Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK LAKI-LAKI

Mata Kuliah : Manajemen Ternak Unggas


Judul Tugas : Manajemen Pencahayaan Pada Ayam Petelur
Nama Anggota : 1. Kasmirandi (L1A117147)
2. Lainsi (L1A117148)
3. La Ode Abdul Malik Fajar (L1A117149)
4. Indra Surya Purnawira (L1A117134)
5. La Ode Hermawan (L1A117152)
6. Jumran (L1A117145)
7. Iqbal Prayoga (L1A117136)
8. La Ode Firman (L1A117150)
9. Ilman Ilham (L1A117133)
10. Hendra (L1A117128)
11. Huzaifah (L1A117131)
12. Hukusmu Irama (L1A117130)
13. Maulana Basri La Hupu (L1A117159)
14. I Gede Rinaldy Pramudya (L1A117132)
15. La Ode Harizal (L1A117151)
16. La Ode Muh. Ikbal Syawal (L1A117153)
17. La Ode Muliadi (L1A117154)
18. La Ode Ostaf (L1A117155)
19. Randi Pangeran (L1A117217)
20. Jufri Rahmansyah (L1A117144)
21. Juraid (L1A117146)
22. Jasman (L1A117143)
23. Ipul Saputra (L1A117135)
24. Irfan Golu (L1A117137)
25. Bukit Aprilliawan (L1A16115)
26. Ari Fridayanto (L1A116145)
27. Dandi Julianto Landika (L1A116150)
28. Ikrar Tri Hartoyo (L1A118020)
29. Oleng Saputra (L1A116247)

KELAS :D

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
A. Gambaran Umum Ayam Petelur Fase Grower

Menurut Anonima (2012), pada fase growing periode, yaitu mulai umur 6-
18 minggu, ayam ras petelur perlu mendapatkan perawatan tepat agar ayam dapat
berproduksi maksimal. Perawatan ini meliputi pencapaian bobot standar,
kesehatan ayam, keseragaman minimal 85%, dan memiliki kekebalan tinggi
terhadap penyakit. Ditambahkan oleh Banong (2012) bahwa pada fase ini ayam
petelur berumur 6 sampai 16-18 minggu, ayam pada fase ini sering disebut dengan
ayam dara (pullet). Manajemen pada fase II (fase grower) sangat menentukan
produksi telur dikemudian hari. Pada umumnya proses pemindahan ayam petelur
ke kandang produksi (layer) dilakukan pada fase ini kira-kira pada umur 13-16
minggu. Pada fase ini ayam petelur harus tersedia cukup tempat pakan, air minum,
dan luas lantai kandang Pullet atau ayam dara yang siap berproduksi sering
dijadikan sebagai indikator keberhasilan usaha peternakan ayam petelur. Hanya
pullet yang unggul yang bisa berproduksi optimal. Berdasarkan asumsi ini,
peternak dituntut kejeliannya dalam memilih calon day old chicken (DOC) yang
akan dipeliharanya (Yuwanto,2008).

Menurut Anonima (2012), ayam muda atau grower adalah anak ayam yang
hidup pada fase pertumbuhan antara 8-20 minggu. Anak ayam yang telah
mencapai fase grower berarti telah melewati masa starter yang kritis. Tata laksana
untuk anak ayam fase tersebut pada prinsipnya masih sama dengan fase starter.
Tetapi karena mereka umurnya telah meningkat, maka tentu saja relative lebih
tahan terhadap lingkungan ataupun infeksi penyakit. Pada fase grower anak ayam
harus dipindahkan dari kandang starter ke kandang grower, atau kandang yang
sama tetapi kepadatannya harus dikurangi. Ukuran 1 m2 untuk 5-10 ekor ayam,
dan ukuran tempat pakan 7,5-10 cm/ekor untuk satu sisi. Jika menggunakan
tempat pakan gantung yang berbentuk bulat dengan diameter 40 cm bisa
mencukupi 100 ekor. Sistem lantai yang dipakai bisa postal (berlantai rapat)
ataupun renggang (Anonima , 2012).
B. Pentingnya Pencahayaan Terhadap Ayam Petelur Grower

Cahaya dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari spektrum gelombang


elektromagnet yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya. Penelitian intensif
pada ayam modern selama satu dekade terakhir mengindikasikan bahwa
gelombang elektromagnet yang merupakan komponen cahaya dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis dari beberapa bagian dari otak besar, khususnya
hypothalamus (Alwi, 2013).

Cahaya (Light) mengandung energi proton yang dapat diubah menjadi


ransangan biologis yang diperlakukan untuk berbagai proses fisiologis tubuh.
Pada unggas, respon terhadap cahaya tidak terlalu melibatkan respon cahaya yang
terdapat pada mata. Dapat dibuktikan bahwa reseptor cahaya yang terdapat pada
hipotalamus lebih banyak digunakan untuk mengubah energi foton menjadi
implus syaraf, yang kemudian diteruskan oleh sistem endokrin untuk berbagai
keperluan seperti reproduksi perilaku dan karakteristik sekunder kelamin. Untuk
dapat berproduksi dengan baik, ayam petelur memerlukan ransangan cahaya yang
cukup lama dan intensitas. Pada daerah temperate diperlukan ransangan cahaya
selama 14-16 jam/hari ( Sabil, 2014).

Menurut Sulistiyo (2011) pencahayaan merupakan teknik manajemen yang


penting dalam pemeliharaan ayam grower untuk meningkatkan pertumbuhan dan
menekan kematian. Program pencahaayaan yang dimaksud terdiri dari tiga aspek
yaitu gelombang cahaya, intensitas cahaya, durasi dan penyebaran cahaya.
Pencahayaan secara tradisional hanya ada satu sistem, yaitu pencahayaan secara
terus menerus yang telah diterapkan oleh para peternak broiler. Hal ini
dilaksanakan untuk memaksimalkan pertumbuhan berat badan harian. Adanya
pencahayaan, baik pencahayaan alami (sinar matahari) maupun cahaya buatan
(lampu) akan menstimulasi hipotalamus di otak. Selanjutnya, “sinyal” cahaya
akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid
untuk menstimulasi disekresikannya hormone (Alwi, 2013).
Pencahayaan merupakan faktor eksogen yang kuat dalam mengontrol
banyak proses fisiologis dan perilaku serta faktor yang paling kritis dari semua
factor lingkungan bagi unggas. Pencahayaan merupakan keterpaduan dengan
penglihatan, termasuk ketajaman visual dan pembedaan warna (Olanrewaju et al,
2006).

Pencahayaan memungkinkan unggas untuk menetapkan keserasian dan


mensinkronkan atau menyamakan banyak fungsi esensial, termasuk temperature
tubuh dan berbagai langkah metabolisme yang mempermudah kegiatan makan
dan pencernaan. Pencahayaan juga menstimulasi pola sekresi beberapa hormone
yang mengontrol sebagian besar pertumbuhan, kematangan/kedewasaan dan
reproduksi (Olanrewaju et al, 2006).

Menurut Olanrewaju et al (2006). Pencahayaan terdiri dari tiga aspek yaitu


: intensitas, durasi dan panjang gelombang. Intensitas cahaya, warna dan aturan
photoperiod (waktu penyinaran) mempengaruhi aktivitas fisik unggas.

1. Intensitas Pencahayaan
2. Durasi Pencahayaan
3. Pencahayaan Konstan

Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti


penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai
berikut (Nasty, 2010):

 Proses Pertumbuhan.

Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan memungkinkan ayam


untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama makanan dan air minum yang
tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan cahaya tersebut tentu saja akan
meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ayam. Sementara, jumlah
makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap
proses produksi.

 Proses Produksi Telur.


Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang
hormon reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini
terjadi karena cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata
ayam, yang kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon
yang sangat potensial dalam proses pembentukan telur.

C. Pengaruh Cahaya Terhadap Ayam Petelur Fase Grower

Cahaya yang menembus ke otak unggas akan merangsang hipotalamus


untuk menghasilkan hormone Gonadotropin dan merangsang kelenjar pituitari
untuk menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leutinizing
Hormone (LH) yang merangsang dan mempertahankan fungsi reproduksi (Pond
and Wilson, 2000). Cahaya merangsang melepaskan dan meningkatkan suplai
FSH. Hormon ini melalui aktivitas ovari mengakibatkan terjadinya ovulasi dan
keluarnya telur. Bertelur dimulai pada umur yang terlalu awal, telur akan
berukuran kecil. Bertelur tertunda sampai umur yang lebih tua, telur umumnya
lebih besar (Blakely and Bade, 1991).

Cahaya menuju ke retina , hipotalamus, hipofisa anterior, kelenjar thyroid,


tiroksin, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam. Langsung mempengaruhi
enzim yang berhubungan dengan metabolisme makanan, interaksi dengan ion-ion
logam yang merupakan komponen co ensim, dan secara tidak lansung
mempengaruhi pengeluaran hormon pertumbuhan (growt hormon = somatropik),
hormon yang meransang pertumbuhan secara cepat. Pertumbuhan tulang, otot,
ginjal, hati dan jaringan lemak (Jamaluddin, 2011).

Pengaruh cahaya selama periode Growing adalah pertama-tama cahaya


dapat mempengaruhi seksual maturity. Dan peternak melakukan program
pengaturan cahaya untuk menunda mulainya produksi telur. Serta pengurangan
cahaya selama pertumbuhan dapat dimulai secepatnya kira-kira umur 3 hari untuk
mencapai maksimum dimulai pada umur 12 minggu (Jamaluddin, 2011).

Kemampuan produksi (menghasilkan telur) bisa dirangsang dengan


cahaya. Secara tidak langsung, cahaya membawa pengaruh pada perkembangan
organ reproduksi ayam. Minggu pertama umur layer sangat menentukan.
Alasannya, 70 % perkembangan folikel selesai di masa itu, sementara folikel ini
lah yang selanjutnya tumbuh dan keluar sebagai telur. Jumlah total telur yang
dihasilkan umumnya 30 % dari total sel folikel yang diproduksi ovarium terang.
Artinya, apabila terbentuk 900 folikel maka hanya sekitar 300 butir telur akan
dilepaskan Dan bila hanya 500 folikel terbentuk, maka telur yang bakal dipanen
tidak lebih dari 175 butir. Makin sedikit folikel terbentuk, makin
kecil produksi telur. Demikian pula sebaliknya, Kelenjar ini berfungsi
menghasilkan berbagai hormon yang berpengaruh pada metabolisme dan
reproduksi ayam.Salah satunya adalah gonadhotropin. Dalam konteks reproduksi,
peningkatan kadar gonadhotropin diinginkan karena akan memicu
berkembangnya organ-organ reproduksi. Khususnya pada fase grower akhir,
sangat menentukan perkembangan ovarium ayam dara, Dan hypothalamus akan
berkembang dengan rangsangan cahaya. Cahaya merupakan stimulan positif bagi
hypothalamus.Cahaya yang memancar membawa gelombang elektromagnet yang
menggertak retina. Selanjutnya, ujung-ujung syaraf sensorik pada retina mata
ayam merangsang aktivitas hypothalamus. Selain gonadhotropin yang tergertak,
masih ada hormon thyroid, androgen dan corticosteroid yang turut terpicu lantaran
adanya gelombang cahaya yang tertangkap retina mata ayam (Anonim, 2010)

Peran tiga hormon tersebut. Thyroid yang terstimulasi dengan cahaya


cukup dapat terpacu meningkatkan laju metabolisme. Sementara androgen lebih
berperan pada pembentukan kerangka. Lainnya, corticosteroid berperan dalam
melakukan kontrol stres ayam.Selain berpengaruh terhadap hormonal ayam,
pencahayaan atau manipulasi cahaya dapat merangsang tingkat konsumsi ayam.
Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan, ayam cenderung memilih
pakan dengan warna jagung alias mendekati kekuningan. Jika warna ini bisa
selalu tampak pada pakan, maka efek warna yang terpantul dapat sedikit
mengelabui penglihatan ayam sehingga ayam terangsang untuk makan. (Anonim,
2010).

D. Manajemen Pemberian Cahaya Terhadap Ayam Petelur Fase Grower

Cahaya buatan digunakan untuk mengontrol pertumbuhan dan kecepatan


kedewasaan kelamin pullet sehingga tubuhnya sudah cukup besar untuk
menghasilkan telur yang pertama sesuai yang diharapkan. Suatu masalah yang
praktis ialah bagaimana mengontrol umur dan berat pada sexual matuarity
sehingga “egg laying performance”nya akan menguntungkan secara komersial.
Cara ini dapat diatasi dengan cara mengurangi panjangnya hari dan pemeliharaan
ayam tersebut mulai pemeliharaan sampai saat bertelur. Panjangnya hari pada
pemeliharaan anak-anak ayam secara lambat laun dikurangi hingga hanya kira-
kira 6 jam dalam sehari pada saat mana pullet telah berumur 5,5-6 bulan. Pada
saat ini cahaya dinaikkan 14-16 jam/hari guna menstimulir produksi (Anonimb,
2012).

Untuk pelaksanaan ini akan membutuhkan kandang tertutup dimana semua


cahaya alam tak ada sama sekali, selama akhir periode grower. Cahaya buatan
dapat pula digunakan pada pullet yang tidak bertelur atau petelur tua untuk
berproduksi pada waktu yang dikehendaki atau menunda produksi yang normal.
Cahaya buatan tambahan dapat di gunakan pada ayam (unngas) sebagai
rangsangan disamping cahaya alam. Pengaruh akibat penambahan cahaya itu akan
diperoleh 7-10 hari kemudian. Biasanya penggunaan cahaya tambahan ini
dilakukan pada pagi hari, sore hari atau kombinasi keduanya guna melengkapi
kebutuhan cahaya 13-14 jam dalam sehari (Anonimb, 2012).

Dalam gertakan cahaya akan mempunyai level intensitas tertentu sebab


bertambah terangnya cahaya tidak berpengaruh terhadap kenaikan produksi telur
yang lebih besar. Level intensitas cahaya 0,5-1 foot candle harus diberikan pada
periode tergelap elama pemeliharaan ayam. Cahaya merah lebih efektif dari pada
cahaya biru, tapi walupun demikian cahaya putih dari bola lampu biasa
mengandung cahaya merah yang cukup untuk mengadakan stimulus yamg
memuaskan. Anak ayam merlukan cahaya yang lebih banyak dari pada ayam tua.
Setelah mencapai umur 4 minggu,ayam akan lebih baik pertumbuhannya apabila
cahaya yang diberikan penuh lagi menjelang masak kelamin (umur 20-22
minggu). Cahaya yang diterima ayam dapat berupa cahaya buatan atau cahaya
alam (Anonimb, 2012).

Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti


penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai
berikut: Proses pertumbuhan. Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan
memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama
makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan
cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake),
juga berpengaruh besar terhadap Proses Produksi Telur.

Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang


hormon reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini
terjadi karena cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata
ayam, yang kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon
yang sangat potensial dalam proses pembentukan telur (Anonima, 2012)

Ayam dara yang beranjak dewasa pada saat lamanya siang


hari bertambah, cukup hanya di sediakan cahaya tiruan, sehingga cahaya dapat di
kurangi 1 jam lamanya setiap 2 minggu sekali, sampai ayam dara menginjak umur
22 minggu. Pada saat ini, cahaya di tambah lagi dengan cara yang sama hingga
mencapai lamanya siang 14-16 jam sehari. Sebetulnya masih ada metode yang
lain missal : metode pencahayan tetap, modifikasi step down step up dan metode
auburn. Tapi karena ketiganya tidak cocok di terapkan di Indonesia makanya saya
tidak membahasnya. Kalaupun tetap di paksakan di pakai,harus memerlukan
model kandang yang close up, padahal ini kan memerlukan modal dana yang
terlalu mahal, tidak cocok untuk peternak kecil di Indonesia yang jumlahnya bisa
jutaan personal (Anonima, 2012).

Lebih gampangnya, tambah cahaya pagi hari lamanya 2 jam, dari jam 4-6
pagi hari dan penambahan cahaya pada malam hari selama 2 jam mulai pukul 6-8
malam. Ini setelah ayam menginjak umur produksi di mulai minggu ke 17 hingga
afkir. Sedang saat periode grower I dan II, dimulai pada minggu ke 6 hingga
minggu ke 16 intensitas cahaya di kurangi sehingga lamanya siang hari kisaran
10-12 jam (Anonima, 2012).

Untuk lebih mudahnya agar lebih praktis pelaksanaannya, pada periode


grower minggu ke 6 hingga minggu ke 16 kandang segera di tutup sehingga
cahaya tambahan dari luar tidak bisa masuk, pada jam 3 sore dan nanti baru di
buka kembali pada pagi hari saat jam 7. Sedang pada periode layer atau produksi
tambah cahaya selama 2 jam pagi hari dari jam 4-6, lampu tambahan di
nyalakan,sedang pada sore hari beri tambahan cahaya lampu dari jam 6-8 malam
Anonima, 2012).

Menurut Anonim (2012) Waktu pemberian cahaya buatan ada 3 macam:

1. Morning light (penambahan cahaya pada dini hari)


2. Evening light (penambahan cahaya pada sore hari)
3. Morning and evening light (penambahan cahaya kombinasi pagi dan sore
hari)

Pencahayaan untuk pullet dimatikan secara total pada umur 10-16 minggu.
Yang dimaksud dengan pencahayaan dimatikan secara total ialah pencahayaan
hanya dilakukan pada siang hari dengan sumber cahaya matahari dan tidak
menggunakan cahaya lampu tambahan sama sekali pada malam hari. Atau dengan
kata lain kandang dibiarkan gelap. Tujuannya untuk mencegah terjadinya dewasa
kelamin dini pada pullet. Selain itu, pullet tidak diberi kesempatan untuk makan di
malam hari sehingga pertumbuhan berat badan dan produksi telurnya dapat
dikontrol.

Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa ayam pullet yang


mendapatkan full lighting atau tambahan pencahayaan sebelum waktunya bertelur
berakibat pada:

 dewasa kelamin menjadi lebih cepat


 telur yang dihasilkan kecil-kecil, dan
 persistensi produksi telur rendah (ayam tidak bertelur secara kontinyu
setiap hari)

Oleh karena itu, pemberian cahaya tambahan di malam hari sebaiknya


dilakukan ketika ayam pullet mulai bertelur pertama kali (waktu pertama kali
bertelur harus disesuaikan dengan standar performa layer dari breeder, biasanya
pada umur 18 minggu dengan standar produksi telur 2%). Adapun ketentuan
terkait penambahan cahaya ini, antara lain:

 Penambahan lama pencahayaan segera dilakukan saat ayam pertama kali


bertelur
 Jangan mengurangi lama pencahayaan saat ayam berproduksi telur,
terlebih lagi saat masa kritis (masa awal produksi sampai produksi
puncak), yaitu di umur 18-28 minggu
 Penambahan lama pencahayaan dilakukan secara bertahap, terhitung saat
ayam pertama kali bertelur
 Lama pencahayaan maksimal untuk ayam yang telah memasuki masa
produksi yaitu 16 jam (12 jam sinar matahari + 4 jam sinar lampu dimalam
hari) atau penambahan cahaya lampu maksimal 4 jam/hari

Saat fase grower program pencahayaan diberikan cahaya dalam waktu


paling singkat (12 jam atau hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas
terendah. Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol perkembangan saluran
reproduksi dan pencapaian berat badan yang optimal saat mulai berproduk

REFERENSI

Alwi, Windawati. 2013. Tujuan Pengaturan Pemberian Cahaya Pada Ternak


Unggas.
Anonim. 2010. Lighting itu penting. http://www.trobos.com/show_article.
php?rid=8&aid=667) .Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Anonima, 2012. Makalah Pengaruh Cahaya Produktivitas Ayam Petelur.
Anonimb. 2012. Fase Grower Ayam Petelur. http://centralunggas. blogspot.
com/2012/10/fase-grower-ayam-petelur. html#ixzz2vCFUU9Ee. Diakses
tanggal 3 Maret 2014.
Banong, Sahari. 2012. Manajemen Industri Ayam Ras Petelur. Masagena Press:
Makassar.
Blakely, J and D. H. Bade. 1991. The Science Of Animal Husbandry.
Diterjemahkan Oleh Srigando, B. Gajah
Jamaludin,Hardiyanti.2011.Tata laksana Pengaturan Cahaya Pada
Unggas.http://hardianti-jamaluddin.blogspot.com/2011/02/tatalaksana-
pengaturan-cahaya-pada.html. . Diakses tanggal 3 Maret 2014
Nasty, Fauzy. 2010. Hubungan Cahaya Terhadap Produktivitas Ternak Unggas.
http://fauzynasty.blogspot.com/2010/10/hubungan-cahaya-terhadap-
produktifitas.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Olanrewaju, H. A, J. P. Thaxton, W. A. Dozier III, J. Purswell, W. B. Roush, dan
S. L. Branton. 2006. A Review of Lighting Programs for Broiler
Production. International Journal of Poultry Sci. 5 (4) : 301-308).
Pond, K and P. Wilson. 2000. Introduction To Animal Science. John Wiley &
Sons, INC. United States Of America.
Sabil, Syahriana. 2014. Lama Pencahayaan Pada Ayam Broiler.

Anda mungkin juga menyukai