Oleh :
MAI HENDRIZAL
Oleh :
MAI HENDRIZAL
NIM 10381023717
Mai Hendrizal. Performan chicken broiler at take care with stable density
differ”. At guide by Elfawati and Tahrir Aulawi.
Halaman
BAB V. KESIMPULAN..................................................................................... 32
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 32
LAMPIRAN........................................................................................................ 36
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
tumbuh pesat dalam waktu yang singkat, sehingga dapat dijadikan usaha
ransum. Hal ini disebabkan oleh kondisi kandang tidak nyaman karena
normal, maka ayam akan lebih banyak minum dan sedikit makan. Kepadatan
bergerak, sehingga zat gizi ransum yang dikonsumsi lebih banyak sebagai
dicapai pada minggu itu dengan konsumsi ransum pada minggu itu pula. Bila
rasio itu kecil berarti pertambahan berat badan memuaskan peternak atau
ayamnya tidak banyak makan. Konversi ransum selalu diperbaiki oleh banyak
1.2.Tujuan Penelitian
1.3.Manfaat Penelitian
ayam broiler.
1.4.Hipotesis
unggul hasil persilangan antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock (Siska,
memperoleh produk daging dengan waktu singkat dan kondisi lain yang
broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar,
pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur
ayam muda umur 7 sampai 10 minggu baik jantan maupun betina, berdaging
lembut, kulit halus dan tulang dada lunak. Ayam broiler merupakan ayam
penghasil daging yang memiliki kecepatan tumbuh pesat dalam kurun waktu
bahwa ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain
dalam jumlah relatif sedikit. Ciri-ciri ayam broiler antara lain; ukuran badan
bergerak lamban dan tenang serta lambat dewasa kelamin. Menurut Amrullah
dengan ayam broiler, yaitu jenis ayam yang efisien diternakkan untuk diambil
dagingnya. Ciri-ciri ayam pedaging antara lain bentuk badannya besar, kuat
dan penuh daging serta pertumbuhan badan sangat cepat, dengan masa
pemeliharaan 30 hari berat badan ayam pedaging sudah mencapai 0,8–1 kg.
Pada umur 30 hari ayam broiler belum mengalami penimbunan lemak yang
banyak dan ditinjau dari segi mutu dagingnya, ayam broiler memiliki nilai
gizi yang lebih tinggi dibanding dengan ternak lainnya. Dagingnya lembut
berwarna merah terang, bersih dan menarik, memiliki asam amino yang
periode starter (0-28 hari) dan periode finisher (di atas 4 minggu sampai
Sebagai induk buatan dapat digunakan lampu listrik. Setelah anak ayam
berumur dua minggu penghangat dihidupkan pada malam hari agar ayam
tetap bisa makan dan minum. Cahaya, disamping untuk menerangi dan
memberi kehangatan juga merangsang agar anak ayam suka makan, sehingga
2009) yaitu minggu pertama (hari ke-1 sampai ke-7). DOC dipindahkan ke
indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah gula
putih 500 g untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan
dapat diberikan dengan kebutuhan minimal secara adlibitum per ekor 13 gram
atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Pakan yang diberikan pada awal
hingga ayam dipanen sudah diberi air minum. Vaksinasi yang pertama
kedua adalah 33 gram per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam. Minggu
ketiga (hari ke-15 sampai ke-21) pemanas sudah dapat dimatikan terutama
pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gram per ekor atau
4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi
yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air
minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air
minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus
diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur
minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gram per ekor atau 6,5 kg untuk
100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada
Minggu kelima (hari ke-29 sampai ke-35). Pada minggu ini, yang
penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan
adalah 88 gram per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari
untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan
lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan
tinggi, dipilih tempat yang cukup jauh dari suara gaduh dan aman dari lalu
udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk menggantikan udara kotor
yang ada dalam kandang. Ventilasi juga berfungsi mengatur kondisi suhu dan
kelembaban dalam kandang. 3) Sinar matahari, yang paling baik adalah sinar
menahan arah angin sehingga kandang tidak begitu banyak mendapat angin
penting dalam menciptakan kondisi iklim mikro yang diinginkan agar proses-
terlalu tinggi dan 5) memberikan aliran udara yang baik melalui dinding
kandang.
berisi satu ayam; 2) kandang ganda, setiap sangkar berisi 2-10 ayam dan
3) kandang koloni, setiap sangkar berisi satu kelompok ayam dalam jumlah
umur 0-3 minggu, 2) kandang grower, untuk membesarkan anak ayam dan
ayam dara umur 4-18 dan 3) kandang layer, untuk memelihara ayam periode
dengan lebar 6 meter sudah memadai agar sirkulasi udara lancar. Kandang
kandang, bagian terendah atap minimal 2,5 meter untuk mengurangi pancaran
ayam yang akan dipelihara. Pada kandang ayam dengan sistem liter (Gambar
3) setiap lebar 6 meter dan panjang 1 meter dapat menampung 30 ekor ayam
dewasa (5 ekor/m2).
litter dan diusahakan dalam satu kandang, ayam yang dipelihara sebaya,
dengan kepadatan kandang untuk ayam umur 0 s/d 4 minggu sebanyak 12
Kepadatan kandang yang baik (populasi) per meter persegi adalah seperti
dipengaruhi oleh suhu kandang, semakin tinggi suhu udara dalam kandang,
Peningkatan jumlah ternak untuk setiap kandang juga dapat merubah keadaan
dalam kandang.
Anonimous (1998) menyatakan bahwa persiapan kandang harus
juga senantiasa harus bersih dan terawat. Hal ini penting untuk mencegah
jenis pakan yang diberikan pada ternak untuk sehari semalam untuk
merupakan kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh ayam dan
telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan itu meliputi nilai kebutuhan
gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan.
Penyamaan nilai gizi yang ada di dalam bahan makanan yang digunakan
ditentukan oleh kandungan zat makanan dan zat anti nutrisinya. Sumber
energi yang kaya dengan pati dan energi metabolismenya tinggi serta
lebih dari 10% hingga 70%. Bahan sumber protein pemakaiannya dalam
ransum tentu lebih rendah jika kebutuhan protein kurang dari 20% (Amrullah,
2003).
Energi yang umum digunakan dalam pakan unggas adalah energi
sebaliknya bila energi pakan rendah akan dikonsumsi semakin banyak untuk
umurnya, jenis kelamin dan cuaca. Semakin tua ayam membutuhkan energi
untuk ayam broiler periode starter 3080 kkal/kg ransum pada tingkat protein
24%, sedangkan periode finisher 3190 kkal/kg ransum pada tingkat protein
21%.
ayam broiler umur 1-14 hari adalah 24% dan untuk umur 14-39 hari adalah
21%. Kebutuhan protein untuk ayam yang sedang dalam pertumbuhan relatif
lebih tinggi karena untuk memenuhi tiga macam kebutuhan yaitu untuk
sangat kompleks. Serat kasar yang tidak tercerna dapat membawa nutrisi lain
yang keluar bersama feses. Kemampuan ternak dalam mencerna serat kasar
tergantung dari jenis alat pencernaan yang dimiliki oleh ternak tersebut dan
Ternak ayam tidak dapat memanfaatkan serat kasar sebagai sumber energi.
Serat kasar ini masih dibutuhkan dalam jumlah kecil oleh unggas yang
2006).
ayam sedang tumbuh adalah 0,6%, sedangkan kebutuhan fosfor (P) bervariasi
bahwa nisbah Ca dan P antara 1:1 – 2:1. Apabila nisbahnya tidak tepat
oleh ternak dimana zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk
jantan lebih besar daripada ayam betina. NRC (1994) menyebutkan bahwa
cermin dari masuknya sejumlah unsur nutrisi ke dalam tubuh ayam. Jumlah
yang masuk ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk produksi dan
penurunan.
energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak. Konsumsi ransum setiap
seperti urat daging, tulang dan jaringan tubuh lainnya (kecuali lemak).
Pertumbuhan juga meliputi penambahan jumlah protein dan zat mineral yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bangsa, makanan, jenis kelamin dan
musim. Pada musim panas nafsu makan ternak menurun, sehingga jumlah
maksimal maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu bibit yang
memadai.
bobot badan.
ransum merupakan hasil dari perbandingan bobot badan yang dicapai pada
satu minggu dengan jumlah konsumsi ransum yang dihasilkan pada minggu
tersebut.
Indeks konversi ransum hanya akan naik bila hubungan antara jumlah
energi dalam formula dan kadar protein telah disesuaikan secara teknis.
faktor,seperti umur hewan, bangsa, derajat masak dini, daya produksi dan
Kemampuan ayam broiler mengubah ransum menjadi bobot hidup jauh lebih
cepat dibandingkan dengan ayam kampung. Bahkan kemampuannya menyamai
ternak poikilothermik seperti ikan emas. Nilai konversi makanannya sewaktu
dipanen sekarang ini sudah mencapai nilai dibawah 2. Nilai ini berarti bahwa jika
mortalitas normal sekelompok ayam broiler hanya memerlukan ransum kurang
dari 2 untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup (Amrullah, 2003).
MATERI DAN METODE
3.2.Materi
3.2.1. Bibit
Bibit yang digunakan adalah anak ayam umur sehari (DOC) Strain
3.2.3. Pakan
3.3.Metode
berikut :
A = 3 ekor/ 0,5 m2
B = 4 ekor/ 0,5 m2
C = 5 ekor/ 0,5 m2
D = 6 ekor/0,5 m2
E = 7 ekor/0,5 m2
F = 8 ekor/0,5 m2
A1 C1 B2 C3 A3 F2
D1 E2 C2 D2 E1 F1
B3 D3 A2 E3 B1 F3
1) Konsumsi Ransum.
diberikan dalam satu minggu (gram) dibagi jumlah ayam setiap minggu,
jumlah yang diberikan sampai minggu terakhir dibagi jumlah ayam per
3) Konversi Ransum
untuk penelitian, dari 20 ekor DOC ini ditentukan berat tertinggi, berat
contoh, dari 20 ekor DOC, berat patokan yang diperoleh yaitu 40 gr,
kandang penelitian diisi mulai dari unit kandang nomor 1 sampai nomor
terisi.
Lengkap. Apabila terlihat pengaruh yang berbeda antar perlakuan maka akan
(DMRT).
Yij = + i + ij
Dimana :
Keterangan :
Y .. 2
Faktor koreksi (FK) =
rt
= Y11 Y12 .. Y63 - FK
2 2 2
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
Y Y2 . .. Y6 . FK
2 2 2
yang ada di dalam ransum yang telah tersusun dari berbagai bahan pakan
ransum ayam broiler (Lampiran 1). Hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range
g/ekor/minggu.
Pengaruh kepadatan kandang terhadap pertambahan bobot badan
hasil uji DMRT diketahui bahwa pertambahan bobot badan pada kepadatan
tingkat pertambahan bobot badan dan bobot badan akhir lebih tinggi
pertambahan bobot badan yang dicapai pada minggu itu pula. Bila rasio kecil
(Lampiran 3). Hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
suhu lingkungan, laju perjalanan ransum melalui alat pencernaan, bentuk fisik
dan konsumsi ransum. Ditambahkan oleh Rochman (1992), bahwa suhu yang
meningkatkan mortalitas.
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
badan.
Bell, DD, Weaver WD. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg
Production.5Th edition. New York: Springer Science+Business. Inc.
Spiring Street. http://www.Google.co.id. Diakses tanggal 20 Oktober
2010.
Harahap, H.Z. 2008. Gambaran Leukosit Darah Ayam Broiler yang Diberi
Pakan Dengan Suplementasi Serbuk Bawang Putih, Serbuk Kunyit
dan ZnO. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan, IPB. Bogor
Irwadi, H. 1991. Pengaruh Pemakaian Jahe (Zingibar Afficiale Rosa) dalam
Ransum Terhadap Penampilan Ayam Broiler Pedaging. Skripsi Fakultas
Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Siregar, A.P., M Sabrani dan S. Pramu, 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging
di Indonesia. Margie Group, Jakarta.
Steel. R.G.D dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika.
Penterjemah Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrien Unggas. Cetakan III. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Lampiran Halaman
4. Dokumentasi Penelitian 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1. Ayam Broiler 4
Perhitungan :
db total = (r.t)- 1 = 17
db perlakuan = t-1 =5
db galat = t (r-1) = 12
FK = 8492,882
18
= 4007153,7070
= 754,2751
JKG = JKT-JKP
= 754,2751-604,1894
= 150,0858
KTP = JKP
DbP
= 604,1894
5
= 120,8379
KTG = JKG
DbG
= 150,0858
12
= 12,5071
KTP
F Hit =
KTG
= 9,6615
KTG
Standar Error (S y) =2,0418
r
P 2 3 4 5 6
SSR(0.05) 3,08 3,23 3,33 3,36 3,4
LSR 6,2888 6,5951 6,7993 6,8605 6,9422
SSR (0.01) 4,32 4,55 4,68 4,76 4,81
LSR 8,8207 9,2903 9,5557 9,7191 9,8212
Superskrip
Kepadatan
(0,5 m2) 3 4 5 6 7 8
Superskrip d c bc abc ab a
Lampiran 2. Analisis Data Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/minggu)
Perhitungan :
db total = (r.t)- 1 = 17
db perlakuan = t-1 =5
db galat = t (r-1) = 11
FK = 5523,152
18
= 1794424,3258
= 11030,6058
= 11030,6058 – 6842,3477
= 4188,2581
KTP = JKG
DbP
= 4188,2581
5
= 1368,4695
KTG = JKG
DbG
=1488,2581
11
=380,7507
KTP
F Hit =
KTG
= 3,5941
KTG
Standar Error (S y) =11,2657
r
P 2 3 4 5 6
SSR(0.05) 3,11 3,27 3,35 3,39 3,43
LSR 35,0365 36,8390 37,7402 38,1909 36,6415
SSR (0.01) 4,39 4,62 4,77 4,86 4,94
LSR 48,4566 52,0477 53,7376 54,7515 55,6528
Superskrip
Kepadatan
(0,5 m2) 3 4 5 6 7 8
Superskrip a a b ab b b
Lampiran 3. Analisis Data Konversi Ransum
Perhitungan :
db total = (r.t)- 1 = 17
db perlakuan = t-1 =5
db galat = t (r-1) = 11
FK = 24,13
18
= 34,2406
= 0,4311
JKG = JKT-JKP
= 0,4311-0,2798
= 0,1513
KTP = JKG
dbP
= 0,1513
5
= 0,0560
KTG = JKG
dbG
= 0,1513
11
= 0,0138
KTP
F Hit =
KTG
= 4,0685
KTG
Standar Error (S y) = 0,0677
r
P 2 3 4 5 6
SSR(0.05) 3,11 3,27 3,35 3,39 3,43
LSR 0,2106 0,2214 0,2268 0,2295 0,2322
SSR (0.01) 4,39 4,62 4,77 4,86 4,94
LSR 0,2973 0,3128 0,3230 0,3291 0,3345
Superskrip
Kepadatan
(0,5 m2) 3 4 5 6 7 8
Superskrip c c ab bc a abc
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian