FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hingga
saat ini masih memberikan kita rahmat dan kesehatan, sehingga kami diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah “Manajemen Pemeliharaan Pejantan
(Bull)” pada mata kuliah Produksi Dan Manajemen Sapi Potong Dan Kerbau di
semester 3 ini, Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Produksi dan Manajemen Sapi Potong dan Kerbau, sehingga tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ir. Siti Nurachma, MS. selaku dosen mata
kuliah Produksi Dan Manajemen Sapi Potong Dan Kerbau yang telah memberikan
tugas makalah ini kepada kami sebagai kelompok 10 sehingga dengan adanya
penugasan ini akan menambah wawasan kami.
Kami juga berharap supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan mengenai Manajemen
Pemeliharaan Pejantan (Bull). Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
selaku penulis makalah maupun pembaca di bidang terkait. Kami sadar pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan apabila ada kesalahan didalamnya
kami memohon maaf dan dimohon kepada rekan-rekan dan dosen terkait memberikan
kritik dan saran kepada kami selaku pembuat akhir laporan praktikum agar kami lebih
baik pada pembuatan makalah selanjutnya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
2.2 Perkandangan.......................................................................................................3
ii
2.3.6 Penimbangan Ternak.....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sapi potong merupakan salah satu produsen yang bernilai gizi dan ekonomis
tinggi. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan daging di Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha beternak sapi potong cukup
menjanjikan karena mengingat semakin meningkatnya kebutuhan pakan ternak
sebagai sumber protein hewani, khususnya daging.
Keberhasilan usaha peternakan sapi potong sangat tergantung dengan
manajemen atau pelaksaan pemeliharaan yang benar dan sistematis agar prduktivitas
sapi yang diinginkan akan maksimal, apabila pemiharaanya tidak sesuai denga napa
yang harus dilakukan maka hasil yang dinginkan tidak akan terancam bahkan akan
memunculkan kerugian yang besar. Maka dari itu Padaumumnya sapi jantan yang
digunakan sebagai pejantan alami terutamadi peternakan rakyat kualitasnya rendah
dan dipelihara secara ekstensif tanpa perlakuan khusus sehingga berpengaruh
terhadap libido dan kualitas semen.Rendahnya kualitas semen dapat berpengaruh
terhadap efisiensi reproduksi pada sapi-sapi induk dengan demikian diperlukan
pejantan yang berkualitas dengan melalui seleksi maka dari itu kita sebagai peternak
harus tau bagaimana cara menamajemen yang baik bagi peternak sapi jantan agar
menghasilkan kualtias yang baik mulai dari pembuatan kandang hingga teknis
pemeliharaanya
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Agar mengetahui bagaimana system perkandangan yang baik bagi hewan ternak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dihasilkan. Kandang
4
dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang
dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau
satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada
dua jajaran yang saling berhadapan atau saling berhadapan. Diantara kedua jajaran
tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan (Sugeng, 2006).
Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan
yang cermat. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan. Kandang yang memiliki
persyaratan akan membuat usaha peternakan semakin baik. Karena dengan
meningkatkan persyaratan kandang, ternak yang dipelihara akan semakin sehat
(Purbowati & Rianto, 2009). Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal,
tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan
sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe
ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
berhadapan. Di antara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk
jalan.Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan biasanya berbentuk tunggal
apabila pemeliharaan yang dipelihara hanya sedikit (Anonimd, 2010). Berikut
beberapa tipe kandang yang dapat digunakan dalam manajemen pemeliharaan
pejantan (bull).
2.2.1 Kandang Tipe Individu (One Raw Plan)
Kandang individu adalah kandang yang diisi satu ternak yang ditempatkan
berbaris dengan kepala menghadap keluar dan dipisahkan oleh tembok penyekat serta
setiap ternak diikat dengan rantai pada kedua sisi kandang, sehingga ternak dapat
berdiri dan berbaring pada satu arah tanpa bisa berbalik kebelakang. Ukuran secara
5
umum adalah 4 m x 2,5 m (p x l) per ekor lengkap dengan tempat pakan dan tempat
minum.
2.2.2 Kandang Tipe Ganda (Two Raw Plan)
Kandang tipe ganda adalah tipe kandang yang ternaknya saling berhadapan
(head to head) atau bertolak belakang (tail to tail) dengan jalan di tengah – tengah.
Kandang ini dilengkapi dengan tempat exercise yang bertujuan agar ternak bisa
bergerak bebas. Ukuran kandangnya adalah 4m x 2,5m (p x l) per ekor sedang ukuran
untuk exercise 3m x 2,5m (p x l) per ekor.
2.2.3 Kandang Kelompok
Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu
ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa
diikat.Penggunaan tenaga kerja untuk kandang koloni lebih efisien dibanding
kandang model individu, karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan tempat
pakan, minum dan memberikan pakan. Dalam hal ini satu orang tenaga kandang
mampu menangani sekitar 50 ekor sedangkan untuk kandang individu sekitar 15 – 20
ekor.
2.2.4 Kandang Penggemukan
6
2.2.5 Kandang Pejantan
Perawatan tubuh tenak dapat dilakukan pada pagi hari yaitu dengan
memandikan ternak. Tahapan memandikan ternak yakni diawali ternak dibasahi
7
seluruh permukaan tubuh ternak agar kotoran yang kering bisa menjadi lunak
sehingga mudah rontok, selanjutnya dilanjutkan dengan menyikat seluruh tubuh
diringi dengan air yang mengalir agar kotoran yang menempel pada tubuh ternak bisa
menjadi bersih kemudian dilakukan penyemprotan air kembali agar kotoran bisa lebih
bersih dan ternak merasa segar.
Pemandian ternak perlu diperhatikan dalam menyikat tubuh ternak, pada
bagian praepotium harus benar–benar bersih dari kotoran. Tujuan dari perawatan
tubuh ternak yakni menjaga agar ternak tetap bersih sehingga ternak dapat tetap sehat
dan bisa berproduksi secara baik, serta mencegah bertumbuhnya bakteri dan penyakit
yang dapat menggangu kesehatan serta produksi.
2.3.2 Perawatan Kandang dan Perlengkapanya
8
minum. Kotoran ternak
9
yang sudah terkumpul di bak dapat dimanfaatkan untuk kebun rumput atau diolah
sebagai kompos.
2.3.3 Sanitasi Kandang
1
matahari yang cukup, memperkuat otot – otot kaki, sarana olah raga bagi ternak,
memperlancar peredaran darah, memelihara pertumbuhan kuku yang baik,
merangsang hormon testoteron dan dapat mengkonsumsi rumput afrika secara
adlibitum. Pejantan yang ditempatkan di padang penggembalaan adalah pejantan
yang pada hari itu telah dilakukan penampungan semen. Perlakuan exercise
dilakukan selama 24 jam.
2.3.6 Penimbangan Ternak
1
2.3.8 Perawatan Kesehatan Ternak (Keswan)
1
yang dapat digunakan adalah calbazen, dosisnya sesuai dengan produk yang
digunakan.
d. Pemotongan Kuku
1
penimbangan ternak yakni 1 bulan sekali. Pencukuran rambut sangat penting
dilakukan.
f. Desinfeksi Kandang dan Ternak
1
produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha
pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sapi lama
yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit
pada sapi:
1. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi potong bakalan yang baru saja di
datangkan ada baiknya dipisahkan terlebih dahulu atau dikarantina. Hal
tersebut bertujuan untuk memonitoring keadaan sapi sapi baru tersebut, dan
juga sebagai cara untuk mebuat sapi beradaptasi dengan lingkungannya yang
baru.Waktu karantina sapi sekitar satu minggu. Pada saat dikarantina,
disarankan sapi diberi obat cacing.
2. Selalu menjaga kebersihan kandang sapi potong. Sapi yang digemukkan
secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan
pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap
saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan
virus penyebab penyakit.
3. Vaksinasi bisa diberikan terhadap sapi potong baru, khususnya untuk berbagai
penyakit menular pada sapi. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat
hewan berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah
vaksinasi penyakit antraks.
2.3.8.3 Pengobatan penyakit
1
setempat, jika ada wabah penyakit yang berbahaya, misalnya penyakit mulut dan
kuku (PMK), brucellosis (kluron menural), surra, septicemia epizootical/SE 9
(ngorok), antraks (radang limpa) dan tuberkulosis (TBC). Untuk sapi-sapi impor,
sebelum masuk ke indonesia harus sudah dilakukan vaksinasi terlebih dahulu, baik
oleh negara asal ternak maupun petugas karantina ternak Pelabuhan.
1
BAB III
KESIMPULAN
Keberhasilan usaha peternakan sapi potong sangat tergantung dengan
manajemen atau pelaksaan pemeliharaan yang benar dan sistematis agar prduktivitas
sapi yang diinginkan bisa maksimal dan memenuhi harapan, Inti dari pembahasan
materi kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa Dalam pembangunan kandang
atau perkandangan diperlukan perencanaan yang cermat. Perencanaan tersebut perlu
dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan
perkandangan. Kandang yang memiliki persyaratan akan membuat usaha peternakan
semakin baik. Karena dengan meningkatkan persyaratan kandang, ternak yang
dipelihara akan semakin sehat serta hal-hal yang sesuai dengan teknis pemeliharaan
akan meghasilkan hasil yang maksimal.
1
DAFTAR PUSTAKA
Nurwahidah, J., Tolleng, A. L., & Hidayat, M. N. (2015). Pengaruh pemberian pakan
konsentrat dan urea molases blok (UMB) terhadap pertambahan berat badan
sapi potong. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan, 2(2), 111-121.
Pt, D. I., Mitra, S., & Tuban, S. (2014). Penanganan Semen Beku Di Balai Inseminasi
Buatan Lembang – Bandung Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler.
Yuliani, E. (2019). Pengendalian Penyakit pada Sapi Potong. 1–7.
Wawo, Anjar. 2014. Pengaruh Pejantan Terhadap Tingkat Kebuntingan Dan Berat
Lahir Pedet Sapi Bali Yang Dipelihara Secara Semi-intesi. Makassar.