Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI INDUSTRI PAKAN

OLEH:
NAMA : TRI ARDIANSYAH
NIM : B1D017312
KELAS : 6C 2

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PETERNAKAN
MATARAM
2020

Tugas :
1. Populasi unggas di Indonesia 5 tahun terakhir.
2. Jumlah industry pakan skala besar di Indonesia.
3. Proses pembuatan pakan dalam bentuk mash.

1. Populasi unggas 5 tahun terakhir.


Berdasarkan jenisnya, ternak dikelompokkan menjadi ternak besar (sapi potong, sapi
perah, kerbau, dan kuda), ternak kecil (kambing, domba, dan babi), ternak unggas (ayam buras,
ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila). Berdasarkan data tahun 2018 yang
diperoleh dari 34 provinsi, dapat dilihat bahwa sebaran populasi ternak sebagian besar
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Untuk ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras petelur, kelinci, dan
merpati populasi terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur. Sementara untuk ternak kambing,
ayam buras, dan puyuh populasi terbanyak berada di Provinsi Jawa Tengah. Ternak domba,
ayam ras pedaging dan itik populasi terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 8.2, terlihat bahwa Populasi ternak unggas
secara nasional pada tahun 2018 dibandingkan dengan populasi pada tahun 2017 mengalami
peningkatan, dengan rincian sebagai berikut: ayam buras 301,0 juta ekor (peningkatan 0,43
persen), ayam ras petelur 261,9 juta ekor (peningkatan 1,19 persen), ayam ras pedaging 3,1
miliar ekor (peningkatan 7,36 persen), itik 50,5 juta ekor (peningkatan 3,00 persen), dan itik
manila 9,0 juta ekor (peningkatan 6,14 persen).
Tabel. Populasi ternak di Indonesia.

Grafik populasi ternak unggas di Indonesia.

Sumber: http://www.agropustaka.id/buku/buku-statistik-peternakan-kesehatan-hewan-
2019/
2. jumlah industry pakan skala besar di Indonesia.
Jumlah perusahaan pakan ternak bervariasi dari tahun ke tahun. Perkembangannya sampai
tahun 2005 telah mencapai lebih dari enam puluh yang dikategorikan sebagai perusahaan dengan
skala menengah dan besar. Perkembangan mengenai jumlah perusahaan dan tenaga kerja yang
dipakai disajikan dalam tabel 4 di bawah ini:

Tabel Perkembangan Jumlah Perusahaan Pakan Ternak dan Tenaga Kerja di Industri Pakan
Ternak (1995-2005).
Tahun Jumlah Tenaker produksi Tenaker lainnya Total
1995 87 7642 3952 11594
1996 90 8530 4135 12665
1997 82 7541 3551 11092
1998 82 7034 3661 10695
1999 77 6541 3463 10004
2000 72 6666 3664 10310
2001 72 8445 2881 12326
2002 79 7831 4052 11883
2003 68 7141 3348 10489
2004 64 7167 3228 10495
2005 67 7582 3658 11240
Sumber: BPS

Peningkatan jumlah perusahaan pakan ternak di Indonesia lebih didominasi oleh empat
perusahaan besar yang memiliki kapasitas produksi tinggi di pasar domestik. Keempat
perusahaan tersebut menjadi faktor penentu dari struktur industri pakan ternak Indonesia.
Adapun nama keempat perusahaan tersebut disajikan dalam tabel 5 di bawah ini:

Tabel Empat Perusahaan Pakan Ternak Terbesar di Indonesia 2008 (ton)


No Nama perusahaan Kapasitas perusahaan
1 Charoen Phokpand Indonesia 2600000
2 Japfa Comfeed 1730000
3 Cheil Jedang Feed Indonesia 750000
4 Sierad Produce 540000
Sumber: GPMT. 2008
3. Proses pembuatan pakan dalam bentuk mash.

Produk pakan ternak yang dihasilkan oleh pabrik pakan adalah pakan ayam (DOC, starter,
grower, finisher, dan layer), pakan ruminansia (sapi, kambing, dan domba), pakan babi, pakan
burung, pakan ikan-udang, pakan kelinci, pakan hamster, pakan kucing, dan anjing (petfood).
bentuk pakan ternak yang diproduksi juga berbeda-beda, yaitu pakan berbentuk tepung (mash),
pelet (silinder), butiran atau granula atau pecahan (crumble), dan wafer pakan. Menurut North
dan Bell (1990), bentuk ransum ayam ada tiga macam, yaitu mash, crumble, dan pelet. Pakan
berbentuk tepung umumnya untuk ayam DOC broiler dan petelur (layer). Pakan bentuk pelet dan
crumble biasa digunakan untuk ayam broiler dan petelur fase grower dan finisher. Pakan
berbentuk wafer dan biskuit bisa digunakan untuk ternak sapi, kambing, dan domba (Retnani et
al. 2009c)
Produk pakan berbentuk mash (tepung) adalah pakan dengan bentuk halus yang
mengandung zat-zat makanan seimbang dan dihasilkan dari penggilingan bahan-bahan seimbang
dan dihasilkan dari penggilingan bahan-bahan makanan penyusun pakan yang dicampur
bersama-sama (Titus dan Fritz, 1971). Pakan bentuk mash lebih ekonomis untuk skala kecil
(Patrick dan Scaible, 1980).
Pembuatan tepung ini dilakukan secara mekanis, yaitu dengan cara dihancurkan dengan
alat penghancur. Ukuran partikel dapat disesuaikan dengan menggunakan saringan. Pembuatan
pakan dalam bentuk mash (bentuk tepung) untuk kepentingan sendiri, seperti pembuatan pakan
konsentrat untuk sapi perah, potong maupun unggas tidak memerlukan peralatan yang komplit,
bisa menggunakan mesin penghancur (hammer mill).
Alat-alat teknologi pakan yang digunakan untuk mengolah bahan baku adalah grinder dan
mixer. Grinder adalah mesin giling yang digunakan untuk menggiling atau menghaluskan bahan
dari partikel yang besar menjadi partikel yang lebih kecil yang biasanya digunakan dalam
kegiatan processing selanjutnya. dampak penggilingan terhadap bahan baku akan menyebabkan
faktor-faktor ukuran partikel dalam proses reduksi menjadi ukuran yang lebih kecil (Pfost 1976)
yaitu luas permukaan bahan baku, diameter produk sebelum dan setelah penggilingan, volume
partikel sebelum dan sesudah reduksi, pecahan yang terbentuk selama reduksi. Bahan-bahan
baku produksi pakan yang telah mengalami proses penggilingan dicampur ke dalam mesin mixer
agar menjadi produk pakan bentuk mash yang homogen.
Karakteristik ransum jenis mash (Anonim 2011) adalah ransum mudah berdebu, pakan
penyusunan tidak tercampur merata, ransum tidak efisien, ayam memilih pakan berbentuk
butiran, seperti jagung dalam ransumnya, harga ransum relatif murah bila dibandingkan dengan
bentuk crumble ataupun pelet, dan pembuatan ransum sangat mudah.

Sumber:

Anda mungkin juga menyukai