feeding (Metode dan Frekuensi Pemberian Makanan di
Padang Rumput)
Untuk mengurangi pekerjaan dalam pemberian makanan pelengkap tiap hari,ada 2 cara yang lazim
digunakan yaitu:
a. Self Feeding salt-feed mixture.(Makanan di campur dengan garam dan hewan
mengambil sendiri).
b. Hand- Feeding.
Cara ini tidak mempengaruhi kesehatan sapi. Dari standar pemberian ada bermacam-macm
bentuk seperti;bentuk pellet,tepung,blok atau cairan.
Hand Feeding.
Suatu penelitian yang di lakukan di Texas Amerika Serikat mengenai frekuensi pemberian
makanan dengan metoda dan hasil sbb:
a. Daily feeding (pemberian makanan tiap hari)
b. Pemberian makanan 2-3x seminggu sebagai feed suplement di gunakan biji kacang
kapas dengan 2 level yaitu
- 14 1b/ekor/minggu
- 21 1b/ekor/minggu
Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan dengan hasil sebagai berikut:
a. Pada kelompok sapi yang di berikan makanan 2x/minggu ,keuntungan lebih tinggi
sedikit daripada pemberian makanan tiap hari atau 3kali seminggu sebab :
- Berat sapi lebih tinggi (sedikit)
- Persenntase calf crop yang disapih lebih tinggi
- Berat sapih dari anak sapi lebih tinggi
b. Pemberian makanan 2 kali per minggu, menghemat waktu sebanyak 60% dibanding
dengan pemberian makanan tiap hari.
c. Pemberian makanan 2 kali per minggu tidak menyebabkan suatu gangguan pencernaan bila
diberikan makanan 10,5 1b pada tiap pemberian makanan.
d. Sapi-sapi yang diberikan makanan dua kali / minggu merumput lebih lama dan lebih
banyak makan rumput daripada yang diberi makanan tiap hari.
Feed supplement yang mengan dung urea, terutama yang mengandung urea yang banyak, tidak
beristirahat makan dipadang rumput sebab:
Self-feeding salt-feed mixture mempunyai 2 keuntungan nyata bila pemberian makanan dilakukan
2 kali/minggu, yaitu:
- Meringankan ongkos yang sebenarnya memang tidak ada.
- Merupakan control terhadap sapi-sapi 2 kali seminggu.
Latihan
1. Jelaskan kriteria ternak yang dapat menguntungkan pengusaha?
2. Jelaskan teknik dan strategi pemberian pakan pada ternak!
Rangkuman
Keuntungan program stocker menggunakan hijauan yang lebih banyak sehingga dapat diterapkan
pada lahan yang sempit dan pada saat tertentu mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Test Formatif
1. Pada program stocker pengusaha mendapatkan ternak dari:
a. Program CC c. Program penggemukan
b. Pengusaha ternak lain d. a dan b benar.
2. Dalam usaha pembesaran ternak dikenal fenomena pertumbuhan kompensasi yang
ditandai dengan :
a. Pertambahan berat badan yang biasa.
b. Pertambahan berat badannya yang lebih cepat dan efisiensi pertumbuhannya lebih tinggi.
c. Efisiensi pertumbuhannya lebih tinggi.
d. Pertambahan berat badan yang lebih cepat.
3. Mengapa pengusaha dalam program stocker pada saat tertentu mendapatkan
keuntungan yang lebih besar?
a. Pemeliharaannya relatif lebih singkat.
b. Ongkos pengelolaan dan pakan yang digunakan relatif sedikit.
c. Tidak mudah kena penyakit.
d. a dan b benar.
Umpan Balik
Cocokkan jawaban anda dengan Kunci Jawaban Test Formatif yang terdapat pada bagian akhir
bahan ajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar untuk setiap point pada butir soal. Kemudian
gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi modul.
Rumus:
Tingkat Penguasaan :
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 80 - 100% = Baik Sekali
70 - 79% = Baik
60 - 69% = Cukup
< 60% = Kurang
Tindak Lanjut
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 60% atau lebih, Anda dapat meneruskan materi
selanjutny. Bagus ! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 60% Anda harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Kunci Jawaban
1. D
2. B
3. D