Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulilllah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah
melimpahkan rahmat,taufik,serta hidayah-Nya kepada kita semua, tak lupa salawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum mata kuliah Lingkungan Ternak
yang berjudul “ANATOMI FISIOLOGI TERNAK UNGGAS (AYAM KAMPUNG)”.

Dalam menyelesaikan laporan Praktik ini penulis tentunya tidak luput dari pihak yang turut
serta membimbing baik secara materi maupun teknis, oleh karena itu kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. ALLAH SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga
laporan ini dapat terselesaikan,
2. Surya Nur Rahmatullah, S.Pt., M.Si selaku pembimbing pratikum
3. Kakak-kakak asisten pratikum dan Semua rekan yang telah memberikan dukungan sehingga kami
dapat menyusun Laporan Praktikum ini.
Dengan tersusunnya laporan ini, penulis hanya bisa berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat, terutama bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca laporan ini.
Selanjutnya, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,
semua kritik,saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi lebih
baiknya penyusunan laporan untuk masa yang akan datang. Akhir kata, penulis mohon maaf jika
ada penulisan yang salah karena penulis adalah manusia yang masih belajar.

Samarinda, 4 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup.
Sedangkan histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai
satu atau lebih kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi histologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jaringan tubuh. Anatomi hewan juga disebut sebagai anatomi
perbandingan atau morfologi hewan jika mempelajari struktur berbagai hewan, dan
disebut anatomi khusus jika hanya mempelajari satu jenis hewan saja (Wikipedia, 2013).

Ternak unggas merupakan ternak yang banyak diminati di kalangan masyarakat Indonesia.
Harganya yang murah, pemeliharaannya yang lebih mudah dan produksinya yang cepat membuat
daya tarik akan ternak unggas. Ayam kampung merupakan salah satu unggas lokal yang umumnya
dipelihara petani di pedesaan sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. Selain
dapat diusahakan secara sambilan, mudah dipelihara dengan teknologi sederhana, dan sewaktu-
waktu dapat dijual untuk keperluan mendesak. Ayam kampung sebagai salah satu spesies ayam di
Indonesia berasal dari genus gallus, salah satu diantaranya yaitu ayam hutan merah (Gallus
gallus) yang terdapat di hutan Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi. Selain
itu Gallus javanicus yang dikenal sebagai ayam hutan hijau terdapat di Pulau Jawa, Bali sampai
Nusa Tenggara Barat (Srigandono, 1997).

Variasi individu ayam kampung meliputi warna bulu putih, kuning, merah, hitam, blirik,
blorok, dan warna bulu lainnya. Ukuran tubuh, produktivitas telur, laju pertumbuhan dan
penampilan fisik juga bervariasi. Ayam jantan memiliki warna kulit kuning pucat, warna bulu
lebih indah, warna kaki hitam campur putih, dan bentuk tubuh lonjong. Sedangkan ayam betina
berbentuk segi empat, pial berwarna merah dan kecil (Yuwanta, 2004).

Body Covering

Body covering merupakan bagian tubuh atau bagian luar penutup tubuh yang memiliki fungsi
untuk menutup tubuh dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan yang merugikan.Unggas
dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu ratitae dan carinatae. Ratitae adalah bangsa burung pelari
yang memiliki sayap rudimenter, dan tulang dada pipih. Contoh octrich dan burung kiwi.
sedangkan carinatae adalah burung yang dapat terbang (Riswantiyah. dkk., 1999), sayapnya
berkembang dengan baik, dan tulang dada luas. Contoh : bangsa-bangsa burung yang ada
sekarang.
Proses oksidasi pada unggas berjalan secara cepat dan berfungsi untuk mempertahankan
temperatur tubuh relatif tinggi. Terdapat korelasi antara bobot tubuh dengan frekuensi denyut
jantung. Makin tinggi bobot badan, maka makin lambat denyut jantungya. Bangsa unggas bersifat
homoiotherm yaitu tidak mudah terpengaruh temperatur lingkungan dan mampu mempertahankan
temperatur tubuhnya relatif konstan 1050 – 1090F (Yuwanta, 2004). Kondisi tersebut tetap terjaga,
karena unggas memiliki bulu, proses oksidasi bejalan cepat, dan fulse rate ( frekuensi denyut
jantung) tinggi mencapai 330 kali per menit. Proses oksidasi dan frekuensi denyut jantung yang
berjalan menyebabkan proses metabolismenya juga berjalan cepat. Kondisi ini merupakan
karateristik unggas dengan sifat pertumbuhan yang cepat. Sebagai contoh ayam broiler hanya
dalam waktu 35 hari sudah dapat di panen,burung puyuh dalam waktu 42 hari sudah bertelur.
Semua bangsa unggas berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Namun tingkat
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi pada setiap bangsa adalah berbeda.
Demikian pula frekuensi denyut jantungnya pada setiap bangsa maupun jenis kelamin juga
berbeda.
Jika dibandingkan ternak budidaya lainnya, karakteristik unggas yang mempunyai sisik pada
shank, kecuali dengan reptil yang seluruh bagian tubuhnya di selimuti sisik , namun reptil berdarah
dingin ( poikilotherm).
Bentuk tubuh unggas kompak, mempunyai kerangka tipis dan ringan, kedua kakinya mampu
berjalan cepat dan sayap yang sempurna untuk terbang.
Unggas umumnya sangat aktif dan selektif dalam memperoleh makanan. Pada pemeliharaan
secara diumbar dengan daya dukung lingkungan yang memadai, unggas mampu tumbuh dan
berkembang secara normal.
Sistem syaraf pada unggas tumbuh dengan sempurna, terutama indra penglihatan dan
pendengarannya. Kulit unggas sangat sensitif terutama bagian tubuh yang ditumbuhi bulu pada
saat moulting (rontok bulu). Karena terdapat ujung-ujung syaraf yang berhubungan dengan akar
akar bulu dengan kulit.
2.1.1 Bagian-Bagian Body Covering

Body covering dikelompokkan menjadi dua yaitu epidermis dan dermis.


Epidermis merupakan bagian dari tubuh unggas paling luar yang bila dipotong tidak akan
berdarah.Bagian – bagian dari kelompok epidermis adalah :
1. Bulu (feather)
Bulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar. Berdasarkan strukturnya,
Bentuk bulu unggas ada 3 macam yaitu :
a. Tipe Plumae (cover feather)
Bulu plumae merupakan bulu penutup bagian luar yang membentuk vigor unggas. Bulu plumae
terdiri dari Calamus (tangkai bulu melekat pada folikel), Rachis (Shaft), dan vexillum (bendera
dikanan kiris rachis). Bulu tipe plumae bendera bulu tumbuh sempurna, bendera bulu mengandung
flexilum.
b. Tipe Plumulae
o Seperti plumae tapi lebih halus
o Bendera bulu tumbuh tidak sempurna
o Bulu plumae terdapat pada ayam dewasa yang letaknya di bagian bawah bulu plumae.
c. Tipe Filoplume
o Bulu halus yang terletak diseluruh permukaan tubuh
o Bendera bulu tumbuh tidak sempurna lagi
o Bulu filoplumae merupakan bulu halus yang terdapat di antara bulu plumae dan plumulae
(Srigandono, 1999).
Bulu tidak tumbuh di semua permukaan kulit, yaitu pada muka dan shank. Pada unggas
yang baru menetas, tubuhnya tertutup oleh bulu kapas yang disebut dengan down
feather. Selanjutnya bulu akan berganti menjadi bulu yang keras yang disebut dengan Pterilae,
yaitu bulu pada bagian kepala, leher, dada, punggung, ekor, bahu, sayap, perut, paha, dan kaki
(Yuwanta, 2004).
· Calamus - poros berongga dari bulu yang menempel ke kulit burung
· Malai - poros tengah dari bulu yang baling-baling yang terpasang
· Vane - bagian pipih dari bulu yang melekat di kedua sisi dari malai (bulu masing-masing
memiliki dua baling-baling)
· Barbs - banyak cabang dari malai yang membentuk baling-baling
· Duri - duri kecil dari ekstensi yang diselenggarakan bersama oleh barbicels
· Barbicels - kait kecil yang berpaut untuk memegang barbules
Fungsi bulu adalah melindungi tubuh dari kerusakan fisik, mengatur dan menjaga stabilitas
tubuh, sarana untuk terbang dan merupakan daya tarik bagi hewan jenis serta untuk menduga
kemampuan bertelur.
Rontok bulu atau moulting,
Rontok bulu adalah hal yang normal pada hewan termasuk bangsa unggas. Proses alami dalam
usahanya meremajakan ovum (calon telur). Rontok bulu yang umum terjadi meliputi bulu ekor
dan sayap. Proses moulting menunjukkan akan kemampuan seekor ayam petelur. Ayam petelur
yang saat moutingnya awal dan proses moultingnya lama, menunjukkan ayam tersebut
produksinya jelek, sedangkan yang saat moultingnya lambat dan proses moultingnya berlangsung
cepat, ayam tersebut mempunyai produksi telur tinggi. Pada ayam yang sedang moulting proses
bertelur akan terhenti, karena terjadi ketidakseimbangan fungsi biologis. Moulting dimulai dari
kepala, leher, perut kemudian ke punggung. Bila moulting sudah sampai ke sayap, produksi akan
berhenti.
Untuk mempercepat proses moulting dapat dilakukan force moulting (rontok bulu paksaan)
dengan cara : pemuasan, menempatkan ayam dalam kandang yang gelap, membatasi kandungan
nutrien dalam pakan dan memberi biji lamtoro dalam pakannya. Force moulting telah dapat
dicobakan dengan berbagai metode antara lain : washington Force Moulting Program,
Conventional Moulting Program, dan Induced Moulting yang kesemuanya ditujukan untuk
memperbaiki produksi telur.
2. Paruh (beak)
Paruh pada unggas berfungsi untuk merobek, mematuk dan mengambil makanan.
a. Cutting / pemotong à Ayam
b. Sieving / menyosor à Itik
c. Probing à Bangau
3. Kuku (nail)
Tipe kuku pada unggas berbeda-beda, diantaranya :
a. Tipe padling (berfungsi untuk mencakar-cakar tanah, berukuran kecil tetapi kuat)
b. Tipe swiming (tumbuh tidak terlalu baik, antara jari-jari terdapat selaput yang berfungsi untuk
beradaptasi dengan air)
c. Tipe bertengger (berukuran panjang dan kuat, berfungsi untuk bertengger atau hinggap didahan)
d. Tipe mencengkram (kuku tumbuh dengan kuat, melengkung, dan tajam, berfungsi untuk
mencabik-cabik mangsanya)
4. Sisik (scale)
Sisik pada unggas berfungsi untuk melindungi bagian kaki pada unggas, selain itu para
pesuka ayam aduan, sisik dapat dijadikan penilaian untuk mengetahui model pukulan ayam
tersebut dalam bertanding (Putranto, 2011).
Dermis / innerlayer merupakan bagian tubuh hewan yang bila dipotong akan berdarah. Yang
termasuk kelompok dermis adalah :
1. Jengger (comb)
2. Gelambir (pial)
3. Cuping telinga (ear lobe)
Pada beberapa bagian tubuh terdapat bagian kulit yang tanpa bulu, antara lain jengger,
gelambir, cuping, paruh, kuku. Jengger dan gelambir bersifat sensitif terhadap hormon sex
sehingga dapat dijadikan indikator karakteristik secundary sex, sebagai accesory
sexual epidermal. Organ ini merupakan kulit yang menjulur ke bagian luar. Pada ayam, umumnya
dermis kaya akan pembuluh darah sehingga organ ini berwarna merah. Hormon sex jantan
mengakibatkan jengger dan pial yang membesar dan tebal serta berwarna merah. Jengger
terdapat pada bagian atas kepala. Jengger ayam jantan lebih besar daripada ayam betina.
Beberapa bentuk jengger yaitusingle comb, pea comb , strawberry comb, cushion comb, walnut,
buttercup comb, V-shaped comb,rose comb.
Selain jengger, juga terdapat sepasang pial pada bagian kedua sisi rahang bawah di
bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging tebal yang terletak di bagian bawah
telinga. Warnanya bervariasi sesuai dengan masing-masing bangsa ayam.
Ukuran serta tekstur jengger dan pial dalam beberapa memiliki peranan dalam seleksi bibit
untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina. Hal tersebut dikarenakan kondisi organ ini
dapat dijadikan indikasi produktifitas seekor ayam betina. Ayam betina yang sedang bertelur
menunjukkan jengger yang merah dan menebal serta lunak dan hangat, sedangkan ayam
betina yang produksi menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan jengger yang tumbuh dan
berkembang dengan menunjukkan kinerja produksi dan reproduksi yang baik dibandingkan
ayam yang memiliki jengger kecil. Berdasarkan kajian dari latar belakang maka dilakukan
praktikum anatomi dan histologi ayam (unggas).

B. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mengetahui morfologi ayam (unggas) secara performance.


2. Mahasiswa mampu mengetahui body covering yang terdapat pada ayam (unggas).
3. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan karakteristik performance ayam (unggas) jantan
dan betina.
4. Mahasiswa mampu menggambarkan morfologi dan karakteristik performance ayam
(unggas) jantan dan betina.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian performance body covering ayam jantan
dan betina.

C. Manfaat

Setelah dilakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat mengetahui body covering ayam
(unggas).
BAB II
METODE

A. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Maret 2018 pukul 08.00-10.00 di kandang
ayam Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

B. Alat dan Bahan

Alat : - Meteran
- Jangka sorong
- Alat Tulis Kerja (ATK)
- Kamera
Bahan : Ayam Kampung

C. Prosedur Kerja

1. Setiap mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok praktikum disesuaikan dengan


waktu praktikum.
2. Setiap kelompok diberi jatah 5 ekor ayam jantan dan betina.
3. Setiap anggota kelompok diwajibkan mengamati setiap ekor ayam terutama pada
performance dan morfologi ayam jantan dan betina.
4. Setiap anggota yang sudah melaksanakan pengamatan akan diberi waktu untuk
menggambarkan hasil engamatannya di kertas kerja yang telah disediakan.
5. Peraktikan menggambarkan performance dan morfologi ayam jantan dan betina sesuai
yang diamati.
6. Setiap bagian yang diamati diberi keterangan.
7. Setelah dilakukan pengamatan dan menggambarkannya dikertas kerja, selanjutnya
diserahkan kepada para kakak asisten praktikum.
8. Kakak asisten praktikum akan memberikan evaluasi kepada setiap praktikum sesuai
dengan kertas kerja.
9. Praktikum diakhiri dengan kesimpulan berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

NO. NAMA AYAM PANJANG PANJANG TINGGI LEBAR


AYAM SAYAP KAKI KAKI
1. Ayam Kampung 26cm 18cm 6cm 1,41cm
Jantan 1
2. Ayam Kampung 20cm 12cm 6,5cm 1,32cm
Betina 1
3. Ayam Kampung 21cm 14cm 8,5cm 1,51cm
Betina 2
4. Ayam Kampung 28cm 17cm 7,5cm 1,15cm
Betina 3
5. Ayam Kampung 24cm 16cm 6cm 1,33cm
Jantan 2

B. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai