Disusun oleh:
Agung Triatmojo
15/383716/PT/06986
Asisten: Janoko Rio Ganara
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Tingkah laku ayam
Koswara (2009) mengatakan bahwa kondisi dan tingkah laku ayam
diperiksa untuk melihat apakah berpenyakit atau tidak misalnya lemas dan
malas, tidak suka makan, sering bersin, kurang bereaksi terhadap
lingkungan, fesesnya berwarna putih dan encer serta tanda-tanda yang
lain, semua tanda-tanda yang terlihat dicatat. Selanjutnya diperiksa
keadaan masing-masing bagian seperti kepala, mata, sayap, leher, bulu,
kulit kaki, hidung dan tulang. Pemeriksaan ditujukkan untuk melihat
adanya penyimpangan warna kecerahan, bentuk, luka atau memar dan
lendir.
Berdasarkan praktkum yang telah dilakukan saat praktikum
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data persentase tingkah laku ayam
Tingkah laku ayam
Waktu
pengamatan
Walking
Suhu
Kelembaban
Pagi
57,58%
Feeding
and
Drinking
1,42%
36,84%
4,35%
0%
32,0C
54%
Siang
23,30%
33,77%
26,16%
5,39%
4,12%
36,9C
50%
Sore
53,26%
28,08%
18,66%
33,3C
52%
Resting
Foraging
Preening
minum
pada
ayam
biasanya
dilakukan
sambil
ingestif
yang
dilakukan
dengan
cara
mengambildan
pada ayam tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian North dan Bell
cit Tandiabang (2014) menyatakan bahwa kenaikan suhu tubuh seiring
dengan kenaikan suhu lingkungan akan menyebabkan ayam melakukan
penyesuaian untuk menjaga suhu tubuh tetap normal, yaitu dengan
mengurangi konsumsi pakan dan meningkatkan konsumsi air. Kegiatan
praktikum jika dibandingkan belum sesuai dengan literatur, dikarenakan
frekuensi waktu perpindahan waktu ayam pada saat feeding dan drinking
terkadang tidak tepat.
Tingkah laku resting biasa dilakukan ayam ketika dalam situasi
yang sepi,dan ayam biasanya beristirahat lebih dari 2 menit (Mishra et al,
cit Tandiabang). Istirahat adalah aktifitas dalam bentuk tidak melakukan
apapun atau diam meliputi istirahat berdiri dan istirahat duduk. Istirahat
merupakan perilaku yang dilakukan ayam setelah melakukan aktifitas
makan, merumput dan berjalan (Tandiabang, 2014). Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa persentase resting atau istirahat pada pagi hari
sebesar 36,84% ; siang hari 26,16% ; dan sore hari 18,66% dengan suhu
berturut-turut pagi 32,0C; 36,9C; 33,3%C. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa persentase tingkah laku resting dari yang paling tinggi berturutturut adalah pada pagi hari, siang hari , dan sore hari.Tandiabang (2014)
menjelaskan bahwa ayam akan mengurangi panas dalam tubuh dengan
tidak melakukan aktifitas dan untuk melonggarkan ruang gerak.Istirahat
dilakukan ayam ras petelur sebagai respon dari tingginya suhu.
Iskandar (2009) mengatakan bahwa sejalan dengan menurunnya
konsumsi pakan pada siang hari, persentase ayam yang berperilaku
istirahat lebih tinggi pada siang hari, namun pola perilaku ini tidak sejalan
dengan perilaku berdiri, yang merupakan perilaku berlawanan dengan
perilaku tidur dan istirahat. Kegiatan yang dilakukan jika dibandingkan
belum sesuai dengan literatur, karena Puspani et. al (2008) mengatakan
bahwa ayam pada lantai litter sekam di tanah akan lebih sering
beristirahat baik frekuensi dan lama istirahatnya, cekaman panas
mengakibatkan dapat mengakibatkan ayam takut bersesak-desakan di
tempat makan dan akan memilih waktu makan. Kebutuhan akan makanan
dipenuhi dengan meningkatkan frekuensi ke tempat makan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Schein cit Puspani et. al (2008) bahwa respon fisiologi
hewan pada temperatur lingkungan yang tinggi tergantung pada tingkat
kelembaban udara sekitar. Frekuensi ke tempat makan dan lama waktu
yang dihabiskan untuk makan tidak mencerminkan jumlah makanan yang
dimakan
karena
kemungkinan
ayam
hanya;
mempermainkan
mengembangkan
strategi
manajemen
dalam
memperbaiki
Pagi
Walking
Feeding and Drinking
Resting
Foraging
Preening
Siang
Walking
Feeding and Drinking
Resting
Foraging
Preening
Sore
Walking
Feeding and Drinking
Resting
Foraging
Preening
Kesimpulan
Kegiatan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
lingkungan mempengaruhi tingkah laku ayam. Kondisi lingkungan akan
mempengaruhi suhu tubuh ayam. Suhu tubuh akan menyeimbangkan
suhu lingkungan dengan melakukan berbagai tingkah laku yaitu walking,
feeding and drinking, resting, foraging, dan preening.
Daftar pustaka
Tandiabang, Budiman. 2014. Tingkah Laku Ayam Ras Petelur Fase Layer
Yang Dipelihara Dengan Sistem Free-Range Pada Musim
Kemarau. Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin. Makasar.
Iskandar, sofjan, Setyaningrum, Y. Amanda, Iman Rahayu. 2009.
Pengaruh kepadatan kandang terhadap pertumbuhan dan perilaku
ayamWareng-Tangerang Dara. Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Sulistyoningsih, Mei , Dwi Sunarti, Edjeng Suprijatna,dan Isroli. 2009.
Kajian perilaku makan dan minum ayam kampong berbasis riset
manajemen alas kandang. Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro Semarang.
Eny Puspa ni, I M. Nuriyasa , A.A.P Putra Wibawa, D.P.M.A. Candrawati.
2008. Pengaruh Tipe Lantai Kandang dan Kepadatan Ternak
Terhadap Tabiat Makan Ayam Pedaging Umur 2-6 Minggu. Vol. 11.
No. 1. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Bali.