Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

“KAMPUS MERDEKA”

“PETERNAKAN AYAM PETELUR”


Milik Bapak.Frangky Palit
Di Desa Tetey, Kec.Dimembe, Kab.Minahasa Utara, Sulawesi Utara

Mata Kuliah :
PRODUKSI NUTRISI dan STUDI KELAYAKAN TERNAK UNGGAS PETELUR

OLEH :

INDAH RANI DUMANAUW


18041104033

NAMA TIM :

LISA TOANI;18041104048
NOVEL LALANDOS;18041104057
DITA MANGARO;18041104109
AREN WENDA;18041104093

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpah rahmat dan
kasih saying-Nya senantiasa tercurahkan,sehingg dapat menyelesaikan kegiatan magang
kampus merdeka dari Universitas Samratulangi di lakukan sebagai saranan pembelajaran
untuk mengenalkan mahasiswa pada kondisinya di lapangan.
Magang kegiatan kampus merdeka ini menjadi syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan
mata kuliah bersangkutan.Selama magang period ke II yang berlangsung pada bulan 18 April
2021 sampai 14 mei 2021,mahasiswa mendapatkan bimbingan dan atahan dari Dosen dan
pihak peternakan ayam petelur milik Bapak Frangki Palit.Mahasiswa berkesempatan untuk
terjun lansung dan menimba ilmu terkait proses beternak dengan baik.

Kelancaran kegiatan magang ini tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak,yaitu :
1. Dosem pembimbing mata kuliah
2. Pemilik peternakan ayam petelur Bapak Frangki Palit
3. Pekerja
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan laporan ini.Sebagai bentuk
perbaikan,penulis terbuka pada saran dan masukan dari pembaca

Terima Kasih.

Manado , Mei 2021

Penuli
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... 3
BAB.1. PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................................................... 4
1.2. Tujuan ...................................................................................................................................................... 5
1.3. Manfaat .................................................................................................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 6
BAB 3. MANAJEMEN PETERNAKAN AYAM PETELUR ......................................................................... 12
3.1. Aspek Produksi ...................................................................................................................................... 12
3.2.Aspek Nutrisi Ternak .............................................................................................................................. 14
3.3. Aspek Analisis Studi Kelayakan ............................................................................................................ 21
BAB 4.KESIMPULAN..................................................................................................................................... 30
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 31
BAB.1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara secara khusus untuk
diambil.Lebih lanjut dijelaskan bahw aayam ras petelur merupakan strain unggul yang
mempunyai daya produktifitas yang tinggi, baik jumlah maupun bobot telurnya sehingga apabila
diusahakan dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat(Prihatman, 2000). Raysaf (2002),
menyatakan bahwa pada umumnya ayam ras petelur memiliki ciri-ciri;ukuran tubuh relative
kecil dan ramping,cepat dewasa kelamin,tingkah laku linca, mudah terkejut, sensitive terhadap
stres dan efisiensi dalam mengolah zat-zat makanan menjadi sebutir telur. Telur merupakan
bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan
makhluk hidup. Keunggulan telur sebagai produkpeternakan yang kaya gizi juga mempunyai
suatu kendala karena termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Kerusakannya dapat berupa
kerusakan fisik, kerusakan kimia, dan kerusakan yang disebabkan oleh serangan mikroba melalui
pori-pori kerabang telur.
Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam asli
Indonesia secara umum berasal dari ayam hutan dan itik liar, yang ditangkap dan dipelihara
untuk diambil telurnya. Ayam ras merupakan hasil rekayasa genetik (persilangan/hasil
pemuliaan) yang telah didomestikasikan sebagai ayam petelur maupun ayam pedaging.
Kondisi ini dilakukan berdasarkan karakter-karakter (sifat-sifat dominan) dari ayam-ayam
yang sudah ada di dunia termasuk Indonesia. Perbaikan-perbaikan genetic terus diupayakan
agar mencapai performance yang optimal, sehingga dapat memproduksi telur dalam jumlah
yang banyak. Ayam petelur yang baik akan dapat berproduksi dengan optimal pada umur 24-
26 minggu. Pemeliharaan ayam petelur membutuhkan penanganan khusus dan sangat penting
untuk diperhatikan. Karena dengan pemeliharaan ayam petelur yang baik akan menghasilkan
pertumbuhan ayam yang baik. Fase grower pada ayam petelur, terbagi kedalam kelompok
umur 6-10 minggu atau disebut fase awal grower dimana terjadi pertumbuhan anatomi dan
sistem hormonal pada faseini.Anak ayam yang telah mencapai fase grower berarti telah
melewati masa starter yang kritis. Tata laksana untuk anak ayam fase tersebut pada
prinsipnya masih sama dengan fase starter.Tetapi karena mereka umurnya telah meningkat,
maka tentu saja relative lebih tahan terhadap lingkungan ataupun infeksi penyakit.
Keberhasilan pemeliharaan ayam petelur pada tahap bereproduksi dipengaruhi oleh priode
grower. Produktivitas ayam petelur selain dipengarauhi oleh faktor genetic juga dipengaruhi
oleh faktorlingkungan. Bobot badan ayam yang dicapai pada periode grower akan
mempengaruhi penampilan saat produksi, terutama pada bobottelur dan awal berproduksi.
(Fadilah dan fatkhuroji, 2013) Banyak hal-hal yang harus diperhitungkan untuk peningkatan
populasi ayam petelur diantaranya adalah pakan. Dalam pemeliharaan ayam petelur fase
grower, konsumsi ransum merupakan hal penting yg harus diperhatikan karena merupakan
kebutuhan pokok akanberpengaruh terhadap pertambahan bobot badan.
Kandang merupakan salah satu bagian dari system pemeliharaan ternak unggas yang
sangat penting untuk diperhatikan karena fungsi utama dari kandang adalah memberikan
kenyamanan dan melindungi ternak dari panasnya sinar matahari pada siang hari, hujan,
angin, udara dingin dan untuk mencegah gangguan seperti predator. Selain itu, kandang juga
berfungsi untuk memudahkan tata laksana pemeliharaan dalam pemberian pakan dan minum,
pengawasan terhadap ayam yang sehat dan ayam yang sakit. Dimana system perkandangan
yang biasa digunakan oleh peternak adalah system kandang Close House dan Open House.
Menurut Suprapti (2002), kualitas telur ditentukan oleh beberapa hal, antara lain oleh factor
keturunan, kualitas makanan, system pemeliharaan, iklim, dan umurtelur. Mengacu pada teori
diatas maka kualitas telur yang dihasilkan pada system pemeliharaan ayam petelur
mengggunakan kandang Close House dan Open House akan menghasilkan kualitas telur yang
berbeda.

Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu
bisnis yang dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi ini
pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat
ekonomis dan sosial sepanjang waktu.
Aspek - aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek
tertentu, yang dilihat dari fungsi - fungsi bisnis. Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial. Menurut Subagyo (2007), pembagian dan
pengkajian aspek - aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek
sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini
ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi,
aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder adalah
aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi / lembaga yang terkait dengan objek studi,
yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan aspek sosial.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui cara beternakayampetelur dengan baik, dengan memberikanpakan


nutrisi yang baik dan perkandanganbaik sehinggadapat memberikan produksi yang
maksimal.

1.3. Manfaat

Memberikan pengetahuan tentang cara beternak ayam petelur secara langsung di


lokasi kandang teteyKec.Dimember, Kab.Minahasa Utara milik Bapak Frangky Palit.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan telur
(Setyonodkk., 2013). Ayam ras petelur merupakan ayam penghasil telur dengan produktivitas tinggi
(Suci dan Hermana, 2012). Ayam petelur memiliki cirri mudah terkejut, bentuk tubuh ramping,
produksi telur tinggi, serta tidak memiliki sifat mengeram (Suprijatnadkk., 2008).
Ayam petelur yang diternakkan diIndonesia merupakan ayam petelur yang menghasilkan telur
berkerabang coklat (Jahja, 2004). Fase Fisiologis Ayam Petelur Fase fisiologi sayam petelur dibagi
menjadi 3, yaitu fase starter, grower, dan finisher.
✓ Fase starter
Fase starter merupakan fase pemeliharaan ayam dari umur 1 hari (DOC) sampai umur
6-8 minggu (Karta sudjana dan Suprijatna, 2010). Pemeliharaan fase starter perlu
memperhatikan persiapan pemeliharaan, pemilihan anak ayam, perkandangan
meliputi kandang, brooder, suhu dan kelembapan, kepadatan kandang, dan litter.
Pencegahan penyakit perlu diperhatikan agar mendapatkan pertumbuhan ayam yang
baik dengan tingkat kematian yang rendah. Pilihlah anak ayam yang tidak cacat, mata
yang jernih, paruh yang tidak bengkok, dan berbulu bersih (Jahya, 2004). Fase strarter
merupakan fase penting untuk keberlanjutan pada fase-fase berikutnya, sebab
penanganan yang salah pada fase ini akan berdampak pada fase grower dan layer.
✓ Fase grower
Fase grower dimulai saat ayam berumur 6-14 minggu dan 14-20 minggu
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeliharaan ayam fase grower, meliputi perkandangan, pakan, pemotongan paruh,
dan pencegahan penyakit. Sifat pertumbuhan ayam fase grower cenderung meningkat
lalu menurun. Ayam fase grower harus dijaga pemberian pakannya, sebab pemberian
pakan yang tidak dibatasi akan menyebabkan ayam terlalu gemuk yang berdampak
pada penurunan produksi telur. Kontrol berat badan dapat dilakukan pada fase
grower, bertujuan agar mengetahui apakah bobot badan sesuai dengan standard atau
tidak. Pengamatan pada ayam juga perlu dilakukan agar mengetahui ayam dalam
kondisi sehat atau sakit (Jahya, 2004).
✓ Fase finisher
Fase finisher lebih dikenal dengan fase layer, yaitu fase ayam sudah mulai
berproduksi. Ayam dikatakan sudah masuk fase produk siap apabila dalam kandang
yang berisi ayam dengan umur yang sama tersebut produksinya telah mencapai 5%
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Tanda ayam petelur sedang berproduksi dapat
dilihat dari jengger yang relative membesar dan berwarna merah, mata yang bersinar,
kloaka membesar, dan jarak ujung tulang pubis selebar 2-3 jari tangan atau lebih.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan fase finisher adalah
program pencahayaan, sebab dapat mempengaruhi produksi telur. Kandang untuk
ayam dalam fase produksi biasanya berupa kandang baterai, sebab kandang baterai
memiliki banyak kelebihan. Kelebihan menggunakan kandang baterai yaitu
memudahkan dalam hal pengawasan dan pencegahanpenyakit, memudahkan proses
seleksi dan culling ayam yang tidak produktif, serta kotoran yang dihasilkan langsung
terkumpul dibawah kandang (Suprijatnadkk., 2008).
Kandang merupakan tempat tinggal untuk ayam yang harus memberikan rasa aman dan
nyaman. Peternakan ayam juga harus memiliki lahan untuk gudang pakan, gudang
perlengkapan, gudang produksi untuk memudahkan dalam manajemen. Tipe kandang
ayampetelur yang biasa digunakan berupa lantai langsung, lantaikawat, dan baterai (Blakely
dan Bade, 1998). Kandang baterai memiliki keuntungan, diantaranya adalah memudahkan
pengamatan produksi, pengontrolanpakan, dan pengontrolan penyakit. Jarak antar kandang
sebaiknya 6-8 meter untukmemudahkan sirkulasi udara dan mencegah penularan penyakit
antar kandang (Suprijatnadkk., 2008). Peralatan kandang meliputi tempat pakan, tempat
minum, termometer, dan alat kebersihan. Tempat pakan yang digunakan di peternakan ayam
biasanya terbuat dari bahan plastik, bambu, paralon, maupun metal (Kartadisastra, 1994).
Pekerja kandang merupakan seseorang atau lebih yang bertanggungjawab untuk menjalankan
manajemen pemeliharaan ayam (Setyonodkk., 2013).

Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas ayam petelur.
Pakan merupakan campuran dari beberapa bahan pakan, baik yang sudah lengkap maupun
yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang
mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Bahan
pakan yang digunakan untuk pembuatan pakan terdiri atas bahan pakan sumber energi,
sumber protein, sumber lemak, sumber mineral, dan bahan pakan alternatif (Suci dan
Hermana, 2012). Ransum untuk ayam petelur disusun sesuai dengan kebutuhan ayam. Bentuk
fisik ransum yang biasa diberikan pada ayam petelur berupa mash, crumble, dan pellet.
Penyusunan ransum dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode bujur sangkar,
metode coba- coba dan metode menggunakan komputer (Setyonodkk., 2013). Pemberian
pakan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari agar lebih efisien (Kartasudjana dan Suprijatna,
2010). Penyimpanan pakan perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan yang dapat
disebabkan karena kerusakan fisik, kimiawi, dan biologis. Pakan perlu dikemas untuk
memudahkan didtribusi pakan. Palet merupakan alas yang terbuatd ari kayu agar pakan tidak
langsung menempel pada lantai (Suci dan Hermana, 2012).

Penyakit Ayam Petelur Penyakit yang menyerang ayam petelur dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, dan parasit. Berikut adalah beberapa penyakit yang sering menyerang ayam petelur.
✓ Newcastle disease (ND) Newcastle disease disebabkan oleh Paramxyo virus. Virus
tersebut menyerang saluran pernafasan dan system syaraf pusat. Newcastle disease
memiliki nama lain yaitu tetelo atau Avian pneumoencephalitis. Penyakit ini ditandai
dengan kesulitas bernafas, batuk, bersin, dan inkoordinasi otot dan paralisis,
khususnya otot kepala dan otot leher (Blakely dan Bade, 1998). Gejala ayam yang
terkena Newcastle disease adalah pembengkakan di bagian kepala dan leher, produksi
telur menurun, dan ayam mati mendadak (Fadilah dan Polana, 2005). Masa inkubasi
Newcastle disease sekitar 2-15 hari. Pencegahan penyakit Newcastle disease dapat
dilakukan dengan vaksinasi, memperbaiki manajemen pemeliharaan, dan memberikan
antibiotic untuk meminimalisir penyakit ikutan (secondary infection) (Suprijatnadkk.,
2008).
✓ Infectious bronchitis (IB) Infectious bronchitis (IB) ditemukan pertama pada tahun
1930 pada anak ayam. Penyakit ini menyerang sistem pernafasan dan saluran
reproduksi, serta memiliki sifat penularan yang tinggi. Infectious bronchitis
disebabkan oleh virus dari family Coronaviridae dan genus Coronavirus. Masa
inkubasi penyakit Infectious bronchitis selama 18-36 jam. Infectious bronchitis
menyerang ayam dari segala umur. Anak ayam yang terserang akan mengalami batuk,
nafas terengah-engah, bersin, lemas, mata berair, depresi dan bergerombol pada
pemanas (Fadilah dan Polana, 2005). Ayam produksi yang terkena Infectious
bronchitis memiliki gejala batuk, bersin, ngorok, hidung terdapat cairan berlendir,
serta didaerah trakea dan bronkus berwarna merah dan berlendir. Belum ada
pengobatan untuk mengatasi Infectious bronchitis, sehingga perlakuan pertama yang
harus dilakukan saat mengetahui ayam terkena Infectious bronchitis adalah
mengkarantina atau memusnahkan ayam tersebut. Pencegahan penyakit Infectious
bronchitis dapat dilakukan dengan vaksinasi. Penyakit Infectious bronchitis
menyebabkan kematian dan produksi telur yang rendah (Blakely dan Bade, 1998).
✓ Avian influenza (AI) Avian influenza lebih dikenal dengan istilah flu burung. Avian
influenza disebabkan oleh virus yang dimasukkan dalam klasifikasi
Orthomyxoviruses dan memiliki 3 tipeyaitutipe A, B, dan C. Virus Avian influenza
menyerang saluran pernafasan maupun system saraf. Virus Avian influenza dapat
ditularkan melalui kelenjar ludah dan kotoran ayam. Virus Avian influenza dapat
hidup pada suhu 0oC, dan mati pada suhu 80oC (Fadilah dan Polana, 2005). Gejala
ayam terkena penyakit Avian influenza adalah batuk, bersin, mataberair, badan lemah,
produksi telur menurun drasrtis, edema di kepala, panik dan diare. Penularan Avian
influenza dapat melalui kontak langsung dengan ayam yang terserang Avian
influenza, selain itu juga dapat melaui pakan, air minum, pekerja kandang, peralatan
kandang, dan alat transportasi yang tercemar virus Avian influenza (Suprijatnadkk.,
2008). Pencegahan penyakit Avian influenza dapat dilakukan dengan vaksinasi,
memberikann pakan yang berkualitas, melakukan manajemen pemeliharaan
denganbaik. Peternakan yang sudah terserang Avian influenza harus diisolasi,
memusnahkan semua ayam yang terinfeksi, melarang kendaraan, peralatan, dan orang
untuk keluar masuk peternakan, melakukan biosecurity secara ketat dan
mengistirahatkan peternakan dari segala kegiatan.
✓ Coryza merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan yang disebabkan
oleh bakteri gram negatif Hemophilus paragallinarum. Coryza dapat menyerang
secara cepat dengan tingkat penularan yang tinggi. Tanda penyakit coryza dilihat dari
keluarnya cairan dari lubang hidung dan mata. Penyebaran penyakit ini melalui
kontak langsung antara ayam yang sakit dan ayam yang sehat. Pencegahan penyakit
coryza dapat dilakukan dengan memisahkan ayam yang terserang penyakit yang
terkontaminasi virus. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi pada umur
sekitar 14-16 minggu dan melakukan sanitasi dengan ketat (Fadilah dan Polana,
2005).
Biosecurity merupakan upaya pertahananawal yang dilakukan agar penyakit tidak dapat
masuk ke lingkungan kandang (Suharno dan Setiawan, 2012). Biosecurity yang dilakukan di
peternakan dengan ketat dapat mengurangi resiko penularan penyakit (Setyonodkk., 2013).
Biosecurity meliputi kegiatan pengawasan lalu lintas, sanitasi, dan isolasi (Yatmiko, 2008).
Salah satusistem biosecurity yang dilakukan di peternakan adalah mengawasi dan mengatur
lalulintas orang maupun kendaraan yang masuk dan keluar dilokasi peternakan (Setyonodkk.,
2013). Pintu gerbang merupakan titik pertama dilakukannya tindakan pencegahan masuknya
bibit penyakit dengan pemberian sprayer dan bakcelup yang berisi air dan desinfektan (Fadillah dan
Polana, 2005). Petugas kandang harus mencuci tangan dengan sabuns ebelum dan sesudah
memegang unggas (Kasnodiharjo dan Friskarini, 2013). Kendaraan maupun orang yang keluar
masuk area peternakan harus melewati kubangan atau kolam disinfektan dan disemprot dengan
cairan disinfektan (Yatmiko, 2008). Penyemprotan alat transportasi bertujuan untuk membunuh bibit
penyakit yang ada dari dalam maupun luar peternakan (Widyantaradkk., 2013).

Sanitasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit, melalui pemeliharaan
kebersihan kandang dan sekitarnya, peralatan kandang, dan pengelola kandang (Suprijatnadkk.,
2008). Sanitasi kandang dan lingkungan kandang harus dilakukan secara rutin, seperti 2-3 harisekali
(Fadilah dan Polana, 2005). Sanitasi lingkungan kandang dapat dilakukan dengan cara membersihkan
semak yang terdapat disekitar kandang (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010).

Kebersihan kandang dan peralatan makan dan minum ayam petelur berupa pipa paralon PVC yang memanjang
dibersihkan setiap hari di pagi dan sore hari.
Pembuangan Limbah ayam petelur Bapak Frangki Palit setiap hari dibersihkan. Pekerja
mengumpulkan limbah kedalam karung kemudian dikeringkan yang nantinya itu akan dijadikan
pupuk. Untuk limbah ayam petelur yang nantinya jadi pupuk itu sudah ada langganan
pembeli,pekerja bisa mendapakan pupuk dari limbah kotoran ayam,1 karung diberi harga Rp.8.000 di
kali jika 50 karung,pekerja bisa mendapakan Rp.400.000 dalam penjulan limbah diluar gaji perbulan.

Vaksinasi Terdapat 2 jenis vaksin yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif merupakan
vaksin yang berisi virus hidup namun telahdilemahkan, sedangkan vaksin inaktif merupakan vaksin
yang berisi agen penyakit dalam keadaan mati. Vaksinasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan
untuk mencegah penyakit (Suharno dan Setiawan, 2012).
Vaksinasi adalah kegiatan memasukkan bibit penyakit tertentu yang telah dilemahkan kedalam
tubuh ternak dengan tujuan agar menumbuhkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu tersebut
(Suprijatnadkk., 2008). Vaksinasi dengan vaksin aktif harus segera dilakukan, sebab agen penyakit
dalam vaksin aktif hanya dilemahkan. Metode vaksinasi dapat dilakukan dengan empatcara, yaitu
melalui air minum, tetasmata, hidung atau mulut, semprot (spray), sertasuntik (Fadilah dan Polana,
2005). Vaksinasi dengan air minum harus sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk
menghindari vaksin terkena panas dari sinar matahari. Program vaksinasi dilakukan tergantung
komodita sternak, jenis vaksin,dan penyakit yang sering menyerang didaerah tersebut. Faktor
keberhasilan pelaksanaan vaksinasi dipengaruhi oleh kondisi peternakan, kondisi kesehatan ayam,
kualitas vaksin, serta petugas yang melakukan vaksinasi (Setyonodkk., 2013). Vaksinasi dan tata
laksana pemeliharaan yang baik bekerja beriringan dan saling melengkapi untuk melakukan
pencegahan penyakit (Rasyaf, 2001).
Studi kelayakan adalah penelitian dan analisis terhadap suatu rencana usaha yang
menyangkut berbagai aspek, termasuk aspek pemasaran, operasi, SDM, yuridis, lingkungan,
dan keuangan, sehingga diketahui rencana usaha tersebut layak atau tidak layak bila
dilaksanakan R.W. Suparyanto, (2016). Definisi lain dari studi kelayakan adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-
menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis
dan sosial sepanjang waktu Suryana, (2014). Studi kelayakan juga dapat didefinisikan suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak layak usaha tersebut dijalankan
Kasmir, (2011)
Aspek- Aspek Studi Kelayakan Bisnis Memperoleh kesimpulan yang kuat tentang
keputusan dijalankannya atau tidak sebuah bisnis , maka perlu dilakukan pada beberapa
aspek kelayakan bisnis Suliyanto, (2010):
1. Aspek Hukum Aspek hukum menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam
memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk menjalankan
bisnis di wilayah tertentu.
2. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan menganalisis kesesuaian lingkungan
sekitar (lingkungan operasional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan
ide bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan
juga dianalisis.
3. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar menganalisis potensi pasar, intensitas
persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi
pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan.
4. Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis menganalisis kesiapan teknis dan
ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
5. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Aspek manajemen dan sumber
daya manusia menganalisis tahaptahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga
kerja, baik tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan
untuk menjalankan bisnis.
6. Aspek Keuangan Aspek keuangan menganalisis besarnya biaya investasi dan
modal kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan
dijalankan.

Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), tahapan studi
kelayakan bisnis perlu dilakukan secara benar agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Tahapan studi kelayakan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi Mengumpulkan data dan informasi secara
kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya Biro Pusat
Statistika (BPS), Bank Indonesia (BI) dan sebagainya.
2. Melakukan pengolahan data Setelah data dan informasi yang
dibutuhkan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah
data dan informasi. Pengolahan data dilakukan secara benar dan
akurat dengan metodedan ukuran yang telah lazim digunakan dalam
bisnis.
3. Analisis Data Analisis data untuk menentukan kriteria kelayakan suatu
aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dengan kriteria-kriteria yang telah
memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan.
4. Mengambil keputusan Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu
dan telah diperoleh hasil pengukuran, maka langkah selanjutnya
adalah mengambil keputusan terhadap hasil.
BAB 3. MANAJEMEN PETERNAKAN AYAM PETELUR

3.1. Aspek Produksi

Jenis ayam petelur milik Bapak Frangky yaitu jenis ayam petelur Hibrida.Jenis ayam Hibrida
ini mempunyai bulu yang berwarna cokelat keemasan dan ekornya berwarna putih.
Jumblah Harga Satuan Jumblah
Bibit ayam Doc 5.200 ekor Rp.17.000 per ekor Rp.88.400.000
(Dibeli dari
Surabaya)
Ayam Produksi/Layer 43.618 ekor Rp.50.000 per ekor (Tergantung ayam
tidak berproduksi
telur maka ayam akan
dijual)
Telur 1.500 telur, bersihnya Rp. 1.600 per butir 1 rak Telur Campur
820 rak telur. telur campur dan Rp.48.000 , dan 1 rak
Telur campur 720 rak Rp.1.900 per butir Telur Super
telur dan 100 rak telur telur. Rp.59.000
super
Jumblah Harga Satuan Jumblah

No Nama Kandang Jumblah Ayam


1 Kandang Doc 5.200 ekor
2 Kandang A 2.500 ekor
3 Kandang B 4.300 ekor
4 Kandang D 4.608 ekor
5 Kandang E 1.600 ekor
6 Kandang F 2.950 ekor
7 Kandang G 3.850 ekor
8 Kandang I 3.850 ekor
9 Kandang J 2.400 ekor
10 Kandang K 3.900 ekor
11 Kandang L 3.550 ekor
12 Kandang M 3.110 ekor
13 Kandang N 3.300 ekor
14 Kandang O 3.700 ekor
Ayam Doc = 5.200
Jumblah ekor
Ayam Layer = 43.618
ekor

Kandang ayam petelur milik Bapak Frangky Palit ini yaitu model kandang Baterai besi
dengan bangunan kayu dari batang kelapa dan atapnya menggunakan seng. Kandang ayam
petelur ini mrerupakan kandang sistem terbuka atau ventilasi terbuka.
Luas tanah 5 hektar dan luas kandang yang digunakan 3,5 hektar
➢ Panjang 60 lebar 8 (Kandang Panggung)
➢ panjang 50 lebar 7 (Kandang tidak panggung)

Ada 13 kandang ayam Layer,1 kandang ayam Doc , 1 gudang penyimpanan telur dan 2
gudang penyimpanan pakan.

Dalam peternakan unggas petelur milik Bapak Frangki ini di kerjakan oleh 18 orang terbagi
menjadi 13 pekerja di ayam petelur 1 kandang 1 orang, 1 di kandang ayam doc, 2 orang di
gudang pakan, dan 1 orang di gudang peyimpanan telur, 1 mandor

Penghasilan Bapak Frangki Palit :

Produksi Peternakan ayam petelur milik Bapak Frangky Palit dalam sehari bisa menghasilkan
1.500 rak telur, bersih 820.100 rak telur Super per hari dan 720 rak telur Campur
1 rak telur Super di beri harga Rp.59.000 x 100 rak telur super = Rp.5.900.000 per hari
Dan 1 rak telur campur Rp.48.000 x 720 rak telur campur = Rp.34.560.000 per hari
Rp.34.560.000 + Rp.5.900.000 = Rp.40.460.000
Jadi Bapak Frangki bias mendapatkan Rp.40.460.000 per hari.
Jika dalam sebulan Rp.40.460.000 x 30 = Rp.1.213.800.000

3.2.Aspek Nutrisi Ternak

PEMBERIAN OBAT/VAKSIN :
Pemberian Obat/Vaksin/Vitamin pada ayam petelur miik Bapak Frangki Palit yaitu

✓ Gingertol + Doctril :Diberikan minum untuk ayam umur 0-3 hari


✓ Medivac ND-IB :Diberikan 1x Tetes per ekor di mata berumur 4 hari.
Fungsi vaksin ini yaitu untuk pencegahan tetelo dan infeksi saluran
pernapasan.Vaksin ND-IB ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan ayam
terhadap infeksi ND dan IB
✓ Medivac ND-AI :Diberikan 0,2 cc per ekor suntik paha berumur 4 hari.
Fungsi vaksin ini untuk mencegah penyakit Newcastle Desease (ND) dan alvian
influenza (AI) pada ayampetelur
✓ Gingertol + Doctril : Di berikan secara minum untuk ayam umur 5-6 hari
✓ Medivac GumboroA :Diberikan 1x tetes per ekor di mulut berumur 7 hari.
Fungsi penyakit ini yaitu untuk mencegah penyakit Gumboro dan mempunyai
kemampuan untuk menembus kekebalan antibody.
✓ Rofotyl + Kumavit :Diberikan secara minum untuk ayam umur 8-12 hari
✓ Air putih :Diberikan minum untuk ayam umur 13 hari
✓ Medivac GumboroA :Diberikan 1x tetes per ekor di mulut berumur 14 hari.
Fungsi penyakit ini yaitu untuk mencegah penyakit Gumboro dan mempunyai
kemampuan untuk menembus kekebalan antibody.
✓ Trimezyn + Respotoran :Diberikan secara minum untuk ayam umur 15-19 hari
✓ Air Putih :Diberikan secara minum untuk ayam umur 20 hari
✓ Medivac ND-IB :Diberikan 1x tetes per ekor di mata berumur 21 hari
Fungsi vaksin ini yaitu untuk pencegahan tetelo dan infeksi saluran
pernapasan.Vaksin ND-IB ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan ayam
terhadap infeksi ND dan IB
✓ Doctril + Respitoran :Diberikan secara minum pada ayam umur 22-24 hari
✓ Toltradex :Diberikan secara minum pada ayam umur 25-26 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 27 hari
✓ Medivac GumboroA :Diberikan 1x tetes per ekor di mulut berumur 28 hari
Fungsi penyakit ini yaitu untuk mencegah penyakit Gumboro dan mempunyai
kemampuan untuk menembus kekebalan antibody.
✓ Rofotyl + Respitoran :Diberikan secara minum pada ayam umur 29-31 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 32 hari
✓ VermixonSirop :Diberikan secara minum pada ayam umur 33 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 34-35 hari
✓ Vita Strong + Kumavit :Diberikan secara minum pada ayam umur 36-40 hari
(Pindahke Grower)
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 41 hari
✓ Medivac Coriza Q Suspension fortevit + imustim :Diberikan 0,5 ml per ekorberumur
42 hari
Fungsi vaksin ini yaitu untuk mencegah serangan penyakit korisa pada ayam petelur
✓ Fortevit + Imustim :Diberikan secara minum pada ayam umur 43-46 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 47-51 hari
✓ Trimezyn + Respitoran :Diberikan secara minum pada ayam umur 52-55 hari
✓ Medivac ND-AI TTrimezyn + Respitoran: Diberikan 0,5 ml per ekor suntik paha
berumur 56 hari
Fungsi vaksin ini untuk mencegah penyakit Newcastle Desease (ND) dan alvian
influenza (AI) pada ayam petelur
✓ Air putih:Diberikan secara minum pada ayam umur 57-59 hari
✓ Potong paruhFortevit + Kumavit :Diberikan secara minum pada ayam umur 60-66
hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 67-69 hari
✓ Medivac ILT :Diberikan 1x tetes per ekor di hidung berumur 70 hari.
Fungsi vaksin ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh ayam dari berbagai virus dan
bakteri
✓ Imustim + Respitoran :Diberikan secara minum pada ayam umur 71-75 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur76 hari
✓ Medivac POX Vita Strong :Diberikan 1 dosis per ekor tusuk sayap untuk cacar
berumur 77 hari
Fungsi vaksin ini untuk mencegah penyakit avian Encephalomyelitis (AE) dan POX (
cacar) pada ayam petelur.
✓ Vita Strong :Diberikan secara minum pada ayam umur 78-79 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 80-83 hari
✓ Medivac ND-IB (Emulsion)Fortevit + Imustim :Diberikan 0,5 ml per ekor suntik di
paha berumur84 hari
Fungsi vaksin ini yaitu untuk pencegahan tetelo dan infeksi saluran
pernapasan.Vaksin ND-IB ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan ayam
terhadap infeksi ND dan IB
✓ Fortevit + Imusim :Diberikan secara minum pada ayam umur 85-88 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 89-90 hari
✓ Vita Strong + Respitoran( Pindah ke Produksi) : Diberikan secara minum pada ayam umur
91-95 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 96-97 hari
✓ Levamid :Diberikan pakan pada ayam umur 98 hari
✓ Rofotyl + Kumavit :Diberikan secara minum pada ayam umur 99-103 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 104-111 hari
✓ Medivac ND T-EDS-IB Emulsion Koleridin + Fithera :Diberikan 1x 0,5 ml
(suntikpaha) pada ayam umur 112 hari
✓ Koleridin + Fithera :Diberikan secara minum pada ayam umur 113-116 hari
✓ Fithera :Diberikan secara minum pada ayam umur 117-118 hari
✓ Medivac AI T-DC Emulsion Egg Stimulant + Fithera :Diberikan 0,5 ml per
ekor(suntik di paha)berumur 119 hari
Fungsi vaksin ini untuk mencegah penyakit AI pada ayam petelur
✓ Egg stimulant :Diberikan secara minum pada ayam umur 120-123 hari
✓ Fithera :Diberikan secara minum pada ayam umur 124-125 hari
✓ Medivac Coryza Q Emlsion Egg Stimulant + Fithera: Diberikan 0,5 ml per ekor suntik
di paha berumur 126 hari
Fungsi vaksin ini yaitu untuk mencegah serangan penyakit korisa pada ayam petelur
✓ Egg Stimulant + Fithera :Diberikan secara minum pada ayam umur 127-129 hari
✓ Fithera :Diberikan secara minum pada ayam umur 131-132 hari
✓ InjeksiViteselE :Diberikan 1x 0,5 ml (suntik paha) pada ayam umur 133 hari
✓ Vita Strong + Imustim :Diberikan secara minum pada ayam umur 134-137 hari
✓ Air putih :Diberikan secara minum pada ayam umur 138-140 hari
✓ Aminovit :Diberikan secara minum pada ayam umur 142-146 hari
✓ Medivac ND T-IB Emulsion: Diberikan 0,5 ml per ekor suntik di paha berumur 147 hari
Fungsi vaksin ini yaitu untuk pencegahan tetelo dan infeksi saluran
pernapasan.Vaksin ND-IB ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan ayam terhadap
infeksi ND dan IB
✓ Aminovit :Diberikan secara minum pada ayam umur 148-152 hari
✓ Air puti :Diberikan secara minum pada ayam umur 153-154 hari
✓ Medivac ND T – AI T :Diberikan 1x 0,5 ml (suntik paha) pada ayam umur 196 hari

VITAMIN :

Vitamin :Egg Stimulant,Imustim,Aminovit,Vitastress,InjeksiViteselE,Fortevit,Kumavit.

PAKAN :
Pemberian pakan untuk ayam doc yang baru pindah kandang

Pemberian Pakan untuk ayam layer

Pemberian pakan untuk ayam petelur ini diberi 2x dalam sehari ,di pagi dan sore hari. Tempat makan
dam minum ayam terbuat dari pipa paralon PVC yang memanjang.
Pakan Ayam petelur Bapak Frangki Palit yaitu menggunakan E200 Super Produk Sreeya untukayam
doc, dan pindah ke masa grower umur 6 minggu pada pakan awal diberikan butiran selama 1 minggu
setelah 1 minggu kemudian di ganti pakan dengan formulasi pakan :
✓ Grower
Milu 55% ,Konsentrat 40%, Dedak 5 atau 0,05% diberikan kurang lebih 1 bulan
✓ Grower
Milu 50%, Konsentrat 40% ,Dedak 10 Kg Diberikan selama ayam umur 3 bulan
✓ Layer
Milu 50%, Konsentrat 40% ,Dedak 10 Kg atau 0,1%
Selama produksi ayam petelur 1 stengah tahun sampai 2 tahun

Pakan E200 SUPER Produk Sreeya sebelum masa awal (Layer Pre stater)

*Kandunganzatgizi
Kadar air (maks) 13,00%
Abu (maks) 8,00%
Protein Kasar (min) 22.00%
Lemak Kasar (min) 3,00%
Serat Kasar (maks) 6,00%
Kalsium (Ca) 0,80-1,20%
Fosfor (P)- 0,50%
DenganEnzimfitase> 400
FTU/Kg (maks)
Bahan yang digunakan :
Jagung,gandum,bungkil,tepungdaging,dantulang,industry I wheat flour katul,wheat bran
pollard,DDGS,CGM,minyakkelapasawit,biji batu &tepung batu.

Pakan Konsentrat K202 Produk Sreeya Layer Grower 11-16 minggu

*KandunganNutrisi
Kadar Air (maks) 12,00%
Abu (maks) 15,00%
Protein Kasar (min) 28,00%
Lemak Kasar (maks) 2,00%
Serat Kasar (maks) 8,00%
Kalsium (Ca) 2.30-3.50 %
Fosfor (P) – 0,50%
DenganEnzimfitase>1140
FTU/Kg (min)
Urea ND
Aflatoksin total (maks) 40 ug/kg
*Asam Amino
Lisin (min) 1,40%
Metionin (min) 0,52%
Metionin + Sistin (min) 1,10%
Treonin (min) 0,75%
Triptofan (min) 0,32

Bahan yang digunakan :


Pollard,BungkilKedelai,Tepungdaging dan tulang ,DDGS,CGM,Bungkilkopra,bungkil inti
sawit,tepung bulu ayam,minyak kelapa sawit,biji & tepung batu.

Proses pengambilan telur


Pengambilan telur di lakukan sebelum pemberian pakan,pengambilan telur dilakukan setiap hari pada jam 11.00-13.00
Proses Pembersihan telur
Sebelum di angkut ke dalam gudang penyimpanan telur,telur di bersihakan terlebih dahulu kemudian di sortir telur
super,camour dan perdana

Gudang penyimpanan telur sampai pemasaran


Setiap hari Bapak frangki bisa menghasilkan 820 rak telur

Proses pengolahan limbah


Pengolahan limbah dilakukan setiap hari pada siang hari.Proses pengolahan limbah ini di ambil kemudian dikumpulkan
ke dalam karung,lalu di keringkan di terik matahari,setelah itu dimasukkan kembali ke dalam karung.Limbah ini sudah
ada langganan pemeli untuk dijadikan pupuk. 1 karung diberi harga Rp.8.000 jika 50 karung maka pekerja bisa
mendapatkan Rp.400.000 di luar gaji.
3.3. Aspek Analisis Studi Kelayakan
Ruang Lingkup Studi Kelayakan Usaha Peternakan

Pemilik peternakan ayam petelur di Desa Tetey, Kec.Dimembe, Kab.Minahasa


Utara,Sulawesi Utara yaitu bernama Bapak Frangki Palit berusia 49 tahun dan sudah
berkeluarga memiliki satu istri dan 3 anak. Bapak Frangki bertamatan SMA dan
pengalaman bekerjanya yaitu pernah bekerja di kapal dan pernah membangun pabrik
kayu.Kemudian,pada tahun 1993 bapak frangki mulai bekerja peternakan ayam
petelur milik orangtuanya sendiri di desa tateli.Dengan bekerja keras Bapak Frangki
memelihara ayam petelur sampai berjualan sendiri dipasaran dan sampai pada tahun
1997 Bapak frangki mulai membangun sendiri usaha peternakan ayam petelur di Desa
Tetey kec.Dimembe ,Kab.Minahasa Utara.Pada tahun 1998 Bapak frangki menjadi
pemilik sendiri usaha peternakan ayam petelur yang sudah bekerja keras ia capai
sampai pada saat ini, dan memulainya peternakan ayam petelur atas Namanya sendiri
Bapak Frangki Palit.
Lingkungan Usaha Peternakan

Lingkungan peternakan ayam petelur milik bapak frangki di bangun usahanya


jauh dari pemukiman warga agar tidak menggangu kehidupan dan aktifitas
masyarakat setempat. Lingkungan Bapak Frangki menurut saya magang di tempatnya
itu cukup terlihat bersih dan tidak terlalu bau atau menyengat karena pekerja disana
setiap hari membersihkan limbah kotoran ayam tersebut. Limbah tersebut di
kumpulkan oleh pekerja ke dalam karung,kemudian dikeringkan yang nantinya akan
menjadi pupuk. Dan pupuk itu yang nantinya bisa dijadikan uang.Pupuk dari limbah
tersebut sudah ada langganan pembeli,1 karung diberi harga Rp.8.000. Jika 50
karung maka pekerja bisa mendapatkan Rp.400.000 di luar gaji

I. Aspek Hukum (Yuridis=Legalitas)


No Uraian Keterangan
1 Nama Mitra/Kelompok
2 Nama Pemilik/Ketua Bapak.Frangki Palit
3 Umur 49 Tahun
4 Tingkat Pendidikan SMA
5 Jumlah Tanggungan Keluarga 4 orang
6 Pengalaman Bekerja Pernah bekerja di kapal dan pernah bekerja di
pabrik kayu
7 Mulai berusaha pada tahun 1997
8 Jenis Usaha Peternakan Ayam Petelur
9 Izin Usaha Ada
10 Sertifikat (akte tanah) Ada
11 Bukti bayar PBB Ada
12 Rekomendasi dari Desa/Kelurahan, Tidak ada
Kecamatan dan Kabupaten atau
Pemerintah
II. Aspek Lingkungan
1 SegiBudaya
Adakah dampak keberadaan Ya,Memberikan dampak yang positif karena
proyek terhadap kehidupan masyarakat dengan mudah mendapatkan telur
masyarakat setempat dengan kualitas yang lebih baik dan harga
yang relatif murah dari harga pasaran dan
membuka lowongan pekerjaan
Adakah dampak keberadaan Tidak
proyek terhadap kebiasaan adat
setempat
2 Segi Sosial
Apakah dengan keberadaan Ya,karena ada mess atau tempat tinggal untuk
proyek, wilayah menjadi ramai pekerja sehingga para pekerja bisa saling
berkumpul atau berbicara di abis jam kerja.
Lalulintas semakin lancar Ya,karena jalannya bisa dilewati masyarakat
Adanya jalur komunikasi Ya, berkomunikasi dengan bos menyangkut
usaha peternakan dan para pekerja lainnya
Adanya penerangan listrik Ya,untuk kandang dan untuk mess tempat
pekerja tinggal
Perubahan pendidikan masyarakat Tidak,karena tidak boleh sembarangan masuk
setempat ke dalam kandang tersebut
3 Segi Ekonomi

Apakah proyek dapat mengubah Tidak


pendapatan per kapita penduduk
setempat

Apakah proyek dapat mengubah Tidak


pendapatan nasional
Apakah proyek dapat mengubah upah Tidak,
rata-rata tenaga kerja (UMP)
?
4 Aspek Lingkungan

Apakah produk/komoditas yang Tidak, karena jauh dari pemukiman


dihasilkan mencemari lingkungan warga,limbahnya di jadikan pupuk untuk
dijual.
Bagaimana pengelolaan limbah Pekerja mengumpulkan limbah kotoran ayam
kedalam karung kemudian di keringkan,
setelah itu dimasukkan Kembali kedalam
karun jika sudah kering.
Keadaan saluran untuk limbah Baik, tidak mencemari lingkungan

Limbah dibuat pupuk Ya

Limbah dibuat biogas Tidak

III. Aspek Pasar dan Pemasaran


Output (Ternak, Telur, Daging, Ternak, telur,pupuk
Pupuk)
1 Kemana produk akan dijual? Talaud,Tobelo,Sanger,Sorong,Tagulandang,S
iau.
2 Apakah pasar cukup luas untuk Ya
dapat menampung produksi baru
tanpa mempengaruhi harga?
3 Jika harga menunjukkan indikasi Tidak ada
akan terpengaruh, lalu berapa
besarnya?
4 Apakah proyek masih dapat terus Ya, karena kebutuhan
berjalan pada tingkat harga yang
baru
5 Berapa besar porsi (share) Tidak ada
keseluruhan pasar yang akan
dikuasai proyek
6 Apakah tersedia fasilitas-fasilitas Ya
yang cocok untuk menangani
produk baru tersebut
7 Apakah produkyang dihasilkan pr Domestik
oyek dimaksudkan untuk konsumsi
domestik atau ekspor ?
8 Apakah proyek menghasilkan Ya
kualifikasi atau kualitas yang diminta
oleh pasar ?
Input (pakan ternak, obat-obatan, Tersedia
vitamin, mineral dan peralatan, bibit,
bakalan, induk, DOC, dan DOD)
1 Ketersediaan pasar input Ya tersedia

2 Kapasitas ketersediaan input Baik

3 Pembelian input tepat waktu Ya

4 Biaya supplier input Tidak menentu

IV. Aspek Teknik dan Teknologi


1 Luas lahan Peternakan 5 hektar
2 Luas padang penggembalaan
3 Luas Kandang 3,5 hektar
-Panjang 60 lebar 8 (Kandang Panggung)
-panjang 50 lebar 7 (Kandang tidak
panggung)

4 Letak/konstruksi kandang Di Desa Tetey, Kec.Dimembe, Kab.Minahasa


Utara, Sulawesi Utara
5 Pakan E200 SUPER Produk Sreeya, dan pakan
campuran : Jagung,Dedak ,dan Konsentrat
Hijauan -
Konsentrat Konsentrat E200 SUPER Produk
Sreeya,Konsentrat K 202 Produk
Sreeya,Konsentrat K 204 – 36 Produk Sreeya
Bahan pakan Jagung,Dedak,Konsentrat dan E200 SUPER
Produk Sreeya
Limbah pertanian Milu dan Dedak
Pengolahan pakan (silase, Tidak ada
Amoniasi)
6 Pengolahan limbah Pengolahan limbah dilakukan setiap hari.
Pekerja mengumpulkan limbah kotoran ayam
ke dalam karung setiap siang menjelang sore
hari, Kemudian di jemur dan di msukkan
Kembali ke dalam karung.Yang nantinya
akan jadi pupuk
V. Aspek Manajemen dn Sumberdaya Manusia
1 Manajemen Bibit Bibit di beli dari Surabaya, 1 bibit seharga
Rp.17.000 per ekor.
2 Manajemen pakan Pakan E200 SUPER Produk Sreeya untuk
ayam doc,dan pindah ke Grower umur 6
minggu pada pakan awal diberikan konsentrat
E200 Selama 1 minggu,Setelah 1 minggu
kemudian diganti dengan pakan campuran
Jagung,Dedak Konsenrat.

3 Manajemen perkandangan Jenis Perkandangan terbuka, kandang baterai.

4 Manajemen kesehatan/penyakit Sangat baik,ada pengobatan/vaksin pada


umur ayam

5 Jumlah tenaga kerja sewa 18 orang

6 Jumlah tenaga kerja keluarga -

7 Manajemen perkawinan Tidak, karena bibit di beli dari Surabaya

VI. Aspek Keuangan


1 Input yang digunakan Pakan,Doc,vitamin dan obat-obatan
2 Ouput yang dihasilkan Telur dan pupuk kandang.
3. Kepemilikan Ternak
No Fase/Umurternak Jumlah (ekor) Nilai ternak (rupiah)
1 Fase starter 400 ekor
2 Fase Grower 400 ekor
3 Play produksi 50,318 ekor

4. Lahan, Kandang dan Peralatan


Luas lahan tempat berdirinya kandang : 3,5 hektar

Investasi untuk lahan :


Harga lahan Rp
Sewa lahan Rp (Harga tanah yang berlaku di lokasi) ;(milik peternak)

Perhitungan Pembangunan Kandang dan pembelian peralatan

Investasi Kandang Kandang starter 1 unit Rp.15.000.000


Kandang Grower 1 unit Rp.40.000.000
Kandang Layer 13 unit 13xRp.60.000.000 =
Rp.780.000.000
Peralatan Kandang Mesin Campur pakan Rp.55.000.000
Mesin Penggiling Jagung Rp.28.000.000
Mesin Pompa Air 2 unit 2xRp.500.000=Rp.1.000.000
Peralatan Lain Tempat makan untuk starter 25xRp.33.000=Rp.825.000.
25 unit
Tempat minum untuk starter 25xRp30.000=Rp.750.000
25 unit
Gudang Gudang penyimpanan Pakan 2x
2 unit Rp.15.000.000=Rp.30.000.00
0
Gudang penyimpanan telur 1 Rp.13.000.000
unit

5. Pakan
No Jenis/Bahan Pakan Jumlah Pemberian Pakan iberikan selama Harga Pakan
per hari per ekor (kg) berapa hari ?

1 Fase Starter (E200 150 Kg 1 hari Rp.1.290.000


super Crumble)

2 Fase Grower 200 Kg 1 hari Rp.1.290.000


(Jagung 50%
,Konsentrat K202-
36 40% ,Dedak
10%/
3 Fase Grower-Layer 1000 Kg 1 hari Rp.6.160.000
(Jagung
50%,Konsentrat
K202-36
35%,Dedak 15%

6. Vitamin
No Jenis vitamin JumlahPemberian per iberikan selama Harga Vitamin
hari per ekor berapa hari ?
1. B.com 2cc Pada saat ternak Rp.25.000
sakit
2. Egg stimulant 1 gram/1 liter air Meningkatkan Rp.36.000
produksi telur
3. Trimezyn 1 gram/1 liter air Pada saat ternak Rp.30.000
sakit
4. Gingertol 2ml/1 liter air Menambah Rp.50.000
energi ayam
7. Obat-obatan
No is obat Jumlah berikan selama berapa hari Harga
Pemberian (per hari per ekor) ?

1. Medivac ND-IB 1x tetes (di mata) per ekor Diberikan1x pada ayam Rp.70.000/100
umur 4 hari 0 ekor
2. Medivac ND-AI 1x 0,2 cc (suntik paha) per ekor Diberikan 1x pada ayam Rp.300.000/200
umur 4 hari ekor
3. Medivac Gumboro 1x tetes (di mulut) per ekor Diberikan 1x pada ayam Rp.75.000/500
A umur 7 hari ekor
4. Medivac Gumboro 1x tetes (di mulut) per ekor Diberilan 1x pada ayam Rp.75.000/500
A umur 14 hari ekor
5. Medivc ND-IB Diberikn 1x pada ayam Rp.70.000/100
1x tetes (di mata) per ekor
umur 21 hari ekor
6. Medivac Gumboro A 1x tetes (di mulut) per ekor Diberikan 1x pada ayam Rp.75.000/500
umur 28 hari ekor

7. Medivac Coriza Q 1x 0,5 ml per ekor Diberikan 1x pada ayam Rp.280.000/100


umur 42 hari 0 ekor

8. Diberikan 1x pada ayam 130.000/200


Medivac ND-AI umur 56 hari ekor

9. Medivac ILT 1x tetes (Di hidung) per ekor Diberikan 1x pada ayam umur Rp.60.000/100
70 hari 0 ekor

10 Medivac POX 1x 1 dosis tusuk sayap per Diberikan 1x pada ayam umr
ekor 77 hari
Rp.95.000/100
0 ekor
11 Medivac ND-T-EDS- 1x 0,5 ml suntik paha per ekor Diberikan 1x pada ayam umur Rp.300.000/20
IB (Emulsion) 112 hari 0 ekor
12 Medivac AI T-DC 1x 0,5 suntik paha per ekor Diberikan 1x pada ayam umu Rp.130.000/100
(Emulsion) 119 hari 0 ekor
13 Medivac Coryza 1x 0,5 ml suntik paha per ekor Diberikan 1x pada ayam Rp.280.000/10
umur126 hari 00 ekor
14 Medivac ND T-IB 1x 0,5 ml suntik pah per ekor Diberikan 1x pada ayam umur Rp.300.000/10
(Emulsion) 147 hari 00 ekor
15 Revaksinasi Campur air Diberikan pada ayam umur Rp.70.000 /
138 hari 1000 ekor

8. Tenaga Kerja
No Jam kerja
1. 06.00 Membersihkan peralatan makan dan
minum (Pipa Paralon PVC)
2. 07.00 Pemberian makan dan minum
3. 10.00-12.00 Pengambilan telur
4. 12.00-13.00 Pemberian makan dan minum
5. 13.00-15.00- Pembersihan telur dan pengangkatan
telur ke Gudang penyimpanan telur

9. Perhitungan Penerimaan
No Jumlah Bobot Penjualan / Nilai Ternak
Penerimaan (ekor) Badan (Rupiah)
(kg)
1 Telur 820 rak perhari =100 rak 1 rak telur campur
telur super dan 720 rak telur :Rp.48.000 dan
campur 1 rak telur super:
Rp.59.000
1 hari

100 rak telur Super


Rp.59.000x100 rak telur
super =Rp.5,900.000 per
hari .

720 rak telur capur


Rp.48.000x720 rak telur =
Rp.34.560.000 per hari.
Rp,34.560.000+Rp.5.900.
000= Rp.40.460.000
Jadi dalam sehari Bapak
Frangki bisa mendapatkan
Rp.40.460.000
Jika dalam sebulan
Rp.40.460x30 hari =
Rp.1.213.800.000 per
bulan

2 Pupuk 1 karung Rp 8.000 . Jika


50, karung maka bisa
mendapatkan Rp.400.000
di luar gaji
3

9. Perhitungan Biaya
1 Biaya Tetap -
Lahan (Sewa) Tidak
Sewa
Kandang/Penyusutan 15 unit Rp.32.600.000/tahun
kandang
Gudang/Penyusutan 3 unit Rp.1.520.000/Tahun
gudang
Peralatan kandang/Penyusutan 4 unit Rp.3.700.000/Tahun
Mesin
Peralatan lainnya/Penyusutan 50 Unit Rp.491.000/Tahun
2 Biaya Variabel -
Bibit 1 ekor Ada Jadi Rp.17.000x5.200
Rp.17.000 5.200 ekor =Rp.88.400.000
ayam
doc
Pakan E200 Untuk Rp.8.750.000/hari
produk Doc,
sreeya, growe
dan pakan dan layer
campur :
Jagung,de
dak,konse
ntrat
Obat/Vitamin Obat dan Rp.141.000
vitamin
Tenaga kerja Pekerja Ada 18 Rp.2.200.000 x 18 =
rata-rata pekerja Rp.39.600.000 per bulan
digaji
Rp.2.200.0
00
BAB 4.KESIMPULAN

Selama saya magang di Peternakan ayam petelur milik Bapak Frangki Palit di Desa Tetey,
Kec.Dimembe, Kab.Minahasa Utara,Sulawesi Utara ,banyak ilmu yang saya dapatkan.
Dalam memelihara ayam petelur perlu memperhatikan kondisi lingkungan, kebersihan
kandang, dan pakan untuk mendapatkan produksi telur yang maksimal.
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/55230/3/Bab_II.pdf
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-54231-621413078-bab1-26072018080219.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23563/2/BAB%201.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/4062/3/BAB%20II.pdf
https://pustaka.stipap.ac.id/files/ta/1002260_170725091746_Bab_I.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/4141/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai