Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK UNGGAS


SISTEM PENCERNAAN UNGGAS

Disusun oleh:
Agung Triatmojo
15/383716/PT/06986

Asisten: Janoko Rio Ganara

LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS


DEPARTEMEN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

PENDAHULUAN
Sistem

pencernaan

pada

unggas

sangat

sederhana

dan

merupakan hewan monogastrik (berlambung tunggal). Sistem pencernan


unggas terbagi menjadi dua bagian, yaitu saluran cerna utama yang terdiri
atas mulut (paruh), oesophagus, tembolok (ingluvies), proventriculus,
ventriculus, usus halus, sekum, usus besar, dan kloaka serta kelenjar
pelengkap (asesoris) yaitu hati dan pancreas (Zainuduin, 2015). Setiap
bagian alat pencernaan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Mulut
berfungsi untuk minum dan memasukkan pakan, menghasilkan air liur
yang mengandung amilase (memecah amilum), dan sebagai pelumas
pakan untuk masuk ke dalam kerongkongan. Crop merupakan tempat
penampungan sementara pakan dan terjadi pelunakkan pakan yang
dibantu oleh enzim saliva. Proventriculus atau lambung sejati merupakan
lambung sesungguhnya bagi ayam karena didalamnya dihasilkan HCl
untuk mengaktifkan pepsin. Gizzard merupakan organ penting bagi ayam
karena didalamnya terjadi penghancuran pakan (pelumatan pakan) yang
dibantu oleh grit, sehingga pakan menjadi lumat seperti pasta yang
disebut chymne. Setelah lumat pakan masuk ke dalam usus halus untuk
diserap nutriennya, kemudian masuk ke coecum, tempat terjadinya
pencernaan serat kasar oleh mikrobia. Usus besar terjadi regulasi air
sebelum masuk ke dalam kloaka untuk dikeluarkan sebagai ekskreta
(Fadilah dan Agustin, 2011).
Praktikum

ilmu

ternak

unggas

ini

bertujuan

untuk

mengetahui efek perbedaan panjang dan berat terhadap fungsi dan


performa, sedangkan manfaat praktikum ilmu ternak unggas ini adalah
dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan panjang dan berat terhadap
fungsi dan performa.

MATERI DAN METODE


Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu pisau scapel,
kaca, plastik ukuran 11m, pita ukur, timbangan elektrik, dan gunting
bedah
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu ayam layer
afkir berumur lebih dari 72 minggu dengan berat 150 gram.
Metode
Ayam betina yang sudah disembelih, dipotong dan dibedah lalu
dikeluarkan seluruh organ pencernaan (jangan sampai putus), kemudian
diletakkan di atas alas kaca , kemudian diatur secara utuh dan diamati.
Praktikan menerangkan satu per satu tentang organ pencernaani. Setelah
itu diukur panjang perbagian, kemudian di potong perbagian, dikeluarkan
kotrorannya. Dicuci lalu ditimbang dan dicatat berat masing-masing organ.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem Pencernaan
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan saat praktikum
diperoleh data pengukuran panjang dan berat organ pencernaan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Data pengukuran panjang dan berat organ pencernaan
Nama Organ

Data Praktikum
Panjang Berat
(cm)
(gram)

Data Literatur
Panjang Berat
(cm)
(gram)

Oesophagus

10,5

20-25

5-7,5

Crop

7-10

8-12

Proventriculus

18

7,5-10

Gizzard

26

5-7,5

25-30

a Duodenum

28

26-34

6-14

b Jejunum

63

58-74

20,8

68

10

66-69

16-20

Coecum

40

20-25

6-8

Usus besar

11

10

4-6

Literatur

Nasrin
(2012)
Noferdiman
(2012)
Suprijatna
et al.
(2008)
Nasrin
(2012)

Usus halus:

Ileum

Nasrin
(2012)
Hamsah
(2013)
Darmawan
(2008)
Hassaouna
(2001)
Usman
(2010)

Organ
Tambahan
Setiadi
(2013)
Suprijatna
b Pankreas
11
2
10
2-4,5
(2005)
Sumiati
c Limfa
1
1
4
1,4
(2010)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh panjang
a Hati

34

11

42,74

oeshophagus ayam adalah 10,5 cm dan berat 2 gram. Nasrin (2012)


mengatakan bahwa kisaran ukuran oesophagus ialah 20 sampai 25 cm
dan bobot oesophagus adalah 5 sampai 7,5 cm. Berdasarkan praktikum

yang telah dilakukan menunjukan bahwa panjang oesophagus lebih


pendek dari literatur dan berat oesophagus lebih ringan dari pada literatur.
Nasrin (2012) mengatakan bahwa semakin besar ukuran oesophagus
maka semakin banyak mukosa yang dihasilkan proses metabolisme
pakan.
Panjang crop pada ayam adalah 6 cm dengan berat 7 gram
berdasarkan hasil praktikum. Noferdiman (2012) menyatakan bahwa
panjang crop pada ayam adalah 5 cm dan berat crop pada ayam adalah
4,26 gram sampai 4,8 gram. Berdasarkan hasil praktikum mendekati
dengan literatur dan berada pada kisaran normal. Noferdiman (2012)
mengatakan bahwa semakin besar ukuran cropnya maka semakin besar
daya tampungnya.
Panjang proventriculus preparat 6 cm dan beratnya 8 gram
berdasarkan hasil pengamatan. Nasrin (2012) mengatakan bahwa
panjang dari proventriculus adalah 2 cm sampai 3 cm dan beratnya ialah 2
gram sampai 6 gram. Panjang proventriculus tidak sesuai dan berat
proventriculus tidak sesuai dengan literatur yaitu berada di atas kisaran
normal. Nasrin (2012) menyatakan bahwa semakin besar ukurannya
maka semakin baik hasil pencernaan pakan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh panjang
gizzard pada ayam 6 cm dan berat gizzard ayam adalah 26 gram. Nasrin
(2012) mengatakan bahwa panjang dari gizzard ialah 3 cm sampai 5 cm
dengan berat sekitar 13 gram hingga 40 gram. Hasil yang diperoleh untuk
panjang gizzard tidak sesuai dengan literatur, sedangkan berat gizzard
sesuai dengan literatur. Nasrin (2012) menyatakan bahwa dampak yang
diakibatkan oleh besarnya ukuran gizzard adalah banyaknya makanan
yang dapat dilumatkan menjadi partikel yang lebih kecil sehingga
membantu dalam proses pencernaan di saluran selanjutnya.
Duodenum preparat memiliki panjang 28 cm dan berat 5 gram.
Nasrin et al. (2012) menyatakan bahwa panjang duodenum ayam sekitar
26 sampai 34 cm, sedangkan untuk berat duodenum 6 sampai 14 gram.

Dibandingkan dengan data literartur duodenum maka panjang duodenum


sudah sesuai namun berat duodenum lebih ringan. Sugito et al. (2007)
menyatakan semakin tinggi atau panjang duodenum adalah seiring
dengan

pertambahan

berat

badan.

Lenhard

dan

Mozes

(2003)

menyatakan pertumbuhan tinggi villi usus halus berhubungan erat dengan


potensi usus halus dalam menyerap sari-sari makanan. Semakin tinggi
villi usus halus, semakin besar efektifitas penyerapan sari-sari makanan
melalui epitel usus halus. Jadi semakin besar ukuran duodenum maka
semakin besar penyerapan sari-sari makanan, karena villi-villi yang ada
juga semakin banyak.
Panjang jejunum preparat adalah 63 cm dan beratnya 10 gram.
Hamsah (2013) menyatakan bahwa panjang jejunum sekitar 58 hingga 74
cm dan berat jejenum 2,9 hingga 3,8 gram. Dibandingkan dengan data
literatur panjang jejenum preparat sesuai dengan literatur dan beratnya
tidak sesuai dengan literatur. Nasrin (2012) menyatakan bahwa semakin
besar atau panjang usus maka penyerapan nutriennya akan semakin luas.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan panjang ileum
68 cm dan berat 10 gram. Darmawan (2008) menyatakan bahwa, panjang
ileum yaitu 66 hingga 69 cm dan berat yaitu 16 hingga 20 gram. Hasil
yang diperoleh sesuai dengan literatur dan berada pada kisaran normal.
Usman

(2010)

menyatakan

ileum

merupakan

bagian

akhir

dari

penyerapan nutrien, apabila panjang dan beratnya melebihi kisaran


normalnya maka penyerapannya lebih banyak tetapi kurang efisien. Jadi
bila ukuran ileum normal maka akan terjadi penyerapan yang banyak
dan efisien.
Coecum preparat memiliki panjang 40 cm dan berat 7 gram.
Hassaouna (2001) mengatakan bahwa panjang dari organ coecum
adalah 10 cm sampai 18 cm dengan berat sebesar 1 sampai 5 gram. Hasil
praktikum sudah sesuai dengan kisaran normal. Hassaouna (2011)
mengatakan bahwa semakin besar ukuran coecumnya maka semakin
besar konsumsi pakan serat kasar.

Hasil pengukuran menunjukkan panjang usus besar yaitu 11 cm


dan berat 5 gram. Usman (2010) mengatakan bahwa panjang usus besar
ayam dewasa adalah 10 cm, berat usus besar pada ayam sebesar 4
sampai 6 gram. Hasil yang diperoleh masih sesuai dengan literatur yang
ada. Hassaouna (2011) mengatakan bahwa semakin besar ukuran usus
besarnya maka semakin besar penyerapan airnya.
Organ tambahan
Berat hati preparat adalah 34 gram. Bobot hati dari hasil penelitian
ini tidak berbeda dari bobot hati ayam yang normal, yaitu sekitar

31

sampai 51 gram atau 1,70 sampai 2,30 persen dari bobot hidup
(Resnawati, 2010). Berdasarkan hasil yang diperoleh jika dibandingkan
dengan literatur berat hati sesuai dengan literatur dan berada pada
kisaran normal. Dampak yang diakibakan dari perbedaan ukuran hati
adalah banyaknya zat racun yang dapat dinetralisir oleh hati supaya tidak
menjadi toksik di dalam tubuh ayam. Semakin besar ukuran hati,
menunjukkan semakin banyak racun yang terdapat pada tubuh ayam.
(Usman, 2010).
Pankreas preparat memliki berat 2 gram dengan panjang 11 cm.
Nasrin (2012) mengatakan bahwa berat pankreas berkisar antara 2
sampai 4,5 gram. Dibandingkan dengan data literatur pankreas preparat
sudah sesuai dengan literatur. Tuli et al. (2014) menyatakan peningkatan
berat pankreas diduga sebagai respons kerjanya atas adanya tanin dalam
ransum, dimana tanin menstimulasi enzim-enzim pencernaan yang
meningkatkan produksi enzim agar proses pencernaan berjalan normal.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada ayam diperoleh
berat limfa 1 gram. Resnawati (2010) menyatakan bahwa panjang limfa 4
cm dan berat limfa ayam sekitar 1,424 gram. Amrullah (2004) menyatakan
ukuran limfa berpengaruh pada fungsi dan performa ayam. Ukuran limfa
yang lebih besar menandakan adanya aktivitas limfa yang berjalan baik
karena terjadi penggantian sel-sel darah secara berkala. Pearce (2005)
menyatakan apabila berat limfa lebih tinggi maka metabolisme nitrogen

tetutama pembentukan asam urat lebih banyak. Jadi besar kecilnya limfa
dipengaruhi umur dan akvitasnya. Semakin berat aktivitasnya maka limfa
akan semakin besar.
Secara umum faktor yang mempengaruhi perbedaan ukuran
adalah umur, pakan, bangsa dan aktivitas. Besar kecilnya pankreas
dipengaruhi oleh aktivitas , pakan dan umur ayam tersebut, semakin tinggi
ukurannya maka menunjukkan semakin berat kerjanya. Pencernaan
didalam pankreas dibantu oleh enzim-enzim yang dihasilkan didalamnya.
Usman (2010) menyatakan perbedaan ukuran coecum pada unggas bisa
disebabkan

oleh

perbedaan

individu

serta

pakan

yang

dikonsumsi. Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka


seka akan berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat
kasar. Ukuran yang tidak sempurna dapat disebabkan oleh hal aktivitas,
pakan, serta perbedaan umur ayam dan ukuran tubuh. Absorbsi nutrien
sangat berpengaruh pada ukuran ileum.
Rabatii (2010) menyatakan bahwa bursa fabricius adalah organ
limfoid sentral pada ayam, yang berperan sangat penting dalam
pengembangan ontogenetic imunitas adaptif pada spesies. Bursa
fabricius berperan dalam pengembangan kapasitas imunologi pada hewan
yang baru menetas untuk mengubah potensi imunologi pada perubahan
umur dan berat badan. Kusnadi (2009) menyatakan bahwa kinerja bursa
fabricius sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu lingkungan yang dapat
mengakibatkan turunnya bobot beberapa oragan limfoid seperti limfa dan
thymus. Faktor yang dapat mempengaruhi adalah tingginya temperatur
yang dapat memicu terjadinya stress oksidatif sehingga terbentuk pula
lipida peroksida dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan sel seperti sel
imun.

Keterangan :
H
G

A
D

A. Oeshopagus
B. Crop
C. Proventriculus
D. Gizzard
F. Usus halus
G. Coecum
H. Usus besar

C
B

Gambar 1. Sistem pencernaan ayam

KESIMPULAN
Sistem pencernaan ternak unggas terdiri dari oesophagus, crop,
proventriculus, gizzard, duodenum, jejunum, ileum, coecum, usus besar
dan kloaka. Panjang dan berat sistem pencernaan unggas berbeda-beda.
Efek perbedaan panjang dan berat sistem pencernaan berpengaruh
terhadap fungsi dan performa ayam. Sistem pencernaan ayam yang
semakin panjang dan berat menunjukkan tingkat aktivitas pencernaan
yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor: Lembaga Satu
Gunung Budi.
Hamsah.2013. Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada Ayam Ras
Pedaging Dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan
Setelah Menetas. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Hasanudin. Makassar.
Nasrin, M., M.N.H. Siddiqi, M.A. Masum and M.A. Wares. 2012. Gross and
histological studies of digestive tract of broilers during postnatal
growth and development. Bangladesh Agriculture University.10, (1)
Pearce,C Evelyn. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT
Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Rabitti, Domenico. 2010. Protagonist of Medicine. Springer. New York.
Resnawai, Heti. 2010. Bobot Organ-Organ Tubuh pada Ayam Pedaging
yang Diberi Pakan Mengandung Minyak Biji Saga. Balai Penelitian
Ternak. Bogor.
Sari, M. L., F. Gurki N. Ginting. 2012. Pengaruh Penambahan Enzim
Fitase Pada Ransum terhadap Berat Relatif Organ Pencernaan
Ayam Broiler. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Jawa Timur.
Setiadi, D., Nova, K., Tantalo, S. 2013. Perbandingan Bobot Hidup,
Karkas, Giblet, dan Lemak Abdominal Ayam Jantan Tipe Medium
dengan Strain yang Berbeda yang Diberi Ransum Komersial
Broiler. Fakultas Peternakan Unila. Lampung.
Tizzard, I. 1987. Pengantar Imunologi Veteriner. Edisi I. Airlangga
University Press. Surabaya.
Tuli, Noldy., F.J. Nangoy., E.S. Tangkere., and L.M.S. Tangkau. 2014. The
addition efectivenes of Curcuma xanthorrhiza roxb and Curcuma
zedoria rosc flours in ration on High Density Lipoprotein (HDL), Low
Density Lipoprotein (LDL) and the viscera of broiler. Jurnal zootek
(zootek journal) vol 34 (edisi khusus). Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi. Jakarta.
Usman, Ahmad Nur Ramdani. 2010. Pertumbuhan Ayam Broiler (Melalui
Sistem Pencernannya) Yang Diberi Pakan Nabati Dan Komersial
Dengan Penambahan Dysapro. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Yasin, Ismail. 2010. Pencernaan Serat Kasar Pada Ternak Unggas. Jurnal
Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 3. Fakultas Peternakan Undaris
Ungaran.
Yasin, A.M. 2011. Manajemen Pakan dan Perunggasan. Cetakan 6.
Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran Press. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai