Oleh :
KELOMPOK 8
JAMARRUDIN (B1D 014 124)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat alla SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulisan laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada dasarnya laporan ini berisi
tentang Menentukan Umur Ternak Sapi Potong, menghitung dan mengukur status faali ternak
sapi potong, dan Mengamati Kondisi Eksterior Ternak Sapi Potong.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan para
Co. Assisten, yang telah membimbing kami baik dalam pelaksanaan praktikum maupun
dalam penyusunan laporan, Sehingga laporan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu,
kami berharap kritik dan saran baik dari Dosen Pembimbing, maupun dari teman-teman yang
bersifat membangun.
Penyusun
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Untuk mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan
keadaan gigi.
Untuk mengetahui suhu tubuh ternak potong sapi pada jenis kelamin, umur, dan suhu
lingkungan yang berbeda, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran.
Untuk mempelajari fungsi respirasi pada ternak potong sapi, serta untuk melatih
keterampilan dalam mengukur frekwensi respirasi
Untuk mengenal berbagai dimensi vital tubuh sapi dan kegunaannya, serta untuk
menentukan bobot badan dengan menggunakan rumus-rumus yang ada. Disamping itu untuk
melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran secara cermat.
Acara II. Peimbangan Ternak
Untuk mengetahui bobot badan ternak. Disamping itu untuk melatih keterampilan
dalam melakukan penimbangan secara tepat.
Agar praktikan mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak
berdasarkan jumlah gigi yang di miliki oleh ternak tersebut.
praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan
dengan melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak
sapi potong Agar praktikan mengetahui denyut nadi pada ternak.
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak
sapi potong.
potong.
Agar praktikan mengetahui cara menimbang ternak, dan mengetahui bobot ternak dengan
menggunakan timbanga.
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi bali yang depelihara secara tradisional dengan pakan hijauan berupa rumput-
rumputan dan hijauan konvensional memberikan pertambahan bobot Universitas Sumatera
Utara badan yang rendah, yaitu 100-200 g/ekor/hari. Beberapa hasil penelitian menyatakan
bahwa sapi bali cukup responsif dalam upaya perbaikan pakan. Pemberian hasil samping
kelapa sawit yang diamoniasi terbukti dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum
dari 3,9 kg menjadi 4,3 kg dan meningkatkan pertambahan bobot badan dari0,3 kg menjadi
0,4 kg/ekor/hari (Hasnudi, 2000).
Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin, kondisi dan
aktivitasnya. Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5-39,6 0C dengan suhu kritis 40oC
(Subronto, 2005).
Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha untuk
menjaga suhu tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis. Kisaran suhu
tubuh normal anak sapi 39,5-40ºC, sedangkan untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000).
Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit. Pernafasan akan lebih
cepat pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja berat dan kondisi udara terlalu panas
(Sugeng, 2000).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu tertentu.
Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang
mempunyai ukuran tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang
mempunyai ukuran tubuh besar (Frandson, 2002).
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan
kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara
sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi
bervariasi tergantung antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh
tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu
lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara
yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada
dinding rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi
tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa
hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu
lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat(Housebanri ,2009).
Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara menempatkan tongkat ukur bagian
permanen dibagian depan tulang persendian pada kaki depan dan cara membacanya harus
lurus, sehingga pengukuran yang dilakukan akurat (Susetyo, 2000).
Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang
lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin
pendek lingkar dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut
kurang sehat/ kurus (Roche, 2001).
Adapun untuk menentukan umur sapi yang perlu diperhatikan adalah kondisi gigi
yang meliputi pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap, perecupan gigi seri, pergesekan,
dan bintang gigi. Jika gigi seri susu I1 sudah berganti dengan gigi seri tetap dan sudah
merecup, berarti umur sapi 2 tahun. Jika gigi seri susu I2 sudah berganti dan merecup, berarti
umur sapi 3 tahun. Jika gigi seri susu I3 sudah berganti dan merecup, umur sapi 3,5 tahun.
Jika semua gigi seri telah berganti (I4) dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda
pergesekan, berarti umur sapi 5 tahun. (Timan 2003).
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
1. stetoskop
2. Termometer
3. timbangan kapasitas 1000 kg
4. jam
5. pita ukur
6. tongkat ukur (jangka sorong)
7. Thermo Hygrometer
8. Temperatur ruang
9. Counter cek
10. Tabel Pencatatan Data
2.1.2 Bahan-bahan praktikum
1. Ternak Sapi
Materi praktikum adalah Ternak sapi, jantan dan betina dengan berbagi tingkat umur.
Materi praktikum adalah sapi dewasa, masing-masing terdiri atas jantan dan betina. Semua
ternak ini dalam kondisi sehat dan bugar.
Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sapi, baik jantan maupun betina,
meliputi beberapa tingkat umur.
Materi yang digunakan praktikum ini adalah sapi jantan dan betina dengan umur
muda/dewasa.
Materi yang digunakan praktikum ini adalah sapi jantan dan betina dengan umur
muda/dewasa.
2.3 Metode dan pelaksaan
seta meraba keadaan gigi. Adapun lalngkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
2. Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkar kan sebelah lengan tangan
pada muka sapi, sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi sampai
mulut sapi ternganga sehingga giginya tampak, agar gigi sapi lebih jelas
3. Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa
keadaannya.
Beberapa definisi dan cara pengukuran dimensi vital tubuh sapi sebagai berikut :
1. Panjang badan, adalah jarak antar ujung sendi bahu (tulang skapula) dan ujung
menggunakan tongkat ukur dari bagian tinggi gumba ketanah mengikuti garis
tegak lurus.
3. Tinggi punggung, jarak lurus dari titik punggung yaitu pada rusuk ke-12
Diukur menggunakan tongkat ukur dari titik tertinggi pinggul sampai kedasar
dibelakang bahu melewati gumba. Pada sapi berponok tepat dibelakang ponok.
6. Dalam dada, adalah jarak antara puncak gumba dan tetapi bagian bawah
dada.diukur menggunakan tongkat ukur dari puncak gumba sampai tepi bagian
8. Lingkar flank, adalah ukuran yang menyatakan besarnya lingkar flank ternak.
lumbalis 5.
9. Panjang paha, adalah jarak lurus dari persendian tulang metakarsal sampai
10. Lingkar paha, adalah ukuran yang menyatakan besarnya paha ternak, diukur
dengan pita ukur mengikuti lingkar paha, tepat di tengah-tengah tulang tibia.
11. Lebar dada, adalah jarak terpendek adalah bagian lateral skapula (tulang bahu)
12. Lebar kepala, adalah jarak antara pipi kiri dengan pipi kanan tepat diatas mata
13. Panjang kepala, adalah jarak lurus dari titik tertinggi kepala sampai
14. Panjang metakarpal, adalah jarak lurus antara persendian bahu dan persendian
16. Lebar pinggul (kemudian), adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan.
17. Panjang metakarsal, adalah jarak lurus antara npersendian paha dan persendian
19. Indeks kepala, merupakan prbandingan antara lebar kepala dengan panjang
Ternak dinaikan keatas timbangan ternak lalu ditimbang bobot badan ternak
BAB III
a. Bobot Badan
BAB IV
PEMBAHASAN
Cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi dengan melihat jumlah giginya.
Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.
Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya dengan cara
melihat catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau cincin tanduk dapat pula
dilahat dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat
di perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi lebar (I I)
berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat diperkirakan
berumur 2 – 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½
tahun, jika 8 gigi lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-
11/2 tahun, dan gigi tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut
kita dapat memperkirakan umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja
lainnya.
Menghitung suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu
lingkungan berbeda.
Ternak Sapi potong adalah ternak ruminansia yang tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.
Pada umumnya Suhu tubuh pada ternak sapi potong tergantungn pada jenis kelamin,
umur dan suhu lingkungan. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak dapat bervariasi karena
adanya perbedaan jenis kelamin,umur,suhu lingkungan, aktivitas, aktivitasyang di lakukan
oleh sapi tersebut. Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas
tubuh terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme thermoregulasi
telah bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Sehingga ketika dilihat suhu rektal sapi
potong jantan dipagi hari dan sore hari berbeda, dapat dikatakan pula bahwa hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor yaitu aktivitas, iklim, suhu kandang yang yang berubah.
Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai suhu tubuh adalah dengan
melihat suhu rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan tempat pengukuran terbaik
dan dapat mewakili suhu tubuh secara keseluruhan sehingga dapat disebut sebagai suhu
tubuh.
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan
kimiawi dalam tubuh organisme pada lingsskungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara
sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi
bervariasi tergantung dari besar badan, aktifitas tubuh,umur dan penuh tidaknya rumen.
Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan.
Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologis dalam tubuh hewan. Kelembaban udara yang tinggi
disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Pada saat penghitungan respirasi sapi potong diwaktu pagi dan sore berbeda, dimana
respirasi di pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, hal itu dikarenakan pula adanya
beberapa faktor yang sama halnya dengan suhu tubuh, dan denyut nadi pada ternak potong
sapi, misalnya kelelahan, aktivitas dan isi rumen ternak sapi potong saat itu.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada
dinding rongga dada. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur,
kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi
yang lebih frekuensi dari pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi
meningkat. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang menyebabkan
meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk
mensuplai O2 dan nutrient melalui peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut
nadi.
Frekuensi denyut sapi pada pagi dan sore hari berbeda dikarenakan pula oleh beberapa
faktor yang mempengaruhi suhu dan respirasi pada ternak potong.Setres juga dapat di jadikan
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya denyut nadi ternak
Suhu dan kelembaban udara merupakan dua komponen iklim yang paling penting
yang harus diperhatikan,karena keduanya sangat mempengaruhi kondisi fisiologi ternak. Suhu
lingkungan terutama kandang sangat mempengaruhi respirasi, denyut nadi, dan suhu rektal
pada ternak. Suhu lingkungan terutama suhu kandang yang tunggi dapat menurunkan nafsu
makan dan menambah kebutuhan air.Bila hal ini akan terus terjadi akan menghambat laju
pertumbuhan dan menurunkan reproduksi ternak. Suhu dalam kandang yang baik yaitu rat-
rata 33ºC dengan kelembaban 75%.
Pada pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkan temperatur kandang
dan kelembaban kandang pada pagi hari berbeda dengan sore hari, dimana temperatur dan
kelembaban pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari, hal tersebut dikarenakan oleh
faktor iklim. Namun dapat dikatakan temperatur dan kelembaban kandang tersebut cukup
baik atau normal.
Pengukuran tubuh ternak dapat di ukur dengan pita ukur dan tongkat ukur
Cara menimbang berat sapi dan mengetahui bobot badan dengan cara mengukur tubuh
sapi dengan teliti dan akurat.
Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat penting untuk
diketahui guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan ternak. Penimbangan merupakan
hal yang paling tepat dalam mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga
dapat diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau
disebut dengan cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan dalam
menduga bobot badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan, dalam dada serta
tinggi dan lebar kemudi atau pinggul.
Sapi adalah ternak ruminansia yang dapat ditemui di seluruh belahan dunia. Sapi bali
merupakan domestikal dari banteng(Bibos sondaicus). Pada saat pedet, tubuhnya berwarna
merah bata. Sementara ketika dewasa, sapi betina tetap berwarna merah bata, sedangkan sapi
jantan berubah menjadi kehitam-hitaman mengkilap. Terdapat warna putih pada metakarpal,
metakarsal dan pada pantatnya, dan garis belut pada punggung (aals streep). Memiliki tanduk
besar.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Suhu lingkungan atau suhu kandang, aktivitas, jenis kelamin, umur, isi rumen dan
kelelahan, dapat mempengaruhi suhu tubuh, respirasi dan denyut nadi pada ternak sapi
potong.
Umur ternak dapat diperkirakan dengan cara melihat jumlah gigi, dan cicin tanduknya
Bobot badan ternak sapi potong dapat diperkirakan dengan cara mengukur bagian
tubuh ternak sapi.
Keadaan eksterior ternak sapi potong yang tidak bermasalah seperti mata bersinar,
kuku yang bersih, hidung tidak ingusan, dan dapat di simpulkan bahwa sapi yang di amati
dalam kondisi yang sehat.
5.2 Saran
Di harapkan pada praktikan supaya tidak ribut pada saat praktikum berlangsung agar
ternak supaya ternak tenang dan tidak mengalami stress.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R. D. 2002. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press
Subronto. 2005. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta