Oleh :
DWI AGUSTIN
NIM. L1A1 17 039
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
peluang yang cukup baik bagi perusahaan pembibitan karena tanpa adanya
produksi DOC dari suatu perusahaan pembibitan, peternak akan sulit menjalankan
sangat berhubungan dengan kualitas dan kuantitas bibit yang digunakan. Bibit
yang baik dapat diperoleh dari perusahaan pembibitan (breeder farm) yang
selalu berusaha untuk menghasilkan telur dengan fertilitas dan daya tetes yang
tinggi.
Produksi yang baik dengan fertilitas dan daya tetes yang baik dihasilkan
dari pemeliharaan yang baik pula, terutama diawal pemeliharaan yaitu pada fase
fase growing dan fase laying. Apabila fase starter baik maka fase glower dan
laying juga akan baik sehingga pada fase laying produksi telur yang dihasilkan
perkandangan, wadah pakan, kandungan zat makanan dalam pakan dan stress
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka PT. Satwa Indo Perkasa yang
Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock Fase Laying sebagai lokasi
Manajemen Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock Fase Laying di PT. Satwa
1.3 Tujuan
Manajemen Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock Fase Laying di PT. Satwa
1.4 Manfaat
pengalaman kerja dalam Manajemen Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock
Fase Laying di PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
BAB II
(breeding farm) di PT. Satwa Indo Perkasa yang berlokasi di Dusun Sumbarang
Selatan. Praktek kerja lapangan dilaksanakan selama satu bulan mulai dari
berikut:
3. Breeding farm
Ayam parent stock strain cobb 500 merupakan materi yang digunakan
sebagai objek dalam kegiatan magang profesi. Perusahaan PT. Satwa Indo
Perkasa mendistribusikan ayam parent stock strain cobb 500 dari PT. Bibit
Indonesia dan PT. Misshori. Tiap kandang memiliki jumlah populasi ayam yang
berbeda dengan rasio antara jantan dan betina 1:10. Pengamatan tentang
dan informasi mengenai lokasi, situasi dan kondisi lapangan yang ada di
perusahaan.
Perkasa Grup yang bergerak dalam bidang peternakan penghasil DOC (Day Old
Chick) yang berdiri pada tahun 2006 di Desa Borong Pala’la, Kecamatan
pembibitan ayam (Breedimg Farm). Awal pendirian perusahaan ini, fasilitas yang
dimiliki baru berupa kandang 6 unit serta perlengkapannya dan fasilitas penetasan
dengan kapasitas 50.000 butir per mesin penetasan. Setelah berkembang, pada
tahun 2010 telah dibangun 5 kandang pembibitan yang telah modern dengan
penanganan otomatis.
dan sekarang, penetasan tersebut mampu menetaskan telur hingga 150. 000 butir
telur per penetasan. Dalam waktu relative singkat PT.Satwa Indo Perkasa berhasil
Perusahaan ini terletak didaerah pedesaan dengan jarak yang tidak jauh dari
pemukiman warga. Namun areal perusahaan yang luas, sehingga jarak kandang
peternakan. Fasilitas yang tersedia antara lain bangunan gedung, mess karyawan,
mess tamu, ruang admistrasi, kantin, gudang pakan, gudang peralatan, koperasi,
ruang penyimpanan vaksin, musollah pos satpam, biosecurity area, dan tempat
parkir.
perusahaan. Jabatan tertinggi yang ada PT. Satwa Indo Perkasa dipegang oleh
manager perusahaan yaitu bapak Ir. Untung Eko Purnomo. Manager membawahi
dan satu recording hatchery serta satu purchasing. Struktur organisasi di PT.
Manajer Perusahaan
(Ir. Untung Eko Purnomo
Purchasing
Operator Kandang (Muh. Arsad)
Kabag Security
(Abdul Latiif)
Keterangan:
mengkoordinir
kepada
menyurat).
atau cuti.
10. Operator bertugas menjalankan tugas sesuai apa yang perintahkan dalam
sebagainya.
Visi dan misi perusahaan PT.Satwa Indo Perkasa yaitu memproduksi DOC
menengah hingga besar dengan kapasitas produksi yang tinggi. Jumlah populasi
Parent stock ayam broiler yang dimiliki oleh perusahaan adalah sekitar 92.735
Parent Stock Cobb 500 Unggas memiliki ciri khusus dalam hal klasifikasi
bibit. Nenek moyang dari ayam ras adalah galur murni yang disebut dengan pure
line (PL), bibit yang mempunyai spesifikasi tertentu yang menghasilkan bibit
grand parent stock (GPS) atau disebut juga dengan ayam nenek. Grand parent
stock menghasilkan bibit ayam parent stock. Parent stock menghasilkan final
stock, hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri
khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, siap
potong pada usia relatif muda, serta menghasilakn daging berserat lunak. Salah
satu parent stock broiler breeder yang banyak dipelihara di Indonesia adalah
perent stock cobb 500, merupakan merek dagang yang dimiliki oleh cobb
vantress, inc. Cobb 500 merupakan broiler dengan ciri warna bulu putih, jengger
tunggal, kaki kuning dan besar. Keunggulan dari cobb 500 mempunyai daya
tinggi. Ayam jenis cobb 500 berasal dari benua Amerika (Cobb, 2008).
produk, baik jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa
pasaokan bibit juga harus dijaga dan dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer
dengan sebuatan DOC sama dengan ayam umur sehari (Sudarmono, 2003).
Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilakan ternak
untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikonsumsi. Pemilihan ayam bibit
merupakan pemilihan ayam induk (grand parent stock) yang dipelihara bersama-
sama pejantan, guna untuk menghasilkan telur yang berkualitas dan dapat
kebuhan hidup pokok ayam dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi serta umur ayam.
oleh ayam untuk keperluan hidup ayam seperti kandungan karbohidrat, lemak,
mineral, protein, viamin dan air. Sesuai peraturan Mentri Pertanian (2014) bahwa
pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran bahan pakan, baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diberikan kepada ternak untuk kelangsungan
hidup, berproduksi, dan berkembang baik. Pakan yang diberikan sesuai dengan
jumlah dan kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan umur atau periode pertumbuhan.
pemberian pakan pada ayam disesuaikan dengan standar yang telah ditetapakan
oleh PT. Satwa Indo Perkasa. Tujuan pemberian pakan pada fase laying adalah
diberikan pada fase laying untuk jantan yaitu BB-3 COOB dan untuk betina male
breeder. Pemberian pakan pada fase laying dilakukan sekali sehari pada pukul
07:30 WIB sesuai dengan Fadila (2007) menyatakan bahwa pemberian pakan
pada periode laying dilakukan pada saat pagi jam 07:30 dan dilakukan setiap hari
dan selaulu tepat waktu. Pemberian pakan pada ayam jantan dilakukan oleh
karyawan secara manual sedangkan pada ayam betina pakan hanya dimasukkan
yang hanya berselang 20 menit, setelah 20 menit mesin akan memutar pakan
tinggal terlalu lama pada tempat pakan dan penumpukan pakan yang akan
membuat pakan tengik yang dapat menurunkan konsumsi pakan ayam sementara
konsumsi pakan sangat penting menjelang puncak produksi, jumlah pakan yang
dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan ayam. Menurut Hybro (2001) jumlah
pakan harus mencukupi kebutuhan gizi ayam untuk produksi telur dan
terjadinya over stimulasi pada ayam pada ayam yang belum siap produksi.
lingkungan dan konsumsi air minum ayam harus dimonitor setiap hari.