Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PARENT STOCK PADA FASE

LAYING PT. SATWA INDO PERKASA, KABUPATEN GOWA,


SULAWESI SELATAN

LAPORAN PELAKSAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :
DWI AGUSTIN
NIM. L1A1 17 039

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan peternakan unggas di Indonesia saat ini mulai berkembang

pesat. Kemajuan perusahaan unggas di Indonesia terbukti dengan berdirinya

perusahaan peternakan unggas modern, baik itu dalam bidang breading,

reproduksi unggas maupun produksi pakan unggas.

Meningkatnya kemajuan peternakan unggas di Indonesia merupakan

peluang yang cukup baik bagi perusahaan pembibitan karena tanpa adanya

produksi DOC dari suatu perusahaan pembibitan, peternak akan sulit menjalankan

usahanya, karena produktivitas peternakan unggas sebuah perusahaan peternakan

sangat berhubungan dengan kualitas dan kuantitas bibit yang digunakan. Bibit

yang baik dapat diperoleh dari perusahaan pembibitan (breeder farm) yang

memiliki prinsip manajemen pembibitan yang benar. Peternakan pembibitan

selalu berusaha untuk menghasilkan telur dengan fertilitas dan daya tetes yang

tinggi.

Produksi yang baik dengan fertilitas dan daya tetes yang baik dihasilkan

dari pemeliharaan yang baik pula, terutama diawal pemeliharaan yaitu pada fase

starter. Tatalaksana fase starter akan mempengaruhi fase-fase berikutnya yaitu

fase growing dan fase laying. Apabila fase starter baik maka fase glower dan

laying juga akan baik sehingga pada fase laying produksi telur yang dihasilkan

akan mengalami peningkatan.

Pakan yang dikonsumsi oleh ayam parent stock sangat menentukan

pertambahan bobot badan sehingga berpengaruh terhadap efisiensi suatu usaha


peternakan. Syarat pakan yang dikonsumsi harus berkualitas baik yaitu

mengandung zat makanan yang sesuai denagn kebutuhan ternak unggas.

Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, kesehatan ayam,

perkandangan, wadah pakan, kandungan zat makanan dalam pakan dan stress

yang tarjadi pada ternak unggas tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka PT. Satwa Indo Perkasa yang

berlokasi di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan telah menerapkan Manajemen

Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock Fase Laying sebagai lokasi

pelaksanaan Magang Profesi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bagaimana

Manajemen Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock Fase Laying di PT. Satwa

Indo Perkasa di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

1.3 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Magang Profesi agar penulis dapat mengetahui

Manajemen Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock Fase Laying di PT. Satwa

Indo Perkasa di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

1.4 Manfaat

Manfaat Magang Profesi yaitu dapat memperoleh keterampilan dan

pengalaman kerja dalam Manajemen Pemberian Pakan Pada Ayam Parent Stock

Fase Laying di PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
BAB II

MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan disalah satu perusahaan peternakan

(breeding farm) di PT. Satwa Indo Perkasa yang berlokasi di Dusun Sumbarang

Desa Borong Pa'la’la Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi

Selatan. Praktek kerja lapangan dilaksanakan selama satu bulan mulai dari

Tanggal 10 Juli – 10 Agustus 2019.

2.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan magang profesi ini adadlah sebagai

berikut:

1. PT. Satwa Indo Perkasa Kabupaten Gowa

2. Ayam parent stock strain cobb 500

3. Breeding farm

4. Operator pada breeding farm

5. Karyawan pada breeding farm

2.3 Materi Magang Profesi

Ayam parent stock strain cobb 500 merupakan materi yang digunakan

sebagai objek dalam kegiatan magang profesi. Perusahaan PT. Satwa Indo

Perkasa mendistribusikan ayam parent stock strain cobb 500 dari PT. Bibit

Indonesia dan PT. Misshori. Tiap kandang memiliki jumlah populasi ayam yang

berbeda dengan rasio antara jantan dan betina 1:10. Pengamatan tentang

Manajemen Pemberian Pakan dalam magang profesi ini dilakukan dengan


mengamati Pemberian Pakan, jadwal pemberian pakan dalam kandang dan

melihat catatan dalam kandang.

2.4 Metode Pelaksaan

Metode pelaksanaan Magang Profesi yang dilakukan di PT. Satwa Indo

Perkasa, yakni sebagai berikut:

1. Orientasi terhadap mahasiswa dilakukan oleh pemilik perusahaan dengan

memberikan arahan dan kegiatan yang akan dilakukan nantiya sekaligus

memperlihatkan fasilitas dan perlengkapan yang ada di perusahaan.

2. Observasi dilakukan secara langsung oleh mahasiswa untuk memperoleh data

dan informasi mengenai lokasi, situasi dan kondisi lapangan yang ada di

perusahaan.

3. Interview wawancara yaitu bertanya langsung kepada pembimbing

lapangan/pegawai yang ada di perusahaandalam manajemen pakan ayam

parent stock di PT. Satwa Indo Perkasa, Provinsi Sulawesi Selatan.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan PT. Satwa Indo Perkasa merupakan anak perusahaan dari

Perkasa Grup yang bergerak dalam bidang peternakan penghasil DOC (Day Old

Chick) yang berdiri pada tahun 2006 di Desa Borong Pala’la, Kecamatan

Pattalassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai perusahaan

pembibitan ayam (Breedimg Farm). Awal pendirian perusahaan ini, fasilitas yang

dimiliki baru berupa kandang 6 unit serta perlengkapannya dan fasilitas penetasan

dengan kapasitas 50.000 butir per mesin penetasan. Setelah berkembang, pada

tahun 2010 telah dibangun 5 kandang pembibitan yang telah modern dengan

penanganan otomatis.

Fasilitas penetasan yang dimiliki sejak tahun 2006-2017 telah memadai

dan sekarang, penetasan tersebut mampu menetaskan telur hingga 150. 000 butir

telur per penetasan. Dalam waktu relative singkat PT.Satwa Indo Perkasa berhasil

memproduksi DOC yang berkualitas dan mampu memposisikan sebagai pelaku

bisnis perunggasan di Indonesia Timur.

3.1.2 Lokasi Perusahaan

Perusahaan PT. Satwa Indo Perkasa terletak di Desa Borong Pala’la,

Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Perusahaan ini terletak didaerah pedesaan dengan jarak yang tidak jauh dari

pemukiman warga. Namun areal perusahaan yang luas, sehingga jarak kandang

dengan pemukiman warga telah memenuhi standar. Perusahaan ini mempunyai


fasilitas yang memadai dan memenuhi persyaratan sebagai perusahaan

peternakan. Fasilitas yang tersedia antara lain bangunan gedung, mess karyawan,

mess tamu, ruang admistrasi, kantin, gudang pakan, gudang peralatan, koperasi,

ruang penyimpanan vaksin, musollah pos satpam, biosecurity area, dan tempat

parkir.

Gambar 1. Area Perusahaan 1

Gambar 2. Area Perusahaan 2

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan hubungan timbal balik antara orang yang

mempunyai tugas, jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam suatu

perusahaan. Jabatan tertinggi yang ada PT. Satwa Indo Perkasa dipegang oleh

manager perusahaan yaitu bapak Ir. Untung Eko Purnomo. Manager membawahi

koordinator farm yang bertanggung jawab terhadap kelancaran seluruh kegiatan

operasional peternakan. Manajer di bantu oleh dua koordinator farm, satu


koordinator hatchery, satu GA (General Affair), satu HRD (Human Resources

Departement), supervisior kandang, supervisior mekanik, dan satu recording farm

dan satu recording hatchery serta satu purchasing. Struktur organisasi di PT.

Satwa Indo Perkasa dapat dilihat pada gambar 3.

Manajer Perusahaan
(Ir. Untung Eko Purnomo

Koordinator Farm GA/HRD


Sri Wulandari S.Pt. dan Muh.
Koordinator Hatchery Saleh. Se.

Supervisor kandang Supervisor Mekanik Recording Farm


1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 Supervisor (Rhisma)
dan 11) Hatchery Mekanik Recording Hatchery

Purchasing
Operator Kandang (Muh. Arsad)

Kabag Security
(Abdul Latiif)

Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan

Keterangan:

a. Koordinator Farm 1,2,3,4,5 dan 6 : Bambang Sarjana F.Pt

b. Koordinator farm 7, 8, 9, 10, dan 11 : Muh. Ardani Rahim, S.Pt.

c. Koordinator hatchery produksi : Mahfud, S.Pt.

d. Supervisior kandang 1 dan 2 : Sabran, S.Pt.

e. Supervisior kandang 3 dan 4 : Basruddin, S.Pt.


f. Supervisior kandang 5 dan 6 : Muh. Herman, S.Pt.

g. Supervisior kandang 7,8 dan 9 : Fakhrul N, S.Pt.

h. Supervisior kandang 10 dan 11 : Andi Mudassir D, S.St.

i. Supervisior ayam jantan untuk semua kandang : Kharisma Agri, S.P.

j. Supervisior pengganti : Syafruddin, S.Pt.

Tugas dan pemegang jabatan dalam struktur organisasi tersebut adalah :

1. Manager perusahaan bertugas mengawasi semua kegiatan dan melaporkan

seluruh kegiatan kepada direktur perusahaan.

2. Koordinator farm bertugas mengatur, mengawasi kegiatan, mengkordinir

para karyawan yang ada di kandang serta melaporkan semua kegiatan

kepada HRD dan HRD melaporkannya kepada manager perusahaan.

3. Koordinator hatchery bertugas mengatur, mengawasi kegiatan,

mengkoordinir

para karyawan yang ada di hatchery serta melaporkan semua kegiatan

kepada

HRD dan HRD melaporkannya kepada manager perusahaan.

4. GA (General Affair) dan HRD (Human Resources Departement) bertugas

mengurusi masalah karyawan dan masalah umum (perizinan atau surat

menyurat).

5. Supervisior kandang bertugas mengawasi kegiatan yang ada dikandang,

mengkoordinir para operator kandang dan melaporkan semua kegiatan

kepada koordinator, kordinator melaporkan kepada HRD dan HRD

melaporkannya kepada manager perusahaan.


6. Supervisior hatchery bertugas mengatur, mengawasi kegiatan yang ada

dihatchery, mengkoordinir para operator hatchery dan melaporkan semua

kegiatan kepada koordinator, kordinator melaporkan kepada HRD dan

HRD melaporkannya kepada manager perusahaan.

7. Supervisior ayam jantan bertugas mengawasi kegiatan yang ada

dikandang, mengkoordinir para operator kandang dan mengawasi ayam

jantan disemua kandang yang ada diperusahaan, melaporkan semua

kegiatan kepada koordinator dan kordinator melaporkan kepada HRD dan

HRD melaporkannya kepada manager perusahaan.

8. Supervisior mekanik bertugas mengawasi, mengatur semua kegiatan

mekanik yang ada diperusahaan dan melaporkan semua kegiatan kepada

koordinator, kordinator melaporkan kepada HRD dan HRD

melaporkannya kepada manager perusahaan.

9. Supervisior pengganti bertugas menggantikan supervisior yang tidak kerja

atau cuti.

10. Operator bertugas menjalankan tugas sesuai apa yang perintahkan dalam

bidangnya masing-masing seperti griding telur, transfer dan lain

sebagainya.

11. Satpam bertugas menjaga keamanan perusahaan dan menjaga situasi

perusahaan agar selalu kondusif.

3.1.4 Visi dan Misi

Visi dan misi perusahaan PT.Satwa Indo Perkasa yaitu memproduksi DOC

yang berkualitas dan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

3.1.5 Skala Usaha Perusahaan


Skala usaha perusahaan PT. Satwa Indo Perkasa adalah skala usaha

menengah hingga besar dengan kapasitas produksi yang tinggi. Jumlah populasi

Parent stock ayam broiler yang dimiliki oleh perusahaan adalah sekitar 92.735

(♀81.532 & ♂11.203).

3.2 Ayam Parents Stock di pt. Satwa Indo Perkasa

Parent Stock Cobb 500 Unggas memiliki ciri khusus dalam hal klasifikasi

bibit. Nenek moyang dari ayam ras adalah galur murni yang disebut dengan pure

line (PL), bibit yang mempunyai spesifikasi tertentu yang menghasilkan bibit

grand parent stock (GPS) atau disebut juga dengan ayam nenek. Grand parent

stock menghasilkan bibit ayam parent stock. Parent stock menghasilkan final

stock, hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri

khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, siap

potong pada usia relatif muda, serta menghasilakn daging berserat lunak. Salah

satu parent stock broiler breeder yang banyak dipelihara di Indonesia adalah

perent stock cobb 500, merupakan merek dagang yang dimiliki oleh cobb

vantress, inc. Cobb 500 merupakan broiler dengan ciri warna bulu putih, jengger

tunggal, kaki kuning dan besar. Keunggulan dari cobb 500 mempunyai daya

pengonversi pakan dengan baik, pertumbuhan cepat, dan tingkat keseragaman

tinggi. Ayam jenis cobb 500 berasal dari benua Amerika (Cobb, 2008).

Day Old Chick (DOC) memegang peranan penting untuk menghasilakan

produk, baik jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa

ada untuk menjamin kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas

pasaokan bibit juga harus dijaga dan dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer

dengan sebuatan DOC sama dengan ayam umur sehari (Sudarmono, 2003).
Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilakan ternak

untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikonsumsi. Pemilihan ayam bibit

merupakan pemilihan ayam induk (grand parent stock) yang dipelihara bersama-

sama pejantan, guna untuk menghasilkan telur yang berkualitas dan dapat

menghasilkan DOC yang berkualitas (Sudaryani dan Santoso, 2003).

3.2.1 Manajemen Pemberian Pakan Pada Fase Laying

Pakan merupakan faktor penting yang perlu dperhatikan dalam

pemeliharaan pembibitan ayam. Pakan yang diberikan harus dapat memenuhi

kebuhan hidup pokok ayam dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi serta umur ayam.

Pakan juga harus memiliki kandungan-kandungan zat makanan yang dibutuhkan

oleh ayam untuk keperluan hidup ayam seperti kandungan karbohidrat, lemak,

mineral, protein, viamin dan air. Sesuai peraturan Mentri Pertanian (2014) bahwa

pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran bahan pakan, baik yang

diolah maupun tidak diolah, yang diberikan kepada ternak untuk kelangsungan

hidup, berproduksi, dan berkembang baik. Pakan yang diberikan sesuai dengan

jumlah dan kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan umur atau periode pertumbuhan.

Pemberian pakan di cengfider pada ayam jantan dan pemberian pakan

pada ayam betina di chengingtube diterapakan di PT. Satwa Indo Perkasa

pemberian pakan pada ayam disesuaikan dengan standar yang telah ditetapakan

oleh PT. Satwa Indo Perkasa. Tujuan pemberian pakan pada fase laying adalah

untuk memenuhi kebutuhan standar produktivitas secara maksimal. Pakan yang

diberikan pada fase laying untuk jantan yaitu BB-3 COOB dan untuk betina male

breeder. Pemberian pakan pada fase laying dilakukan sekali sehari pada pukul

07:30 WIB sesuai dengan Fadila (2007) menyatakan bahwa pemberian pakan
pada periode laying dilakukan pada saat pagi jam 07:30 dan dilakukan setiap hari

dan selaulu tepat waktu. Pemberian pakan pada ayam jantan dilakukan oleh

karyawan secara manual sedangkan pada ayam betina pakan hanya dimasukkan

pada chengingtube kemudian pakan tersalurkan secara otomatis melalui mesin

yang hanya berselang 20 menit, setelah 20 menit mesin akan memutar pakan

kembali untuk menghindari sisa pakan tercampur kotoran, kontaminasi akibat

tinggal terlalu lama pada tempat pakan dan penumpukan pakan yang akan

membuat pakan tengik yang dapat menurunkan konsumsi pakan ayam sementara

konsumsi pakan sangat penting menjelang puncak produksi, jumlah pakan yang

dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan ayam. Menurut Hybro (2001) jumlah

pakan harus mencukupi kebutuhan gizi ayam untuk produksi telur dan

pertumbuhannya serta pemberian harus bertahap sehingga dapat mencegah

terjadinya over stimulasi pada ayam pada ayam yang belum siap produksi.

Fadillah (2007) menambahkan jumlah pakan yang dikonsumsi, terperatur

lingkungan dan konsumsi air minum ayam harus dimonitor setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai