MUH. IRSYAD
SUHARMAN
ERNI DAMAYANTI
MUNADIYAH
ROSITA RANDA LINTA MUKKUN
ELISA TRIAYUNI
IMMANUEL
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
utama kebutuhan daging dan telur. Perusahaan pembibitan merupakan salah satu
faktor penunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Oleh karena itu kontinuitas
produk harus terjaga dengan cara tersedianya bibit. Tersedianya bibit yang baik
apabila usaha penetasan berkembang dengan baik. Usaha peternakan tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya usaha penetasan yang baik. Aspek yang
harus diperhatikan dalam perusahaan penetasan adalah tata laksana atau kegiatan
seleksi telur tetas, proses penetasan, pasca tetas dan pengepakan sampai
langkah awal dari suatu usaha peternakan baik komersial maupun pembibitan
(breeding). Seleksi yang ketat terhadap ayam bibit parent stock harus dilakukan
ayam (Final Stock) yang mempunyai sifat-sifat yang unggul seperti yang dimiliki
oleh tetuanya (Parent Stock) yang dalam hal ini adalah produktivitas dan nilai
perkembangan embrio. Telur ayam akan menetas setelah 21 hari inkubasi dengan
melalui serangkaian perkembangan embrio secara komplek (Smith, dkk., 2004).
Tujuan Praktek
Unggas mengenai Full Chick dan Prosessing Doc adalah agar dapat mengetahui
Full Chick dan Prosessing Doc dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 April
samapi hari Rabu tanggak 18 April 2017, bertempat di PT Satwa Indonesia Timur
Patalassang Gowa.
1.Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa kalimat atau pernyataan yang sesuai dengan fakta.
2.Data Kuantitatif
Yaitu data yang di peroleh dari institusi atau lembaga-lembaga tertentu atau
terkait.
1. Metode Wawancara
DOC dari hatcher, pemindahan DOC dari bok plastik pada troly ke dalam bok
karton yang telah dirakit dan memisahkannya dari sisa-sisa proses penetasan
(cangkang telur dan telur yang tidak menetas) lalu diteruskan dengan proses
grading dan seleksi. Perusahaan PT Satwa Indo Timur pull chick dilkukan pada
setelah 504 jam dan biasanya dilakukan penambahan jam apabila bulu belum
kering sekitar 95 %. Total waktu tetas normal 504 jam dari setting sesuai dengan
asumai bahwa sudah sekitar 95 % yang bulu DOC nya sudah kering. Suprijatna
dkk (2008) menyatakan bahwa anak ayam yang menetas jangan tergesa-gesa
dikeluarkan dari mesin tetas. Biarkan dahulu sampai bulunya kering dan dapat
berdiri tegak untuk mencegah terjadinya cacat. Setelah dikeluarkan dari mesin
tetas, tempatkan anak ayam pada boks atau kotak kardus yang telah dipersiapkan
DOC dan cull DOC. Limbah atau sisa penetasan di PT Satwa Indo Timur tidak
diolah dan langsung dibuang. Hadi (2015) menyatakan bahwa tatalaksana usaha
peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah sudah jelas akan dijumpai.
Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh mungkin sari areal produksi.
Bila mungkin harus ada petugas khusus yang mengambil sisa produksi ini secara
teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal produksi. Apabila tidak
mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus dipilih di lokasi di dalam
DOC culling merupakan DOC yang tidak layak untuk dijual termasuk juga
HE yang tidak jadi menetas. Kriteria doc yang di cull di PT Satwa Indo Timur
yaitu pusar tidak kering, pincang, albumen tidak terserap, bulu belum kering, dan
cacat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hayati (2015) yang menyatakan bahwa
DOC culling, yaitu DOC yang dikeluarkan dan tidak mempunyai daya jual.
Kriteria DOC ini adalah DOC yang cacat, lumpuh, black navel (adanya gumpalan
hitam pada bagian pusar), dehidrasi, bloody (berdarah), string navel (tali pusar),
wet neck, under grade (ukuran sangat kecil) dan bulu keriting.
Gambar 4. Kriteria DOC yang Cull
Timur dengan alasan mereka hanya melakukan penetasan pada ayam strain
COBB. Broiler tidak perlu dilakukan pemisahan antara jantan dan betina karena
Kartasudjana (2005) Sexing merupakan proses pemisahan antara jantan dan betina
layer. Sexing hanya dilakukan pada DOC ayam layer, yaitu dengan menggunakan
metode warna bulu. DOC betina memiliki warna bulu cokelat keemasan.
Sementara itu DOC pejantan memiliki warna bulu kuning keemasan. Sexing
dengan metode buka kloaka, perbedaan warna bulu, dan perbedaan panjang bulu
sayap
f. Grading DOC
dan B. Grade A merupakan kualitas terbaik dan dijual ke ternak , sedangkan grade
B kaualitasnya tidak terlalu baik dan di pelihara oleh farm itu sendiri. Laporan
akhir Ulya (2015) menyatakan bahwa PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Hatchery
Pekan Baru merupakan salah satu perusahaan penetasan yang memproduksi DOC
Medan yang menghasilkan 2 strain yaitu Isa Brown dan Lohman dan
menghasilkan 3 grade yang sama yaitu A1, A2 dan A3 dengan berat masing-
g. Vaksinasi
produksi. Vaksinasi hanya dilakukan pada induk ayam. Menurut Hadi (2015)
Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum
infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam .
h. Packing DOC
berisi 100 ekor + 2 % toleransi (Jaminan kematian Delivery). Label di box tertera
nama perusahaan, tanggal tetas, jumlah DOC, serta berat DOC. Menurut
dilakukan seleksi dan anak ayam tersebut akan dikirim ke tempat pemesan
biasanya dikemas dalam kemasan karton atau plastik. Di kita kemasan ini masih
dibuat dari karton dengan ukuran panjang bagian bawah 64 cm dan bagian atas
60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44 cm, sedangkan tinggi
kemasan 15 cm. Kotak kemasan ini didalamnya dibagi menjadi empat bagian
dengan disekat, tiap bagian ini diisi dengan anak ayam antara 25-26 ekor. Jumlah
anak ayam dalam kemasan sebanyak 102 ekor dan kotak kemasan ini mempunyai
ventilasi yang cukup karena pada bagian atas, bagian samping, bagian depan dan
belakang kotak kemasan diberi lubang-lubang yang cukup banyak. Untuk jelasnya
dari empat jam setelah Packing DOC dan paling lama Hari ke 2 setelah di
produksi. DOC yang telah diproduksi harus habis terjual hingga 2 hari. Menurut
harus memenuhi syarat yaitu anak ayam tidak disimpan lebih dari satu hari, tetapi
harus segera dikirim ke peternak, Kenyamanan anak ayam harus terjamin dan
tetap sehat dan label harus dalam keadaan utuh dan mudah dapat dibaca dengan
jelas.
j. Transport DOC
dengan blower yang berfungsi untuk melancarkan sirkulasi udara untuk DOC
dalam mobil. Juga di lengkapi pembatas antar tumpukan agar tidak ambruk.suhi
dalam mobil pengangkut doc selama perjalanan yaitu 27-29o C, temperature kotak
kemasan selama dalam transportasi tidak lebih dari 30o C. sebelum pengiriman
bagian sales, periksa deliveryorder dan denah customer dari sales kemudian
dibuat surat jalan sesuai dengan delivery ordernya, penomoran surat jalan dibuat
secara berurutan berdasarkan surat jalan sebelumnya dab kode nama hatchery
perhatikan exhaust fan dan kontrol dipastikan berfungsi dengan baik, atap dan
jendela serta dinding mobil tidak bocor, box mobil dalam keadaan bersih dan
disemprot dengan desinfektan, kondisi mesin baik dan tidak menimbulkan bunyi
yang mencurigakan jumlah box pada surat jalan sesuai dengan jumlah actual pada
Kesimpulan
Chick dan Prosessing DOC dapat disimpulkan bahwa proses yang dilakukan
dalam pull chick sangat mempengaruhi kualitas DOC yang dihasilkan sehingga
Saran
Penanganan mengenai Pull Chick dan Prosessing pada PT. Satwa Indo
Timur masih standar jika dibandingkan dengan perusahaan besar lain. Karena
Ardiansyah, dkk. 2012. Perbandingan performa dua strain ayam jantan tipe
medium yang diberi ramsum kmersial broiler.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=97062&val=4017 .
Diakses pada tanggal 5 Mei 2017.
Rahayu, I., T. Sudaryani, dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Ulya, R. 2015. Perbandingan Hasil Penetasan (Doc Layer) Antara Strain Isa
Brown Dan Lohman Di Pt. Charoen Pokphand Jaya Farm Hatchery
Pekanbaru. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh Payakumbuh.