Anda di halaman 1dari 22

PRODUKSI DAN MANAJEMEN SAPI POTONG DAN KERBAU

“MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEJANTAN (BULL)”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Produksi Dan Manajemen Sapi
Potong Dan Kerbau
Dosen Pengampu: Ir. Siti Nurachma, MS.

Disusun oleh kelompok 10 dengan anggota:


Ricko Rizky Rusdian 200110210068

Zahra Shafa Sabira Kurnia 200110210156

Desi Yuliastri 200110210157

Maulana Malik 200110210159


Alfan Efendy 200110210287

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hingga
saat ini masih memberikan kita rahmat dan kesehatan, sehingga kami diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah “Manajemen Pemeliharaan Pejantan
(Bull)” pada mata kuliah Produksi Dan Manajemen Sapi Potong Dan Kerbau di
semester 3 ini, Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Produksi dan Manajemen Sapi Potong dan Kerbau, sehingga tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ir. Siti Nurachma, MS. selaku dosen mata
kuliah Produksi Dan Manajemen Sapi Potong Dan Kerbau yang telah memberikan
tugas makalah ini kepada kami sebagai kelompok 10 sehingga dengan adanya
penugasan ini akan menambah wawasan kami.
Kami juga berharap supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan mengenai Manajemen
Pemeliharaan Pejantan (Bull). Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
selaku penulis makalah maupun pembaca di bidang terkait. Kami sadar pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan apabila ada kesalahan didalamnya
kami memohon maaf dan dimohon kepada rekan-rekan dan dosen terkait memberikan
kritik dan saran kepada kami selaku pembuat akhir laporan praktikum agar kami lebih
baik pada pembuatan makalah selanjutnya.

Senin, 26 September 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3

2.1 Pengertian Pejantan (Bull)...................................................................................3

2.2 Perkandangan.......................................................................................................3

2.2.1 Kandang Tipe Individu (One Raw Plan).......................................................4

2.2.2 Kandang Tipe Ganda (Two Raw Plan).........................................................5

2.2.3 Kandang Kelompok.......................................................................................5

2.2.4 Kandang Penggemukan.................................................................................5

2.2.5 Kandang Pejantan..........................................................................................6


2.2.6 Kandang Isolasi.............................................................................................6

2.2.7 Kandang Karantina........................................................................................6

2.3 Teknis Pemeliharaan Pejantan.............................................................................6

2.3.1 Perawatan Tubuh Ternak..............................................................................6

2.3.2 Perawatan Kandang dan Perlengkapanya.....................................................7

2.3.3 Sanitasi Kandang...........................................................................................8

2.3.4 Pemberian Pakan Ternak...............................................................................8

2.3.5 Perlakuan Exercise........................................................................................8

ii
2.3.6 Penimbangan Ternak.....................................................................................9

2.3.7 Penyediaan Pakan Ternak.............................................................................9

2.3.8 Perawatan Kesehatan Ternak (Keswan)......................................................10

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sapi potong merupakan salah satu produsen yang bernilai gizi dan ekonomis
tinggi. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan daging di Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha beternak sapi potong cukup
menjanjikan karena mengingat semakin meningkatnya kebutuhan pakan ternak
sebagai sumber protein hewani, khususnya daging.
Keberhasilan usaha peternakan sapi potong sangat tergantung dengan
manajemen atau pelaksaan pemeliharaan yang benar dan sistematis agar prduktivitas
sapi yang diinginkan akan maksimal, apabila pemiharaanya tidak sesuai denga napa
yang harus dilakukan maka hasil yang dinginkan tidak akan terancam bahkan akan
memunculkan kerugian yang besar. Maka dari itu Padaumumnya sapi jantan yang
digunakan sebagai pejantan alami terutamadi peternakan rakyat kualitasnya rendah
dan dipelihara secara ekstensif tanpa perlakuan khusus sehingga berpengaruh
terhadap libido dan kualitas semen.Rendahnya kualitas semen dapat berpengaruh
terhadap efisiensi reproduksi pada sapi-sapi induk dengan demikian diperlukan
pejantan yang berkualitas dengan melalui seleksi maka dari itu kita sebagai peternak
harus tau bagaimana cara menamajemen yang baik bagi peternak sapi jantan agar
menghasilkan kualtias yang baik mulai dari pembuatan kandang hingga teknis
pemeliharaanya

1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara membuat kandang yang nyaman bagi pejantan


Bagaimana teknis dalam pemeliharannya
1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui bagaimana system perkandangan yang baik bagi hewan ternak

2. Mengetahui pengertian dari bull itu sendiri

3. Mengetahui bagaimana teknis pemeliharaan yang baik bagi ternak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pejantan


(Bull)

Pejantan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan


populasi dan produktivitas dalam peternakan sapi potong/pedaging. Pejantan akan
mengawini induk sehingga terjadi kebuntingan dan menghasilkan pedet yang baru.
Bobot lahir juga dipengaruhi oleh pejantan dimana hanya pejantan tertentu yang
dapat menghasilkan bobot lahir yang tinggi.
Sapi pejantan mencapai kedewasaan pada umur 1 tahun, dan saat umur
pejantan mencapai 1,5 tahun perkawinan pertama dapat dilakukan karena dilihat dari
kondisi tubuh yang telah dewasa dan produksi semen yang sudah cukup baik. Agar
kondisi pejantan selalu prima dengan produksi semen yang bagus, pejantan harus
diberi pakan yang berkualitas tinggi (Rianto dan Purbowati, 2010).
Pejantan yang digunakan yaitu pejantan unggul dan lolos dalam uji
penjaringan pejantan. Secara teknis, pejantan harus memenuhi persyaratan yaitu
memiliki catatan silsilah yang jelas, terseleksi secara benar dan terarah sebagai
pejantan unggul berdasarkan kemampuan produksi, reproduksi dari garis keturunanya
serta memenuhi persyaratan kesehatan hewan (Permentan, 2007).
2.2 Perkandangan

Kandang merupakan suatu tempat untuk memelihara ternak sebagai upaya


dalam perlindungan ternak dari berbagai gangguan yang dapat menurunkan produksi
atau membahayakan ternak. Kandang yang dibuat dengan rancangan yang baik akan
dapat memberikan peluang untuk pengembangan, mempermudah dalam
pemeilharaan, efisiensi tenaga kerja dan mudah dalam penanganan limbah yang

3
dihasilkan. Kandang

4
dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang
dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau
satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada
dua jajaran yang saling berhadapan atau saling berhadapan. Diantara kedua jajaran
tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan (Sugeng, 2006).
Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan
yang cermat. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan. Kandang yang memiliki
persyaratan akan membuat usaha peternakan semakin baik. Karena dengan
meningkatkan persyaratan kandang, ternak yang dipelihara akan semakin sehat
(Purbowati & Rianto, 2009). Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal,
tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan
sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe
ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
berhadapan. Di antara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk
jalan.Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan biasanya berbentuk tunggal
apabila pemeliharaan yang dipelihara hanya sedikit (Anonimd, 2010). Berikut
beberapa tipe kandang yang dapat digunakan dalam manajemen pemeliharaan
pejantan (bull).
2.2.1 Kandang Tipe Individu (One Raw Plan)

Kandang individu adalah kandang yang diisi satu ternak yang ditempatkan
berbaris dengan kepala menghadap keluar dan dipisahkan oleh tembok penyekat serta
setiap ternak diikat dengan rantai pada kedua sisi kandang, sehingga ternak dapat
berdiri dan berbaring pada satu arah tanpa bisa berbalik kebelakang. Ukuran secara

5
umum adalah 4 m x 2,5 m (p x l) per ekor lengkap dengan tempat pakan dan tempat
minum.
2.2.2 Kandang Tipe Ganda (Two Raw Plan)

Kandang tipe ganda adalah tipe kandang yang ternaknya saling berhadapan
(head to head) atau bertolak belakang (tail to tail) dengan jalan di tengah – tengah.
Kandang ini dilengkapi dengan tempat exercise yang bertujuan agar ternak bisa
bergerak bebas. Ukuran kandangnya adalah 4m x 2,5m (p x l) per ekor sedang ukuran
untuk exercise 3m x 2,5m (p x l) per ekor.
2.2.3 Kandang Kelompok

Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu
ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa
diikat.Penggunaan tenaga kerja untuk kandang koloni lebih efisien dibanding
kandang model individu, karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan tempat
pakan, minum dan memberikan pakan. Dalam hal ini satu orang tenaga kandang
mampu menangani sekitar 50 ekor sedangkan untuk kandang individu sekitar 15 – 20
ekor.
2.2.4 Kandang Penggemukan

Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa


bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang
penggemukan berkisar antara 4 – 12 bulan, tergantung pada kondisi awal ternak
(umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang untuk
penggemukan ternak jantan dewasa adalah tipe kandang individu, untuk menghindari
perkelahian sesamanya Beberapa model kandang penggemukan dengan system
kereman dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk mengurangi kehilangan
energi dan mempercepat proses penggemukan (Sansoucy, 1981).

6
2.2.5 Kandang Pejantan

Kandang pejantan untuk pemeliharan sapi jantan yang kusus digunakan


sebagai pejantan alami (pemacek). Tipe kandang pejantan adala individu yang
dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran pembuangan kotoran pada sisi
belakang (Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan
dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas
kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan)
sebesar 200 cm (Firman, 2010).
2.2.6 Kandang Isolasi

Kandang isolasi merupakan kandang khusus untuk ternak yang mengalami


gangguan kesehatan. Kandang ini digunakan apabila ada ternak yang sakit sehingga
memudahkan dalam pengobatan ternak sehingga bisa cepat sembuh, ternak yang ada
di kandang isolasi yang masih memungkinkan di tampung tetap dilakukan
penampungan semen.
2.2.7 Kandang Karantina

Kandang karantina merupakan kandang yang digunakan untuk ternak yang


baru datang dan belum memiliki keterangan kesehatan yang di keluarkan oleh bagian
kesehatan hewan. Kandang harus berada jauh dari kandang utama yakni berjarak ±
200 m dari kandang utama. Tipe dan ukuran kandang sama dengan kandang ganda
(Two Raw Plan)
2.3 Teknis Pemeliharaan Pejantan

2.3.1 Perawatan Tubuh Ternak

Perawatan tubuh tenak dapat dilakukan pada pagi hari yaitu dengan
memandikan ternak. Tahapan memandikan ternak yakni diawali ternak dibasahi

7
seluruh permukaan tubuh ternak agar kotoran yang kering bisa menjadi lunak
sehingga mudah rontok, selanjutnya dilanjutkan dengan menyikat seluruh tubuh
diringi dengan air yang mengalir agar kotoran yang menempel pada tubuh ternak bisa
menjadi bersih kemudian dilakukan penyemprotan air kembali agar kotoran bisa lebih
bersih dan ternak merasa segar.
Pemandian ternak perlu diperhatikan dalam menyikat tubuh ternak, pada
bagian praepotium harus benar–benar bersih dari kotoran. Tujuan dari perawatan
tubuh ternak yakni menjaga agar ternak tetap bersih sehingga ternak dapat tetap sehat
dan bisa berproduksi secara baik, serta mencegah bertumbuhnya bakteri dan penyakit
yang dapat menggangu kesehatan serta produksi.
2.3.2 Perawatan Kandang dan Perlengkapanya

Perawatan kandang dan perlengkapan kandang dilakukan setiap hari


bersamaan dengan memandikan sapi. Kegiatan perawatan kandang dan
perlengkapanya meliputi: Pembersihan bak pakan dari sisa pakan dan kotoran.
Pembersihan lantai kandang dengan cara mengambil kotoran dengan sekop dan
menaruhnya di bak yang ada, kemudian alas kandang di sikat diringi air yang
mengalir setelah itu di semprot dengan air agar lantai tidak licin dan bersih dari feses
yang menempel di alas kandang.
Pembersihan lingkungan kandang dengan cara menyapu bagian depan dan
belakang kandang selanjutnya dilakukan penyemprotan air agar kotoran bisa masuk
pada saluran limbah. Saluran limbah di alirkan pada ladang HMT sebagai pupuk
kompos. Perawatan perlengkapan dilakukan dengan mencuci bersih setelah
digunakan dan menempatkan kembali pada tempat penyimpanan, sedangkan untuk
bak minum dibersihkan 1 kali dalam seminggu untuk kandang exercise dan untuk
kandang individu dilakukan 1-2 kali dalam seminggu tergantung kondisi bak

8
minum. Kotoran ternak

9
yang sudah terkumpul di bak dapat dimanfaatkan untuk kebun rumput atau diolah
sebagai kompos.
2.3.3 Sanitasi Kandang

Sanitasi kandang dilakukan dengan cara melakukan pengapuran lingkungan


kandang baik bagian depan maupun belakan serta pengapuran dilakukan pada tembok
kandang. Tujuan pengapuran adalah mengendalikan pertumbuhan jamur dan parasit,
serta agar lantai tidak muncul lumut yang dapat menyebabkan ternak terpleset waktu
berjalan.
2.3.4 Pemberian Pakan Ternak

Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan


hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Waktu pemberian pakan
untuk ternak harus sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Pemberian pakan yang baik
juga perlu dilakukan untuk memenuhi:
Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah
minimal. Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal nutrien
untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan
tersebut digunakan untuk bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan. Kebutuhan
untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses
pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan. Kebutuhan untuk
reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses reproduksi,
misalnya kebuntingan.
2.3.5 Perlakuan Exercise

Perlakuan exercise adalah perlakuan yang diberikan pada pejantan di padang


penggembalaan atau line bull. Perlakuan ini di bertujuan agar ternak mendapatkan
sinar

1
matahari yang cukup, memperkuat otot – otot kaki, sarana olah raga bagi ternak,
memperlancar peredaran darah, memelihara pertumbuhan kuku yang baik,
merangsang hormon testoteron dan dapat mengkonsumsi rumput afrika secara
adlibitum. Pejantan yang ditempatkan di padang penggembalaan adalah pejantan
yang pada hari itu telah dilakukan penampungan semen. Perlakuan exercise
dilakukan selama 24 jam.
2.3.6 Penimbangan Ternak

Penimbangan berat badan dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan


timbangan digital dengan cara membawa ternak satu persatu kekandang jepit yang
telah disiapkan dan menaikkan sapi tersebut ke plat penimbangan, apabila posisi
berdiri sapi sudah sempurna (tidak menyandar pada kandang penjepit) baru dilakukan
pembacaan di layar monitor timbangan. Tujuan dilakukan penimbanagan yaitu untuk
mengetahui berat badan sapi, pertambahan berat badan sapi, perhitungan kebutuhan
pakan dan memudahkan dalam pengelompokan sapi.
2.3.7 Penyediaan Pakan Ternak

Peningkatan produktivitas sapi potong dipengaruhi dengan pemberian pakan,


karena pakan mempunyai pengaruh yang paling besar (60%). Besarnya pengaruh
pakan ini membuktikan bahwa produksi ternak yang tinggi tidak bisa tercapai tanpa
pemberian pakan yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas. Kebutuhan zat
pakan tergantung pada berat ternak, fase pertumbuhan atau reproduksi dan laju
pertumbuhan.
Jenis pakan ternak yang diberikan untuk ternak terdiri dari pakan konsentrat,
pakan tambahan (toge dan suplemen) dan pakan hijauan (rumput gajah, rumput
afrika). Jenis pakan yang diberikan tersebut dikelola secara intensif untuk memenuhi
kebutuhan pakan ternak.

1
2.3.8 Perawatan Kesehatan Ternak (Keswan)

Perawatan kesehatan ternak dilakukan melalui upaya pencegahan penyakit,


pengendalian penyakit dan pengobatan penyakit.
2.3.8.1 Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara:

a. Pemeriksaan Kondisi Ternak

Pemeriksaan kondisi ternak dapat dilakukan setiap hari dalam bentuk


pengontrolan ternak di setiap kandang. Pengotrolan dilakukan untuk melihat
kondisi ternak apabila ada suatu masalah akan segera dilakukan penanganan,
saat pengontrolan dilakukan pengisian recording kesehatan. Recording
kesehatan pokok pembahasannya meliputi nafsu makan, kondisi kulit, kondisi
berdiri dan jalan, kondisi kaki depan dan belakang, diagnosa penyakit dan
terapi yang harus dilakukan. Selama melakukan pengontrolan apabila ada luka
dilakukan penyemprotan dengan larutan Iodiun.
b. Pemberian Vitamin

Pemberian vitamin dilakukan 1 bulan sekali dengan cara intra


musculer (suntik) pada bagian leher karena pada bagian tersebut resiko ternak
menyerang lebih sedikit. Jenis vitamin yang diberikan adalah multivitamin
injection yang kandungannya yakni vitamin A, D3, E, B1, B2, B6, B12. Dosis
pemberian berdasarkan dari produk yang digunakan.
c. Pemberian Obat Cacing

Pemberian obat cacing pada ternak diberikan 4 bulan sekali untuk


mencegah berkembangnya cacing dalam tubuh ternak. Salah satu obat cacing

1
yang dapat digunakan adalah calbazen, dosisnya sesuai dengan produk yang
digunakan.
d. Pemotongan Kuku

Perawatan kuku pejantan dilakukan bertujuan agar kondisi kuku selalu


dalam keadaan baik dan sehat. Kondisi kuku yang tidak baik dapat
mengakibatkan hal – hal negatif bagi produksi yakni ternak tidak mampu
menaiki teaser, melukai teaser, menurunya nafsu makan, selalu gelisah, libido
menurun dan menurunkan kualitas semen. Pemotongan kuku dapat dilakukan
secara periodik yakni 2 – 3 bulan sekali namun untuk ternak yang memiliki
pertumbuhan kuku yang cepat dilakukan 1 bulan sekali. Alat – alat yang
digunakan dalam pemotongan kuku adalah pahat, kampak, palu kayu, grinda,
pisau rennet. Tatalaksana pemotongan kuku dengan mengambil ternak yang
memiliki kuku panjang dan menaruhnya pada kandang jepit, memotong kuku
dan membentuknya sesuai dengan bentuk kuku yang baik (kuku yang baik
berbentuk hampir sama dengan pedet yang baru lahir), sol kuku yang terlalu
tebal dilkukan penipisan dengan menggunakan grinda/kikir dengan
mengangat kaki dan mengikatnya, kuku yang luka dilakukan pembukaan luka
dengan pisau rennet dan dimasukkan kalium permangat (PK), setelah selesai
pemotongan apabila ada luka di kulit dilakukan penyemprotan lakukan
dengan limoxsin dan selanjutnya dapat dilakukan dipping dengan
menggunakan larutan kalium permangat 20 gram dan copper sulfat 60 gram
selama 10 – 15 menit.
e. Pencukuran Rambut Ternak

Pencukuran rambut ternak dilakukan pada bagian telinga, ekor dan


preputium, pencukuran rambut dapat dilakukan bersamaan dengan

1
penimbangan ternak yakni 1 bulan sekali. Pencukuran rambut sangat penting
dilakukan.
f. Desinfeksi Kandang dan Ternak

Desinfeksi kandang dan ternak bertujuan untuk membunuh atau


menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen (bakteri, virus, jamur)
yang menyebabkan infeksi penyakit serta merawat kondisi kulit ternak. Upaya
desinfeksi ini dilakukan dengan cara menyemprotkan desinfektanmpada
seluruh bagian kandang serta lingkungan kandang, untuk ternak dilakukan
dengan menyemprot seluruh bagian tubuh ternak terutama pada sela-sela paha
dan lipatan kulit. Desinfeksi kandang dilakukan 1 bulan sekali di akhir bulan
dan untuk desinfeksi ternak dilakukan 6 minggu sekali.
g. Biosecurity

Tindakan biosecurity di area peternakan harus diperhatikan untuk


menghindari masuknya penyakit dari laur area peternakan. Kegiatan
biosecurity yang dapat dilakukan yakni mewajibkan seluruh
pegawai/pengunjung yang akan masuk ke lingkungan peternakan untuk
melewati bak dipping yang sudah ada di peternakan dan kendaraan yang akan
masuk ke peternakan dilakukan penyemprotan desinfektan. Contoh Bahan
yang digunakan untuk biosecurity adalah Fungisit dan Copper sulfat. Bak
dipping dan penyemprot kendaraan kandang menggunakan desinfektan
Fungisit.

2.3.8.2 Pengendalian Penyakit

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan


penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya

1
produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha
pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sapi lama
yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit
pada sapi:
1. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi potong bakalan yang baru saja di
datangkan ada baiknya dipisahkan terlebih dahulu atau dikarantina. Hal
tersebut bertujuan untuk memonitoring keadaan sapi sapi baru tersebut, dan
juga sebagai cara untuk mebuat sapi beradaptasi dengan lingkungannya yang
baru.Waktu karantina sapi sekitar satu minggu. Pada saat dikarantina,
disarankan sapi diberi obat cacing.
2. Selalu menjaga kebersihan kandang sapi potong. Sapi yang digemukkan
secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan
pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap
saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan
virus penyebab penyakit.
3. Vaksinasi bisa diberikan terhadap sapi potong baru, khususnya untuk berbagai
penyakit menular pada sapi. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat
hewan berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah
vaksinasi penyakit antraks.
2.3.8.3 Pengobatan penyakit

Dalam pengobatan penyakit hewan ternak dapat menggunakan vaksin dan


obat- obatan. Penggunaan vaksin dan obat-obatan untuk hewan ternak memerlukan
kehati- hatian. Pemberian vaksin untuk ternak dapat dilakukan oleh Dinas
Peternakan

1
setempat, jika ada wabah penyakit yang berbahaya, misalnya penyakit mulut dan
kuku (PMK), brucellosis (kluron menural), surra, septicemia epizootical/SE 9
(ngorok), antraks (radang limpa) dan tuberkulosis (TBC). Untuk sapi-sapi impor,
sebelum masuk ke indonesia harus sudah dilakukan vaksinasi terlebih dahulu, baik
oleh negara asal ternak maupun petugas karantina ternak Pelabuhan.

1
BAB III
KESIMPULAN
Keberhasilan usaha peternakan sapi potong sangat tergantung dengan
manajemen atau pelaksaan pemeliharaan yang benar dan sistematis agar prduktivitas
sapi yang diinginkan bisa maksimal dan memenuhi harapan, Inti dari pembahasan
materi kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa Dalam pembangunan kandang
atau perkandangan diperlukan perencanaan yang cermat. Perencanaan tersebut perlu
dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan
perkandangan. Kandang yang memiliki persyaratan akan membuat usaha peternakan
semakin baik. Karena dengan meningkatkan persyaratan kandang, ternak yang
dipelihara akan semakin sehat serta hal-hal yang sesuai dengan teknis pemeliharaan
akan meghasilkan hasil yang maksimal.

1
DAFTAR PUSTAKA

Nurwahidah, J., Tolleng, A. L., & Hidayat, M. N. (2015). Pengaruh pemberian pakan
konsentrat dan urea molases blok (UMB) terhadap pertambahan berat badan
sapi potong. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan, 2(2), 111-121.
Pt, D. I., Mitra, S., & Tuban, S. (2014). Penanganan Semen Beku Di Balai Inseminasi
Buatan Lembang – Bandung Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler.
Yuliani, E. (2019). Pengendalian Penyakit pada Sapi Potong. 1–7.

Rianto, E. dan E. Purbowati. 2010. Panduan Lengkap Sapi Potong. Cetakan ke 2.

Penebar Swadaya. Jakarta

Wawo, Anjar. 2014. Pengaruh Pejantan Terhadap Tingkat Kebuntingan Dan Berat
Lahir Pedet Sapi Bali Yang Dipelihara Secara Semi-intesi. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai