KELOMPOK 4/B1
SEKOLAH VOKASI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum cut up dan deboning adalah untung mengetahui
prosedur yang tepat dalam penyembelihan ayam dan mengetahui proses deboning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum pemotongan ayam ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 10 November 2021
dan praktikum deboning dilaksanakan pada Hari Rabu, 17 November 2021 yang
bertempat di RPA, Kampus Gunung Gede, Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
materi yang digunakan pada praktikum ini yaitu ternak ayam.
Prosedur deboning :
• Persiapkan alat dan bahan.
• Cuci tangan agar steril.
• Pastikan ruangan atau tempat untuk melakukan bersih dan terhindar dari bakteri.
• Posisikan ayam.
• Buatlah irisan di bagian tengah.
• Carilah tulang lunas (keel bone).
• Potong tulang rawan.
• Hilangkan tulang lunas.
• Hilangkan tulang panjang.
• Keluarkan tulang garpu (wishbone).
• Hilangkan kulit pada daging ayam.
• Bersihkan dada ayam.
• Bungkus dada ayam mentah dengan plasctic wrap.
• Lalu masukkan ke kantong plastik atau wadah kedap udara yang lain.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5 Rempela 22 36
6 Hati 34 36
7 Limfa 0 0
8 Jantung 4 6
9 Usus 42 68
10 Kepala-leher 86 86
11 Shank 54 54
Perhitungan Persentase
Ayam A
1,72−1,675
- % Darah = × 100% = 2,61%
1,72
1,72−(1,624+0,045)
- % Bulu = × 100% = 2,96%
1,72
1,72−(1,522+0,045+0,051)
- % Jerean = × 100% = 6%
1,72
86 𝑔𝑟
- % Kepala = × 100% = 5%
1720
54
- % Shank = 1720 × 100% = 3,1%
1362
- % Karkas = 1720 × 100% = 79,1%
Ayam B
1,46−1,415
- % Darah = × 100% = 3,08%
1,46
1,46−(1,362+0,045)
- % Bulu = × 100% = 3,6%
1,46
1,46−(1,182+0,045+0,053)
- % Jerean = × 100% = 3,6%
1,46
86 𝑔𝑟
- % Kepala = × 100% = 5,9%
1460
54
- % Shank = 1460 × 100% = 3,7%
1072
- % Karkas = 1460 × 100% = 73,4%
Uraian Ayam
Perhitungan Persentase :
107
- % Sayap = 1096,5 × 100% = 9,76%
248
- % Punggung = 1096,5 × 100% = 22,6%
425
- % Dada = 1096,5 × 100% = 38,76%
325
% Daging Dada = 425 × 100% = 76,47%
47,5
% Kulit Dada = × 100% = 11,18%
425
53,0
% Tulang Dada = × 100% = 12,47%
425
152
- % Paha Atas = 1096,5 × 100% = 13,86%
151,5
- % Paha Bawah = 1096,5 × 100% = 13,82%
Karkas dipotong menjadi beberapa bagian potongan yaitu sayap, dada, paha atas, paha
bawah, dan punggung untuk ditimbang dan dihitung persentasi bobot. Perhitungan masing –
masing bagian di atas diperoleh berdasarkan bobot karkas. Setiap bagian tersebut ditimbang
dan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kulit, daging dan tulang. Kulit, daging dan
tulang dari masing-masing bagian potongan karkas tersebut kemudian ditimbang dan juga
dihitung persentase bobotnya. Seperti yang telah disebutkan di atas, Aviagen (2006)
menyatakan bobot karkas ayam broiler berkisar antara 1750-1800 gram atau 71-73% dari
bobot badan. Hal ini berarti bahwa bobot karkas yang kami peroleh yaitu masih berada di
bawah standar. Menurut pendapat Herman (1989), berat karkas dipengaruhi oleh berat
potong. Semakin tinggi berat potong maka akan semakin tinggi berat karkasnya. Selain faktor
bobot badan, bobot karkas juga mempengaruhi genetis atau strain, umur, mutu ransum, tata
laksana dan kesehatan ternak (Soeparno, 1992).
Karkas merupakan bagian tubuh ayam yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Persentase bagian dada yang dihasilkan ayam di atas sebesar 38,76%. Hasil tersebut lebih
besar dibandingkan penelitian Nittha et al. (2017) sebesar 31,71% dan penelitian Muiz (2016)
sebesar 34%, sedangkan dalam keadaan normal, dengan kondisi lingkungan yang baik
persentase dada berkisar 35% (Tatli et al., 2008). Peningkatan ini dapat disebabkan oleh
mikroba yang membantu proses pencernaan ransum sehingga ketersediaan zat-zat makanan
menjadi lebih banyak. Potongan karkas komersial bagian dada merupakan bagian karkas
yang banyak mengandung otot jaringan yang perkembangannya lebih dipengaruhi oleh zat
makanan khususnya protein (Bahji. 1991).
Menurut Morran dan Orr (1970) paha tidak seluruhnya disusun oleh daging atau otot
– otot jaringan tetapi ada penyusun lain yang lebih dahulu terbentuk pada paha. Pemberian
ransum tidak hanya digunakan untuk meningkatkan bagian karkas namun dipakai untuk
membentuk bagian tubuh yang lainnya. Otot pada bagian paha diduga telah mencapai
pertumbuhan yang maksimal sehingga dihasilkan berat paha yang sama. Persentase bagian
paha yang diperoleh dalam praktikum antara paha atas dan paha bawah yaitu 13,86% dan
13,82%. Persentase paha yang tinggi dapat dipengaruhi oleh aktivitas ayam yang lincah
sehingga proporsinya menjadi lebih besar. Menurut Solangi (2003) protein merupakan
elemen yang sangat penting untuk pertumbuhan otot yang merupakan bagian terbesar dari
karkas bagian paha, selain ransum, faktor-faktor yang mempengaruhi persentase karkas
ayam pedaging diantaranya jenis ternak, lingkungan, umur dan jenis kelamin. Menurut
Soeparno (2009) menyatakan bahwa bagian persentase paha ayam pedaging 34% dari bobot
karkasnya.
Selanjutnya persentase bagian sayap dan punggung yang diperoleh dari ayam di atas
yaitu masing- masing 9,76% dan 22,6%. Nilai tersebut dinyatakan sesuai dengan standar.
Menurut (Marfuah, 2016) persentase punggung ayam broiler umur 6 minggu berkisar antara
21,36 –22,31% dari bobot karkasnya. Barrow (1992) menyatakan bahwa bakteri yang
menguntungkan didalam saluran pencernaan mampu menekan keberadaan mikroba
merugikan serta meningkatkan aktivitas enzimatis, sehingga proses pencernaan zat makanan
dalam tubuh akan meningkat dengan baik. Sementara itu, punggung ternak unggas tidak
hanya disusun oleh otot-otot jaringan namun juga disusun oleh kerangka tulang dan sel – sel
penyusun punggung merupakan sel yang stabil. Anggorodi (1985) menyatakan bahwa sel –
sel akan terus membagi dan bertambah jumlahnya selama pertumbuhan akan tetapi
pembagiannya berhenti serta jumlahnya akan tetap apabila telah mencapai kedewasaan.
Tinggi rendahnya persentase sayap juga di dasarkan pada pertumbuhan tulang samakin tinggi
bobot tulang sayap semakin tinggi pula persentase sayap begitupun sebaliknya semakin
rendah bobot tulang sayap maka semakin rendah pula persentase sayap (Ulupi et al., 2018).
Menurut Soeparno (2009) bahwa persentase bobot sayap ayam pedaging yaitu 13% dari
bobot karkasnya.
Setelah dilakukan pemisahan antara kulit, daging dan tulang dari bagian-bagian
karkas tersebut di atas, maka diperoleh komponen edible dan komponen non edible dari
karkas. Komponen karkas edible ini merupakan bagian karkas yang dapat dimakan (daging
dan kulit), sedangkan komponen karkas non edible merupakan bagian karkas yang tidak
dapat dimakan (tulang). Menurut Murawska et al. (2011) pada masa pertumbuhan, ayam
broiler diawali dengan pertumbuhan tulang dengan cepat. Pada saat laju pertumbuhan tulang
mulai menurun, maka laju pertumbuhan otot dan deposisi lemak meningkat.
Berikut ini adalah analisis nilai jual yang dihitung berdasarkan satuan ekor ayam
untuk mengetahui besarnya nilai tambah pemasaran.
Harga output ayam hidup yang dijual oleh peternak di Kabupaten Bogor yaitu
Rp25.000/ekor. Harga ayam hidup lebih rendah dengan harga ayam yang dijual dalam bentuk
karkas. Perbedaan harga ayam hidup dan ayam karkas ini dapat mempengaruhi daya beli
konsumen. Selain itu, total harga karkas yang dijual perbagian sedikit lebih tinggi dan
menguntungkan, yaitu dengan nilai tambah yang didapat karkas ayam tersebut yaitu berasal
dari pemberian perlakukan pada ayam seperti penyembelihan, pembersihan bulu, pengeluaran
bagian organ dalam, dan pemisahan kepala dan kaki.
Pada saat ini non karkas ayam memiliki nilai tambah ekonomi yang sangat baik dan
harga jual yang semakin meningkat. Harga produksi non karkas yang kami dapatkan secara
keseluruhan yaitu untuk Ayam A Rp 4.724 dan Ayam B Rp 5.736. Nilai tambah bagian non
karkas sangat memberi keuntungan pada penjual pengecer ayam potongan atau retail ayam
frozen, seperti yang dapat dilihat pada tabel diatas. Harga penjualan karkas dan penjualan
bagian tubuh yang layak jual yaitu lebih tinggi dan memberi keuntungan yang besar
dibandingkan dengan ayam hidup hanya memiliki harga Rp 25.000/ekor.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan laporan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa karkas yang baik adalah
karkas yang memliki sedikit lemak abdomen dan memiliki banyak struktur jaringan otot.
Berdasarkan cara pemotongan karkas, dibedakan menjadi: Karkas utuh; Potongan separuh
(halves) karkas dibagi menjadi dua potong sama besar; Potongan seperempat (quarters)
karkas dibagi menjadi empat karkas dibagi menjadi empat potong sama besar; Potong sama
besar; Potongan bagian-bagian badan potongan bagian-bagian badan (chicken part atau cut
up); Debone yaitu karkas ayam pedaging tanpa tulang atau tanpa kulit dan tulang. Ukuran
karkas ditentukan berdasarkan bobotnya. Bobot karkas individual ditentukan oleh bobot
karka itu sendiri. Berdasarkan pembagian bobot karkas adalah sebagai berikut: Ukuran kecil
0,8 - 1,0 kg; Ukuran sedang 1,0 - 1,2 kg; Ukuran besar 1,2 - 1,5 kg. Ayam broiler dengan
efisiensi pakan dengan efisiensi pakan yang tinggi cenderung mempunyai lemak tubuh lebih
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Populasi Ayam Ras Pedaging Menurut Provinsi (Ekor).
Jakarta (ID): BPS RI.
Abu Bakar. 2009. Teknologi Pemotongan Ayam Halal dan Penerapannya di RPA
Tradisional.
Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Bahji, A. 1991. Tumbuh kembang potongan karkas komersial ayam broiler akibat penurunan
tingkat protein ransum pada minggu ke tiga keempat. Karya ilmiah. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Barrow, P. A., 1992. Probiotics for Chickens. In Roy Fuller, 1992. Probiotics The Scientific
Basis. Chapman & Hall, London.
Dewanti, R., M. Irham dan Sudiyono. 2013. Pengaruh penggunaan eceng gondok (Eichornia
crassipes) terfermentasi dalam ransum terhadap persentase karkas, nonkarkas dan
lemak abdominal itik lokal jantan umur delapan minggu. Buetin Peternakan
37(1):19-25.
Harisshinta, R. 2009. Pengaruh Penggunaan Limbah Teh Dalam Pakan Terhadap Persentase
Karkas, Lemak Abdominal, Kandungan Lemak Daging Dan Berat Organ dalam
Ayam Pedaging.Skripsi.Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.
Herman, R. 1989. Kualitas Karkas Domba Lokal Hasil Penggemukan. Proceeding Pertemuan
Ilmiah Ruminansia (2). Departemen Pertanian. Jakarta.
Jaya I M , Dewi G A, dan Wijana I W. 2019. Pengaruh Pemberian Kulit Buah Naga
Terfermentasi Pada Ransum Terhadap Karkas Dan Potongan Karkas Komersial
Ayam Lohmann Brown Umur 22 Minggu. E-Journal Peternakan Tropika. Vol 7 (2)
: 785 – 799.
Morran ET, Orr HR. 1970. Influence Of strain On The Yield Of Comercial PartFrom The
Chicken Broiler Carcas. Poultry Sci. 49 ; 725 – 726.
Muiz A. 2016. Pengaruh penggunaan tepung daun binahong (andredera cordifolia) (ten)
(stennis) sebagai feed additive terhadap kualitas karkas ayam pedaging. Jurnal
Agrisains 17(1):54-61.
Murawska D, Kleczek K, Wawro K, dan Michalik D. 2011. Age-Related Changes In The
Percentage Content Of Edible and Non Edible Component In Broiler Chickens.
Animal Science. Vol 24 (4) : 532 - 539.
Nittha P, Yaman M A, dan Rastina. 2017. Pengaruh Pemberian Pakan Fermentasi Limbah
Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Terhadap Bobot Badan dan Persentase Potongan
Karkas Broiler. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner. Vol 01 (3 ): 521 - 532.
Nurhayati, A. 2008. Kecernaan Bahan Kering, Srat Kasar, Selulosa, dan Hemiselulosa
Kayambang (S. Molesta) pada Itik Lokal. Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor, Bogor. (Skripsi Sarjana Petenakan).
Resnawati, H. (2010). Bobot organ-organ tubuh pada ayam pedaging yang diberi pakan
mengandung minyak biji saga (Adenanthera pavonina L. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 670-673.
Setiawan, I. Dan E. Sujana. 2009. Bobot akhir, persentase karkas dan lemak abdominal ayam
broiler yang dipanen pada umur yang berbeda. Seminar Nasional Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran “Pengembangan Sistem Produksi dan
Pemanfaatan Sumber Daya Lokal untuk Kemandirian Pangan Asal Ternak.
Sibarani J, Yunianto V D, Dan Mahfudz L D. 2014. Persentase Karkas dan Non Karkas serta
Lemak Abdominal Ayam Broiler yang Diberi Acidifier Asam Sitrat Dalam Pakan
Double Step Down. Animal Agriculture Journal. Vol 3 (2) : 273-280.
Soeparno. 2009. Ilmu dan Tenologi daging. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta. Hal.
5-6: 11-12.
Ulupi N , Nuraini H , Parulian J, dan Kusuma S Q. 2018. Karakteristik Karkas dan Non
Karkas Ayam Broiler Jantan dan Betina pada Umur Pemotongan 30 Hari. Jurnal
Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. Vol 6 (1) : 1 – 5.
Solangi, A.A., Baloch G. M., Wagan P. K., Chachar B. And Memon A. 2003. Effect of
different level of dietary protein on growth of broiler. Journal Of Animal And
Veterinary Advances 2(5): 301-304.
Tatli P, Seven I, Yilmaz M, Simsek UG. 2008. The Effect of Turkish propolis on growth and
carcass characteristics in broiler under heat stress. Anim Feed Sci Technol.
146(1):137-148
LAMPIRAN